epidemiologi :
wanita lebih sering
sering pada ras kulit putih
usia 20-30 th
Patogenesis
belum jelas : makanan , alkoholisme,
radang gastrointestinal, malabsorbsi, gangguan psikiatri
lingkungan : UV
panas
angin
gejala klinis
keluhan : wajah sensitif, terasa panas , memerah
nyeri : bila akneiform
khas : eritem di pipi, hidung, glabela
intensitas eritem berubah2
papul dan pustul : mirip akne
kadang teleangiektasis , edem
Rhynophyma:
b. terapi sistemik
- vitamin C dosis tinggi
C. tindakan :
- chemical peeling : as glikolat 20-35% tiap 3-4 minggu
- laser
MELANODERMA PASCAINFLAMSI
- hiperpigmentasi pascainflamasi
- pascainflamasi berasal dari :
- psoriasis
- akne
- lupus eritematosus diskoid
- liken simplek kronik
- dermatitis atopik
- liken planum
- zoster
- varisela
- cenderung menetap terutama pada kulit gelap
- GK :
pola & distribusi lesi kulit mengikuti penyakit terdahulu.
- PA :
Jumlah melanosit tetap
jumlah melanin meningkat
ALBINO
- hipopigmentasi general
- defek : pada sintesis melanin
- jumlah melanosit normal di epidermis, tanpa enzim tirosinase
- Gejala klinik banyak varian
okulokutaneus ( tersering )
- warna kulit sangat pucat/merah jambu
- rambut kuning, mata biru / merah jambu
- kelainan mata : nistagmus
fotofobi
gangguan refraksi berat
- tropis : lindungi dari U V : tabir surya , pakaian tertutup
high risk kanker kulit
perlu deteksi dini
VITILIGO
- hipopigmentasi lokal
- lahir : kulit normal
- kerusakan melanosit
- epidemiologi :
- 1 – 2 % populasi
- ada riwayat keluarga
- koinsidensi : DM, ggn tiroid, anemia pernisiosa
alopesia areata
teori terjadinya vitiligo
autoksik
adanya metabolit dari melanin yg merusak melanosit (ada
sel bunuh diri / cellular suicide)
imunologik
ada hubungan dg keln endokrin lain
(tiroiditis, DM, anemia pernisiosa)
neural
lesi sering mengenai satu sisi
(vitiligo segmental)
Gejala klinis :
makula hipo / depigmentasi
awal : merah jambu
simetris : terutama di akral , ekstremitas , wajah
dapat juga di : mukosa , retina , leptomening , rambut
, khoroid