Anda di halaman 1dari 45

KONSELING DI PELAYANAN

KESEHATAN

Anis Dwi Kristiyowati. M. Farm., Apt


KIE
• KONSELING DI PELAYANAN KESEHATAN
LATAR BELAKANG
• Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care)
adalah suatu tanggung jawab profesi dari
apoteker dalam mengoptimalkan terapi
dengan cara mencegah dan memecahkan
masalah terkait obat (Drug Related problem).
• Ketidakpatuhan (non compliance) dan
ketidaksepahaman (non corcondance) pasien
dalam menjalankan terapi merupakan salah
satu penyebab kegagalan terapi.
• Konseling obat sebagai salah satu metode
edukasi pengobatan secara tatap muka atau
wawancara, merupakan salah satu bentuk
pelayanan kefarmasian dalam usaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien dalam penggunaan obat.
PENGERTIAN KONSELING
• Konseling berasal dari kata counsel yang
artinya memberikan saran, melakukan diskusi
dan pertukaran pendapat. Konseling adalah
suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya
seseorang yang membutuhkan (klien) dan
seseorang yang memberikan (konselor)
dukungan dan dorongan sedemikian rupa
sehingga klien memperoleh keyakinan akan
kemampuannya dalam pemecahan masalah.
• Kegiatan konseling dapat diberikan atas inisiatif
langsung dari apoteker mengingat perlunya pemberian
konseling karena pemakaian obat-obat dengan cara
penggunaan khusus, obat-obat yang membutuhkan
terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan untuk
kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang
diberikan atas inisiatif langsung dari apoteker disebut
konseling aktif.
• Selain konseling aktif dapat juga konseling terjadi jika
pasien datang untuk berkonsultasi kepada apoteker
untuk mendapatkan penjelasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan obat dan pengobatan,
bentuk konseling seperti ini disebut konseling pasif
Tujuan Konseling
• Tujuan Umum
• Meningkatkan keberhasilan terapi
• memaksimalkan efek terapi
• meminimalkan resiko efek samping
• Meningkatkan cost effectiveness
• Menghormati pilihan pasien dalam
menjalankan terapi
• Tujuan Khusus :
• Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien

• Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien

• Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obatnya

• Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya

• Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.

• Mencegah atau meminimalkan Drug Related Problem

• Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam hal


terapi

• Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan

• Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat mencapai
tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien
Manfaat Konseling
• 1. Bagi pasien
• Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
• Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
• Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan
sendiri
• Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi
tertentu
• Menurunkan kesalahan penggunaan obat
• Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi
• Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
• Meningkatkan efektivitas & efisiensi biaya kesehatan
• 2.Bagi Apoteker
• Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan
kesehatan.
• Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian
sebagai
• tanggung jawab profesi apoteker.
• Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahan
• penggunaan obat ( Medication error )
• Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan
sehingga
• menjadi upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.
PRINSIP DASAR KONSELING
• Prinsip dasar konseling adalah terjadinya
kemitraan atau korelasi antara pasien dengan
apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku
pasien secara sukarela.
• Pendekatan Apoteker dalam pelayanan
konseling mengalami perubahan model
pendekatan dari pendekatan “Medical Model”
menjadi Pendekatan“Helping model”
Hal – hal yg perlu diperhatikan
Medical Model Helping Model
1. Pasien passive 1. Pasien terlibat secara aktif
2. Dasar dari kepercayaan 2. Kepercayaan didasarkan dari
ditunjukka hubungan Pribadi yang
berkembang setiap saat
3. Mengidentifikasi masalah dan 3. Menggali semua masalah dan
menetapkan solusi. memilih cara pemecahan
masala
4. Pasien bergantung pada 4. Pasien mengembangkan rasa
petugas kesehatan percaya dirinya untuk
memecahkan masalah
5. Hubungan seperti ayah-anak 5. Hubungan setara (seperti
teman)
“Mengerti kebutuhan, keinginan, dan
pilihan dari pasien”
• (1) Menentukan Kebutuhan
• konseling tidak terjadi bila pasien datang
tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.
• Seringkali pasien datang tanpa dapat
mengungkapkan kebutuhannya, walaupun
sebetulnya ada sesuatu yang dibutuhkan.
• Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal
dengan mengemukakan pertanyaan terbuka
dan mendengar dengan baik dan hati-hati.
• (2) Perasaan
• Apoteker harus dapat mengerti dan menerima
perasaan pasien (berempati).
• Apoteker harus mengetahui dan mengerti
perasaan pasien (bagaimana perasaan
menjadi orang sakit) sehingga dapat
berinteraksi dan menolong dengan lebih
efektif.
Beberapa bentuk perasaan atau emosi pasien dan
cara penanganannya adalah sebagai berikut :

• Frustasi membantu menumbuhkan rasa keberanian


pasien untuk mencari alternatif jalan lain yang lebih
tepat dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari
aktifitas hariannya yang tertunda.
• Takut dan cemas membantu menjernihkan situasi apa
yang sebenarnya ditakutinya dan membuat pasien
menerima keadaan dengan keberanian yang ada dalam
dirinya
• Marah mencoba jangan ikut terbawa suasana
marahnya, dan jangan juga begitu saja menerima
kemarahannya tetapi mencari tahu kenap
Lanjutannn
• Depresi usahakan membiarkan pasien
mengekspresikan penderitaannya,
membiarkan privasinya, tetapi dengarkan jika
pasien ingin berbicara.
• Hilang kepercayaan diri
• Merasa bersalah
SASARAN KONSELING
• Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap.
• Konseling dapat diberikan kepada pasien
langsung atau melalui perantara. Perantara yang
dimaksud disini adalah keluarga pasien,
pendamping pasien, perawat pasien, atau siapa
saja yang bertanggung jawab dalam perawatan
pasien.
• Pemberian konseling melalui perantara diberikan
jika pasien tidak mampu mengenali obat-obatan
dan terapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik.
Konseling Pasien Rawat Jalan
• Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan
dapat diberikan pada saat pasien mengambil obat
di apotik, puskesmas dan di sarana kesehatan
lain.
• Kegiatan ini bisa dilakukan di counter pada saat
penyerahan obat tetapi lebih efektif bila
dilakukan di ruang khusus yang disediakan untuk
konseling.
• Pemilihan tempat konseling tergantung dari
kebutuhan dan tingkat kerahasian / kerumitan
akan hal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien.
Konseling pasien
rawat jalan diutamakan pada pasien yang :
• 1. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan
pengobatan jangka panjang. (Diabetes, TBC, epilepsi,
HIV/AIDS, dll )
• 2. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu
dan dengan cara pemakaian yang khusus Misal :
suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin dll.
• 3. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg
khusus. Misal : insulin dll
• 4. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang
rumit, misalnya : pemakaian kortikosteroid dengan
tapering down.
LANJUTAN
• 5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya
rendah, misalnya: geriatrik, pediatri.
• 6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi
sempit ( digoxin,phenytoin, dll )
• 7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan
kombinasi yang banyak (polifarmasi )
Konseling Pasien Rawat Inap
• Konseling pada pasien rawat inap, diberikan
pada saat pasien akan melanjutkan terapi
dirumah.
• Pemberian konseling harus lengkap seperti
pemberian konseling pada rawat jalan, karena
setelah pulang dari rumah sakit pasien harus
mengelola sendiri terapi obat dirumah
LANJUTAN
Selain pemberian konseling pada saat akan pulang,
konseling pada pasien rawat inap juga diberikan pada
kondisi sebagai berikut :
• Pasien dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat
rendah.
• Kadang-kadang dijumpai pasien yang masih dalam
perawatan tidak meminum obat yang disiapkan pada
waktu yang sesuai atau bahkan tidak diminum sama
sekali.
• Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan
terapi, perubahan regimen terapi, maupun perubahan
rute pemberian.
Masalah dalam konseling
• 1. Faktor Penyakit
a. Keparahan atau stadium penyakit, kadang
orang yang merasa sudah lebih baik kondisinya
tidak mau meneruskan pengobatan.
b. Lamanya terapi berlangsung, semakin lama
waktu yang diberikan untuk terapi, tingkat
kepatuhan semakin rendah.
LANJUTAN
• 2. Faktor Terapi
a. Regimen pengobatan yang kompleks baik jumlah
obat maupun jadwal penggunaan obat.
b. Kesulitan dalam penggunaan obat, misalnya
kesulitan menelan obat karena ukuran tablet yang
besar.
c. Efek samping yang ditimbulkan, misalnya : mual,
konstipasi, dll.
d. Rutinitas sehari-hari yang tidak sesuai dengan
jadwal hari yang tidak sesuai dengan
jadwalpenggunaan obat
LANJUTAN
• 3. Faktor Pasien
a. Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari
penyakit dan hasil yang didapat jika tidak diobati.
b. Menganggap pengobatan yang dilakukan tidak begitu
efektif
c. Motivasi ingin sembuh
d. Kepribadian / perilaku, misalnya orang yang terbiasa hidup
teratur dan disiplin akan lebih patuh menjalani terapi
e. Dukungan lingkungan sekitar / keluarga.
f. Sosio-demografi pasien : umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dll
LANJUTAN
• 4. Faktor Komunikasi
a. Pengetahuan yang kurang tentang obat dan kesehatan
b. Kurang mendapat instruksi yang jelas tentang
pengobatannya.
c. Kurang mendapatkan cara atau solusi untuk mengubah
gaya
hidupnya.
d. Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga ahli
kesehatan.
e. Apoteker tidak melibatkan pasien dalam pengambilan
keputusan.
Cara pendekatan dalam
meningkatkan kepatuhan :
• 1. Berkomunikasi dengan pasien
• 2. Informasi yang tepat
• 3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
Berkomunikasi dengan pasien
• - Kepuasaan pasien dalam berkomunikasi
• - Cara berkomunikasi yang baik →
menumbuhkan pengertian
• betapa pentingnya pengobatan ini
• - Berkomunikasi secara alamiah ikut →
melibatkan pasien
LANJUTAN
• (ikut berpartisipasi) dalam berinteraksi dan
keputusan atau
• pemecahan masalah dibuat oleh pasien
sendiri.
• - Komunikasi yang terbuka dan intensif
• - Metode dalam berkomunikasi: verbal dan
non verbal
Informasi yang tepat
• - Informasi berkaitan obat : kebenaran,
instruksi yang lengkap termasuk berapa
banyak, kapan, berapa lama penggunaan
obatnya dan bagaimana jika obat lupa
diminum.
• - Informasi tentang penyakit, kapan dan
bagaimana pemakaian obat akan berguna.
• - Informasi tentang efek samping
Strategi untuk mencegah
ketidakpatuhan
• - Apoteker bekerjasama dengan dokter untuk
mempermudah jadwal pengobatan dengan
menurunkan jumlah obat, menurunkan interval dosis
perhari dan penyesuaian regimen dosis untuk
penggunaan terbaik pasien sehari-hari.
• - Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan
penggunaan obat, misalnya alarm, chart.
• - Mengingatkan pasien dengan telepon atau surat
untuk pembelian (refill) obat kembali.
• - Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di
pihak keluarga pasien dalam mengingatkan
penggunaan obat.
Metode pemberian motivasi dalam
menangani ketidakpatuhan
• 1. Jelaskan keuntungan dari penggunaan obat
• 2. Tingkatkan kewaspadaan pasien dari gejala
penyakit yang diperlihatkan dan
membutuhkan pengobatan.
• 3. Jelaskan bahwa pasien harus dapat
mengevalusai dirinya sendiri
• 4. Bantu pasien untuk mengembangkan
kepercayaan dirinya
Tahapan Konseling
• 1. Pembukaan
• 2. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan
identifikasi masalah Pada sesi ini dapat
mengetahui berbagai informasi dari pasien
tentang masalah potensial yang mungkin
terjadi selama pengobatan.
• Pasien bisa merupakan pasien baru ataupun
pasien yang meneruskan pengobatan.
LANJUT
• a. Diskusi dengan pasien baru
• Jika pasien masih baru maka harus mengumpulkan
informasi dasar tentang pasien dan tentang sejarah
pengobatan yang pernah diterima oleh pasien
tersebut.
• b. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatan
• Pasien yang sudah pernah mendapatkan konseling
• sebelumnya, untuk memastikan bahwa tidak ada
perubahan kondisi maupun pengobatan baru yang
diterima oleh pasien baik yang diresepkan maupun
yang tidak diresepkan.
• c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima
LANJUTAN
• d. Mendiskusikan pengulangan resep dan
pengobatan (Kegunaan pengobatan,
Efektifitas pengobatan, Efek samping
pengobatan)
• 3. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan
masalah dan mempelajarinya.
• 4. Memastikan pasien telah memahami
informasi yang diperoleh.
LANJUTAN
• 5. Menutup diskusi
• Follow-up diskusi
Aspek konseling yang harus
disampaikan kepada pasien
• 1. Deskripsi dan kekuatan obat
memberikan informasi kepada pasien mengenai:
• Bentuk sedian dan cara pemakaiannya
• Nama dan zat aktif yang terkandung didalamnya
• Kekuatan obat (mg/g)
• 2. Jadwal dan cara penggunaan
Penekanan dilakukan untuk obat dengan instruksi khusus
seperti
• ”minum obat sebelum makan”, ”jangan diminum bersama
• susu” dan lain sebagainya.
• Kepatuhan pasien tergantung pada pemahaman dan
perilaku sosial ekomoninya.
LANJUTAN
• 3. Mekanisme kerja obat (indikasi obat)
• 4. Dampak gaya hidup
• 5. Penyimpanan
• 6. Efek potensial yang tidak diinginkan
(Penekanan penjelasan dilakukan terutama untuk
obat yang menyebabkan perubahan warna urin,
yang menyebabkan kekeringan pada mukosa
mulut, dan lain sebagainya. Pasien juga
diberitahukan tentang tanda dan gejala
keracunan.)
PROSES KONSELING
• Penentuan Prioritas Pasien :
• Pasien dengan populasi khusus ( pasien geriatri, pasien
pediatri,dll)
• Pasien dengan terapi jangka panjang (TBC, Epilepsi,
diabetes,dll)
• Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi
khusus
• (Penggunaan kortikosteroid dengan ”tappering down” atau
”tappering off” )
• Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan indeks
terapi sempit ( digoxin, phenytoin, dll )
• Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan menjalankan
terapi rendah
Kemampuan nonverbal dalam
berkomunikasi
• Ada beberapa kemampuan nonverbal yang sangat
membantu keberhasilan konseling antara apoteker dan
pasien, yaitu :
• Senyum dan wajah yang bersahabat
• Kontak mata, kontak mata langsung boleh terjadi 50%
sampai 75% selama sesi konseling.
• Gerakan tubuh, harus dilakukan seefektif mungkin
• Jarak dengan pasien
• Intonasi Suara
• Penampilan
DOKUMENTASI
• Tujuan pendokumentasian pelayanan konseling obat adalah
:
• 1. Mendapatkan data / profil pasien
• 2. Mengetahui riwayat penyakit pasien
• 3. Memantau kepatuhan pasien dalam berobat
• 4. Mengevaluasi pemahaman pasien tentang pengobatan
• 5. Menyediakan data jika terjadi tuntutan pada kesalahan
penggunaan obat
• 6. Menyediakan data untuk evaluasi kegiatan kefarmasian.
• 7. Menyediakan data untuk evaluasi terapi
• Pendokumentasian dapat berupa kartu
konseling yang berisi data pasien dan kegiatan
konseling yang dilakukan dan buku besar
pencatatan kegiatan untuk mencatat volume
kegiatan.
• Dalam pendokumentasian perlu dicantumkan
petugas yang melaksanakan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
• 1. Rantucci Melanie J., “Pharmacists Talking with Patients :
A Guide to
• Patient Counseling “, William & Wilkins, Baltimore,
Maryland.
• 2. Sigband, Norman B., “Effective Communication for
Pharmacist”,
• Counterpoint Publications, California USA, 1995.
• 3. Tindal Willliam N.; Beardsley Robert S.; Kimberlin Carole
L.;
• “Communication Skill in Pharmacy Practice “ 3rd ed. Lea
and Febiger,
• Pennsylvania USA, 1994.

Anda mungkin juga menyukai