Anda di halaman 1dari 11

Merlinda

102015163/E1
Anamnesis

ANAMNESIS
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
• Identitas : Perempuan berusia 20 tahun
• KU Seorang :perempuan berusia
sesak nafas Diagnosis 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan
Kerja
• RPS sesak nafas. : sesak sejak 1 hari yll, ada keluhan sakit tenggorokan yang disertai demam sejak 1
minggu. Leher kanan kiri bengkak
Diagnosis sejak 3 hari yll, kesulitan menelan(-), suara serak(-).
Banding

Etiologi
♀ 20 tahun dengan keluhan
sesak nafas
Epidemiologi

PEMERIKSAAN FISIK
Patofisiologi
• BP : 120/80 mmHg
Tatalaksana
• T : 37,5ºC
• Tenggorokan : Tonsil T2/T2, hiperemis
Prognosis
& tampak pseudomembran di tonsil kanan dan kiri

Pencegahan

Kesimpulan
DIAGNOSIS KERJA

TONSILITIS AKUT DIFTERI dengan KOMPLIKASI


Peradangan tonsil Infeksi Corynebacterium Sumbatan jalan
palatina diphteriae nafas
DIAGNOSIS BANDING

TONSILITIS AKUT BAKTERIALIS


1. Grup A Streptococcus  hemolitikus
2. Pneumococcus
3. Streptococcus piogenes
Pemeriksaan Fisik:
Tonsil membengkak,
hiperemis dan ada detritus
berbentuk folikel.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap


2. Identifikasi bakteri  bahan pemeriksaan : sputum
3. Shick tes  pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat antibodi terhadap toksin
yang dihasilkan oleh kuman difteri
4. Uji Elek-Ouchterlony  uji untuk menentukan apakah strain difteri tersebut
menghasilkan toksin atau tidak dari hasil pembiakan
A
N
A
T
O
M
I
ETIOLOGI Corynebacterium EPIDEMIOLOGI
diphteriae
WHO
1. India : 3.977 kasus (2008), 3.529 kasus
(2009), 3.434 kasus (2010), 4.233 kasus
(2011), dan 2.525 kasus (2012)
2. Indonesia  Jawa Timur (80% nasional)

Gram + tidak teratur, tidak bergerak,


tidak membentuk spora & berbentuk
batang pleomorfik

Penyebaran infeksi : udara (air bone


droplets), tangan, ciuman
PATOFISIOLOGI DIFTERI

Eksotoksin

Menghambat sintesis protein


(Inaktivasi transfer RNA translocase
(the elongation factors 2) 
mencegah penambahan asam amino
untuk pertumbuhan rantai
polypeptide)
Inkubasi 1-8 hari

Kematian sel

Destruksi jaringan

Toksin menyebar
(limfatik/hematologic) ke miokardium
(10-14 hari), ginjal, sistem saraf
PATOFISIOLOGI TONSILITIS
MANIFESTASI
PENATALAKSANAAN
1.
KLINIS
Anti Difteri Serum (ADS) : dosis 10.000-100.000 unit  tergantung
berat dan umur penyakit
2. Antibiotik : Penisilin / Eritromisin 25-50mg/kgBB/hari
3. Pengobatan simptomatik
4. Isolasi  penting!
5. Tonsilektomi : indikasi apabila terjadi gangguan jalan nafas
 Miokarditis  Kelumpuhan otot
 Menjaga kebersihan
pernafasan  sumbatan
 Demyelinating diri
jalan nafas !
polyneuropathy
 Imunisasi
 Ginjal :
 Suara parau
albuminurianefritis

Tergantung dari :
Umur pasien Berdasarkan hasil
Virulensi kuman anamnesis, PF, dan
Lokasi dan perluasan membran PP pasien terbukti
Kecepatan terapi menderita
Status kekebalan  ku penderita TONSILITIS AKUT
Ada tidaknya komplikasi DIFTERI DENGAN
KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai