APENDISITIS
AKUT
Hafiz Hadi- H1AP12027
Dinda Fitriana Setia – H1AP13035
Pembimbing: dr. Yanuar Hasyim, Sp.B
BAB II
ANATOMI
ANATOMI
FISIOLOGI
• Organisme utama yang terdapat pada apendiks normal, apendisitis akut, dan
apendisitis perforasi adalah Escheria coli dan Bacteroides fragilis.
PATOFISIOLOGI
Anorexia 100
Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Demam ringan (38 ° C [atau 100.4 ° F]) - Tidak demam atau demam tinggi dapat terjadi
Peritoneal signs
Rovsing sign -sakit di perut kanan bawah dengan palpasi kiri perut kiri bawah
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK- INSPEKSI
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang
perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran
spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI
a. Nyeri tekan Mc.Burney : Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran
kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
b. Nyeri lepas : Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) adalah rasa nyeri yang
terjadi akibat rangsangan pada peritoneum.
c. Defans muskuler : Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan
abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietalis.
Rangsangan ini kemudian menyebabkan rangsangan pada muskulus rektus
abdominis sehinggga otot ini mengalami kontraksi.
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI
h. Psoas sign: tanda ini biasanya ditemukan pada apendiks yang terletak
retrosekal. Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan m. psoas oleh
peradangan yang terjadi pada apendiks. Ada 2 cara memeriksa :
Aktif: Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, pasien
memfleksikan articulatio coxaekanan dan nyeri dirasakan di perut kanan
bawah.
Pasif: Pasien berbaring pada posisi lateral dekubitus kiri kemudian
pemeriksa melakukan ekstensi pasif paha kanan sambil menahan pinggul
kanan penderita (tanda bintang).
i
PEMERIKSAAN FISIK- PALPASI
i. Obturator Sign: Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul
dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam, terjadi karena
peradangan appendiksmenyentuh m.Obturator Internus yang merupakan
dinding panggul kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa apendiks terletak
pada rongga pelvis.
PEMERIKSAAN FISIK
• PERKUSI
• AUSKULTASI
• PEMERIKSAAN COLOK DUBUR/ RECTAL TOUCHE
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• CT-SCAN
• ABDOMINAL X-RAY
• USG
ALVARADO SKOR
DIAGNOSIS BANDING
1. Kehamilan ektopik :
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yangtidak jelas
seperti ruptur tuba dan abortus. Kehamilan di luar rahim disertai pendarahan
menimbulkan nyeri mendadak difus di pelvic dan bisa terjadi syok
hipovolemik.
2. Divertikulitis Meckel :
Gambaran klinisnya hampir sama dengan appendicitis akut dan sering
dihubungkan dengan komplikasi yang mirip pada appendicitis akut
sehinggadiperlukan pengobatan serta tindakan bedah yang sama.
DIAGNOSIS BANDING
3. Ureterolithiasis :
Jika diperkirakan berada dekat appendiks dapat menyerupai appendicitis
retrocaecal. Nyeri menjalar ke labia, skrotum, penis, dengan hematuria dan
demam atau leukositosis.
4. Demam dengue :
Dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis dan diperoleh hasil positif untuk
rumple leed, trombositopenia dan hematokrit yang meningkat
TATALAKSANA
1. Apendisitis akut adalah salah satu penyebab nyeri abdomen akut yang
paling sering ditemukan.
2. Variasi posisi dari apendiks meliputi paracolic (terletak di sulcus pada sisi
luar dari caecum), Retrocecal (apendiks terletak dibagian belakang caecum dan
mungkin semuanya atau sebagiannya berada di ekstraperitoneal), preileal,
postileal, promontoric, pelvic, dan midinguinal.
3. Diagnosis apendisitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik,dan pemeriksaan penunjang.
4. Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi.
Keterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi.
DAFTAR PUSTAKA
Windi, c.s., Sabir, M., 2016. Perbandingan Antara Suhu Tubuh, Kadar Leukos it, dan Platelet Distributor Wisth (PDW) pada Apendisitis
Akut dan Apendisitis Perforasi di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal kesehatan Taduloko Vol.2 No.2.
Wiyono, M.H., 2011. Aplikasi Skor Alvarado pada Penatalaksanaan Apendisitis Akut. J.Kedokt Meditek. Vol.17 No.44
Paulsen, F., & J. Waschke., 2012. Atlas Anatomi Manusia “Sobotta”, Edisi 23 Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedoktern EGC
Craig, S., Et all. 2017. Appendicitis. Medscape. Update Jan 19, 2017.
Jaffe, B., Berger, D., 2006. The Appendix Schwartz’s Principes of Surgery, 8th ed. Chapter 29. New York:McGraw-Hill. p 1119-35
Craig, S., Et all. 2017. Appendicitis. Medscape. Update Jan 19, 2017.
D. MIKE HARDIN, JR., M.D., 1999, Texas A&M University Health Science Center, Temple, Texas, Am Fam Physician. 1;60(7):2027-
2034.
TERIMAKASIH