Anda di halaman 1dari 43

OPTIK GELOMBANG

INTERFERENSI,
INTERFERENSI CELAH DUA,
INTERFERENSI CELAH
BANYAK, OPTIK FOURIER
A . P E NG E R T I A N I NT E R F E R E NS I

 Optik fisis merupakan optik yang membahas


proses-proses yang berhubungan dengan
sifat-sifat gelombang cahaya
 Banyak gejala optika yang dapat dijelaskan
melalui oftik fisis ini, diantaranya interferensi
dan difraksi
 Interferensi merupakan perpaduan
dua atau lebih gelombang sebagai
akibat berlakunya prinsip superposisi.
Interferensi terjadi bila gelombang
tersebut koheren, yakni mempunyai
(perbedaan fase yang tetap dan
memliki frekuensi yang sama).
 Dua gelombang disebut sefase, jika
kedua gelombang tersebut memiliki
frekuensi sama dan pada setiap saat
yang sama memiliki arah simpangan
yang sama pula.
 Adapun dua gelombang disebut berlawanan
fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki
frekuensi sama, dan pada setiap seal yang
sama memiliki arah simpangan yang
berlawanan.
 Pertemuan kedua gelombang akan mengalami
interferensi jika pertemuan kedua gelombang
saling menguatkan, disebut interferensi
maksimum atau interferensi konstruktif
(penjumlahan), sehingga pada titik tersebut ada
terlihat titik terang, peristiwa ini terjadi jika
pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang
sefase
 Akan tetapi, jika pertemuan gelombang
saling melemahkan, disebut interferensi
minimum atau interferensi destruktif,
sehingga pada titik tersebut akan terjadi
titik gelap,peristiwa ini terjadi jika pada
titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.
 Interferensi dapat bersifat membangun
dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama
sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
 Bersifat merusak jika beda fasenya adalah
180 derajat sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.
 Interferensi menghasilkan gelombang yang
berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung
menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika
bukit sebuah gelombang dan lembah (titik
terendah) gelombang bertemu, gelombang
saling mengapuskan satu sama lain. Posisi
bukit dan lembah disebut fase.
B. PENGERTIAN INTERFEROMETER

 Interferometer adalah alat yang dapat


digunakan untuk mengukur panjang
atau perubahan panjang dengan
ketelitian yang sangat tinggi
berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi
I N T E R F E RO M E T E R D I BAG I DA L A M
D UA K AT E G O R I , M E N U R U T C I R I
P O KO K N YA

1. Interferometer pembelahan muka


gelombang (wavefront spliting).
2. Interferometer pembelahan
amplitudo (Amplitudo spiliting).
 Koherensi gelombang, yang merupakan
syarat terjadinya interferensi, dapat
dibuat dengan peralatan interferometer.
Berdasarkan prinsip kerjanya,
interferometer dikelompokan menjadi
pembelahan muka gelombang (wavefront
splitting) dan pembelahan amplitude
(amplitude splitting).
Pada interferometer pembelah muka gelombang,
dua gelombang yang koheren diperoleh dari sumber yang
sama dengan intensitas yang tetap. Contoh dari
interferometer ini adalah percobaan dua celah dari young,
biprisma Fresnel, cermin ganda (double mirror).
PERCOBAAN YOUNG

 Prinsip kerja dari interferometer young ditunjukan pada gambar


Persamaangelombangcahayadaridandititik P
padalayarmasing-masingkitanyatakandengan :

𝐸1 (r,t) = 𝐸0 . 𝑒 𝑖(𝑘.𝑟1−𝜔𝑡+𝜑1)

𝐸2 (r,t) = 𝐸0 .𝑒 𝑖(𝑘.𝑟1−𝜔𝑡+𝜑2)

Superposisi di titik P adalah :

E(r,t) = 𝐸0 .( 𝑒 𝑖(𝑘.𝑟1−𝜔𝑡+𝜑1) + 𝑒 𝑖(𝑘.𝑟1−𝜔𝑡+𝜑2) )


Dan intensitasnyaadalah :

I = 2.𝐼+2.𝐼0 .cos(∅)

I = 2.𝐼0 {1+cos (∅)}

Dengan

∅ = k(r1−r2 ) + (φ1+φ2 ) (6.4)

∅ = k.∆𝑟 + ∆𝜑
Intensitasmaksimum (= 4.𝐼0 ) terjadibila :

𝜋. 𝑑. 𝑦
= 𝜋. 𝑛
𝜆. 𝐿
Intensitasminimum terjadibila :

𝜋.𝑑.𝑦 2.𝑛+1
= .
𝜆.𝐿 2
INTERFEROMETER TIPE
FABRY-PEROT (F -P)
 Memanfaatkan efek pemantulan
jamak (multiple reflection)
sebagai mekanisme pembelahan
intensitas gelombang
 Memiliki kedataran optik dengan
ukuran λ/20
Pola interferensi yang terjadi ditentukan oleh
benda fase antara berkas gelombang yang
bersuperposisi. Beda fase tersebut terdiri dari
beda fase akibat selisih lintasan yang ditempuh.
𝜑𝑙 = 𝑘 Δ𝑟
Pergeseran fase akibat pemantulan sebagaimana
diungkapkan oleh sudut ϕ/2 dari koefisien r
yang pada umumnya dapat bersifat kompleks
berkaitan dengan pemantulan internal
jadi: 𝑟 = 𝑟 𝑒 𝑖𝜑/2
𝑑
𝑃1 𝑃2 = , 𝑃2 𝑃5
𝐶𝑜𝑠𝜃
= 2𝑑 tan 𝜃, 𝑃2 𝑃3 = 𝑃2 𝑃5 sin 𝜃
Selisih jarak lintasan antara kedua berkas
berdampingan adalah:
𝛥𝑟 = 𝑃1 𝑃2 + 𝑃2 𝑃4 + 𝑃4 𝑃5 − 𝑃1 𝑃2 + 𝑃2 𝑃3
= 2𝑃1 𝑃2 − 𝑃2 𝑃3

1 𝑆𝑖𝑛2 𝜃
Δ𝑟 = 2𝑑 . = 2𝑑 cos 𝜃
𝐶𝑜𝑠𝜃 𝐶𝑜𝑠𝜃
Beda fase bersangkutan pada faktor 𝑒 𝑖𝑘Δ𝑟
dinyatakan dengan rumus serupa:
4𝜋
𝜑 = 𝑘Δ𝑟 = 2𝑑 𝑘 cos 𝜃 = 𝑑 cos 𝜃
𝜆
Selanjutnya jelas bahwa pada superposisi linear
dari semua berkas gelombang yang diteruskan
itu memberikan ungkapan amplitudo total
berikut ini dengan t dan r sebagai koefisisen
transmisi dan koefisisen refleksi total masing-
masing pelat jadi:
𝐸𝑡 = 𝑡 2 𝐸0 + 𝑒 𝑖𝜑 , 𝑟 2 𝑡 2 𝐸0 + 𝑒 𝑖2𝜑 , 𝑟 2 𝑡 2 𝐸0 + ⋯
𝑖𝜑 2 𝑖𝜑 2 2 𝑡 2
= 1 + 𝑒 ,𝑟 + 𝑒 𝑟 + ⋯ 𝐸0
𝑡 2 𝐸0
= 2 1𝜑
1− 𝑟 𝑒
Dengan :
𝜑 = 𝜑𝑖 + 𝜑𝑟 = 2𝑘𝑑 cos 𝜃 + 𝜑𝑟
Ini berarti intensitas bersangkutan adalah:
𝑡4
𝐼1 = 2 𝐼0
1 − 𝑟2 . 𝑒 𝑖𝜑
Berdasarkan definisi reflektansi R dan transmisi T,
maka:
𝑇2
I1= 𝐼0
1−𝑅𝑒. 1
Dengan sedikit manipulasi penyebut dalam persamaan
di atas dapat diolah menjadi :
𝑖𝜑 2
1 − 𝑅𝑒 = 1 + 𝑅2 − 2𝑅 cos 𝜑
= 1−𝑅 2 + 2𝑅(1 − cos 𝜑)

2
4𝑅 2
𝜑
= 1−𝑅 1+ 2
𝑠𝑖𝑛
1−𝑅 2
Dengan (It) maks = I0 T2/(1-R2) sebagai koefisien “finess” yang
didefinisikan oleh :
4𝑅
𝐹= 2
1−𝑅
Faktor (1+Fsin2 (ϕ/2))-1 dikenal sebagai funsi Airy, dan
merupakan faktor yang menentukan pola interferensi Fabry-
Perot. Jika pengaruh absorspi dapat diabaikan maka (1-R)= T dan
persamaannya dapat disederhanakan:
𝐼0
I1 = 2 , 𝐼𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐼0
1+𝐹𝑆𝑖𝑛 𝜑/2
Jelas bahwa It= maksimum (I0) bila ϕ=2mπ
untuk setiap m yang bulat termasuk nol.
Berdasarkan rumus diatas berarti d dan θ
harus memenuhi syarat:
2𝑘𝑑 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝜑𝑟 = 2𝑚𝜋, 𝑚 = 0,1,2, …
Interferensi Celah Banyak
Resultan dari superposisi tersebut diberikan oleh

𝑁𝛿
sin( )
𝑅=𝑎 2
𝛿
𝑠𝑖𝑛 ( )
2
Array linier dari N sumber yang sama pemisahan f memancar
dalam arah θ ke tempat yang jauh P. dihasilkan amplitudo pada
P diberikan oleh
Gangguan dari array linier dari sumber yang sama N
menunjukkan sebuah array linier dari N sumber yang sama
dengan f konstan pemisahan sinyal pembangkit yang
semuanya dalam tahap (δ0 = 0). pada titik P jauh dalam
arah θ dari sumber perbedaan fasa antara sinyal dari dua
sumber berturut-turut diberikan oleh

2𝜋
δ= 𝑓 sin 𝜃
𝜆
𝛿 𝛿
𝑅 = 𝑎[sin 𝑁 ( )/sin( )]
2 2

di mana a adalah amplitudo dari masing-masing sumber dan

2𝜋
𝛿= 𝑓𝑠𝑖𝑛 𝜃
λ
di mana 𝑎 adalah amplitudo sinyal pada setiap sumber,
sehingga intensitas dapat ditulis

𝑁𝛿
𝑠𝑖𝑛2 ( ) 𝑠𝑖𝑛 2 (𝑁𝜋𝑓𝑠𝑖𝑛𝜃/𝜆
𝐼 = 𝑅2 = 𝑎2 2 =𝐼
𝑠
2 𝛿 𝑠𝑖𝑛 2 (𝜋𝑓 𝑠𝑖𝑛𝜃/𝜆
𝑠𝑖𝑛 ( )
2
𝑠𝑖𝑛2 𝑁𝛽
= 𝐼𝑠
𝑠𝑖𝑛2 𝛽
𝑠𝑖𝑛2 2𝛽
𝐼 = 𝐼𝑠
𝑠𝑖𝑛2 𝛽
= 4𝐼𝑠 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽

𝛿
= 4𝐼𝑠 𝑐𝑜𝑠 2
2
Kemudiankita dapat mengikuti pola intensitas N sumber
dengan

sin2 𝑁𝛽/𝑠𝑖𝑛2 𝛽.
Interferensi konstruktif dari urutan n berlangsung, dan

𝑠𝑖𝑛2 𝑁𝛽 𝑁 2 𝛽2 2
→ → 𝑁
𝑠𝑖𝑛2 𝛽 𝛽2

menjadi
𝐼 = 𝑁 2 𝐼𝑠
yaitu, intensitas yang sangat kuat pada kondisi maksimum

𝑓 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑛λ
Antara prinsip ini maxima adalah N-1 poin nol intensitas yang
terjadi setiap kali pembilang 𝑠𝑖𝑛2 𝑁𝛽 = 0 tetapi dimana sin2β
tetap terbatas
Ini terjadi ketika

𝜆 2𝜆 𝜆
𝑓 𝑠𝑖𝑛𝜃 = , … (𝑛 − 1)
𝑁 𝑁 𝑁
Maka sinyal yang diterima maksimum diberikan oleh

sin θ = λ/f.
OPTIK FOURIER

Deret Fourier diperkenalkan oleh Jean Baptiste Joseph


Fourier (1768-1830).
Fourier optik digunakan untuk menganalisa beberapa
fenomena dalam perambatan gelombang cahaya seperti
difraksi cahaya oleh celah sempit dan kisi-kisi (grating).
Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola
tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau
disebut juga dengan Fourier Optik dengan pola difraksi
Fresnel dan difraksi Fraunhofer.
1. Difraksi Fresnel
Apabila suatu sumber cahaya dan layar relatif dekat ke kisi
yang membentuk pola difraksi.
Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z)
dengan persamaan:

i adalah satuan imajiner.


dimana:
2. DIFRAKSI FRAUNHOFER

Apabila sumber, kisi dan layar cukup jauh


jaraknya , sehingga semua garis dari sumber ke
kisi dapat dianggap sejajar.

Menurut persamaan integral difraksi Fresnel


sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai