Anda di halaman 1dari 33

Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Menurut Aoh. K. Hadimaja : Menurut H. B. Jassin :


“Cerpen merupakan salah satu “Cerpen ialah sebuah cerita yang
karangan fiksi yang biasa disebut singkat yang harus memiliki bagian
juga dengan kisahan prosa terpenting yakni perkenalan,
pendek.” pertikaian, serta penyelesaian.”
Pengertian Cerpen Secara Umum

• Menurut KBBI :
“Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita
yang mengandung arti tuturan mengenai
bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif
pendek atau memiliki kata-kata yang tidak
lebih dari 10.000 kata yang dapat memberikan
kesan dominan dan akan memusatkan hanya
pada salah satu tokoh saja.”
• Intinya Cerpen adalah cerita fiktif yang relatif singkat dengan
jumlah kata yang terbatas, cenderung padat dan langsung
pada tujuannya.
Tujuan Menulis Cerpen

• Tujuan menulis cerpen adalah


mengungkapkan perasaan seorang penulis
dalam memberikan penghayalan/imaji pada
sebuah cerita dan menghibur para pembaca
sehingga pembaca dapat memperoleh hiburan
sekaligus nasihat/teguran dari sebuah cerpen.
Ciri-Ciri Cerpen
1. Bentuk tulisan singkat, padat dan 6. Meninggalkan kesan mendalam
lebih pendek daripada novel. pada perasaan pembaca

2. Tulisan kurang dari 10.000 kata. 7. Penggunaan kata-katanya sangat


ekonomis dan mudah dikenal
3. Sumber cerita dari kehidupan masyarakat.
sehari-hari, baik pengalaman
sendiri maupun orang lain. 8. Beralur tunggal atau lurus.

4. Penokohannya sangat sederhana, 9. Habis dibaca sekali duduk dan


hanya mengisahkan sesuatu yang
singkat, dan tidak mendalam.
berarti bagi pelakunya.
5. Tidak melukiskan seluruh
10. Tokoh-tokohnya dilukiskan
kehidupan pelakunya karena
mengalami konflik sampai pada
mengangkat masalah tunggal penyelesaiannya.
atau sarinya saja.
Jenis-Jenis Cerpen
• Berdasarkan Jumlah Katanya :
 Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 kata.
 Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4.000 kata.
 Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000
buah.

• Berdasarkan Teknik Mengarangnya :


 Cerpen sempurna, cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot
yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini
pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas
(cerpen).
 Cerpen tak utuh, cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (temanya
terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstuktur, dan kadang-kadang
dibuat mengambang oleh penulisnya. Cerpen jenis ini bersifat
kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan
orisinil, sehingga lazim disebut cerpen ide.
Struktur Cerpen
o Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak
merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan
menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak bersifat
opsional yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak
menggunakan abstrak.
o Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan
suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut.
Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat,
suasana dan waktu.
o Komplikasi adalah rangkaian kejadian-kejadian yang
berhubungan dan berisikan tentang sebab akibat kejadian
sebuah cerita.
Struktur Cerpen
o Evaluasi adalah struktur dari konflik-konflik yang terjadi
dalam cerita yang mengarah pada titik klimaks atau
puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran
penyelesaian dari konflik tersebut.
o Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi. Resolusi
berisi solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang
tokoh atau pelaku dalam cerita.
o Koda adalah nilai atau pelajaran yang dapat diambil dari
suatu cerita. Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan
peringatan bagi pembacanya.
Unsur Intrinsik
• Tema adalah gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Tema dibagi
menjadi dua yaitu, tema yang dapat langsung terlihat jelas didalam
cerita(tersurat) dan tema yang tidak langsung terlihat jelas atau harus
dipahami terlebih dahulu(tersirat).
• Alur atau Plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Contoh alur cerita :
 Perkenalan tokoh.
 Muncul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh.
 Peningkatan konflik
 puncak konflik atau klimaks
 Penurunan konflik.
 Penyelesaian masalah.

• Setting atau Latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat,


waktu, dan suasana dalam cerita tersebut. Setting biasanya berhubungan
erat dengan tema cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan
maka settingnya berada di sekolah.
Unsur Intrinsik
• Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Dalam sebuah cerita tokoh
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :
o Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang
berperan menjadi orang baik).
o Tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang berperan menjadi
orang jahat).
o Tokoh figuran (tokoh pendukung atau tokoh yang mendampingi tokoh
protagonis)

• Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita.


Metode untuk menentukan karakter terdapat 2 macam, yaitu :
º Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menentukan karakter
tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara
langsung.
º Metode dramatik adalah metode yang digunakan untuk menentukan
karakter tokoh dengan cara tidak langsung (dilakukan melalui percakapan
yang dilakukan oleh tokoh lain).
Unsur Intrinsik
• Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu
peristiwa didalam sebuah cerita. Macam-macam sudut pandang :
1. Sudut pandang orang pertama, pengarang memposisikan dirinya sebagai
tokoh utama yang berbicara dalam cerita tersebut.
2. Sudut pandang

3. Sudut pandang

Amanat atau Pesan yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang
pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca. Pesan bisa berupa harapan,
nasehat, dan sebagainya.
Unsur Ekstrinsik
adalah unsur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen tersebut. Unsur
ekstrinsik dibagi menjadi 2 yaitu :
• Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor-faktor di dalam lingkungan
masyarakat penulis yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen
tersebut. Ada beberapa latar belakang yang mempengaruhi penulis,
diantaranya adalah:
1. Ideologi Negara
2. Kondisi Politik
3. Kondisi Sosial, dan
4. Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.
• Latar Belakang Pengarang dapat dikelompokkan kedalam 3 faktor yaitu :
1. Biografi, riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan.
2. Kondisi psikologis, berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau
keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.
3. Aliran sastra, seorang penulis pastinya mengikuti alisran sastra tertentu.
Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan
yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.
Unsur Ekstrinsik

• Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen


Adalah sesuatu yang dapat diambil atau dipetik dari cerpen
yang bersifat edukatif, menambah pengetahuan, memberikan
hiburan, atau yang dapat memanusiakan manusia sehingga
berguna bagi manusia dalam kehidupan sehari hari. Meliputi
nilai agama, nilai sosial, nilai moral, nilai budaya, dsb.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menulis
Cerpen
1. Ide Cerita

Tulislah ide yang ada di kepala atau jika kesulitan, lihatlah apa yang ada di sekitar
lingkungan dan orang orang di sekitar. Atau ide bisa muncul dengan melakukan research
kecil kecil

2. Narasi

Dalam menulis dan menyusun narasi cerita, harus dibuat semenarik mungkin. Bahasa yang
digunakan dapat memvisualiasikan peristiwa-peristiwa dalam cerita secara tepat, namun
tidak membosankan dan berbelit-beli

3. Deskripsi

Berikanlah deskripsi mengenai tokoh, latar waktu, tempat, ataupun suasana yang ada di
dalam cerita, sehingga pembaca bisa menyelami cerita yang Anda tulis dengan lebih baik,
juga cerita Anda akan menjadi lebih hidup.

4. Dialog

Lewat dialog, kalian dapat memberikan gambaran lebih tentang watak dan sifat tokoh
dalam cerita, apa yang dirasakan dan dipikirkan tokoh tersebut, tidak hanya itu, dialog juga
dapat dijadikan alat untuk memberikan penghayatan pada cerita.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Menulis
Cerpen
5. Konflik

Dengan adanya konflik, ( percekcokan, perselisihan, atau pertentangan) . pembaca akan


menjadi penasaran tentang bagaimana kisah selanjutnya atau bagaimana akhir dari cerita yang
Anda tulis.

6. Wawasan

Anda dapat memasukan pengetahuan di dalam cerita yang Anda tulis. Tentu saja hal ini akan
lebih menarik perhatian pembaca, contoh Demokrasi , dimana ia memberikan beberapa
pengetahuan kepada pembaca tentang bagaimana mengemukakan pendapat..

7. Memperhatikan EyD

Penting bagi penulis untuk mampu menulis sesuai dengan EYD, terutama tentang penggunaan
tanda baca, Penggunaan kata, sebaiknya menggunakan pilihan kata yang efisien dan
menghindari menggunakan kalimat deskriptif yang berpanjang-panjang.

8. Banyak Membaca dan Menulis

Dengan banyak membaca karya orang lain, Anda dapat belajar bagaimana menulis cerpen
yang baik dan juga Anda akan mendapatkan banyak inspirasi menulis.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen

Langkah menulis cerpen :

1. Menentukan Tema
2. Menentukan Tokoh dan Watak dari cerpen yang akan
dibuat
3. Menentukan sudut pandang cerpen
4. Menentukan jalannya cerita
Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bagaimana seorang penulis menyampaikan


isi ceritanya dalam bentuk tulisan.
Gaya bahasa dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
• Gaya Bahasa Kiasan
Adalah gaya bahasa yang maknanya tidak disampaikan secara
langsung ataupun tersurat, tetapi tersirat di dalam tulisan
tersebut
• Gaya Bahasa Retorika
Adalah gaya bahasa yang maknanya disampaikan langsung atau
tersurat di dalam kalimat tersebut.
Contoh Gaya Bahasa

• Gaya Bahasa Kiasan :


 Alegori → Mengumpamakan suatu hal dengan benda atau simbol-
simbol tertentu.
 Ironi → Berupa sindiran yang disampaikan dengan cara yang halus.
 Antomonasia → Gaya bahasa yang mengganti nama julukan, atau
semacamnya.

• Gaya Bahasa Retorika :


 Paradoks → Gaya bahasa yang mengandung pertentangan.
 Hiperbola → Gaya bahasa yang bahasanya sengaja dilebih-lebihkan.
Sinopsis Cerpen
Sinopsis Cerpen Karya Kelompok

Nadia dan kedua teman serangkainya mendaki ke Gunung Semeru


gunung tertinggi di pulau jawa dan ya tak lupa dengan Adit. Saat di
tengah pendakian menuju puncak, keaslian mereka mulai tebongkar.
Pecaya tidak percaya dengan siapa yang mereka harus ikuti.

Tanpa diduga, semua tempat menjadi ramai, ditambah lagi


keterpanaan mereka pada keelokan gunterlupakan oleh indahnya
alam. Tiba-tiba saja salah satu dari mereka menghilang di tengah
perjalanan . Dengan sigap, mereka langsung sibuk mencari.
Di dimensi yang lain, paras rupawan Tian telah membuat seorang
gadis misterius bernama Wily mengaguminya. Sulit dipercaya
karena Wily mempunyai kemiripan dengan Sheryl.

Petualangan di malam itu, mendatangkan kejutan demi kejutan.


Apakah keberanian Sheryl berhasil membawa Tian kembali?
Siapakah sosok Wily yang sebenarnya? Apakah Sheryl, Tian dan
yang lainnya akan kembali ke masa sekarang?
TEMA

1. Tema yang digunakan dalam Cerpen Antara Nyata dan Tidak


adalah Petualangan dan Kesetia-kawanan.

Kalimat yang menunjukan tema Petualangan :


“….. Sudah hampir satu jam aku dan keempat temanku--berputar-putar
dihutan ini. Yang kami lihat hanya pepohonan yang menjulang tinggi
serasa bagai awan terus mengikuti..”.

Kalimat yang menunjukan tema Kesetia-kawanan :


“Aku mengajak Rangga untuk mencari Adit dan Syifa diantara para
pendaki yang lain. ......
ALUR
Perkenalan tokoh.
Aku menengok jam yang menggantung di tangan kananku, waktu menunjukan
pukul 14:55 Petang hari. ”. Sudah hampir satu jam kami—aku dan keempat temanku--
berputar-putar dihutan ini. Yang kami lihat hanya pepohonan yang menjulang tinggi
Muncul konflik
“Mending kita lewat jalan kanan deh, soalnya waktu itu gua pernah lewat sini dan jalan
yang paling cepet itu jalan sebelah kanan” saran Adit kepada kami.
Peningkatan konflik
“Terserah lu semua dah lewat mana, gue tetep bakal lewat jalan sebelah kanan.”
tegas Adit. “...Gue ikut lo deh Dit, kasian kalo lo sendirian” sambung Syifa.
puncak konflik
“Syifa mana Dit?” tanyaku pada Adit.
“Lho, bukannya sama kalian?” jawab Adit.
Penurunan konflik
“Udah lu tenang dulu Nad, mendingan sekarang kita cari Syifa tanya ke
pendaki lain. Lo semua punya fotonya Syifa kan?” tanya Rangga.
Penyelesaian masalah
“Kita coba cari sinyal aja, trus hubungin dia” perintah Rangga.
Perkenalan Tokoh

Pengarang menampilkan sifat tokoh secara analitik dan


dramatik.

Analitik
Diantara kelompok kami, Aku dan Adit memang merupakan teman sedari kecil
tetapi kami tidak memiliki satu kesatuan sifat yg cocok. Kami bagaikan senyawa
polar dan nonpolar, aku sebagai minyaknya dan adit itu bagai airnya. Bahkan
kami pun pernah mereka bertengkar hanya karena meributkan manakah yang
berada lebih dahulu di bumi ini?ayam ataukah telor ayam, benarkan bagai air dan
minyak tidak memungkinkan bagi kita untuk berdamai. berbeda dengan syifa
dan rangga mereka akur dan selalu kompak jika saja rangga berkata demikan
pastinya syifa ikut setuju dan menambahkan pendapat didalamnya

Dramatik
““Terserah lu semua dah lewat mana, gue tetep bakal lewat jalan sebelah kanan”.”
tegas Adit.
PENOKOHAN
(perwatakan,karakterisasi)
 Tokoh utama = Nadia/Aku
Alasan : Karena tokoh “Nadia/Aku“ yang menceritakan/ menggambarkan kisah
tentang kejadian saat pendakian ke puncak gungung tersebut. Tokoh “ Wahyu “
juga sering muncul didalam cerita tersebut.

PENOKOHAN :
a) Nadia/Aku
sensitif.
Dibuktikan dari kalimat, “Lo sebenernya tau jalannya ga sih, Dit?” tanya Nadia
kepada Adit dengan nada yang kesal.

b) Adit
keras kepala.
Dibuktikan dari kalimat, “Adit itu orangnya sangat keras kepala jadi
percuma saja kami membujuknya.”
PENOKOHAN
(perwatakan,karakterisasi)

c) Rangga
kalem dan penurut.
Dibuktikan dari kalimat, “Aku mengajak Rangga dan Nadia untuk
mencari Adit dan Syifa diantara para pendaki yang lain.” dan “Udahlah
tenang aja gua kan udah pernah ngedaki gunung ini.” balas Rangga.

d) Syifa
berterus terang.
Dibuktikan dari kalimat, “Kan gua udah ngeline di grup kalo gua ga bisa
ikut, soalnya nyokap gua ngajakin ke Bandung, berarti sekarang gua lagi
di Bandung.”
SETTING
1) Setting waktu
Senja
Tedapat pada kalimat :
” Aku menengok jam yang menggantung di tangan kananku, waktu menunjukan
pukul 14:55 Petang hari. ”

2) Setting tempat
Di dalam Hutan.
Tedapat pada kalimat :
“Sudah hampir satu jam kami—aku dan keempat temanku--berputar-putar di
dalam hutan ini. Yang kami lihat hanya pepohonan yang menjulang tinggi.”

3) Setting Suasana
Hening dan Menegangkan
Tedapat pada kalimat :
Kalimat yang diucapkan Syifa sukses membuatku dan ke tiga sahabatku
terdiam cukup lama. Kami sibuk dengan pikiran kami sendiri, aku berpikir mana
yang sebenarnya nyata dan mana yang bukan.
Bahasa Yang Digunakan

Kalimat langsung
“Gimana lu ketemu gak?” tanya Rangga
Kalimat tidak langsung
Kakek itu pun berkata pada ku bahwa kami akan melewati jalan yang
bercabang, serta memerintahkan kami untuk mengambil jalur sebelah kiri.
Kalimat kiasan Antomona
walaupun matari sudah fajar dari beberapa menit yang lalu angin dingin
masih menggigit sampai menusuk kedalam tulang tubuh ini.
SUDUT PANDANG

Dalam cerita ini penulis menggunakan sudut pandang orang ke-


Satu “orang pertama pelaku utama”. Hal ini dikarenakan tokoh utama
dalam cerita selalu menyebutkan kata aku., khususnya yang utama, kerap
atau terus menerus berkata diriku, dan sebagai variasi dipergunakan kata
ganti nama.

Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan novel berikut:


Aku menengok jam yang menggantung di tangan kananku, waktu
menunjukan pukul 4:55 dini hari. Sudah hampir satu jam aku dan
keempat temanku--berputar-putar dihutan ini.

Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan novel berikut:


“Lo dimana Syifa, sumpah gua udah capek nyariin lo”gelisah ku sambil
menghela nafas
AMANAT

Amanat yang terkandung dalam cerpen Cerpen Antara Nyata dan Tidak adalah :

• Kita tidak boleh menjadi orang egois (keras kepala),


• Kita harus mendata informasi sebelum berpergian
• Kita harus memilki sifat yang bijak saat berteman. Dan
• Kita tidak boleh menjadi orang yang mudah panik.
 Cerpen Antara Nyata dan Tidak ditulis oleh kelompok 3

 Nilai-nilai dalam cerita


Dalam cerpen ini terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-
nilai itu antara lain :

A. Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam
kehidupan masyarakat( misalnya, saling, menolong, dan tenggang rasa )
Terdapat pada kalimat :
““Udah lu tenang dulu Nad, mendingan sekarang kita cari Syifa tanya ke pendaki
lain. Lo semua punya fotonya Syifa kan?””tanya Rangga.

B. Nilai Agama, yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan atau
ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
Terdapat pada kalimat:
“Rasanya sangat lega, semua capek dan lelah terasa terbayarkan karena
keindahan alam dari atas sini, walaupun matari sudah fajar dari beberapa menit
yang lalu aku tetap merasa senang bisa ada di atas sini. Tak lupa syukur ku pada
yang kuasa dapat sampa di tempat ini dengan selamat sehat wal’afiat”
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai