ANGGOTA KELOMPOK : • RADHA QODRI NASTALIA (1601231) SISTEM SARAF OTONOM SECARA UMUM
• Sistem saraf otonom adalah sistem involunter yang berfungsi untuk
mengontrol kebutuhan dan aktivitas tubuh sehari-hari tanpa pengaruh kesadaran kita. • Sistem ini terutama berperan pada sel saraf motorik visceral yang mempersarafi otot polos organ dalam, otot jantung, dan kelenjar eksokrin. • sistem saraf otonom membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor organ melalui dua tipe neuron efektor yaitu neuron preganglion dan neuron posganglion. SISTEM SARAF
• Tersusun oleh berjuta-juta sel
saraf yang bervariasi. • Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. • Reseptor (indra) & Efektor (otot) SISTEM SARAF OTONOM
• Bekerja tanpa pengaruh sistem saraf pusat:
otak/ sumsum tulang belakang • Mengatur kerja otot polos dan kelenjar secara tidak sadar • Dibagi menjadi dua: simpatik dan parasimpatik • Pada beberapa aktivitas berlawanan, antara simpatik dan parasimpatik PEMBAGIAN SISTEM SARAF OTONOM
• Sistem saraf simpatis. Saraf-saraf preganglion sistem saraf
simpatis keluar dari segmen thoracic dan lumbar, bersinaps di dua ganglion yang berjalan paralel pada dua sisi medulla spinalis. • Sistem saraf parasimpatis. Serabut saraf preganglionnya keluar dari area kranial dan sakral, bersinaps di ganglion dekat organ efektor. NEUROTRANSMITTER
Neurotransmitter merupakan substansi sel saraf yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan sel saraf lainnya. Substansi yang dikenal sebagai neurotransmitter pada berbagai sinaps yang terdapat pada otak mamalia tersusun atas campuran yang sangat heterogen. Mulai dari dua molekul kecil karbon asam amino glisin sampai peptide besar yang terdiri atas 30 sampai 40 ikatan kovalen asam amino, dan neurotransmitter ini diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya. Setelah neurotransmitter keluar dari vesikel, neurotransmitter akan ditangkap oleh reseptor spesifiknya. Reseptor yang biasa digunakan, ada 2 macam, yaitu: 1. Transmitter-gated channels (ionotropik) 2. G-Protein-Coupled Receptors (metabotropik) LANJUTAN ...
1. Transmitter-gated channels (ionotropik)
Transmitter-gated channels biasanya digunakan oleh ACh dan neurotransmitter asam amino. Transmitter-gated channels berukuran 11 nm dan bersifat sangat sensitif dalam menyeleksi neurotransmitter yang akan masuk, bisa memilih dan memilih ion, bahkan yang sangat mirip sekalipun. Beberapa macam transmitter-gated channels adalah sebagai berikut: • Reseptor nikotinik asetilkolin • Amino acid-gated channel • GABA-Gated dan Glycine-Gated Channels LANJUTAN ...
2. G-Protein-Coupled Receptors terdiri dari 1 polipeptida yang
mempinyai 7 spanninng alpha helices. Struktur ini bisa bervariasi yang bisa menentukan jenis G-protein dan jenis efektor yang akan diaktifkan. EFEK STIMULASI SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS LANJUTAN … TINJAUAN FARMAKOLOGI 1. Efineprin • Farmakodinamik Pada penggunaan dosis tinggi akan menimbulkan aksi pada reseptor alfa adrenergik sedangkan pada dosis yang lebih kecil akan menstimulasi reseptor beta 1 dan beta 2. Aksi terhadap reseptor alfa adrenergik dan menimbulkan vasokonstriksi pada pembuluh darah sehingga menjadi pilihan utama pada anafilaksis berat yang menimbulkan keadaan syok. Aksi terhadap reseptor beta akan menimbulkan relaksasi otot polos pada bronkus sehingga dapat mengatasi wheezing dan sesak pada keadaan anafilaksis dan asma berat. Selain pada bronkus, relaksasi juga terjadi pada otot saluran cerna, uterus dan vesika urinaria. Farmakokinetik • Metabolisme dan eliminasi Sebagian besar epinefrin akan dimanfaatkan oleh tubuh untuk menstimulasi resptor alfa dan beta dan hanya sebagian kecil substans yang akan dimetabolisme dan diinaktivasi oleh enzim MAO dan COMT serta diubah menjadi metabolit inaktif yaitu metadrenalin, derivat hidroksil dari asam mendelik, yang pada akhirnya akan dikonjugasi dan diekskresi di urin. • Indikasi: henti jantung (untuk resusitasi jantung-paru). • Peringatan: penyakit jantung, diabetes melitus, hipotiroidisme, hipertensi, aritmia, penyakit serebrovaskuler. • Efek Samping: ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas dingin; pada dosis berlebih aritmia, pendarahan otak, edema paru, mual, muntah, berkeringat, letih, hipoglisemia. • Dosis: epinefrin 1:10.000 (1 mg/10 mL) dalam dosis 10 mL secara injeksi intravena sentral. 2. Fenil Efedrin Farmakokinetik • Absorbsi Pemberian fenilefrin melalui oral akan diserap cepat dan sempurna • Distribusi Terjadi secara cepat ke jaringan perifer dan organ, utamamya apabila diberikan melalui intravena. • Metabolisme Metabolisme presistemik di enterosit truktus gastrointestinal Fase I dan fase II oleh monoamine oxidase dan sulfotransferase Metabolit hasil metabolism via oral : unconjugated m-hydroxymandelic acid 30% • Ekskresi Fenilefrin dieksresi lewat ginjal, sekitar 80%-90% dosis yang diminum ral akan dieliminasi dalam waktu 48 jam • Farmakodinamik Vasokonstriksi : • Meningkatkan tekanan darah diastolik dan sistolik sehingga dapat digunakan untuk mengatasi hipotensi • Di mukosa nasal sebagai dekongestan dapat mengurangi pembengkakan dengan vaso konstriksi di mukosa nasal. • Dapat pula digunakan sebagai vasokonstriktor lokal Indikasi • Rhinitis alergika • Vasokonstriktor lokal • Infeksi saluran napas bagian atas • Terapi hipotensi • Paroksismal Supraventrikularis Takikardia(PSVT) • Penanganan kegagalan vaskular pada kondisi syok. • Maintenance tekanan darah selama anastesi spinal dan inhalasi Kontraindikasi • Hipertensi berat • Takikardi Ventrikel • Hipertiroid • Terapi MAOI • Glaukoma sudut sempit Efek Samping • Susunan saraf pusat : sakit keapala, eksitabilitas, tidak bisa istirahat,, pusing, lemah, dan tremor. • Pernapasan : distress pernapasan • Kardiovaskular : takikardia, irregularitas kardiaksekunder • Lain-lain : penglihatan kabur, tinnitus, kejang bila dosis besar, mulut kering 3. Neostigmin • mekanisme kerja neostigmin Mekanisme kerja dari obat ini yaitu,Obat ini bekerja dengan cara mencegah pemecahan asetilkolin,dan memperpanjang kerja dari asetilkolin. Neostigme menghambat kerja dari enzim asetilkoliesterase.Asetilkolin menstimulasi satu tipe reseptor muskarinik,ketika reseptor muskarinik distimulasi,yang dapat menyebabkan efek membuat kontraksi pada otot. Reseptor muskarik adalah asetilkolin yang dilepaskan pada terminal saraf serabut parasimpatis pascaganglion, bekerja pada reseptor muskarinik dan dapat diblok secara selektif oleh atropin.Masa kerja dari obat ini 2-4 jam. Obat ini diberikan melalui suntikan baik kepembuluh darah,otot,dan juga dibawah kulit. • interaksi obat • Neomisin • Streptomisin • Kanamisin
• efek samping obat
• Salivasi(peningkan air liur) • Muka merah • Badan panas • Menurunnya tekanan darah • Mual,dan nyeri perut atau diare • Berbicara cadel • Masalah penglihatan kontra indikasi • Epilepsi • Penyakit jantung koroner • Hipertensitif • dan juga ibu hamil dan menyusui.