Anda di halaman 1dari 27

KEJANG DEMAM PADA ANAK

Canty Gracella Lamandasa – 102012 456


David John – 102013 242
Adelia Yuantika – 102013 330
Chrisanto – 102014 046
Tika Ayu Hasta Riani – 102014 070
Minati Puspawardani – 102014 149
Nur Azreen BT Mohamad Hamid – 102014 245
Andry Larsen Manurung – 102014 256
Yunita Sofianti – 102016289

KELOMPOK C-5
Skenario 7
 Seorang anak perempuan 4 tahun dibawa ibunya
ke IGD RS karena kejang seluruh tubuhnya 30 menit
yang lalu
Identifikasi istilah
 Tidak ada
Rumusan Masalah
 Anak perempuan 4 tahun dibawa ke IGD karena
kejang seluruh tubuhnya 30 menit yang lalu
Mind Map

Anamnesis
PF
PP

WD
RM DD
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISOLOGI
GEJALA
KLINIS
KOMPLIKASI
TATALAKSANA

PENCEGAHAN
Hipotesis
 Anak perempuan tersebut mengalami kejang
demam sederhana
ANAMNESIS
Tanyakan :
1) Waktu terjadinya kejang, durasi, frekuensi.
2) Kesadaran sebelum dan sesudah kejang
3) Riwayat demam
4) Kejang disertai demam atau kejang tanpa demam
lalu mengalami kejang disertai demam kembali.
5) Ada apa tidak riwayat gangguan neurologis
Hasil Anamnesis
 Identitas: Perempuan 4 tahun
 KU: Pasien kejang seluruh tubuhnya 30 menit yg lalu
 RPS: Kejang kelojotan seluruh tubuh, mata mendelik ke atas,
kejang berlangsung selama 5 menit&hanya 1 kali serta kejang
diawali demam tinggi 40°C & batuk pilek sejak 2 hari yang
lalu
 RPD: Riwayat pasien pernah kejang di sertai demam saat usia
1 tahun
PEMERIKSAAN FISIK

 KU : Rewel, Kesadaran : Compos mentis


 TTV: Dalam batas normal
 Pemeriksaan Fokus Infeksi
 Melihat apa tonsil memerah atau tidak.
 Apakah gendang telinga hipereremi atau tidak.
 Apakah ada ruam kulit atau tidak.
• Tanda Rangsang Meningeal
1. Kaku kuduk
2. Brudzinski I & II
3. Kernig
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Jika kejang demam sederhana tdk diperlukan PP.
 Pd kejang demam sederhana PP hanya u/ mencari
penyakit dasaryg menyebabkan demam.
Punksi lumbal
 WAJIB untuk anak < 12 bulan dgn kejang demam

 Dianjurkan untuk anak < 18 bulan dengan kejang demam

 Kejang demam dengan meningeal (+)

 Kejang demam kompleks

 Dicurigai meningitis, ensefalitis

 Partially treated meningitis

EEG
 Pemeriksaan gelombang otak untuk meniliti
ketidaknormalan gelombang
Pemeriksaan Lab
 Darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor atau gula
darah tidak rutin
DIAGNOSIS KERJA
Kejang Demam Sederhana
1) Kejang + demam
2) Anak usia 6 bulan s/d 5 tahun.
3) Tanpa kelainan neurologis pada PF atau pada
riwayat perkembangan
4) Ekstrakranium bukan intrakranium atau penyebab
lain
5) Demam > 38,5 C
Klasifikasi kejang demam
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
-Kejang bersfifat umum dan -Kejang berlangsung > 15
kurang dari 15 menit menit
-Kejang berhenti sendiri -Kejang fokal atau kejang
dan tidak berulang dalam multiple yang terjadi dalam
24 jam waktu yang berdekatan antara
-Kejang umum tonik klonik. 1 kejang dengan kejang yang
-Kejang tidak ada lebih lainnya.
dari 1 kali dalam 24 jam -Kejang terjadi lebih dari 1x
-Tidak ada kelainan dalam 24 jam
neurologis setelah kejang -Kejang fokal atau kejang
-Anaknya dalam keadaan fokal yang menjalar menjadi
sadar kejang umum
- Mirip gejala SSP
Diagnosis Banding
 Epilepsi
Kompleks gejala yang timbul akibat gangguan fungsi
otak yang digunakan fungsinya sendiri dapat disebabkan oleh
berbagai proses patologik (gangguan kronik) dengan tanda
utama adalah kejang spontan yang berulang.

 Meningitis
- Trias : demam , kaku kuduk, sakit kepala
- Perubahan tingkat kesadaran
- Letargi, iritabilitas, atau delirium
Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis dan
Ensefalitis

Demam Pencetusnya Tidak berkaitan Salah satu


demam dengan demam gejalanya demam

Kelainan Otak - + +

Kejang Berulang + + +

Penurunan + - +
Kesadaran
ETIOLOGI
1) Umur anak
2) Tinggi dan cepatnya suhu meningkat
3) Hereditas
4) Imunisasi DPT dan campak
EPIDEMIOLOGI
 Penelitian oleh berbagai pakar didapatkan bahwa sekitar
2,2-2,5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum
mereka mencapai usia 5 tahun
 Laki-laki : wanita = 1,4 : 1
 Miyake ( 1992 ) dari 112 penderita kejang demam = 60 laki-
lako dan 52 perempuan
 Lumbahobing (1975) : Insidens tertinggi antara usia 6 bulan
s/d 1 tahun
 Kurang lebih 3% anak yg berumur 6 bulan s/d 9 tahun
pernah menderita satu kali atau lebih serangan kejang
demam
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

 Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak


kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang
tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan
saraf pusat, misalnya tonsillitis, otitis media, bronchitis dan
furunkulosis
 Saat kejang anak akan mengalami:
 Anak hilang kesadaran
 Tangan & kaki kaku/tersentak-sentak
 Sulit bernafas
 Wajah & kulit menjadi pucat/kebiruan
 Mata berputar-putar sehingga hanya putih mata yang terlihat
KOMPLIKASI
 Kejang berulang
 Epilepsi
 Hemiparesis (kelumpuhan)
 Retardasi mental, gangguan belajar dan perilaku,
serta motoric
PENATALAKSAAN MEDIKA
MENTOSA

Obat Buccal IV Dose Rectal Dose


Midazolam 0,5 mg/ kg ( max
10 mg )
Diazepam 0,3 mg/kg at a rate 0,5 mg/kg (max 20
of 2mg/min ( max 5 mg per dose )
mg per dose < 5
years; 10 mg for ≥
5 years )
Lorazepam 0,05-0,1 mg/kg 0,1 mg/kg ( max 4
over 1-2 min ( max mg per dose )
4 mg per dose ) diluted 1:1 with
water prior to
administration
Non medika mentosa

1) Edukasi kepada orang tua agar tidak panik


2) Apabila anak kejang kembali
 Tetap tenang dan jangan panik
 Longgarkan pakaian terutama sekitar leher
 Bila tidak sadar :
 Posisi terlentang dengan kepala miring
 Jangan memasukkan sesuatu apapun ke dalam mulut walau untuk
mencegah lidah tergigit
 Bersihkan lendir/ ludah/ muntahan dari mulut dan hidung
 Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
 Tetap bersama anak selama kejang
 Diazepam rektal; jangan diberikan bila kejang berhenti
 Bawa ke dokter/ klinik/ RS bila kejang ≥5’.6
PENCEGAHAN

Terutama dari kejang adalah mencegah agar suhu


tubuh anak tidak terlalu tinggi sehingga tidak
menjadi faktor pemicu timbulnya kejang
PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat
prognosisnya baik
KESIMPULAN

Penyakit kejang demam merupakan penyakit yang


paling sering menyerang pada bayi dan balita
lebih banyak menyerang pada anak laki-laki. Jika
tidak diobati dengan cepat dan baik akan
menyebabkan gangguan pada syaraf dan
berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan balita.

Anda mungkin juga menyukai