Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN SUMBER DAYA KEPERAWATAN

OLEH :
KELOMPOK 3

Husri Bahyuni
Novina
Taufik Akbar
Yunina Elasari
LATAR BELAKANG

FUNGSI
Manajemen
Terkait SDM

Controling Planning

Actuating Organizing
TUJUAN PENULISAN

• Mengetahui teori dan


Tujuan Umum konsep sumber daya
manusia

• Mengetahui konsep
perencanaan keb
ketenagaan
Tujuan Khusus • Cara merencanakan SDM
• Cara mengelola dan
mmprthnkan SDM
TINJAUAN TEORI
Teori dan Konsep SDM
• SDM adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu
organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan
organisasi tersebut (Hasibuan, 2007)
Prinsip Manajemen SDM
• Emphasis on people
• Participative leadership
• Innovative workstyles
• Strong client orientation
• A mindset that seeks optimum performance
• (Wright & Rudolph (1994))
Perencanaan ketenagaan

Perencanaan ketenagaan (Staffing)

merupakan proses dimana seorang manajer


harus merekrut, memilih, memberikan orientasi
dan meningkatkan perkembangan individu
untuk mencapai tujuan organisasi.

(Marquis & Huston, 2012).


Faktor yang Mempengaruhi
Perencanaan Tenaga Kesehatan (Siagian, 2009)
FAKTOR EKSTERNAL: FAKTOR INTERNAL
1. Situasi ekonomi 1. Rencana strategic
2. Sosial budaya 2. Anggaran
3. Politik 3. Estimasi produksi dan penjualan
4. Peraturan perundang – undangan 4. Usaha atau kegiatan baru dan
5. Teknologi, dan 5. Rancangan organisasi dan tugas
6. Pesaing pekerjaan.
Kebutuhan Tenaga Terkait
Jenis-Jenis Pekerjaan

Tenaga Medis

Tenaga Kefarmasian

Tenaga keperawatan & Kebidanan

Nakes dan non nakes lain


Perhitungan Jumlah Tenaga
1. Cara Rasio
2. Cara Need (beban kerja)
3. Cara Demand (waktu perpasien)
4. Formula Lokakarya Keperawatan
5. Formula Gillies
6. Formula Nina
7. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Tenaga dengan
Metode WISN
Penarikan Tenaga atau Rekrutmen

 Perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada waktu


yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan
yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi (Mondy,
2008).
Sumber dan Metode Perekrutan
Perekrutan Eksternal
1. Mengisi pekerjaan tingkat
pemula (entry-level)
Perekrutan Internal : 2. Mendapatkan ketrampilan yang
1. Pengumuman Pekerjaan belum dimiliki oleh para karyawan
yang ada saat ini
dan Pengajuan Pekerjaan
3. Memperoleh para karyawan
2. Referensi Karyawan dengan latar belakang yang
berbeda untuk memberikan
keberagaman ide.
PENGEMBANGAN KARIR
PENGERTIAN: TUJUAN:
MANFAAT:
Pengembangan karir Memperbaiki
adalah aktivitas
dan 1. Meningkatkan
kepegawaian yang kemampuan
membantu pegawai- meningkatkan karyawan
pegawai efektivitas 2. Meningkatkan
merencanakan
karier masa depan pelaksanaan suplay karyawan
mereka di pekerjaan oleh yang berkemampuan
perusahaan pekerjaan
KASUS
 Sebuah rumah sakit X, dengan BOR 94% dengan jumlah TT 506 dengan jumlah
keseluruhan karyawan 1.536 orang. Rumah sakit dipimpin Direktur yang juga sebagai
pemilik rumah sakit tersebut. Seluruh kegiatan dibawah komando pimpinan rumah sakit
tersebut. Saat ini Direktur hendak merubah kinerja rumah sakit menjadi lebih baik.
Direktur akan merekrut seorang wakil Direktur bidang SDM. Syarat yang dianjurkan
Direktur adalah harus mempunyai kemampuan di bidang perencanaan dan pengelolan
sumber daya manusia. Anda menjadi calon wakil Direktur SDM tersebut, bagaimana
langkah anda untuk merencanakan dan mengelola sumber daya manusia yang ada
dirumah sakit?


Berdasarkan dari kasus di atas dan sesuai dengan PMK no 56
tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit, rumah sakit
tersebut merupakan rumah sakit swasta kelas C. Rumah
sakit swasta kelas C tidak memiliki wakil direktur,
sehingga merekrut seorang wakil direktur SDM agar rumah
sakit tersebut dapat meningkat menjadi rumah sakit
swasta kelas B.
Perencanaan SDM
Perencanaan Jangka Pendek
 SDM RS Umum kelas C menurut PMK no 56 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit yaitu:
 1. Tenaga medis, terdiri atas:
9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar
1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang; dan
1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis gigi dan mulut
2. Tenaga kefarmasian, terdiri atas:
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 4
(empat) orang tenaga teknis kefarmasian
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan

 3. Tenaga keperawatan
 Dihitung dengan perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.
 Tenaga kesehatan lain, disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit

 4. Tenaga non kesehatan


 disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit
 Perhitungan beban kerja tenaga kefarmasian berdasarkan PMK 58
tentang Standar Pelayanan Farmasi di RS, yaitu :
 Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan
Kefarmasian di rawat inap yang meliputi pelayanan farmasi manajerial dan
pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penelusuran
riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat, pemantauan terapi Obat,
pemberian informasi Obat, konseling, edukasi dan visite, idealnya
dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 30 pasien.

 Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan


Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi menajerial dan
pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian Resep, penyerahan
Obat, Pencatatan Penggunaan Obat (PPP) dan konseling, idealnya
dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 50 pasien.
 Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian rawat inap dan
rawat jalan, maka kebutuhan tenaga Apoteker juga diperlukan untuk
pelayanan farmasi yang lain seperti di unit logistik medik/distribusi, unit
produksi steril/aseptic dispensing, unit pelayanan informasi Obat dan lain-
lain tergantung pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan pelayanan yang
dilakukan oleh Instalasi Farmasi.

 Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian di rawat inap


dan rawat jalan, diperlukan juga masing-masing 1(satu) orang Apoteker
untuk kegiatan Pelayanan Kefarmasian di ruang tertentu, yaitu:
 Unit Gawat Darurat;
 Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)/Neonatus
Intensive Care Unit (NICU)/Pediatric Intensive Care Unit (PICU);
 Pelayanan Informasi Obat;

 Perencanaan ini dapat dilihat pada lampiran 1.


Perencanaan dan Pengelolaan Jangka Menengah
dan Jangka Panjang

 1. Planning
 Dari data SDM yang sudah tersedia bisa dipenuhi sesuai regulasi untuk RSU Swasta kelas
C sehingga perencanaan sudah bagus bahkan untuk peningkatan Kelas bisa dilakukan
dengan perencanaan jangka panjang.
 Jumlah BOR yang ada sudah di atas indikator kinerja unit (Depkes, 2007). BOR ideal
adalah 60-85%, jadi jika ingin menurunkan BOR maka perlu dilakukan penambahan
tempat tidur sehingga total tempat tidur menjadi 560 agar BOR bisa berada di angka
85%, dan ini menjadi perencanaan jangka menengah.
2. Organizing

 Secara langsung berkoordinasi dengan komite medik dan komite keperawatan dalam
penempatan tenaga dokter dan perawat/bidan.

 Berdasarkan regulasi yang berlaku maka tiap-tiap tenaga kesehatan di tempatkan sesuai
spesifikasinya (tabel terlampir) dan didapatkan ada tenaga kesehatan yang jumlahnya
lebih dari standar minimal.
3. Actuating
 Berdasarkan mapping yang terkumpul di bagian SDM akan dilakukan penilaian kompetensi sesuai
kriteria dan dilanjutkan dengan Continues Profesional Development untuk peningkatan
kompetensi dari sektor non formal. Untuk pendidikan formal akan disekolahkan beberapa dokter
untuk kepentingan rumah sakit guna proyeksi penambahan pelayanan agar bisa ditingkatkan
kelasnya menjadi tipe B.

 Manajemen juga akan menambah perawat untuk menyesuaikan penambahan tempat tidur
sebanyak 39 orang untuk menyesuaikan regulasi.

 Perawat akan diberikan haknya untuk mengembangkan karir sesuai peraturan yang berlaku.

 Remunerasi berdasarkan beban kerja/kompetensi klinis akan diberlakukan sesuai peraturan yang
berlaku dengan berkoordinasi dengan Tim Remunerasi dan Komite-komite.

 Untuk lebih memotivasi, per tahunnya akan diumumkan karyawan teladan dari tiap tenaga
kesehatan dan unit/instalasi.
4. Controling

 Pemantauan pertahun dilakukan dengan melihat Indikator Kinerja Unit dan


Indikator Kinerja Individu untuk menilai efektifitas dan efisiensi unit dan
individu tenaga kesehatan.
Perencanaan kebutuhan tenaga RS
kelas C dengan 506 TT
No Tenaga Perencanaan Jumlah tenaga yg ada Kelebihan tenaga

1 Dokter Umum 40 56 +16

2 Dokter Spesialis 92 161 +69

3 Dokter gigi 7 7 0

4 Dokter bedah 7 7 0

5 Perawat 400 400 0

6 Pegawai Khusus Terapi 10 10 0

7 Teknisi medis 67 67 0
8 Pegawai khusus bidan 58 90 +32

9 Pegawai khusus gizi 13 31 +18

10 Apoteker 19 19 0
11 Analis farmasi 40 50 +10

12 Pegawai khusus kesehatan 67 32 0


masyarakat
Perencanaan kebutuhan tenaga RS
kelas C dengan 560 TT
No Tenaga Perencanaan Jumlah tenaga yg ada Keterangan

1 Dokter Umum 40 56 + 16

2 Dokter Spesialis 92 161 + 69

3 Dokter gigi 7 7 0

4 Dokter bedah 7 7 0

5 Perawat 427 400 - 27

6 Pegawai Khusus Terapi 10 10 0

7 Teknisi medis 67 67 0
8 Pegawai khusus bidan 58 90 + 32

9 Pegawai khusus gizi 13 31 + 18

10 Apoteker 19 19 0
11 Analis farmasi 40 50 + 10

12 Pegawai khusus kesehatan 32 32 0


masyarakat
Perencanaan kebutuhan tenaga
RS kelas B
No Tenaga Perencanaan Jumlah tenaga yg ada Keterangan

1 Dokter Umum 40 56 +16

2 Dokter Sub Spesialis 2 0 -2

3 Dokter Spesialis 90 161 +71

4 Dokter gigi 7 7 0

5 Dokter bedah 7 7 0

6 Perawat 429 400 -29

7 Pegawai Khusus Terapi 10 10 0

8 Teknisi medis 67 67 0

9 Pegawai khusus bidan 58 90 -32

10 Pegawai khusus gizi 13 31 +18

11 Apoteker 19 19 0

12 Analis farmasi 40 50 +10

13 Pegawai khusus kesehatan masyarakat 32 32 0

14 Pegawai non kesehatan 211 606 +395


Perencanaan kebutuhan tenaga
RS kelas A
No Tenaga Perencanaan Jumlah tenaga yg ada Keterangan
1 Dokter Umum 40 56 +16
2 Dokter sup spesialis 37 0 -37
3 Dokter Spesialis 55 161 +106
4 Dokter gigi :
Dokter gigi sub spesialis 7
Dokter gigi spesialis 2 7 -6
Dokter gigi umum 4
7 Dokter bedah :
Dokter bedah sub spesialis 5 7 0
Dokter bedah umum 2
5 Perawat :
Ners spesialis 4
Ners 179 400 -37
D3 254
6 Pegawai Khusus Terapi 10 10 0
7 Teknisi medis 67 67 0
8 Pegawai khusus bidan 58 90 +32
9 Pegawai khusus gizi 13 31 +18
10 Apoteker 21 19 -2
dan

Anda mungkin juga menyukai