Anda di halaman 1dari 26

KELAS : REGULER

(2016B)
OBAT SISTEM SARAF OTONOM KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK :
• RADHA QODRI NASTALIA (1601231)
SISTEM SARAF OTONOM SECARA UMUM

• Sistem saraf otonom adalah sistem involunter yang berfungsi untuk


mengontrol kebutuhan dan aktivitas tubuh sehari-hari tanpa pengaruh
kesadaran kita.
• Sistem ini terutama berperan pada sel saraf motorik visceral yang
mempersarafi otot polos organ dalam, otot jantung, dan kelenjar
eksokrin.
• sistem saraf otonom membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju
efektor organ melalui dua tipe neuron efektor yaitu neuron preganglion
dan neuron posganglion.
SISTEM SARAF

• Tersusun oleh berjuta-juta sel


saraf yang bervariasi.
• Sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.
• Reseptor (indra) & Efektor
(otot)
SISTEM SARAF OTONOM

• Bekerja tanpa pengaruh sistem saraf pusat:


otak/ sumsum tulang belakang
• Mengatur kerja otot polos dan kelenjar secara
tidak sadar
• Dibagi menjadi dua: simpatik dan
parasimpatik
• Pada beberapa aktivitas berlawanan, antara
simpatik dan parasimpatik
PEMBAGIAN SISTEM SARAF OTONOM

• Sistem saraf simpatis. Saraf-saraf preganglion sistem saraf


simpatis keluar dari segmen thoracic dan lumbar, bersinaps di dua
ganglion yang berjalan paralel pada dua sisi medulla spinalis.
• Sistem saraf parasimpatis. Serabut saraf preganglionnya keluar
dari area kranial dan sakral, bersinaps di ganglion dekat organ
efektor.
NEUROTRANSMITTER

Neurotransmitter merupakan substansi sel saraf yang digunakan


untuk berkomunikasi dengan sel saraf lainnya. Substansi yang
dikenal sebagai neurotransmitter pada berbagai sinaps yang
terdapat pada otak mamalia tersusun atas campuran yang sangat
heterogen. Mulai dari dua molekul kecil karbon asam amino glisin
sampai peptide besar yang terdiri atas 30 sampai 40 ikatan kovalen
asam amino, dan neurotransmitter ini diklasifikasikan berdasarkan
struktur kimianya. Setelah neurotransmitter keluar dari vesikel,
neurotransmitter akan ditangkap oleh reseptor spesifiknya. Reseptor
yang biasa digunakan, ada 2 macam, yaitu:
1. Transmitter-gated channels (ionotropik)
2. G-Protein-Coupled Receptors (metabotropik)
LANJUTAN ...

1. Transmitter-gated channels (ionotropik)


Transmitter-gated channels biasanya digunakan oleh ACh dan
neurotransmitter asam amino. Transmitter-gated channels berukuran
11 nm dan bersifat sangat sensitif dalam menyeleksi neurotransmitter
yang akan masuk, bisa memilih dan memilih ion, bahkan yang sangat
mirip sekalipun. Beberapa macam transmitter-gated channels adalah
sebagai berikut:
• Reseptor nikotinik asetilkolin
• Amino acid-gated channel
• GABA-Gated dan Glycine-Gated Channels
LANJUTAN ...

2. G-Protein-Coupled Receptors terdiri dari 1 polipeptida yang


mempinyai 7 spanninng alpha helices. Struktur ini bisa bervariasi
yang bisa menentukan jenis G-protein dan jenis efektor yang akan
diaktifkan.
EFEK STIMULASI SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS
LANJUTAN …
TINJAUAN FARMAKOLOGI
1. Efineprin
• Farmakodinamik
Pada penggunaan dosis tinggi akan menimbulkan aksi pada reseptor alfa adrenergik sedangkan
pada dosis yang lebih kecil akan menstimulasi reseptor beta 1 dan beta 2. Aksi terhadap reseptor
alfa adrenergik dan menimbulkan vasokonstriksi pada pembuluh darah sehingga menjadi pilihan
utama pada anafilaksis berat yang menimbulkan keadaan syok. Aksi terhadap reseptor beta akan
menimbulkan relaksasi otot polos pada bronkus sehingga dapat mengatasi wheezing dan sesak
pada keadaan anafilaksis dan asma berat. Selain pada bronkus, relaksasi juga terjadi pada otot
saluran cerna, uterus dan vesika urinaria.
Farmakokinetik
• Metabolisme dan eliminasi
Sebagian besar epinefrin akan dimanfaatkan oleh tubuh untuk menstimulasi resptor alfa dan
beta dan hanya sebagian kecil substans yang akan dimetabolisme dan diinaktivasi oleh enzim
MAO dan COMT serta diubah menjadi metabolit inaktif yaitu metadrenalin, derivat hidroksil
dari asam mendelik, yang pada akhirnya akan dikonjugasi dan diekskresi di urin.
• Indikasi:
henti jantung (untuk resusitasi jantung-paru).
• Peringatan:
penyakit jantung, diabetes melitus, hipotiroidisme, hipertensi,
aritmia, penyakit serebrovaskuler.
• Efek Samping:
ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas dingin; pada
dosis berlebih aritmia, pendarahan otak, edema paru, mual,
muntah, berkeringat, letih, hipoglisemia.
• Dosis:
epinefrin 1:10.000 (1 mg/10 mL) dalam dosis 10 mL secara injeksi
intravena sentral.
2. Fenil Efedrin
Farmakokinetik
• Absorbsi
Pemberian fenilefrin melalui oral akan diserap cepat dan sempurna
• Distribusi
Terjadi secara cepat ke jaringan perifer dan organ, utamamya apabila diberikan
melalui intravena.
• Metabolisme
 Metabolisme presistemik di enterosit truktus gastrointestinal
 Fase I dan fase II oleh monoamine oxidase dan sulfotransferase
 Metabolit hasil metabolism via oral : unconjugated m-hydroxymandelic acid 30%
• Ekskresi
Fenilefrin dieksresi lewat ginjal, sekitar 80%-90% dosis yang diminum ral akan
dieliminasi dalam waktu 48 jam
• Farmakodinamik
Vasokonstriksi :
• Meningkatkan tekanan darah diastolik dan sistolik sehingga dapat digunakan untuk
mengatasi hipotensi
• Di mukosa nasal sebagai dekongestan dapat mengurangi pembengkakan dengan vaso
konstriksi di mukosa nasal.
• Dapat pula digunakan sebagai vasokonstriktor lokal
Indikasi
• Rhinitis alergika
• Vasokonstriktor lokal
• Infeksi saluran napas bagian atas
• Terapi hipotensi
• Paroksismal Supraventrikularis Takikardia(PSVT)
• Penanganan kegagalan vaskular pada kondisi syok.
• Maintenance tekanan darah selama anastesi spinal dan inhalasi
Kontraindikasi
• Hipertensi berat
• Takikardi Ventrikel
• Hipertiroid
• Terapi MAOI
• Glaukoma sudut sempit
Efek Samping
• Susunan saraf pusat : sakit keapala, eksitabilitas, tidak bisa istirahat,,
pusing, lemah, dan tremor.
• Pernapasan : distress pernapasan
• Kardiovaskular : takikardia, irregularitas kardiaksekunder
• Lain-lain : penglihatan kabur, tinnitus, kejang bila dosis besar, mulut
kering
3. Neostigmin
• mekanisme kerja neostigmin
Mekanisme kerja dari obat ini yaitu,Obat ini bekerja dengan cara
mencegah pemecahan asetilkolin,dan memperpanjang kerja dari
asetilkolin. Neostigme menghambat kerja dari enzim
asetilkoliesterase.Asetilkolin menstimulasi satu tipe reseptor
muskarinik,ketika reseptor muskarinik distimulasi,yang dapat
menyebabkan efek membuat kontraksi pada otot. Reseptor muskarik
adalah asetilkolin yang dilepaskan pada terminal saraf serabut
parasimpatis pascaganglion, bekerja pada reseptor muskarinik dan
dapat diblok secara selektif oleh atropin.Masa kerja dari obat ini 2-4
jam. Obat ini diberikan melalui suntikan baik kepembuluh
darah,otot,dan juga dibawah kulit.
• interaksi obat
• Neomisin
• Streptomisin
• Kanamisin

• efek samping obat


• Salivasi(peningkan air liur)
• Muka merah
• Badan panas
• Menurunnya tekanan darah
• Mual,dan nyeri perut atau diare
• Berbicara cadel
• Masalah penglihatan
kontra indikasi
• Epilepsi
• Penyakit jantung koroner
• Hipertensitif
• dan juga ibu hamil dan menyusui.

Anda mungkin juga menyukai