Case Report PPT Cilegon
Case Report PPT Cilegon
Disusun oleh:
• DIAGNOSA BANDING
• Orchido-Epididimitis
• Orchitis
• Epididimitis
• Torsio Testis
• Hernia Skrotalis sinistra
• Hidrokel
• Tumor testis sinistra
• USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG testis
• USG Doppler
• PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
• Quo Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
PENATALAKSANAAN
• Infus Ashering 30tpm
• Ceftriaxon 1X2gr
• Ketorolak 3x1amp
• Ranitidine 2x1amp
• Metilprednisolon 3x1amp
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Testis
• Epididimitis
• Hernia scrotalis
• Torsio testis
• Tumor testis
• Hydrocele
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan darah sering tidak dapat membantu
menegakkan diagnosis orchitis.
• USG
• Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis,
menentukan diagnosa dan mendeteksi adanya abses pada
skrotum
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan suportif:
– Bed rest
– Tindakan lokal kompres dingin/kompres dengan PZ
– analgesik
– Antibiotik : ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin
PENCEGAHAN
Immunisasi gondongan bisa mencegah terjadinya
orkitis akibat gondongan (Mums),
tidak melakukan perilaku seksual di luar nikah,
dan berganti-ganti pasangan.
KOMPLIKASI
• Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa
derajat atrofi testis.
• Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
• Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
• Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah
untuk mengurangi tekanan dari tunika.
• Abscess scrotalis
• Infark testis
• Rekurensi
• Epididymitis kronis
PROGNOSIS
• Prognosis pada penderita orchitis secara umum
adalah baik. Pada penyakit orchitis dengan
pemberian antibiotic yang tepat sebagian besar
kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa
komplikasi.
EPIDIDIMITIS
• Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi
pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur
berbentuk kurva (koil) yang menempel di belakang testis dan
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang matur.
ETIOLOGI
• Bermacam penyebab timbulnya epididimitis tergantung dari usia pasien, sehingga
penyebab dari timbulnya epididimitis dibedakan menjadi
• · Infeksi bakteri non spesifik
• · Penyakit Menular Seksual
• · Virus
• · Tuberkulosis
• · Penggunaan Amiodarone dosis tinggi
• · Prostatitis
• · Tindakan pembedahan seperti prostatektomi.
• · Kateterisasi dan instrumentasi
GEJALA KLINIS
• Gejala yang sering berasal dari sumber infeksi asli seperti duh uretra dan
nyeri atau itching pada uretra (akibat uretritis),
• nyeri panggul dan frekuensi miksi yang meningkat,
• rasa terbakar saat miksi (akibat infeksi pada vesika urinaria yang disebut
Cystitis),
• demam, nyeri pada daerah perineum, frekuensi miksi yang meningkat,
urgensi, dan rasa perih dan terbakar saat miksi (akibat infeksi pada prostat
yang disebut prostatitis),
• demam dan nyeri pada regio flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut
pielonefritis).
• Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum.
Nyeri mulai timbul dari bagian belakang salah satu testis
namun dengan cepat akan menyebar ke seluruh testis,
skrotum dan kadangkala ke daerah inguinal disertai
peningkatan suhu badan yang tinggi. Biasanya hanya
mengenai salah satu skrotum saja dan tidak disertai dengan
mual dan muntah.
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal, ukuran
kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu
testis dan epididimis membengkak di permukaan dorsal testis yang sangat
nyeri.
• Setelah beberapa hari, epididimis dan testis tidak dapat diraba terpisah
karena bengkak yang juga meliputi testis. Kulit skrotum teraba panas,
merah dan bengkak karena adanya udem dan infiltrat. Funikulus
spermatikus juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri.
• Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal
• Phren sign bernilai positif
• Pembesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis.
• Pada colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronik yaitu
adanya pengeluaran sekret atau nanah setelah dilakukan masase prostat.
• Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang ringan
• Pada anak-anak, epididimitis dapat disertai dengan anomali kongenital
pada traktus urogenitalis seperti ureter ektopik, vas deferens ektopik, dll.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Pemeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat
dengan shift to the left (10.000-30.000/µl)
• Kultur urin dan pengecatan gram untuk kuman penyebab
infeksi
• Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
• Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
• Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada
penderita
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• 1. Color Doppler Ultrasonography
• 2. Nuclear Scintigraphy
• 3. Vesicouretrogram (VCUG),
cystourethroscopy, dan USG abdomen
DIAGNOSA BANDING
• Orkitis
• Hernia inguinalis inkarserata
• Torsio testis
• Seminoma testis
• Trauma testis
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan epididimitis meliputi dua hal yaitu penatalaksanaan medis dan bedah,
berupa :
• Antibiotik
• Skrotum lebih ditinggikan dengan melakukan tirah baring total selama dua
sampai tiga hari untuk mencegah regangan berlebihan pada skrotum.
• Kompres es
• Pemberian analgesik dan NSAID
• Bedah :
• Scrotal exploration,
• Epididymectomy
• Epididymotomy
KOMPLIKASI
• Abses dan pyocele pada skrotum
• Infark pada testis
• Epididimitis kronis dan orchalgia
• Infertilitas sekunder sebagai akibat dari inflamasi maupun
obstruksi dari duktus epididimis
• Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadism
• Fistula kutaneus
PROGNOSIS
• Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik
yang tepat dan adekuat serta melakukan hubungan seksual
yang aman dan mengobati partner seksualnya. Kekambuhan
epididimitis pada seorang pasien adalah hal yang biasa
terjadi.
TORSIO TESTIS
DEFINISI
• Keadaan dimana
funikulus spermatika
terpeluntir oklusi &
strangulasi dari
vaskularisasi vena atau
arteri ke testis dan
epididimis.
• Merupakan
kegawatdaruratan
vaskuler.
INSIDENSI
• 1 diantara 4000 pria
• < 25 tahun (paling banyak 12 – 20 tahun)
• Testis kiri lebih sering
FAKTOR
ETIOLOGI PENCETUS
• Belum diketahui secara • Trauma
pasti • Kelainan kongenital
• Gangguan seksual /
aktifitas seksual
• Tumor testis
PATOFISIOLOGI
INTRAVAGINAL TORSIO
Tunika vaginalis
Mencegah insersi
Kelainan sistem mengelilingi
epididimis ke
penyangga testis seluruh
dinding skrotum
permukaan testis
Memungkinkan untuk
Testis mengalami terpluntir pada sumbu
torsio testis funikulus spermatikus
ekstravaginalis & rotasi bebas dalam
skrotum
EKSTARAVAGINAL TORSIO
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
• Gejala akut skrotum : • Kadang-kadang :
Nyeri hebat daerah Demam ringan
skrotum (mendadak, • Jarang :
dapat menjalar ke Rasa panas &
daerah inguinal atau terbakar saat
perut bawah) berkemih
Skrotum bengkak • Gejala lain :
Skrotum merah Darah pada semen
• Mual dan Muntah
PEMERIKSAAN FISIK
• Srotum bengkak & hiperemis dapat meluas
hingga skrotum sisi kontralateral
• Nyeri saat palpasi
• Testis terletak transversal atau horizontal
• Testis tampak lebih tinggi
• Nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn sign
+)
• Refleks kremaster (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Dilakukan apabila diagnosis masih meragukan
tidak menunjukkan bukti klinis yang nyata
• Pemeriksaan lab : urinalisis, darah lengkap
tanda inflamasi
• USG Doppler & Radionuclide Scanning
aliran darah ke testis (-)
DIAGNOSIS BANDING
• Epididimitis, Orkitis, Hidrokel, Tumor
testis, Edama srotum idiopatik, Traumatic
rupture, Traumatic hemangioma
PENATALAKSANAAN
Tindakan pemulihan aliran darah ke
testis secepatnya.
1. Detorsi 2. Operasi
manual
Orkidopeksi
elektif Orkidopeksi Orkidektomi
DETORSI MANUAL
• Tidak menggantikan eksplorasi pembedahan.
• Detorsi manual berhasil orkidopeksi elektif
alam waktu 48 jam.
• Angka keberhasilan : 30-70%.
• Keberhasilan bila dilakukan 4 jam setelah
onset : 97%.
• > 24 jam : 10% kemungkinan.
• Anastesi lokal (5ml lidocain / xylocaine 2%)
Fiksasi testis
Pengangkatan testis