Anda di halaman 1dari 24

DEFINISI

ANATOMI PROSTATE
KELENJAR PROSTAT
• Terletak disebelah inferior buli buli dan
melingkari uretra posterior.
• Bentuk seperti buah kenari dengan berat
normal pada orang dewasa 20 gram.
• Terdiri dari zona perifer, zona sentral,
zona transisional, zona fibromuskuler
anterior, zona periuretra.
EPIDEMIOLOGI
• Berdasarkan data autopsi perubahan
mikroskopik pada prostat sudah dapat
ditemukan pada usia 30-40 tahun.
• Pada lelaki usia 50 tahun, angka
kejadiannya sekitar 50% dan pada usia 80
tahun sekitar 80%
EPIDEMIOLOGI
Etiologi
• Teori Dihidrotestosteron
– metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat.
– Dibentuk dari testosterone di dalam sel prostat
oleh enzim 5 alfa-reduktase dengan bantuan
koenzim NADPH .
– DHT akan berikatan dengan reseptor androgen
(RA) membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel
dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth
factor yang menstimulasi pertumbuhan sel
prostat
• Ketidakseimbangan Estrogen-Testosteron
– Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun
sedangkan kadar estrogen relative tetap, sehingga
perbandingan antara estrogen dan testosteron relative
meningkat.
– Estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya
proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara
meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormone androgen, meningkatkan jumlah
reseptor androgen, menurunkan jumlah kematian sel-sel
prostat (apoptosis).
– Meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel batu akibat
rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel prostat
yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang
sehingga massa prostat jadi lebih besar.
• Interaksi stroma-epitel
– Diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel
stroma melalui mediator (growth factor) tertentu.
– Setelah sel-sel stroma mendapat stimulasi dari
DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis
suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri secara
intakrin dan autokrin, serta mempengaruhi sel-
sel epitel secara parakrin.
– Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi
sel-sel epitel maupun sel stroma.
• Berkurangnya kematian sel prostat
– Kematian sel (apoptosis) pada sel prostat
adalah mekanisme fisiologis untuk
mempertahankan homeostasis kelenjar
prostat.
– Pada apoptosis terjadi kondensasi dan
fragmentasi sel yang selanjutnya sel-sel yang
mengalami apoptosis akan difagositosis oleh
sel-sel di sekitarnya kemudian didegradasi
oleh enzim lisosom
• Teori Sel Stem
– Untuk mengganti sel-sel yang mengalami apoptosis,
selalu dibentuk sel-sel baru.
– Di dalam kelenjar prostat terdapat sel stem, yaitu sel
yang mempunyai kemampuan berprolioferasi sangat
ekstensif.
– Kehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan
hormon androgen, sehingga jika hormin ini kadarnya
menurun seperti yang erjadi pada kastrasi,
menyebabkan terjadinya apoptosis.
– Terjadinya proliferasi pada sel-sel BPH
dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel
stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel
stroma maupun sel epitel.
ETIOLOGI

Dihydrotestosterone and Steroid 5α-


Reductase

Role of Estrogens

Regulation of Programmed Cell Death

Stromal-Epithelial Interaction

Theory of stem cell


Patofisiologi
Gangguan
aliran urin

Kelenjar Mendesak
mekanik periuretra uretra pars
membesar prostatika
Pembesaran
prostat
Stimulasi pada Kontraksi otot
dinamik α adrenergik polos &
reseptor kenaikan tonus
Gangguan Resistensi Otot detrusor Anatomik buli
aliran urin meningkat berkontraksi berubah

Otot detrusor
Fase Terus Fase
tak mampu
dekompensasi menerus kompensasi
berkotraksi

Tekanan
Refluks Hidroureter,
intravesikal Gagal ginjal
vesico-ureter hidronefrosis
meningkat
Manifestasi klinis

Keluhan pada Keluhan pada Keluhan di luar
saluran kemih saluran kemih saluran kemih
bagian bawah bagian atas

•Gejala obstruktif •Nyeri pinggang •Hernia ingunialis


•Hesitansi •Benjolan di •hemoroid
•Intermitency pinggang
•Incomplete •demam
emptying
•Straining

•Gejala iritasi
•Urgency
•Frekuensi
•Urge
incontinence
•nocturia
Pemeriksaan fisik

Inspeksi
• Urin yang menetes tanpa disadar

 Colok dubur :
Palpasi  Konsistensi
prostat kenyal
• Teraba masa di daerah supra simfisis  Tidak didapatkan
nodul

Perkusi
• Buli-buli terasa penuh
Pemeriksaan penunjang

laboratorium Sedimen urin  proses infeksi atau inflamasi

Kultur urin  jenis kuman dan sensitifitas kuman terhadap


antimikroba
Faal ginjal  penyulit saluran kemih bagian atas

Gula darah  DM menyebabkan buli buli neurogenik

PSA  jika curiga Ca prostat


Foto
polos
abdomen

Trans abdominal
Pencitraan ultrasonography
(TAUS)

IVU USG

Trans uretral
ultrasonography
(TRUS)
• Foto polos abdomen  batu opak saluran kemih, batu prostat,
bayangan buli buli terisi penuh oleh urin
• IVU hidroureter, hidronefrosis, indentasi prostat atau
ureter dibagian distal seperti hooked fish, penyulit buli buli
seperti traberkulasi, divertikel, sakulasi
• Usg
– TAUS
• Perkiraan volume prostat
• Panjang protrusi prostat ke buli/PP
• Kelainan pada buli-buli
• Menghitung sisa urin pasca miksi
• Kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat

– TRUS
• Kemungkinan keganasan prostat berupa area hipoekoik
• Petunjuk dalam melakukan biopsy prostat
Tatalaksana

Medikamentosa Pembedahan

• Penghambat • Pembedahan
adrenagik alfa terbuka
untuk mengurangi • Pembedahan
resistensi otot polos endourologi
prostat • TURP (reseksi
• Penghambat 5 alfa prostat transuretra)
reductase untuk • Elektrovaporisasi
mengurangi volume prostat
prostat dengan
• Laser prostatektomi
menurunkan kadar
hormone
testosterone/DHT
Pembedahan
direkomendasikan Tidak menunjukkan perbaikan setelah medikamentosa
pada pasien BPH
yang :
Mengalami retensi urin

Infeksi saluran berulang

hematuria

Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai