Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH: NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA

Cut Adelia 200110150118


Yayan Kurnia W. 200110150175
Dzulfiqar 200110150240
Ricko Erlangga 200110150307

KELAS A

KELOMPOK 7
 Zat aditif makanan didefinisikan sebagai bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu (Hidayati, dkk,
2009).
 Aditif pakan merupakan berbagai bahan pakan yang
tidak berfungsi sebagai sumber nutrien, pengunaanya
dengan jalan ditambahkan ke dalam pakan dalam
jumlah sedikit dengan tujuan tertentu (Hartadi, 2008).

APA ITU ADITIF?


1. menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi kebutuhan
khusus atau tambahan.
2. penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau
juga antibiotika.
3. menambah nafsu makan.
4. merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging
menjadi baik).
5. meningkatkan produktivitas ternak maupun kualitas
produksi.
6. menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap
serangan penyakit dan pengaruh stress.

FUNGSI
 untuk memacu pertumbuhan,
 meningkatkan produktivitas,
 kesehatan ternak serta efisiensi produksi,
 memodifikasi keseimbangan bakteri di dalam saluran
pencernaan,
 menekan pertumbuhan bakteri-bakteri phatogen yang
berakibat melambungnya populasi bakteri
menguntungkan dalam saluran pencernaan.

PERAN ADITIF
• Berperan memodifikasi keseimbangan bakteri di dalam
saluran pencernaan.
• Keseimbangan (eubiosis) = bakteri menguntungkan :
bakteri merugikan (85% :15% )
• Keseimbangan  “barrier effect” (mencegah
terbentuknya koloni bakteri phatogen) bisa teroptimalkan.
• Ketidakseimbangan (dysbiosis) = turunnya produksi
ternak.

CONTOH: ANTIBIOTIK
• Probiotik  meningkatkan populasi bakteri menguntungkan
dalam saluran pencernaan
• Prebiotik  mencegah penempelan dan pertumbuhan bakteri
patogen di saluran pencernaan dan sebagai nutrien bagi bakteri
menguntungkan.
• Asam organik (asam propionat dan asam format)  sebagai
acidifier, yaitu menurunkan pH saluran pencernaan yang dapat
merangsang aktivitas enzim pencernaan dan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme patogen.
• Herbal  menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen,
meningkatkan imunitas, merangsang aktivitas enzim
pencernaan.
• Protein antimikrobial (lisozim, laktasin F, laktoferrin, α-
laktalbumin)  mencegah pertumbuhan mikroba patogen
• Mineral organik tidak boleh digunakan melebihi 3%
dalam ransum.
• Mineral anorganik digunakan pada dosis 0,2-0,3% dalam
ransum.
• Trace mineral (Cu, Zn, Fe, Mn, Co) dibutuhkan hanya
sedikit, yaitu 0,01% dalam ransum.
• Penggunaan non nutritive feed additive umumnya tidak
lebih dari 0,05% dari ransum.

KEBUTUHAN ADITIF
Zat Aditif Alami Zat Aditif Sintetis (Buatan)

zat aditif yang bisa zat yang dibuat dengan


diperoleh dari alam serangkaian proses kimia.

Contoh: daun salam, daun Contoh: formalin,


pandan, kunyit, jahe, gula Monosodium Glutamat
aren, dan asam (MSG), formalin, dan
sakarin

SUMBER ADITIF
• Mineral organik: batu kapur (limestone), grit cangkang
kerang, grit cangkang telur.
• Mineral anorganik: dikalsium fosfat, garam dapur (NaCl),
defluorinated phosphate, trikalsium fosfat, sodium
bikarbonat (Na2CO3).
• Trace mineral: Cu, Zn, Fe, Mn, Co

SUMBER ADITIF (MINERAL)


• pengikat pellet: bentonit, hemiselulosa, guar meal
• pemberi aroma/flavoring agent
• Enzim: xylanase, ß-glukanase, fitase
• antibiotika
• anti jamur: natrium propionat, asam propionat, gentian violet,
nistatin
• Koksidiostat: amprolium, bithionol, polystat, zoalin,
nitrofurazon, furazolidon
• anti cacing: piperazin, phenothiazin, dichlorophen
• Antioksidan: ethoxyquin, BHT, BHA  untuk mencegah
ketengikan oksidatif dari lemak yang merusak vitamin A, E,
dan D
• pewarna (karotenoid)  meningkatkan pigmentasi pada ayam
broiler dan kuning telur
• bahan-bahan pemicu metabolisme (zat thyroaktif): kasein dan
iodium

SUMBER ADITIF (non nutritive feed additive )


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai