Anda di halaman 1dari 22

Christian Turk , Alesˇ Petrˇı´k, Kemal Sarica, Christian Seitz , Andreas Skolarikos,

Michael Straub, Thomas Knoll

FELIN APRILAINELD NDU UFI S.KED


(0908012839)

Pembimbing
dr. Widhitomo, Sp.B

SMF/BAGIAN BEDAH
RSUD PROF. DR. W.Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2017
Pendahuluan
 Cetakan terbaru EAU Guidelines untuk diagnosis dan
terapi Urolitiasis dipublikasi pada 2001 untuk batu
ginjal dan pada 2007 untuk uretheral stone.
 Tetapi tetap update teratur secara online
 Jurnal ini membuat ringkasan update comprehensif
dari pencitraan yang tepat dan terapi konservatif
Pengumpulan Data
 Peneliti kepustakaan profesional melakukan
pencarian literatur dari semua bagian dari urolithiasis
setiap periode hingga Agustus 2014.
 Pencarian dilakukan menggunakan Cochrane Library
Database of Systematic Reviews, the Cochrane Library
of Controlled Clinical Trials, and Medline and Embase
on the Dialog Datastar platform
Pengolahan Data
3.1. Prevalence, aetiology, and
classification of stones
3.2. Diagnostic evaluation
3.2.1. Diagnostic imaging
 Ultrasound biasa digunakan sebagai alat diagnotik yang
utama.
 US letak batu, batu ureter(saluran atas tampak dilatasi)
 Semua batuUS sensitivity of 19–93% & specificity of
84–100%
 Sedangkan KUB radiography sensitivity = 44–77% &
specificity =80–87%  identifikasi batu ginjal
 KUB radiography  membantu  membedakan  batu
radiolucent & radiopaque
 NCCT uric acid & xanthine
 low-dose CT sensitivity = 97% & specificity=95%
urolithiasis
3.2.2. Basic laboratory analysis:
non-emergency urolithiasis
patients
3.2.3. Diagnosis of urolithiasis in
pregnancy
3.3. Management of patients with
renal or ureteral stones
3.3.1. Renal colic
3.3.2. Observation of renal stones
3.3.3. Conservative management
of ureteral calculi
3.3.4. MET
3.3.5. Chemolytic dissolution of
stones
Kesimpulan
 Banyak pasien dengan batu ureter datang dengan tanda khas,
walaupun batu pada calyx sering tanpa gejala.
 Evaluasi rutin termasuk dengan US sebagai modalitas pilihan pertama.
 Low dose CT menjadi metode pilihan pada kondisi akut dimana sudah
ada rencana intervensi. Pencitraan dengan kontras dianjurkan untuk
melihat assasment anatomi yang akurat pada ginjal.
 Batu calices yang asimptomatik mungkin hanya diobservasi tetapi ada
gejala yang berisiko tinggi dan perlu ditervensi dalam 5 tahun,
 Batu ureter <6mm dapat lewat secara spontan pada pasien yang
kontrol baik, sementara MET mendukung kesempatan untuk keluar
dengan lancar dan mengurangi penggunaan analgesik.
 Oral kemolisis mungkin pendekatan yang efisien untuk pangobatan
dari radiolusen batu asam urat.

Anda mungkin juga menyukai