Anda di halaman 1dari 47

MODUL PATAH TULANG

Kelompok 1
Kata sulit:
• Krepitasi

Kata kunci:
• Laki-laki, 9 tahun
• Nyeri pada kaki sejak 2 minggu yang lalu
• Nyeri setelah jatuh bermain
• Terdapat bengkak dan kemerahan dari betis sampai pergelangan kaki
• Terdapat krepitasi di betis
• Tidak mampu berjalan
• Sudah berobat ke tukang urut
Laki-laki 9 tahun

Fraktur Anamnesis Pemeriksaan fisik


• Patomekanisme
• Etiologi
• Komplikasi DD
• Klasifikasi
Pemeriksaan
penunjang

WD

Medikamentosa
dan non Penatalaksanaan
medikamentosa
Komplikasi Prognosis
Pertanyaan:

1. Apa yang menyebabkan krepitasi? Dan jelaskan jenis-jenis fraktur!


2. Apa penyebab bengkak dan kemerahan pada betis?
3. Mengapa pasien tidak dapat berjalan? Jelaskan!
4. Apa yang menyebabkan nyeri pada pasien?
5. Dimana lokasi kemungkinan nyeri sesuai scenario?
6. Apa saja factor yang dapat memperburuk keluhan pada pasien?
7. Apa pengaruh urut pada pasien? Dan apa kompilkasi yang dapat terjadi pada
pasien?
8. Bagaimana proses penyembuhan tulang?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang tepat sesuai scenario?
10. Pengobatan apa saja yang sesuai dengan scenario? Dan jelaskan prognosis
sesuai scenario!
1. Krepitasi
• Krepitasi merupakan istilah serapan dari bahasa Latin, yakni crepitus yang
berarti gemeretak. Bunyi ini dapat muncul berupa derik akibat gesekan
ujung-ujung tulang patah, juga dari pergerakan sendi. Krepitus
disebabkan oleh jaringan yang digosok bersamaan dengan cara yang
tidak normal. Penyebab krepitasi yang paling umum adalah tulang rawan
kasar dan tulang menggosok bersama dalam sendi, dan penyebab
paling umum dari jenis krepitus ini adalah arthritis atau cedera
sendi. Penyebab krepitasi yang umum terjadi adalah saat udara masuk ke
dalam jaringan lunak, yang bisa menyebabkan suara berderak atau
muncul saat ditekan.

Penyebab umum krepitasi muskuloskeletal
Krepitus mungkin disebabkan oleh penggosokan jaringan keras termasuk:
• Air mata kartilago atau kerusakan
• Erosi tulang rawan
• Rawan tulang rawan karena radang sendi
Klasifikasi Fraktur
Menurut Mansjoer (2002) ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar di bagi menjadi 2 antara lain:

a. Fraktur terbuka (open atau compound fraktur)


Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang
memungkinkan / potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar
dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.
b. Fraktur tertutup (closed fraktur)

Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara


fragmen tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur
bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.

Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang


berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:

1) Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa


cedera jaringan lunak sekitarnya.
2) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar
kulit dan jaringan subkutan.
3) Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio
jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
4) Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan
lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.
II. Menurut Mansjoer (2002) derajat kerusakan tulang dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Patah tulang lengkap (Complete fraktur)


Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan yang lainya, atau garis fraktur
melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubak
tempat.

b. Patah tulang tidak lengkap ( Incomplete fraktur )


Bila antara patahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu sisi patah yang lainya
biasanya hanya bengkok yang sering disebut green stick.
Menurut Price dan Wilson ( 2005) kekuatan dan sudut dari tenaga fisik,keadaan tulang, dan
jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak
lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
III. Menurut Mansjoer (2002) bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma ada 5 yaitu:

a. Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya malintang pada tulang dan


merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

b. Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap
sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi juga.
c. Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang di sebabkan oleh trauma
rotasi.

d. Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang
kea rah permukaan lain.
e. Fraktur Afulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot pada insersinya pada tulang.
IV. Menurut Smeltzer dan Bare (2001) jumlah garis patahan ada 3 antara lain:

a. Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b. Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
c. Fraktur Multiple : fraktur diman garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang
yang sama.
2. Penyebab Bengkak & Kemerahan
Akibat Fraktur Pada Betis
Faktor-factor:
• Infeksi
• Tersumbatnya aliran darah
Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda peradangan,


seperti Tumor, Rubor, Kalor, Dolor, dan Fungsio Lasea. Sesuai dari kasus
yang terjadi, yaitu pasien mengalami tanda-tanda inflamasi (Tumor, Rubor,
dan Dolor).
Pada kasus juga pasien sudah lama tidak diobati pada
penangannya yang efektif, dan malah diobati oleh tukang urut,
kemungkinan semakin memperburuk kondisi pasien. Pada skenario
diberitahukan pasien juga mengalami fungsio lasea.
Dalam pernyataan diatas dapat disimpulkan pasien mengalami
inflamasi atau peradangan pada lokasi terjadinya luka.
3. Mengapa pasien tidak dapat berjalan?

Karena adanya fraktur di tibia. (Tulang tibia merupakan tulang yang


menahan beban besar di kaki bawah yang jelas menyebabkan pasien
tidak dapat berjalan. Tidak sama dengan tulang fibula yang hanya
menempel pada tulang tibia jika tulang fibula yang mengalami fraktur
maka pasien masih dapat berjalan walaupun nyeri.)
4. Penyebab Nyeri Pada Skenario
CEDERA PENYERTA
FRAKTUR

PEMBENGKAKAN JARINGAN
LUNAK & PERDARAHAN KE
DALAM KOMPARTEMEN TERTUTUP

SINDROM
KOMPARTEMEN

NYERI
Definisi

• Sindrom kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi


peningkatantekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni
kompartemen osteofasialyang tertutup. Hal ini dapat mengawali
terjadinya kekurangan oksigen akibat penekanan pembuluh darah.
• Ruangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi
otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus
oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual
yang dibungkus oleh epimisium
Penyebab sindrom kompartemen akut
• Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen
akut adalah fraktur, trauma jaringan lunak,
kerusakan pada arteri dan luka bakar.
Manifestasi klinis sindroma kompartemen
• Pain ( nyeri )
• Pallor ( pucat )
• Pulselesness ( berkurang atau hilang nya denyut nadi )
• Parestesia ( rasa kesemutan )
• paralysis
• Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen
yang paling sering adalah cedera,dimana
45% kasus terjadi akibat fraktur, dan 80%
darinya terjadi di anggota gerak bawah.
5. Lokasi Fraktur

Pada anak-anak cedera pemunitaran dapat menyebabkan fraktur spiral


pada tibia tanpa fraktur fibula
Anak dengan fraktur spiral
mungkin dapat berdiri pada satu
kaki, dan mungkin frakur hampir
tidak kelihatan pada foto AP.
Akibat tendangan, dapat menyebabkan fraktur melintang
atau fraktur yang sedikit oblik pada tibia saja.
Pada skenario, lokasi nyeri dan patah yang dirasakan pada os.
Tibia.
6. GANGGUAN PENYEMBUHAN TULANG
Berbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan menghentikan penyembuhan
tulang, yaitu :

1. Pergerakan
Pergerakan antara kedua ujung tulang, selain menimbulkan nyeri, juga
berakibat terjadinya kalus yang berlebihan dan menghalangi atau memperlambat
proses penyatuan jaringan. Apabila berlanjut, pergerakan ini akan menghalangi
pembentukan tulang dan diganti dengan jaringan ikat kolagen, sehingga akan
terbentuk sendi palsu pada tempat fraktur.
2. Jaringan lunak yang ada di antara kedua ujung tulang
Jaringan lunak yang terselip di antara kedua ujung-ujung tulang yang
patah, selama belum dapat disingkirkan akan menghambat penyembuhan dan
menimbulkan risiko tidak terjadi penyatuan.

3. Ketidaklurusan letak tulang


Kedudukan kedua ujung tulang yang tidak tepat akan menghambat
kecepatan penyembuhan dan mengganggu fungsi tulang, sehingga
meningkatkan risiko timbulnya penyakit degenerative pada sendi didekatnya
(osteoarthrosis).
4. Infeksi
Infeksi yang terjadi di tempat fraktur akan menghambat kecepatan
penyembuhan dan memudahkan timbulnya osteomielitis kronis.

5. Gangguan vaskuler
Berkurangnya pasokan vaskuler berakibat pada hambatan penyembuhan.
Ini terjadi karena adanya hipoksia dan berkurangnya makanan local yang
berakibat penyambuhan dan pertumbuhan kembali jaringan yang lebih buruk.
7. Komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur
Komplikasi Awal

a. Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar.

b. Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut.
c. Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi
pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang
dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan
tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan
pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.
d. Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke
dalam.

e. Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang.
Komplikasi dalam waktu lama

a. Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena
penurunan suplai darah ke tulang.
b. Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas).
8. 5 tahap Penyembuhan fraktur
• Hematoma : terdapat kerusakan jaringan dan perdarahan pada
tempat fraktur; ujung-ujung tulang mati beberapa milimeter
• Radang : sel radang muncul pada hematoma
• Kalus : populasi sel berubah menjadi osteoblas dan osteoklas: tulang
yang mati dibersihkan dan tulang yang dirangkai (woven bone)
muncul pada kalus
• Konsolidasi : tulang yang dirankai digantikan oleh tulang lamelar dan
fraktur dipersatukan secara kuat
• Remodelling : tulang yang baru terbentuk kembali sehingga mirip
dengan struktur normal.
9. Pemeriksaan penunjang sesuai skenario
Kemungkinan  Fraktur
Pemeriksaan Penunjang Fraktur :
• X-Ray (Rontgen)
Pemeriksaan awal
Dada, Tulang Belakang, Anggota Gerak
Tidak disarankan untuk wanita hamil (akibat radiasi)

• CT-Scan
Perkembangan dari X-Ray
Dapat melihat tulang hingga organ tubuh.
Dapat Mendeteksi Kanker
Tidak disarankan untuk wanita hamil (akibat radiasi)

• MRI
Pemeriksaan paling spesifik.
Pemeriksaan paling aman dan paling jelas
Dapat mendeteksi Tulang hingga organ tubuh.
Dapat Mendeteksi Kanker
10.Pengobatan fraktur pada tibia
Tujuan Pengobatan
Fraktur

Reposisi (mengembalikan tulang pada


posisi semula)
Imobilisasi (penyembuhan patah
tulang)
Union (Menyatukan)
Rehabilitasi (Pemulihan)
A. Terapi

• Non Operatif (Fraktur Tertutup)


- Medika mentosa :
co : Pemasangan gips sampai diatas lutut
- Non Medika mentosa :
co : Obat Analgesic
• Operatif (Fraktur Terbuka)

ortopedi apley ed7


GIPS

• Fraktur pada Tibia saja memerlukan waktu 12 minggu


• Anak dengan fraktur spiral 6 minggu (pelepasan Gips)

ortopedi apley ed7


Days 1 :
Penatalaksanaan -Static contraction
Fisioterapi -Relaxed passive exercise
-Assisted active exercise
-Free active exercise

Days 3,4,5, Days 2 :


6 ( Latihan jalan di perketat) -Hold relax
-Ressisted active exercise
-Latihan duduk Latihan
duduk long sitting, Latihan duduk
ongkang-ongkang
-Latihan jalan

ums.ac.id
Pada skenario
• Dibawa ke dukun urut : menyebabkan pertumbuhan tulang yang tidak
baik (menjadi bengkok)
• Terapi yang diperlukan : operatif (operasi)
Prognosis

• Fraktur tibia pada anak-anak memiliki prognosis yang baik. Pada anak-
anak proses pembentukan (remodelling)tulang baik dan cepat.
Sumber
Stanlay Hoppenfeld Vasantha L. Murthy Terapi & Rehabilitasi Fraktur
A. Graham Apley & louis solomon, Ortopedi dan fraktur sistem Apley, edisi
ketujuh
http://www.mf.uni-lj.si/media-
library/2015/01/4b317ee16ef18cb8001b1e27460b8964.pdf (Lubljani
University, Slovenia)
https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=bonerad
www.digilib.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai