Anda di halaman 1dari 61

KOMPETENSI

• Toleransi Linier: definisi, kalibrasi, pengertian


ukuran, pengukuran geometris, jenis alat ukur.
• Toleransi Linier: skala noninus, toleransi,
suaian, sistem ISO, tingkat suaian, tabel
toleransi
-Kemampubacaan (readability) :
adalah menunjukan berapa teliti skala suatu
instrumen dapat dibaca. Instrumen yang
mempunyai skala 12 inchi mempunyai
kemampubacaan lebih tinggi dari instrumen yang
mempunyai skala 6 inchi dan jangkauan sama.
-Cacah terkecil (least count) :
adalah beda terkecil antara dua penunjukan yang
dapat dideteksi (dibaca) pada skala instrumen.
-Ketelitian (accuracy) instrumen menunjukan deviasi
atau penyimpangan terhadap masukan yang diketahui.
Misal : pengukur tekanan 100 kPa yang mempunyai
ketelitian 1 % artinya teliti disekitar +/- 1 kPa dalam
keseluruhan jangkauan bacaan pengukuran tersebut.
-Ketepatan atau presisi suatu instrumen adalah
menunjukan kemampuan instrumen itu menghasilkan
kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang
diketahui.
Contoh : suatu instrumen mengukur tegangan 100 Volt,
diambil 5 ukuran yang didapat hasilnya adalah 104, 103, 105,
103 dan 105 V. Terlihat bahwa ketelitian tidak lebih baik dari
5% (5 V) sedang presisinya +/- 1 % karena deviasi maksimum
dari harga rata-rata 104 V adalah 1 V.
akurasi dari suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan
pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Kepresisian
dari suatu sistem pengukuran, disebut juga reproduktifitas
(reproducibility) atau pengulangan (repeatability), adalah sejauh
mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah
mendapatkan hasil yang sama
(http://id.wikipedia.org/wiki/Akurasi_dan_presisi)
Kalibrasi atau peneraan adalah
memeriksa instrumen terhadap standar yang
diketahui untuk selanjutnya mengurangi
kesalahan dalam ketelitiannya.
Kalibrasi dilakukan terhadap :
1. standar primer
2. standar sekunder yang mempunyai
ketelitian lebih tinggi dari instrumen yang
dikalibrasi.
3. dengan sumber masukan yang diketahui.
Pengukuran: membandingkan suatu besaran dengan
besaran standar
Besaran standar: besaran yang dijadikan patokan dan
disepakati secara internasional
 Syarat besaran standar:
 Dapat didefinisikan secara fisik
 Jelas dan tidak berubah terhadap waktu
 Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja
di dunia ini
Besaran standar yang digunakan dalam pengukuran
merupakan salah satu atau gabungan dari besaran dasar.
 Setiap besaran dasar mempunyai satuan standar
Pengukuran: membandingkan suatu besaran dengan
besaran standar
Besaran standar: besaran yang dijadikan patokan dan
disepakati secara internasional
 Syarat besaran standar:
 Dapat didefinisikan secara fisik
 Jelas dan tidak berubah terhadap waktu
 Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja
di dunia ini
Besaran standar yang digunakan dalam pengukuran
merupakan salah satu atau gabungan dari besaran dasar.
 Setiap besaran dasar mempunyai satuan standar
 Satuan Dasar SI (International System of Unit)
Besaran Satuan Nama Satuan Simbol
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Detik s
Arus listrik Amper A
Temperatur Kelvin K
Jumlah zat Mol mol
Intensitas cahaya Lilin cd
Sudut bidang* Radial rad
Sudut ruang* Steradial sr
*) satuan tambahan

 Praktek pengukuran: membandingkan suatu besaran benda


dengan alat ukur

 Kalibrasi: jaminan bahwa alat ukur tidak menyimpang dari satuan


standar
 Aspek geometris meliputi:
 Ukuran
 Bentuk
 Kekasaran permukaan
 Besaran dasar untuk pengukuran geometris adalah:
 Satuan panjang [m].
 Satuan sudut [°] atau [rad], 1° = / 180 rad.
 Jenis pengukuran geometris:
1. Pengukuran Linier
2. Pengukuran Sudut atau kemiringan
3. Pengukuran Kedataran
4. Pengukuran Profil
5. Pengukuran Ulir
6. Pengukuran Roda-gigi
7. Pengukuran Posisi
8. Pengukuran Kekasaran permukaan
 Jenis dasar alat ukur:
1. Alat ukur langsung
 mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi
 kecermatan rendah sampai dengan menengah ( 1 s.d 0.002
mm)
 hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut

2. Alat ukur pembanding/komparator


 mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi
 memiliki kecermatan menengah ( 0.01 mm) sampai dengan
 tinggi ( 0.001 mm) tetapi kapasitas atau daerah skala ukurnya
terbatas
 hanya digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu
dimensi terhadap ukuran standar
3. Alat ukur acuan/standar
 mampu memberikan atau menunjukkan suatu harga ukuran tertentu
 digunakan sebagai acuan bersama-sama dengan alat ukur pembanding
untuk menentukan dimensi suatu objek ukur
 mempunyai skala seperti yang dimiliki alat ukur standar yang dapat
diatur harganya atau tak memiliki skala karena hanya mempunyai satu
harga nominal
4. Alat ukur batas (kaliber)
 mampu menunjukkan apakah suatu dimensi, bentuk, dan/atau posisi
terletak di dalam atau di luar daerah toleransinya
 tak memiliki skala (umumnya), karena dirancang untuk pemeriksaan
toleransi suatu objek ukur yang tertentu (khas, spesifik)
5. Alat ukur bantu
 tidak termasuk sebagai alat ukur dalam arti yang sesungguhnya akan
tetapi memiliki peranan penting dalam pelaksanaan suatu proses
pengukuran geometrik
 Jenis Turunan:
6. Alat ukur khas (khusus, spesifik)
 dibuat khusus untuk mengukur geometri yang khas misalnya
kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi suatu roda-gigi dsb
 mekanismenya khas
 memiliki skala dan dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data

7. Alat ukur koordinat


 memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang
 koordinat sensor dibaca melalui tiga skala yang disusun seperti
koordinat kartesian (X, Y, Z), dapat dilengkapi dengan sumbu putar
(koordinat polar)
 memerlukan penganalisis data titik-titik koordinat untuk diproses
menjadi informasi yang lebih jelas (diameter lubang, jarak sumbu
dsb.)
 Proses pengukuran
langsung
 Proses pengukuran tidak
langsung
 Proses pemeriksaan
toleransi (dengan kaliber
batas)
 Proses perbandingan
dengan bentuk acuan
(standar)
 Proses pengukuran
geometri khusus, dan
 Proses pengukuran
dengan mesin ukur
koordinat
 Mistar Ukur
 Mistar ingsut
 Mistar ingsut jam
 Mistar ingsut digital
 Mistar ingsut ketinggian
 Mikrometer
 Mikrometer rahang
 Pembacaan skala:
 garis indeks tidak selalu persis segaris dengan garis skala.
 Cara pembacaan skala (nilai yang membesar kekanan):
1. Memenggal (truncating) ; harga skala di sebelah kiri garis indeks, bila
garis indeks belum sampai pada garis skala di sebelah kanan
2. Membulatkan (rounding) ; harga skala disebelah kiri garis indeks
(membulatkan ke bawah ; rounding-down), bila garis indeks
diperkirakan belum sampai pertengahan jarak antara dua garis skala,
atau harga skala di sebelah kanan garis indeks (membulatkan ke atas;
rounding up) jika garis indeks terletak di pertengahan atau
melewatinya
3. Menginterpolasikan (interpolating) ; harga skala disebelah kiri garis
indeks dan menambahkan fraksi (bagian) yang merupakan perkiraan
posisi garis indekas diantara ke dua garis skala
 Skala noninus: merupakan cara interpolasi pasti
Baca angka mm pada skala utama (pada Gambar di bawah : 9 mm)
Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama
yang segaris lurus dengan skala nonius (Gambar di bawah : 0,15)
Sehingga ukuran yang dimaksud 9,15 .
Baca angka skala pada skala utama/barrel scale (adalah 8,5 mm)
Baca angka skala pada thimble (pada posisi 0,19 mm)
Jumlahkan ukuran yang diperoleh ( 8,69 mm).
 Ukuran-ukuran pada gambar suatu komponen/benda-kerja, dalam
pengerjaannya pasti terjadi penyimpangan
 Penyimpangan-penyimpangan tersebut tergantung pada:
 Bentuk dan ukuran benda kerja
 Cara pengerjaan
 Alat-alat yang dipergunakan
 Material
 Agar dapat dicapai ukuran benda-kerja yang diinginkan, maka
dalam gambar ditunjukkan:
 ukuran nominal dan
 batas penyimpangan atas (membesar) dan bawah (mengecil)

 TOLERANSI adalah perbedaan antara batas penyimpangan


membesar dan batas penyimpangan mengecil dari ukuran nominal
Meskipun tetap diperhatikan dalam proses pembuatannya,
tidak semua ukuran dan bentuk komponen memiliki
toleransi, misalnya:

• Tebal plat yang hanya berfungsi sebagai penutup


• Diameter dan possi lubang pada plat penutup
• Diameter bagian tengah poros yang tidak bersatu dengan
komponen lain
• Permukaan luar komponen penutup dibagian tengah
• Kemiringan, ketirusan, atau radius pada poros yang tidak
terhubung dengan komponen lain
• Ketegaklurusan dinding pemisah/sekat
 Penentuan toleransi tergantung dari:
 fungsi benda-kerja
 pasangan benda-kerja
 penyimpangan bentuk yang diizinkan
 Ukuran-ukuran toleransi pada gambar detail
 Toleransi ditulis dengan angka yang setingkat lebih kecil
dari angka standar untuk ukuran nominal.
 Contoh: ukuran nominal ditulis dengan ukuran huruf
sebesar 3,5 mm, toleransi dengan ukuran huruf sebesar
2,5 mm
 Penyimpangan ditulis setelah ukuran nominal
 Penyimpangan membesar ditulis diatas
 Penyimpangan mengecil ditulis dibawah (sejajar 25 +0,2
-0,1
dengan ukuran nominal)
 Ukuran luar (seperti poros) dan ukuran dalam (seperti
lubang) masing-masing ditulis sendiri-sendiri
 Penyimpangan 0 (nol) juga harus ditulis tanpa 25 +0,5
0
tanda + atau –
 Penyimpangan ditulis dalam desimal yang sama,
kecuali penyimpangan yang bernilai 0 (nol) 18 +0,25 18 +0,35
-0,10 0
 Penyimpangan yang simetri terhadap ukuran
nominalnya, digunakan tanda ± 250,3
 Satuan ukuran dari penyimpangan harus sama
dengan satuan untuk ukuran nominalnya, dan ditulis
dengan huruf yang satu tingkat lebih kecil dari besar
huruf yang dipakai untuk ukuran nominalnya

 Jika suatu ukuran hanya dibatasi oleh satu batasan


saja, maka singkatan min atau max ditulis dibelakang
angka dari ukuran nominalnya
32min
47max
 Toleransi pada gambar susunan
 Ukuran dari lubang selalu diletakkan
diatas garis penunjukan ukuran dan
ukuran dari poros diletakkan
dibawahnya
 Penunjukan ukurannya ditulis
“Lubang/Poros”, atau nomor posisinya
masing-masing
 Untuk bagian silindris atau bujur sangkar
dicantumkan simbol yang sesuai
 Toleransi sudut
 Satuan ditulis dalam derajat, menit dan
detik
 Penunjukan ukurannya sama seperti
penunjukan untuk ukuran-ukuran
panjang
Penunjukan ukuran dalam gambar permesinan, pada
prinsipnya selalu ditentukan toleransinya
Pada suatu gambar bagian yang tidak memerlukan suaian
dan toleransi khusus, toleransi dituliskan pada catatan
umum dengan menentukan harga yang diizinkan untuk
semua penyimpangan- penyimpangan dari setiap ukuran
yang ada
Penulisan toleransi pada catatan umum mewakili
beberapa toleransi dari setiap ukuran pada gambar yang
bersangkutan
Toleransi umum disesuaikan menurut tabel
Untuk penyimpangan-penyimpangan yang diluar dari
toleransi umum, dicantumkan langsung pada gambar
(dibelakang ukuran nominalnya).
Toleransi Umum Untuk Penunjukan Ukuran
Ukuran Nominal mm 0,5 - 3 >3 - 6 >6 - 30 >30 - 120 120 - 315 315 - 1000 1000 - 2000
Halus 0,05 0,05 0,1 0,15 0,2 0,3 0,5
Penyimpangan
Sedang 0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
yang diizinkan - 0,2 0,5 0,8 1,2 2 3
Kasar

Toleransi Umum Untuk Radius dan Chamfer


Ukuran Nominal mm 0,5 - 3 >3 - 6 >6 - 30 >30 - 120 120 - 315 315 - 1000
Penyimpangan Halus + Sedang 0,2 0,5 1 2 4 8
yang diizinkan Kasar 0,5 1 2 4 8 16

Toleransi Umum Untuk Penunjukkan Sudut


Panjang Dari Sisi Terpendek Sampai - 10 > 10 - 50 > 50 - 120 > 120 - 400
Derajat & Menit 1’ 30’ 20’ 10’
Penyimpangan yang
diizinkan Per 100 mm 1,8 0,9 0,6 0,3
Bagian-bagian/benda-kerja yang telah selesai
dibuat, harus dapat dipasang-pasang/dirakit
menjadi suatu susunan benda jadi yang lengkap
Benda kerja hasil produksi harus dapat dipasang
dengan bebas satu dengan yang lain
Pemasangan bagian-bagian yang bersesuaian
mempunyai batas-batas ketentuan ukuran yang
berpasangan
Batas ketentuan ukuran: standar lokal suatu
pabrik, standar nasional, standar internasional
 Ketentuan
Batasan umum untuk menentukan toleransi pada prinsipnya
hanya golongan lubang atau golongan poros
 Golongan lubang: Misalnya diameter lubang, lebar alur,
alur untuk pasak, lebar slot dan
sejenisnya
 Golongan poros : Pasak, besi strip, poros, batang silinder
dan sejenisnya

Temperatur standar untuk alat-alat ukur agar diperoleh


ukuran yang tepat dibatasi dengan suhu 20°C
 Ketentuan
Batasan umum untuk menentukan toleransi pada prinsipnya
hanya golongan lubang atau golongan poros
 Golongan lubang: Misalnya diameter lubang, lebar alur,
alur untuk pasak, lebar slot dan
sejenisnya
 Golongan poros : Pasak, besi strip, poros, batang silinder
dan sejenisnya

Temperatur standar untuk alat-alat ukur agar diperoleh


ukuran yang tepat dibatasi dengan suhu 20°C
 Ukuran Nominal (N):
 ukuran yang tertulis pada gambar, yang dibaca tanpa
toleransi
 Toleransi (T):
 perbedaan/penyimpangan dari dua batasan ukuran dari
nominalnya
 Penyimpangan membesar (U):
 batasan ukuran terbesar penyimpangan
 merupakan perbedaan antara ukuran nominal dengan ukuran
terbesar/maksimal yang dizinkan

 Penyimpangan Mengecil (L):


 batasan ukuran terkecil penyimpangan,
 merupakan perbedaan antara ukuran nominal dengan ukuran
terkecil/minimal yang diizinkan
 Garis penunjukkan dasar
 Semua standar suaian berbasis pada garis batas dasar yaitu:
 Garis nol yang dinyatakan dengan ukuran ± 0,000

 Ukuran sesungguhnya
 Ukuran yang diperoleh dari pengukuran langsung benda
kerja yang telah selesai dibuat
 Kelonggaran (Clearance) E
 selisih ukuran antara lubang dengan poros, bila lubang lebih besar
dari pada poros
 Suaian longgar
 Kelonggaran maksimal: selisih ukuran lubang terbesar dengan poros
terkecil pada suaian longgar
 Kelonggaran minimal: selisih ukuran lubang terkecil dengan poros
terbesar pada suaian longgar
 Kesesakan (Interference) F
 selisih ukuran antara lubang dengan poros, bila bila poros lebih besar
dari pada lubang
 Suaian sesak
 Kesesakan maksimal: selisih ukuran lubang terkecil dengan poros
terbesar pada suaian longgar
 Kesesakan minimal : selisih ukuran lubang terbesar dengan poros
terkecil pada suaian longgar
Toleransi itu diperinci dan dinyatakan dengan huruf-huruf
dan angka-angka

 Angka toleransi:
 Angka menunjukkan kualitas toleransi dan ukuran toleransi.
 Angka: 1 hingga 16, semakin membesar semakin besar harga
toleransi-nya.
 Dipengaruhi juga oleh ukuran nominal, misal pada kualitas yang
sama tapi ukuran nominal lebih besar, maka lebih besar pula harga
toleransi-nya.

 Huruf Toleransi:
 Huruf menunjukkan kedudukan daerah toleransi terhadap garis
batas dasar.
 Toleransi lubang ditulis dengan huruf besar
 Huruf Toleransi
 Huruf menunjukkan kedudukan daerah toleransi terhadap garis
batas dasar.
 Toleransi lubang ditulis dengan huruf besar
 Toleransi poros ditulis dengan huruf kecil.
 Sedangkan huruf-huruf I, L, O, Q dan W maupun huruf kecilnya,
tidak digunakan.
 Daerah toleransi lubang “H” menyentuh atau berimpit dengan
garis dasar dari atas dan daerah-daerah toleransi yang
selanjutnya menjauhi garis batas dasar, daerah toleransi yang
lainnya kedudukannya menurut abjad dengan dasar “H”

 Contoh penulisan
30H7

Diameter nominal Kualitas ukuran toleransi

Kedudukan daerah toleransi


Perbedaan ukuran antara dua bagian benda kerja yang akan
dirakit
Suaian tergantung dari masing-masing kedudukan daerah
toleransi dari lubang dan poros

Suaian longgar (Clearance fits): sebelum maupun


sesudah dipasang pasti ada kelonggarannya

Suaian pas (Transition fits): kemungkinan terjadi


kelonggaran kecil atau kesesakkan kecil tergantung dari hasil
ukuran yang diperoleh masing-masing benda yang telah jadi

Suaian paksa (Interference fits): sebelum maupun


sesudah dipasang pasti ada kesesakkannya
45
46
 Semua toleransi lubang ditentukan didaerah “H” tanpa
mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat
Batas ukuran terkecil dari setiap lubang tergantung dari garis
batas dasar
 Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar
Tingkatan suaian yang diinginkan, dibuat dengan cara
mengubah- ubah ukuran “poros”
Suaian longgar (Clearance fits): toleransi lubang selalu dengan
“H” dan poros dari “a” hingga “h”
Suaian pas (Transition fits): toleransi lubang selalu dengan “H”
dan poros dari “j” hingga “n”
Suaian paksa (Interference fits): toleransi lubang selalu dengan
“H” dan poros dari “p” hingga “z”.

47
 Sistim basis lubang digunakan pada suaian-suaian:
 alat-alat mesin, motor, mobil, roda kereta api, kapal terbang

48
 Kedudukan daerah toleransi pada ukuran nominal 30 mm
hingga 50 mm:

49
 Semua toleransi poros ditentukan didaerah “h” tanpa
mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat
Batas ukuran terbesar untuk setiap poros tergantung pada
garis batas dasar
 Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar
Tingkatan suaian yang diinginkan dibuat dengan cara
mengubah- ubah ukuran “lubang”
 Suaian longgar (Clearance fits): toleransi poros selalu “h” dan
lubang dari “A” hingga “H”
Suian pas (Transition fits): toleransi poros selalu “h” dan
lubang dari “J” hingga “N”
 Suaian paksa (Interference fits): toleransi poros selalu “h” dan
lubang dari “P” hingga “Z”

50
 Sistim basis poros digunakan pada suaian-suaian:
 alat-alat pemindah, elektro motor, mesin derek, mesin
tekstil, mesin pertanian, alat-alat mesin yang presisi

51
 Kedudukan daerah toleransi pada ukuran nominal 30 mm
hingga 50 mm:

52
Sistem Basis Lubang
Suaian/fit Lubang Poros Penggunaan
Running fit f 7 Bearings with noticable clearance

Clearance
Close running fit g 6 Bearings with slight clearance
Sliding fit h 6 Tailstock centersleeve, guides
Close sliding fit js 6 Handwheels, change gears, set collar

Transition
H7
Wringing fit k 6 Gear wheels, bushings
Porcefit m 6 Wheel rims, clutches, faceplates
Light pressfit p 6 Bushings, writpins, gear rims

Press
Pressfit s 6 Shrinking, sluthces

53
Sistem Basis Poros
Suaian/fit Lubang Poros Penggunaan
Running fit E8 Bearings with drawn shaft
Sliding fit H9 Actuating levers, control gears
h9
Wringing fit K6 Keys without matching work
Transitionfit P9 Keys with matching work
 Untuk menghemat biaya produksi, penentuan
toleransidipilihkan
yang sebesar mungkin menurut kebutuhan atau fungsinya
 Pembuatan lubang dengan toleransi yang kecil lebih sukar
dibanding pembuatan diameter luar/jenis poros
 Proses pengerjaan dengan bubut untuk suatu suaian,
umumnya
kualitas toleransi untuk poros dipilih satu tingkat lebih halus
 Misal: H 7/h 6

54
 Satuan harga toleransi dalam m(mikrometer)
 1  m = 0,001 mm
 Penyimpangan membesar yang diizinkan/upper allowance
(ES ; es)
 Penyimpangan mengecil yang dizinkan/lower allowance
(EI ; ei)
 Ukuran nominal lebih besar dari 50 m, dibagi menjadi
beberapa tingkatan

55
56
57
Toleransi dalam Gambar Rinci
dengan Simbol ISO
 Penunjukan ukuran dengan toleransi ditulis
dengan susunan sebagai berikut:  40H7
 Ukuran Nominal
 Kedudukan daerah toleransi (huruf)
 Kualitas ukuran dari daerah toleransi
(angka)

 Untuk toleransi-toleransi yang jarang


dipergunakan, harga penyimpangan-
penyimpangan dari toleransinya
dicantumkandibelakang simbol toleransi  40f7
dalam tanda kurung

58
Toleransi dalam Gambar Susunan
ditunjukkan dengan simbol ISO
 Simbol toleransi lubang ditunjukkan
lebih dahulu (diatas), setelah itu
simbol toleransi poros
(dibawahnya), didepannya ditulis
ukuran nominal (cukup satu
penulisan)

 Untuk harga-harga penyimpangan


dari toleransi-toleransinya juga
perlu/dicantumkan, maka ditulis
seperti contoh disamping

59

Anda mungkin juga menyukai