Ahmadiyah didirikan di punjad, india, oleh mirza ghulam ahmad , pada tahun 1889. ahmadiyah memiliki dua aliran yaitu lahore dan punjad. Titik perbedaan kedua aliran ini adalah pada pendapat mereka tentang status mirza itu sendiri. Menurut ahmadiyah lahore, mirza adalah seorang pembaharu (mujaddid) saja, sedangkan menurut ahmadiyah qadian, mirza adalah seorang Nabi. Di indonesia , Ahmadiyah memiliki organisasi resmi bernama Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI). Ahmadiyah aliran Lahore berpusat di Yogyakarta, sedangkan Ahmadiyah aliran Qadiyani berpusat di parung , bogor . Status badan hukum JAI ditetapkan berdasarkan keputusan menteri kehakiman RI nomor JA.5/123/13 pada tanggal 13 Maret 1953. sedangkan statusnya sebagai organisasi masyarakat disyahkan berdasarkan surat Direktorat Hubungan kelembagaan politik nomor 75/D.I/v/2003. Di Banten, JAI termasuk organisasi yang paling kecil. Jumlah anggotanya sedikit, kepengurusanya juga sederhana. Menurut Hasan Basri, pimpinan JAI provinsi banten yang merangkap mubaligh wilayah banten, jumlah anggota JAI di Banten Barat (lebak, pandeglang, serang dan cilegon) saat ini hanya sekitar kurang lebih 500-an orang, sedangkan di Banten Timur (kabupaten dan kota Tangerang ) mencapai 3000-an orang . No Daerah / Wilayah Ketua /Sekretaris 1. Provinsi Banten Hasan Basri / Arif Munandar 2. Lebak H Dade R Sulaeman / Dian Diana 3. Serang Yusuf Ahmad Aldrin 4. Cilegon Ali Ahmad / Kombali 5. Pandeglang - 6. Tangerang - Karena jumlah anggota yang sedikit itulah JAI provinsi Banten masih terbatas pada kegiatan ibadah harian biasa dan pengajian , belum merambah pada dunia pendidikan formal . Kegiatan ini biasanya berpusat di mesjid-mesjid Ahmadiyah yang berjumlah 17 diseluruh pelosok Provinsi Banten. Diantara lokasi-lokasi mesjid itu adalah di cilegon, merak, (cisata,pandeglang) , paninggilan (ciledug,tangerang) perigi (pondok aren), ciputat dan rangkas bitung . Dibanten aliran ahmadiyah telah di fatwakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia dan di anggap telah keluar dari islam . Paham yang dikembangkan oleh Ahmadiyah Qodian menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional II tanggal 11-17 Rajab 1400 H/ 26 Mei - 1 Juni 1980 M, adalah jama’ah di luar Islam, sesat dan menyesatkan. Fatwa ini kemudian dikuatkan lagi melalui Musyawarah Nasional MUI VII, pada tanggal 19-22 Jumadil Akhir 1426 H/ 26-29 Juli 2005 M. Dalam fatwa tahun 2005 ini yang dinyatakan sesat itu bukan hanya Ahmadiyah Qodian, tetapi juga Ahmadiyah Lahore. Jadi, MUI makin mengeras atau melebar. .