Anda di halaman 1dari 46

EPIDEMIOLOGI

Oleh :
Evi Setyawati, SKM., M.Kes
Email : evi_setyawati@ymail.com
Hp : 082291407676

Prodi :
DIII Kebidanan
S1 Keperawatan
1 STIKES Widya Nusantara Palu
EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani


 Epi = Pada atau tentang
 Demos = Masyarakat atau penduduk
 Logos = Ilmu

Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang


terjadi pada masyarakat / penduduk

2
Epidemiologi (cabang ilmu kesehatan) yang
mempelajari tentang hal-hal sebagai berikut:

 Timbulnya suatu penyakit atau fenomena


kesehatan
 Penyebab-penyebab yang menimbulkan
 Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyebab
penyakit
 Bagaimana penyebarannya
 Pokok-pokok pemecahan/penanggulangan

3
EPIDEMIOLOGI
ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG MASALAH
KESEHATAN PADA SEKELOMPOK MANUSIA

FREKUENSI DISTRIBUSI/ FAKTOR YG


dilakukan 2 hal PENYEBARAN MEMPENGARUHI
pokok yaitu : Dikelompokkan disusun langkah-
•Menemukan menurut : langkah pokok :
masalah •Man •Merumuskan
kesehatan •Place hipotesa
•Mengukur •Time •Uji hipotesa
masalah •Tarik kesimpulan
kesehatan

EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI
4 DESKRIPTIF ANALITIK
EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI
DISKRIPTIF ANALITIK
1. Menjelaskan keadaan suatu 1. Menjelaskan mengapa suatu
masalah kesehatan (who, kesehatan timbul di
where, when) masyarakat (why)
2. Pengumpulan hanya pada 2. Pengumpulan dilakukan
satu kelompok masyarakat terhadap lebih dari satu
3. Tidak bermaksud kelompok masyarakat
membuktikan suatu 3. Bermaksud membuktikan
hipotesis suatu hipotesis

5
TUJUAN EPIDEMIOLOGI

 Menggambarkan status kesehatan populasi


 Menentukan sebab masalah kesehatan
 Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
 Mengevaluasi tindakan intervensi kesehatan
 Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di
masyarakat
 Menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi dgn
tindakan pencegahan dan pengobatan

6
MANFAAT EPIDEMIOLOGI

 Mengevaluasi Program-program pelayanan kesehatan


 Penelitian sejarah apakah kesehatan masyarakat
membaik atau menjadi lebih buruk
 Mencari penyebab masalah kesehatan dengan
menggunakan studi kasus
 Dapat menerangkan penyebab suatu masalah
kesehatan Sehingga dapat dilakukan langkah
penanggulangannya
 Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit
Terutama penyebaran penyakit menurut waktu
7
KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT

8
Konsep Penyebab dan Proses Terjadinya
Penyakit/Masalah Kesehatan

Pengertian penyebab penyakit dalam


epidemiologi berkembang dari rantai sebab
akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni
proses interaksi antara manusia (pejamu)
dengan berbagai sifatnya dengan penyebab
(agent), serta dengan lingkungan

9
Konsep Penyebab Penyakit

Penyebab penyakit dapat dikategorikan menjadi


 Model kausasi tunggal
 Model kausasi majemuk
Model Kausasi Tunggal

Model kausasi tunggal (Monokausal) adalah konsep


penyebab penyakit dengan penyakit hanya
disebabkan oleh satu penyebab. Hubungan kausal
dengan faktor X (agent) dan faktor Y (penyakit)
memiliki bentuk yang konstan, unik dan satu lawan
satu, sehingga satu faktor dapat memprediksi
kejadian satu faktor lainnya. Penyebab penyakit
merupakan faktor yang necessary (hanya dengan
adanya agent X dapat terjadi penyakit Y) dan
sufficient (cukup dengan agen X dapat terjadi
penyakit Y).
Model Kausasi Majemuk

Model kausasi majemuk (multikausal) adalah


konsep penyebab penyakit dengan penyakit
lebih dari satu penyebab. Satu agent tidak
menyebabkan perubahan patologik dengan
sendirinya, pengaruh agent sangat bergantung
pada beberapa faktor lainnya, seperti
defisiensi gizi, paparan bahan racun, stres
emosional, lingkungan dan daya tahan tubuh.
Contoh

Pada penyakit Tuberkulosis paru yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis, infeksi basil
tuberkulosis tidak selalu menghasilkan tuberkulosis klinis.
Ada faktor lain yang secara bersama-sama menciptakan
keadaan untuk menimbulkan penyakit tuberkulosis, yaitu
status gizi buruk, usia dan lingkungan yang buruk. Untuk
lebih jelas, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Model Kausasi Majemuk kumulatif pada penyakit
tuberkulosis

Infeksi dengan
Mycobacterium
tuberculosis
+
Status gizi buruk
+
Umur
+ Tuberkulosis klinik
Tidak diimunisasi BCG
+
Adanya kontak
serumah
+
Kondisi lingkungan
buruk
Peran faktor penyebab juga dapat bersifat independent (alternatif),
yaitu terjadinya suatu penyakit disebabkan faktor 1, 2 dan 3 secara
sendiri, yang berarti masing-masing faktor bersifat neccesary cause,
sekaligus sufficient cause. Misalnya, terjadinya penyakit HIV AIDS
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sering berganti-
ganti pasangan seksual, pengguanaan jarum suntik secara bergantian
pada pengguna narkoba suntik dan secara transplasental, yaitu melalui
plasenta dari ibu yang menghadap HIV AIDS ke anak yang
dikandungnya. Ketiga faktor tersebut tidak saling mempengaruhi dan
dapat terjadi secara sendiri-sendiri, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2 Model kausasi majemuk alternatif pada
penyakit HIV AIDS

Faktor 1 :
Berganti-ganti pasangan seks

Faktor 2 :
Penyakit HIV AIDS
Jarum suntik bergantian

Faktor 3 :
Dari ibu ke anak
Model Kausasi Majemuk

 Model segitiga epidemiologi


 Model jaring-jaring sebab akibat
 Model roda
Konsep Segi Tiga Epidemiologi

Dalam pandangan epidemiologi dikenal segi tiga


epidemiologi (Epidemiologi triangel) yang digunakan
untuk menganalisis terjadinya penyakit. Segi tiga ini
terdiri atas pejamu (host), agen (agent), dan
lingkungan (environment).

18
Faktor Pejamu

Faktor pejamu (host) adalah semua


faktor yang terdapat pada diri manusia
yang dapat memengaruhi terjadinya
penyakit serta perjalanan suatu penyakit.
Faktor yang ada pada pejamu dibagi
berdasarkan faktor biologis dan faktor
perilaku.
Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya
penyakit

1. Pejamu (Host)
Faktor yang terdapat pada diri manusia
a. Faktor Biologi b. Faktor Perilaku
- Usia - Status perkawinan
- Jenis Kelamin - Pekerjaan
- Status Gizi - Gaya hidup
- Daya tahan tubuh
- Keturunan dan ras

20
Agens

Agens (bibit penyakit) adalah suatu substansi atau elemen tertentu


yang kehadiran atau tidaknya dapat menimbulkan atau memengaruhi
perjalanan penyakit. Banyak orang beranggapan bahwa yang
menyebabkan terjadinya penyakit hanya virus, bakteri dan yang
sejenisnya, tetapi sebenarnya itu hanya sebagian kecil dari bibit
penyakit, masih ada berbagai macam agens yang dapat
menyebabkan suatu penyakit.
Ada berbagai macam faktor yang dapt memengaruhi agens untuk
dapat menimbulkan penyakit pada pejamu. Faktor tersebut meliputi
kemampuan agens untuk dapat menimbulkan penyakit, kemampuan
untuk berkembang biak dalam diri pejamu (multiplikasi) dan
kemampuan agent untuk bertahan pada suatu lingkungan sampai
menemukan pejamu baru.
Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya
penyakit

2. Agens (Bibit penyakit)


a. Nutrien : Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
- Karbohidrat
- Lemak
- Vitamin
- Mineral dan air
b. Kimia :
- Logam berat
- Gas beracun
- Debu, dll
22
Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya
penyakit

2. Agens (Bibit penyakit)


c. Fisik : d. Biologi
- Suhu - Metazoa
- Suara - Protozoa
- Kelembaban udara - Bakteri
- Radiasi - Virus
- Jamur

23
Lingkungan

Lingkungan (environment) adalah agregat dari seluruh


kondisi dan pengaruh luar yang memengaruhi kehidupan
dan perkembangan suatu organisme. Lingkungan tersebut
dibedakan atas lingkungan fisik, biologis dan sosial.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat
disekitar manusia, misalnya cuaca, musim, geografis dan
struktu geologi. Lingkungan biologis adalah semua bentuk
kehidupan yang berada disekitar manusia, misalnya hewan,
tanaman dan mikroorganisme. Lingkungan sosial adalah
lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi
antar manusia, misalnya sosial budaya, norma, nilai dan
adat istiadat, dll.
Faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya
penyakit

3. Environment (Lingkungan)
a. Fisik : Lingkungan alamiah yg terdapat disekitar
manusia, seperti: Cuaca, musim, geografis dan
struktur geologi
b. Biologi : Semua bentuk kehidupan yg ada disekitar
manusia. Seperti: Logam berat, Gas beracun,
Debu, dll
c. Sosial : Lingkungan yg muncul sbg akibat adanya
interaksi antar manusia, seperti: Sosial budaya,
norma, nilai dan adat istiadat.
25
Konsep Segi Tiga Epidemiologi

Dalam model segitiga epidemiologi, apabila ada


perubahan dari salah satu faktor, akan terjadi
perubahan keseimbangan, yang mengakibatkan akan
bertambah atau berkurangnya penyakit/masalah
kesehatan yang bersangkutan. Hubungan ketiga faktor
tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini

26
Gambar Segi Tiga Epidemiologi

Host
(Pejamu)

Agent Environment
(Bibit (Lingkungan)
Penyakit)
27
Interaksi antara host (pejamu), agent (agens) dan environment
(lingkungan) dapat digambarkan dalam gambar berikut

(1)
A H
Interaksi pertama dikatakan
sebagai at equilibrium
(seimbang host, agent dan
Environment), tidak ada yang
E
saling menarik keuntungan dari
interaksi ini. Individu dapat
dikatakan dalam kondisi sehat.
Agens mendapat kemudahan menimbulkan penyakit

(2)
A H Interaksi kedua dikatakan bahwa
agens (A) mendapat kemudahan untuk
menimbulkan penyakit pada host (H).
Agens memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring
kearah agen.

E
Host peka terhadap penyakit

A (3)
H
Interaksi ketiga dikatakan bahwa
Host lebih peka terhadap penyakit.
Host memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring
kearah Host.

E
Pergeseran kualitas lingkungan, Sehingga Agens mendapat kemudahan
menimbulkan penyakit

H Interaksi keempat terjadi pergeseran


(4) kualitas lingkungan, sehingga
A memudahkan agens memasuki tubuh
Host dan menimbulkan penyakit.
E Dalam interaksi ini agens akan
memberatkan keseimbangan,
penyebab ketidakseimbangan karena
bergesernya titik tumpu.
Pergeseran kualitas lingkungan, Sehingga Host peka terhadap penyakit

(5)
A

Interaksi kelima adalah adanya


pergeseran kualitas lingkungan, sehingga
host memberatkan keseimbangan (host
H
sangat peka terhadap agens). Penyebab
ketidakseimbangan disebabkan
bergesernya titik tumpu.
E
Jaring-jaring sebab akibat

Menurut model jaring-jaring sebab akibat ini,


suatu penyakit tidak tergantung pada suatu
sebab yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
sebab akibat dari serangkaian proses sebab
akibat. Dengan demikian timbulnya suatu
penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan
memotong matarantai berbagai faktor.
Faktor Agent

Faktor Faktor 1

Faktor Penyakit Y

Faktor Faktor 2

Faktor

Gambar 2.5 Model Jaring sebab akibat


Contoh model jaring-jaring sebab akibat adalah terjadinya penyakit pneumonia pada bayi
dan balita, seperti pada gambar di bawah ini

Pendidikan Ibu
Pemberian
Berat badan Pemberian Pemberian
Imunisasi Makanan
lahir Asi Vit. A
dini
Pengetahuan Ibu

Sosial Ekomomi Pelayanan Kesehatan Umur


Mikroorganisme Agen

Daya tahan
Status Gizi
tubuh

Ventilasi

KEJADIAN
Adanya Perokok PNEUMONIA
BALITA

Asap Pembakaran Pencemaran Kepadatan


Udara Indoor Hunian

Letak Dapur

Jenis Lantai
Pencemaran
Udara Outdoor Kepadatan Kepadatan
Jenis Dinding Kamar Rumah
Pneumonia disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
memengaruhi yaitu berat badan bayi pada saat dilahirkan
rendah (≤ 2500 g), pemberian asi tidak secara eksklusif
(pemberian asi selama 6 bulan tanpa diberikan makanan
pendamping lain), tidak lengkapnya imunisasi, terutama BCG,
DPT dan campak, pemberian vitamin A yang tidak adekuat,
pemberian makanan tambahan terlalu dini pada bayi ( di
bawah 6 bulan). Semua faktor tersebut akan saling
memengaruhi dan dapat mengakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit. Apabila ada mikroorganisme
penyebab penyakit pneumonia, bayi dan balita tersebut dapat
terkena pneumonia.
Model Roda

Dalam model roda, diperlukan identifikasi dari berbagai


faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan
tidak menekankan pada pentingnya faktor agens. Yang
penting adalah hubungan antara manusia dan lingkungan
hidupnnya, baik lingkungan fisik, biologis aupun
lingkungan sosial. Besarnya peranan masing-masing
lingkungan sangat bergantung pada penyakit yang
bersangkutan. Misalnya peranan lingkungan sosial sangat
berperan dalam menyebabkan stres mental. Peranan
lingkungan biologis akan lebih besar dari yang lain dalam
menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui vektor
dan peranan lingkungan genetik akan lebih besar dalam
menimbulkan penyakit-penyakit keturunan.
Gambar 2.7 Model Segitiga epidemiologi
(epidemiologic triangle)

Lingkungan
Biologi

Pejamu
(Manusia)

Inti Lingkungan
Genetik Sosial

Lingkungan
Fisik
Kriteria Penyebab Penyakit

Kriteria penyebab penyakit atau dapat juga


disebut dengan kriteria kausalitas adalah
kriteria yang menunjukkan adanya hubungan
kausal antara paparan (faktor penelitian) dan
penyakit yang diteliti berdasarkan bukti-bukti
dari berbagai penelitian. Ada beberapa kriteria
kausalitas, diantaranya sebagai berikut.
Kekuatan asosiasi
Semakin kuat hubungan paparan dan penyakit, semakin keyakinan
bahwa hubungan tersebut bersifat kausal. Selain itu, semakin kuat
hubungan paparan dan penyakit, semakin kecil kemungkinan bahwa
penafsiran hubungan dipengaruhi oleh kesalahan acak dan sistemik yang
tidak terduga. Hubugna yang lemah tidak dengan sendirinya dianggap
tidak ada hubugngan kausal, karena kita dapat menduga peran peluan,
bias dan kerancuan dapat mengakibatkan distorsi atau perbedaan hasil
penelitian.
Apabila menggunakan statistik maka nilai P (P value) yang kecil akan
lebih kuat asosiasinya daripada nilai P yang besar, atau interval
kepercayaan yang sempit akan lebih kuat daripada interval kepercayaan
yang lebar. Apabila dihitung dengan rasio misalkan OR (odds ratio) maka
nilai yang menjatuhi angka 1 menunjukkan hubungan yang lebih kuat.
Konsistensi

Semakin konsisten hasil satu penelitian dengan


penelitian lainnya yang dilakukan pada
populasi dan lingkungan berbeda, semakin
kuat hubungan kausal. Kriteria konsistensi
penting untuk meyakinkan peneliti tentang
hubungan kausal.
Hubungan waktu

Hubungan kausal harus menunjukkan urutan


waktu (temporal relationship) yang jelas, yaitu
paparan (faktor penelitian) harus mendahului
sebelum terjadi penyakit. Dalam konteks
penelitian, variabel bebas (resiko, penyebab)
harus mendahului variabel terikat.
Efek dosis-Respons

Perubahan intensitas paparan yang selalu diikuti


oleh perubahan frekuensi penyakit akan
menguatkan kesimpulan hubungan kausal.
Misalnya resiko terkena kanker paru meningkat
dengan bertambahnya jumlah batang rokok yang
diisap perhari, dengan dilihat OR, ternyata
didapatkan perokok sedang dengan OR sebesar 3,
sedangkan perokok sebesar OR 5, dengan
demikian keyakinan hubungan kausal antara
merokok dan kanker paru menjadi lebih kuat.
Kredibilitas biologis suatu hipotesis

Keyakinan hubungan kausal antara paparan


dan penyakit semakin kuat apabila ada
dukungan pengetahuan biologis. Agar dapat
dikataka ada hubungan kausal, hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat
harus dapat dijelaskan dengan teori yang ada.
Koherensi

Asosiasi disebut koheren apabila sesuai


dengan gambaran umum distribusi faktor
resiko serta efek pada populasi tertentu.
Adanya hubungan antara konsumsi garam dan
hipertensi pada suatu penelitian akan didukung
apabila pada populasi tertentu dengan
konsumsi garam yang tinggi ditemukan
prevalensi hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan prevalensi pada populasi umum.
Analogi

Apabila hasil penelitian mendukung hal-hal yang


ditemukan dalam penelitian lain,hubungan kausal
menjadi lebih besar. Hal ini terutama jika desain yang
digunakan tidak sama. Apabila hubungan antara status
gizi dan kejadia pneumonia ditemukan pada studi
cross-sectional dan kontrol kasus (case control),
asosiasi kausal menjadi lebih mungkin. Hal ini
merupakan salah satu bagian yang harus dikupas
dalam pembahasan laporan penelitian, yaitu apakah
hasil yang ditemukan mendukung atau menolak hasil
penelitian yang pernah dilaporkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai