(Oral) F1 F2 1 Ol. Ricini 2000 2000 2 PGA 500 - 3 Tragakan - 100 4 Sirupus Simplex 500 500 5 Propilen Glikol 500 500 6 Ol. Citrus 0,25 gtt 0,25 gtt 7 Yellow color 5 5 8 Nipagin 6.5 6.5 9 Nipasol 3.5 3.5 10 Aquadest 5ml 5ml Hasil Pengamatan Hari ke- Hari pertama F1 (Kelompok F1 (Kelompok F2 F2 No. Evaluasi sediaan 1) 2) (Kelompok 3) (Kelompok 4) Emulgator Gom Arab Emulgator Tragakan 1 Organoleptis Bentuk Kental Kental Kental Kental Bau Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Rasa Manis Manis lama Manis lama lama Manis lama lama lama hambar pahit hambar 2 Tipe emulsi O/W O/W O/W O/W 3 Uji sentrifugasi Hu (5 menit I) 4.5 5.8 5 4.5 Hu (5 menit II) 4 5.1 5 7.5 Hu (5 menit III) 3.5 5.1 5.4 3.5 HARI KE- HARI KE- 1 3 Pembahasan • Pada formula sediaan emulsi oral, menggunakan emulgator golongan hidrokoloid yaitu gom arab untuk formula 1 dan tragakan untuk formula 2. Pada kelompok kami yaitu formula ke-1 dengan metode gom kering didapat hasil uji organoleptis yaitu sediaan berwarna kuning, rasa manis lama-lama hambar, bentuk kental dan bau jeruk. Hasil uji sentrifugasinya didapatkan hu 5 menit pertama 5,8 cm lalu 5 menit kedua 5,1 cm dan 5 menit ketiga 5,1 cm. • Gom arab jauh lebih mudah larut dalam air daripada hidrokoloid lainnya, Gom arab merupakan bahan pengemulsi yang sangat baik utuk tipe emulsi minyak dalam air untuk obat dan pangan (Murwan et al, 2008). • Permasalahan yang ditemukan pada sediaan emulsi oral kelompok kami ialah sediaan yang dihasilkan dengan formula 1 yang menggunakan emulgator gom arab kurang kental daripada sediaan kelompok dengan formula 2 yang menggunakan emulgator tragakan. Hal ini dikarenakan tragakan memiliki sifat tiksotropik dan pseudoplastik yang membuat tragakan lebih baik sebagai zat pengental dibanding gom arab. seharusnya gom arab menghasilkan viskositas lebih tinggi namun karena sediaan tidak berada dalam suhu 20° C maka menyebabkan gom arab tidak bekerja sesuai dengan literature. • Uji sentrifugasi dilakukan untuk mengevaluasi dan meramalkan shelf- life dari suatu emulsi dengan mengamati pemisahan fase. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa dari kedua formula tersebut mengalami pemisahan menjadi 2 fase setelah dilakukan sentrifugasi, di mana lapisan atas merupakan fase minyak dan lapisan bawah merupakan fase air. Pembentukan suatu lapisan minyak secara cepat setelah sentrifugasi merupakan tanda pertama untuk fenomena ketidakstabilan yang menyebabkan umur simpan sediaan tersebut semakin singkat (Nabiela, 2013). Sediaan Topikal Pengamatan pengamatan hari pertama hari ketiga Pembahasan • Pada sediaan topikal dalam prosedur pembuatan, fase minyak dilebur terlebih dahulu yang memiliki titik leleh tinggi, hal ini dimaksudkan agar fase minyak yang memang sudah dalam bentuk cairan tidak menguap karena perbedaan titik didih. Suhu 60-70°C dimaksudkan agar metil dan propil paraben lebih cepat melarut dalam sediaan, dan agar eksipien lain juga cepat melarut namun tidak menguap. Fase air dan fase minyak dicampur dengan cara fase minyak terlebih dahulu kemudian fase air, hal ini dilakukan agar terbentuk emulsi w/o, kemudian setelah semua larut maka suhu diturunkan sampai dengan 40°C agar parfum yang ditambahkan ke dalam sediaan tidak menguap karena termasuk zat yang mudah menguap. • Dalam sediaan topikal hal yang diamati berupa uji organoleptis, uji sentrifugasi serta uji mikroskopik. Dimana semua kelompok mengerjakan formula yang sama dengan metode kelompok 1 dan 2 menjadikan emulsi w/o sedangkan kelompok 3 dan 4 menjadikan emulsi o/w pula sehingga didapatkan hasil seperti berikut: • Pada kelompok kami sediaan yang kental bewarna putih berbau jeruk dengan hasil uji sentrifugasi 2 menit pertama yaitu 5 cm lalu 2 menit kedua adalah 4 cm serta 2 menit ketiga 3,4 cm serta membentuk tipe emulsi w/o. Sedangkan pada kelompok pertama hasilnya ialah organoleptis sediaan yang kental berbau jeruk serta berwarna putih. Uji sentrifugasinya ialah pada 2 menit pertama yaitu 5,4 cm lalu 2 menit kedua adalah 5 cm serta 2 menit ketiga 4,8 cm dan membentuk tipe emulsi o/w yang seharusnya w/o, hal ini bisa dikarenakan kesalahan memasukkan fase, yaitu fase air ke dalam fase minyak (yang benar), namun terbalik menjadi fase minyak ke dalam fase air. Sedangkan untuk perbedaan tinggi creaming bisa disebabkan karena perbedaan kecepatan creaming emulsi kelompok kami dengan kelompok 1. • Kemudian pada kelompok ketiga hasil organoleptis sediaannya kental berbau lemon serta berwarna putih. Uji sentrifugasinya ialah pada 2 menit pertama yaitu 5 cm lalu 2 menit kedua adalah 5 cm serta 2 menit ketiga 5,5 cm.Berbeda dengan kelompok lainnya, kelompok keempat hasilnya ialah organoleptis sediaan yang encer berbau lemon serta berwarna putih. Uji sentrifugasinya ialah pada 2 menit pertama yaitu 2,1 cm lalu 2 menit kedua adalah 1,8 cm serta 2 menit ketiga 1,8 cm. Perbedaan tinggi creaming yang jauh bisa disebabkan karena perbedaan emulsi yang dibentuk, kelompok 3 membentuk emulsi creaming-flokulasi sedangkan kelompok 4 membentuk emulsi breaking-koalesen. Perbedaan kekentalan pada kelompok 3 dan kelompok 4 dikarenakan kelompok 3 menggunakan adeps lanae yang seharusnya tidak digunakan pada formulanya.