Anda di halaman 1dari 40

Atomic Structure-2

Classical View – electrons


and properties of electrons

Experiments with Light –


Quantum Theory

Quantum View – behavior of


electrons in atoms
EOS
Chapter 7: Atomic Structure 1
Atomic Model:
J. J. Thomson – Raisin Pudding Model
• Thomson proposed an atom with a positively charged sphere
containing equally spaced electrons inside
• Proposed for a hydrogen atom that there was one electron at the exact
center of the sphere
• Proposed for a helium atom that two electrons existed along a straight
line through the center, with each electron being halfway between the
center and the outer surface of the sphere

EOS
2
Rutherford’s Model
Ernest Rutherford characterized alpha particles through an experiment
and discovered the positive charge of an atom is concentrated in the
center of an atom, the nucleus

EOS
3
Teori Kuantum dan Struktur elektronik atom

● Perubahan Fisika Klasik ke Teori Kuantum


• Ahli fisika (klasik) selalu menyatakan bahwa energi adalah kontinyu, yang artinya
jumlah energi berapapun akan dilepaskan dalam proses radiasi. Tetapi Planck
berpendapat bahwa energi dapat dilepaskan hanya dalam jumlah tertentu yang
disebut quanta, sehingga berkembang menuju teori kuantum

• SIFAT-SIFAT GELOMBANG
Gelombang gangguan vibrasi yang melibatkan perpindahan
energi. Kecepatan gelombang tergantung pada jenis dan
sifat medium ( udara, air, vakum)
- panjang gelombang (λ, lambda) adalah jarak antara titik
identik pada gelombang sempurna
- frekuensi (, nu) jumlah gelombang yang melewati titik utama dalam
satu detik
- amplitudo adalah jarak vertikal dari tengah-tengah gelombang sampai
puncak
• TEORI KUANTUM PLANCK’S
Max Planck menyelesaikan perdebatkan tentang tentang
sifat energi radian yang diemisikan oleh materi yang
dipanaskan. Planck mengusulkan bahwa radiasi dapat
diserap atau diemisikan tidak secara kontinyu, tetapi
energi radian adalah diskontinyu dan terdiri atas paket-
paket energi yang disebut quanta atau foton. Energi
foton sebanding dengan frekuensi radiasi

E = h
Paket-paket energi tersebut kelipatan bulat dari h
(1h, 2h, 3h, dst ) dan tidak pernah 1,4 h atau 1,6 h
h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J.s.foton-1
Quantum Theory – Photoelectric Effect

Einstein considered electromagnetic energy to be


bundled into little packets called photons

Energy of photon is
E = hv

EOS
6
Planck’s quantum hypothesis states that energy can be absorbed or
emitted only as a quantum or as whole multiples of a quantum

Excitation by absorption of light and


de-excitation by emission of light
Jika tembaga disinari dengan elektron berenergi tinggi,
Sinar X akan dipancarkan. Hitung energi foton (dlm
joule) jika panjang gelombang sinar X 0,154 nm.

E=hx
E = h x c /
E = 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 10 8 (m/s) / 0,154 x 10-9 (m)
E = 1,29 x 10 -15 J

7.2
Alur Spektrum Pancar dari Atom Hidrogen

7.3
Line Spectra: atomic emission spectrum
The pattern of lines emitted by excited atoms of an
element is unique = atomic emission spectrum

EOS
10
● Teori Bohr
• Niels Bohr mengembangkan teori struktur atom baru
dengan menjelaskan posisi-posisi garis Balmer dan
Paschen
• Atom divisualisasikan sebagai inti positip yang dikelilingi
oleh satu atau lebih elektron yang bergerak dalam orbit
berputar tertentu
• Asumsi yang digunakan
(1) Selama dalam orbitnya elektron tidak menyerap atau
melepaskan energi
(2) Jika elektron berpindah ke orbit yang lain akan disertai
penyerapan atau pelepasan sejumlah energi tertentu
yang besarnya sama dengan perbedaan energi antara
dua keadaan stasioner
Model Atom Bohr
(1913)
1. e- hanya dapat memiliki
besaran energi yg
spesifik (terkuantisasi).
2. cahaya dipancarkan
sebagai gerakan e- dari
suatu tingkat energi level
tingkat energi yg lebih
rendah.
1
En = -RH ( )
n2
n (bilangan kuantum utama) = 1,2,3,…
RH (konstanta Rydberg) = 2,18 x 10-18J
7.3
Efoton = E = Ef - Ei
ni = 3 ni = 3
1
Ef = -RH ( 2 )
nf
ni = 2
1
nf = 2 Ei = -RH ( 2 )
ni
1 1
E = RH( 2 )
ni n2f

nnf f==11

7.3
Hitung panjang gelombang (dlm nm) dari
suatu foton yg dipancarkan oleh atom
hidrogen ketika elektron turun dari kondisi n =
5 menjadi kondisi n = 3.
1 1
Efoton = E = RH( 2 2 )
ni nf
Efoton = 2,18 x 10-18 J x (1/25 - 1/9)
Efoton = E = -1,55 x 10-19 J
Efoton = h x c /
 = h x c / Efoton
 = 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 108 (m/dt)/1,55 x 10-19J
 = 1.280 nm
7.3
Kenapa energi e-
terkuantisasi?

De Broglie (1924)
menyatakan bahwa e-
merupakan partikel dan
gelombang.

2r = n  = h/mu
u = kecepatan e-
m = massa e-
7.4
Berapakah panjang gelombang Broglie
(dlm nm) pada bola Ping-Pong seberat
2.5 g yg bergerak 15,6 m/dt?

 = h/mu h dlm J•s m dlm kg u dlm (m/dt)


 = 6,63 x 10-34 / (2,5 x 10-3 x 15,6)
 = 1,7 x 10-32 m = 1,7 x 10-23 nm

7.4
Rumus Gelombang Schrodinger
In 1926 Schrodinger menulis suatu rumusan yang
mendeskripsikan sifat-sifat partikel dan gelombang
dari e-
Fungsi gelombang () menyatakan:
1. energi e- memiliki jml tertentu 
2. probabilitas memperoleh e-
dalam suatu volume ruang (orbital)
Rumus Schrodinger hanya dapat memprediksi atom
hidrogen. Untuk sistem dg banyak elektron hanya
dapat dilakukan perkiraan.
7.5
Rumus Gelombang Schrodinger
fn(n, l, ml, ms)

bilangan kuantum utama n

n = 1, 2, 3, 4, ….

jarak e- dari inti

n=1 n=2 n=3

7.6
Dimana 90% dari
kerapatan e- untuk
orbital 1s

kerapatan e- (orbital 1s) turun dg cepat


ketika jarak dari inti bertambah

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
= fn(n, l, ml, ms)
Bilangan kuantum momentum sudut l
Untuk nilai tertentu n, l = 0, 1, 2, 3, … n-1

l=0 orbital s
n = 1, l = 0
l=1 orbital p
n = 2, l = 0 or 1
l=2 orbital d
n = 3, l = 0, 1, or 2
l=3 orbital f
Ukuran “volume” ruangan yang ditempati e-

7.6
l = 0 (orbital s)

l = 1 (orbital p)

7.6
l = 2 (orbital d)

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger

= fn(n, l, ml, ms)

Bilangan kuantum magnetik ml

Untuk nilai tertentu l


ml = -l, …., 0, …. +l

Jika l = 1 (orbital p), ml = -1, 0, or 1


Jika l = 2 (orbital d), ml = -2, -1, 0, 1, or 2

orientasi orbital dlm ruang

7.6
ml = -1 ml = 0 ml = 1

ml = -2 ml = -1 ml = 0 ml = 1 ml = 2
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger

= fn(n, l, ml, ms)


bilangan kuantum spin elektron ms
ms = +½ or -½

ms = +½ ms = -½

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
= fn(n, l, ml, ms)
Eksistensi (dan energi) elektron pd atom dideskripsikan
oleh fungsi gelombang khas .
Prinsip larangan Pauli – tidak ada elektron2 dlm satu
atom yg memiliki keempat bilangan kuantum yg sama.

Tiap kursi teridentifikasi secara khusus (E,


R12, S8)
Tiap posisi hanya dapat menampung satu
individu pada suatu waktu
7.6
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
= fn(n, l, ml, ms)

Kulit – elektron dengan nilai n yang sama

Subkulit – elektron dengan nilai n dan l yang sama

Orbital – elektron dg nilai n, l, dan ml yang sama

Berapa banyak elektron yg dapat ditampung orbital?


Jika n, l, dan ml tetap, maka ms = ½ or - ½

= (n, l, ml, ½) or= (n, l, ml, -½)


Satu orbital dapat menampung 2 elektron 7.6
Berapa banyak orbital 2p terdapat pada atom?
n=2
jika l = 1, maka ml = -1, 0, or +1
2p
3 orbital
l=1

Berapa banyak elektron dapat ditempatkan pada


subkulit 3d?
n=3 If l = 2, maka ml = -2, -1, 0, +1, or +2
3d 5 orbital dapat menampung total 10 e-

l=2 7.6
Energi di orbital pada atom dg satu elektron
Energi hanya ditentukan oleh bilangan kuantum utama n

n=3

n=2
1
En = -RH ( )
n2

n=1

7.7
Energi di orbital pd atom dg banyak elektron
Energi ditentukan oleh n dan l

n=3 l = 2

n=3 l = 1
n=3 l = 0

n=2 l = 1
n=2 l = 0

n=1 l = 0
7.7
“Tata cara pengisian” elektron pd orbital dg energi terendah
(prinsip Aufbau)

C 6 elektron
B 5 elektron
??
Be 4 elektron
Li 3 elektron
Li 1s22s1
Be 1s22s2
B 1s22s22p1
He 2 elektron H 1 elektron
H 1s1 He 1s2
7.7
Susunan elektron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlah
spin paralel terbanyak (aturan Hund).

Ne 10 elektron
F 9 elektron
O 8 elektron
N 7 elektron
C 6 elektron

C 1s22s22p2
N 1s22s22p3
O 1s22s22p4
F 1s22s22p5
Ne 1s22s22p6
7.7
Urutan pengisian subkulit pada atom berelektron banyak

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
7.7
Konfigurasi electron merupakan bagaimana elektron
tersebar di antara berbagai orbital atom.

jumlah elektron
pd orbital atau subkulit
1s1
Bilangan kuantum utama n Bilangan kuantuk
momentum sudut l

diagram orbital

H
1s1
7.8
Berapakah konfigurasi elektron Mg?
Mg 12 elektron
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s
1s22s22p63s2 2 + 2 + 6 + 2 = 12 elektron
Tersusun menjadi [Ne]3s2 [Ne] 1s22s22p6

Berapakah nomor kuantum yang mungkin bagi


elektron subkulit terluar Cl?
Cl 17 elektron 1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s
1s22s22p63s23p5 2 + 2 + 6 + 2 + 5 = 17 elektron
Elektron terakhir ditambahkan pd orbital 3p
n=3 l=1 ml = -1, 0, or +1 ms = ½ or -½
7.8
Subkulit terluar yang terisi dengan elektron

7.8
7.8
Paramagnetik Diamagnetik
Elektron tdk berpasangan Seluruh elektron berpasangan

2p 2p
7.8
Atomic Orbitals

Boundary Surface of atomic (s, p, d) orbitals

Anda mungkin juga menyukai