B. Sumber :
(1). Sumber tersebar (non point source)
(2). Sumber tetap (point source)
Penggunaan kendaraan bermotor menyebabkan lebih banyak polusi :
– hampir separo oksida nitrogen yang diakibatkan ulah manusia,
– 2/3 karbon monoksida, dan 1/2 hidrokarbon di kota-kota industri,
– di samping hampir seluruh timah di udara di negara-negara berkembang.
Di sebagian besar negara berkembang, sumber pembangkit tenaga
pemanas menimbulkan sampai dua pertiga emisi sulfur dioksida, dan
antara sepertiga sampai setengah emisi total polutan udara yang lain.
Dua prioritas utama bagi program pengendalian pencemaran adalah:
– kendaraan bermotor dan
– sumber pembangkit tenaga.
Di Prancis, emisi sulfur dioksida secara nasional turun sampai kira-kira
75 persen setelah bahan bakar itu digantikan oleh tenaga nuklir.
Tentu saja tidak semua negara mau menggunakan pembangkit tenaga
nuklir, seperti juga banyak negara tidak mau menambahkan
pemasangan perangkat pengendali polusi.
Apa yang sesuai bagi satu kota/negara mungkin tidak sesuai bagi yang
lain.
Walau demikian, semakin lama semakin beragam jalan keluar yang
tersedia bagi bermacam-macam masalah, yang berhasil baik di bidang-
bidang tertentu, walau tidak semua.
Tabel 2. Gejala-gejala dan kerusakan-kerusakan vegetasi oleh polutan.
Lama
Polutan Gejala ppm
No paparan
1 Ozone (O3) Bintik-bintik, noda putih, pertumbuhan
berkurang, ujung konifer coklat dan 0,03 4 jam
mati
2 SO2 Noda putih antara area pembuluh
balik, chlorosis, pertumbuhan 0,03 8 jam
berkurang, mengurangi hasil
3 Peroxyacetyl Bagian bawah permukaan daun
Nitrat (PAN) terlapis, berwarna keperakan atau 0,01 6 jam
tembaga
4 HF Ujung dan bagian tengah terbakar,
0,0001 5 minggu
chlorosis, kerdil, hasil lebih rendah
5 Cl2 Putih antara pembuluh, ujung dan
0,01 2 jam
pangkal daun
6 Etena (C2H4) Layu, daun tidak normal, berjatuhan,
0,05 6 jam
dan gagal terbuka
Tabel 1. Metode Analisis Udara dan Bising
BL TL Keterangan:
: < 1 m/s
: 1 - 2 m/s
60 40 20
B T
: 2 - 3 m/s
: 3 - 4 m/s
: > 4 m/s
BD TG
S
PENCEGAHAN PENCEMARAN
1. Pendekatan Teknologi
2. Pendekatan Perilaku
3. Pendekatan Peraturan
Bagi banyak daerah perkotaan, usaha melengkapi
kendaraan, seperti angkutan kota, skuter, dan mobil
dengan perangkat kendali yang canggih, walaupun
efektif, tidak mengurangi pencemaran udara dengan
cukup cepat dan menyeluruh.
Kota-kota ini telah menjalankan berbagai program, mulai
dari pemberlakuan hari tanpa berkendaraan, sampai
pelarangan parkir di kota, yang kesemuanya dikenal
dengan istilah "upaya mengendalikan transportasi"
("transportation control measures/TCM").
Banyak TCM dipusatkan pada pengurangan kepadatan
lalu lintas, dengan menggunakan sistem yang berkisar
dari metode fisik :
– lampu lalu lintas yang terkoordinasi,
– jalan satu arah, dan bermobil patungan atau jalur bus yang
terpisah,
– sampai metode penggunaan insentif ekonomi, misalnya "tarif
jalur padat" yang mengharuskan pengemudi membayar jika
melalui jalan raya di saat lalu lintas padat.
Larangan Masuk.
Buenos Aires (1977) :
– Melarang kendaraan pribadi memasuki jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul
10 pagi sampai 7 malam pada hari-hari kerja.
– Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu.
– Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang
disebabkan oleh satu juta orang yang memadati pusat kota setiap hari kerja.
– Pada awalnya barikade polisi digunakan untuk melaksanakan larangan ini, saat ini
rambu-rambu kecil yang menjelaskan kebijaksanaan ini sudah memadai.
Dalam 10 tahun mendatang Bordeaux, Prancis, berniat menghapus kendaraan
bermotor dari separo jalan-jalan di kota ini, dan memberikan jalan-jalan itu
pada para pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Larangan Parkir.
Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah,
tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh berlimpahnya
kendaraan adalah sama sekali melarang semua kendaraan memasuki pusat-
pusat kota.
"Zona bebas mobil", sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara,
menggalakkan pariwisata, dan meningkatkan kualitas kehidupan, akhir-akhir
ini semakin populer di Eropa.
Pengalaman yang terjadi di AS lebih terbatas; zona pembatasan mobil
biasanya hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan
hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara keseluruhan.
"Sel" Lalu Lintas.
Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi lima sektor berbentuk "pastel"
pada 1970 sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang lewat dan menggalakkan
transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat
melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak dapat.
Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan layanan transit
yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan yang disebut "sel
lalu lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan di Groningen, Belanda,
dan Besancon, Prancis.