Komunikasi Dalam Keselamatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 44

Pendahuluan

• Setiap pasien yang masuk RS memiliki keluhan dan


kebutuhan yang berbeda petugas kesehatan
harus siap untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah pasien bukan hanya dr aspek klinis tapi
juga berdasarkan karakteristik demografi dan
pribadi pasien
• Komunikasi dlm pelayanan kesehatan harus terjalin
baik antara pasien & petugas
• Komunikasi efektif adalah bentuk komunikasi dua
arah, dimana kedua belah pihak (pasien-petugas)
saling memahami informasi yang disampaikan
Objektif

• Komunikasi saat pasien admisi & asesmen


• Komunikasi saat melakukan identifikasi pasien
• Komunikasi saat pelaporan hasil lab kritis dan
terapi via telepon
• Komunikasi saat “handover”
• Komunikasi saat sign in, time out dan sign out
• Pemberian edukasi tentang kebersihan
tangan
1. Komunikasi Saat Admisi
• Informasikan hak-hak pasien
- Hak memiliki penerjemah
- Hak untuk mendapatkan akomodasi bagi yg cacat
- Hak untuk bebas dr diskriminasi
- Hak untuk menunjuk pengambil keputusan
- Hak untuk mendapat dukungan dr org lain selama
perawatan

• Identifikasi bahasa yg diinginkan pasien


Pasien/keluarga diberi hak untuk menentukan bahasa
apa yang mereka ingin gunakan termasuk bagi pasien yg
menggunakan bahasa isyarat
Komunikasi Saat Admisi
• Identifikasi apakah pasien memiliki kebutuhan
sensorik/komunikasi
- Pasien yg sudah memiliki gangguan -> bawa alat
sendiri
- Pasien yg baru mengalami gangguan sensorik krn
masalah kesehatannya saat ini harus difasilitasi
oleh RS

• Apakah pasien membutuhkan bantuan untuk


melengkapi formulir pendaftaran
Petugas harus sensitif dan mampu menidentifikasi
kebutuhan pasien saat mengisi form pendaftaran
Komunikasi Saat Admisi
• Catat Ras /etnis pasien dlm rekam medis
Data ras/etnis penting, tapi pastikan bahwa pasien mendapatkan
pelayanan dg baik tanpa membedakan ras
• Apakah pasien menggunakan perangkat bantu
Pasien yg menggunakan alat bantu harus dipastikan dapat
memperolehnya slm perawatan
• Apakah ada kebutuhan tambahan yg mempengaruhi pasien
dlm perawatan
Perawatan yg dilakukan oleh lawan jenis, pakaian tertentu yg
digunakan sesuai budaya/keyakinan pasien
• Informasikan kebutuhan pasien (yg unik) kpd tim pemberi
asuhan
2. Komunikasi Saat Asesmen

• Identifikasi dan penuhi kebutuhan komunikasi


pasien selama asesmen
• Mulailah hubungan pasien – petugas dg
perkenalan
• Berikan dukungan untuk kemampuan pasien
dlm memahami informasi kesehatan
• Identifikasi dan penuhi kebutuhan mobilitas
pasien slm asesmen
Komunikasi Saat Asesmen

• Identifikasi keyakinan, budaya, agama dan spiritual


pasien
• Identifikasi kebutuhan diet pasien
• Minta pasien untuk mengidentifikasi dukungan orang
lain
• Komunikasikan informasi ttg kebutuhan pasien yang
unik kpd tim pemberi asuhan
3. Komunikasi Saat Melakukan
Identifikasi Pasien
• Identifikasi pasien dilakukan pada saat :
- Sebelum menerima pengobatan

- Sebelum tindakan (diagnostic /terapeutik)

- Sebelum pemberian tranfusi

- Sebelum pengambilan darah atau spesimen


Warna Gelang Identifikasi
• Gelang Identitas
▶ Biru : Laki-laki
▶ Pink : Perempuan

• Gelang Risiko
▶ Merah : Alergi
▶ Kuning : Risiko Jatuh
▶ Ungu : Do Not Resucitate
Cara Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan cara
>verbal (menanyaka nama pasien dan tanggal lahir)
>visual (melihat gelang pasien)→ nama dan tgl lahir)

Identifikasi pasien rawat inap menggunakan gelang


identitas
Dalam melakukan identifikasi secara verbal dan visual
saat pertemuan pertama kali, selanjutnya cukup
secara visual dengan melihat gelang pasien.

Bila terjadi pertukaran petugas, maka identifikasi


dilakukan secara verbal dan visual
Identifikasi Risiko Jatuh
Pengertian
Jatuh merupakan suatu kondisi yang tiba-tiba, tidak
terkontrol yang menyebabkan tubuh berpindah tempat
ke bagian yang lebih rendah, yang dapat mengakibatkan
cidera.
Kapan dilakukan pengkajian ?

• Pada saat pengkajian awal pasien/pertama kali


masuk rumah sakit.

• Pada saat dipindahkan dari unit satu ke unit


perawatan lain

• Perubahan kondisi pasien

• Setelah mengalami jatuh


Instrument Pengkajian Risiko Jatuh

1. Humpty dumpty untuk pasien anak

2. Morse fall scale untuk pasien dewasa

3. Ann Hendrich untuk pasien geriatrik

4. Get Up and Go Test untuk pasien Rawat Jalan


Skoring risiko jatuh Humpty dumpty
Skoring risiko jatuh Morse scale
4. Komunikasi Saat Pelaporan Hasil Kritis

• Nilai Kritis dilaporkan segera oleh pemeriksa


ke perawat ruangan untuk diteruskan ke DPJP

• Nilai kritis yang perlu dilaporkan yang terdapat


dalam daftar nilai kritis yang ditetapkan
Rumah Sakit

• Hasil nilai kritis didokumentasikan dalam


catatan terintegrasi oleh penerima informasi
Komunikasi Saat Mendapat Instruksi
Via Telepon
• Komunikasi verbal dilakukan oleh dokter jaga/perawat pd
saat pasien dirawat di RS

• Penggunaan komunikasi verbal dengan metode SBAR


dilaksanakan saat handover dan saat menghubungi DPJP
untuk melaporkan pasien
- Pasien baru masuk rawat
- Pasien dengan kondisi kritis.
- Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan
penunjang.
- Pasien dalam pengobatan yang memerlukan
pengawasan khusus,
- Kondisi yang memerlukan monitoring ketat.
5. Komunikasi Saat Mendapat Instruksi
Via Telepon
• Tenaga kesehatan yang dapat memberikan
instruksi melalui telepon adalah DPJP

• Tenaga kesehatan yang dapat menerima


instruksi melalui telepon adalah dokter jaga
PPDS, PPJP, perawat Asosiate,Farmasis dan
Dietisien
Komunikasi Saat Mendapat Instruksi
Via Telepon
• Instruksi verbal melalui telepon dilakukan apabila DPJP
tidak berada di lingkungan RS atau tidak dapat
menemui pasien dlm waktu 30 menit

• Tenaga kesehatan yang menerima pesan verbal melalui


telepon menerapkan sistem TBaK (Tulis Baca
Konfirmasi kembali), dan dokumentasikan dalam
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

• Dokter pemberi instruksi harus melakukan verifikasi


dengan menanda tangani catatan pasien yg ditulis
penerima instruksi dalam kotak Stempel TBAK sebagai
tanda persetujuan dalam waktu < 48 jam
STEMPEL TBAK UNTUK VERIFIKASI
LOGO
RS

SUDAH DILAKUKAN TBAK DENGAN BENAR

Penerima Instruksi Pemberi Instruksi

Tanggal : Tanggal :

Jam : Jam :

Nama : Nama :

Paraf : Paraf :
6. Komunikasi Saat Handover

• Pengertian

Handover adalah suatu kegiatan serah terima


pasien dari satu unit ke unit lain, petugas
kesehatan kepada petugas kesehatan lainnya
atau dari RS ke RS lainnya
Komunikasi Saat Handover
• Handover dilakukan dengan menggunakan metode
SBAR

• Handover dilakukan antar :


- Petugas kesehatan dg petugas kesehatan lain
(pergantian shift antar perawat/dokter)
- Unit keperawatan ke unit perawatan lain
- unit perawatan ke ruang pemeriksaan/tindakan
- Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain

• Handover antar unit ditulis dalam formulir transfer


• Handover antar shift di tulis dalam CPPT (dg pola SOAP)
Komponen Handover
• Lokasi di ruang perawatan atau bedside

• Partisipasi di R Perawatan dg seluruh perawat yg akan


bertugas, bedside handover antar perawat pelaksana

• Struktur sbg fungsi informasi, sosial, organisasi & edukasi

• Isi td : identifikasi pasien,rwyt peny, status klinis, renc


perawatan & discharge planning

• Waktu Setiap pergantian shift


Komunikasi Saat Discharge & Transfer
• Perlu komunikasi selama discharge /transfer
Sesuaikan dengan kebutuhan komunikasi pasien, bahasa,
alat bantu atau penerjemah
• Libatkan pasien dan klg dalam perencanaan
discharge/transfer
Beri kesempatan pasien/klg untuk bertanya, dan diskusi
• Jelaskan ttg instruksi discharge sesuai kebutuhan pasien
Tanyakan apakah pasien lebih dapat menerima informasi
dg cara mendengar, melihat atau membaca
Pastikan pasien memahami informasi yg disampaikan
• Identifikasi tindak lanjut sesuai kebutuhan pasien
Pastikan fasilitas penerima pasien memahami kebutuhan
pasien
7.Komunikasi Saat
Sign in, Time out & Sign out

• Pengertian

Menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur


yang tepat, serta pasien yang tepat dengan
penerapan checklist yang berkaitan dengan
keselamatan pasien sebelum operasi/
tindakan berisiko tinggi/tindakan yang
menggunakan sedasi.
Universal Protocol
Ada 3 langkah :
Langkah pertama :
Penandaan (Mark site)
- Penandaan daerah operasi diterapkan bila tindakan
invasif non bedah atau bedah menyangkut kasus-kasus
yang bersifat lateral, struktur multiple, ataupun multiple
level.
- Dilakukan oleh DPJP yang melakukan prosedur atau ikut
serta dalam tindakan tersebut
- Menggunakan spidol site marking permanen dengan
memberi tanda
Langkah 2: Proses Preverifikasi
- dilakukan oleh tim bedah/tim tindakan invasif non bedah
lainnya sebelum tindakan dilakukan

- Tujuan :
a. memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang tepat
b. memastikan bahwa semua dokumen dan persiapan
darah telah tersedia, diberi label, dan di pampang
dalam rekam medik
c. memastikan peralatan khusus/implant tersedia.

Langkah ke 3

Proses pembedahan/ tindakan invasif non bedah

sign in,
time out,
sign out
-
SIGN IN
• Sign In Proses sebelum induksi anestesi dilakukan oleh
perawat sirkuler yang memiliki kompetensi.

– Kesiapan kamar operasi/tindakan, mesin anestesi, mesin pintas


jantung paru, alat kesehatan dan instrumen.

– Serah terima perawat kamar operasi/tindakan, perawat ruangan


dan keluarga pasien (identitas pasien, site marker, alergi, jalan
nafas, prostesa, hasil konferensi akhir, data laboratorium, foto
rontgen, surat persetujuan tindakan kedokteran, tertib
administrasi, dan persiapan darah pengganti)

– Mereview dari tim bedah, anestesi dan perfusi, atau dokter yang
melakukan tindakan tindakan invasif non bedah

– Mengatur posisi operasi pasien di meja operasi/tindakan

– Pemberian anti biotik profilaksis


TIME OUT
• Time out → Proses sblm insisi kulit, dipimpin o/ perawat sirkuler
– Memperkenalkan anggota tim
– Tim secara verbal mengkonfirmasi identitas pasien,
prosedur, site, side dan level operasi, serta alergi
– Ahli bedah/dokter yang melakukan tindakan mereview
tindakan yang akan dilakukan dan situasi kritikal
(perdarahan)
– Anestesi ikut terlibat aktif
– Perawat mereview tentang persiapan alat kesehatan dan
instrumen :
Sterilisitas (expired date, indikator, special instrumen,
prostesa, pacemaker,generator, dll).
SIGN OUT
• Sign out→ Proses sblm pasien dilakukan penutupan
insisi (sign out)
– Dokter bedah/ intervensi melakukan review
mengenai tindakan yang telah dilakukan dan hal-
hal penting lainnya selama tindakan.
– Dokter Anestesi mereview hal-hal penting lainnya
dan antisipasi di ruang perawatan selanjutnya.
– Perawat mereview kelengkapan instrumen, kassa,
jarum, pemberian label spesimen, dan masalah
kerusakan pada instrumen.
SPO
• Persiapan operasi/ tindakan invasif
- Kunjungan pre-operatif dokter yang melakukan tindakan
- Cek kelengkapan dokumen
- Cek persiapan kebutuhan darah, implant, dan peralatan
khusus yang dibutuhkan.

• Terapkan Universal protokol


- Penandaan (Mark site)
- Lakukan proses preverifikasi
- Lakukan proses Surgical cheklist, yang meliputi :
Proses sebelum induksi anestesi (Sign In )
Proses sebelum insisi kulit (time out)
Proses sebelum insisi di tutup (sign out)
Pemberian Edukasi Kebersihan Tangan

• Pengertian
Kebersihan tangan adalah suatu tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun /
antiseptik di bawah air mengalir (cuci tangan) atau
dengan menggunakan cairan berbahan dasar alkohol
(handrub)

• Tujuan
Mengurangi risiko infeksi yang terjadi di fasyankes
KEBERSIHAN TANGAN
• Kebersihan tangan mengacu pada guidelines yang ditetapkan
WHO

• Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan


sabun antiseptik dgn air mengalir (hand wash) dan dengan
cairan berbasis alkohol (handrub)

• Bila tangan tampak kotor gunakan hand wash dan jika tidak
tampak kotor gunakan handrub

• Menggunakan enam langkah dalam melakukan kebersihan


tangan

• Setiap pasien dan keluarga harus diajarkan cara melakukan


kebersihan tangan

• Dokumentasikan dalam form edukasi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai