Anda di halaman 1dari 85

FARMAKOLOGI

Selvi Anggun S.
Aniza Pratita S.
Eustacia Darmasetiawan
Nisrina Qotrunnada
Luisa Amanda T.
ANTIBIOTIK
ANTIBIOTIK

▪ Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain
▪ Dokter gigi  7-11% dari keseluruhan penggunaan antibiotik
▪ Kecenderungan untuk memberikan antibiotik:
 Ekspektasi pasien untuk diresepkan antibiotic
 Kenyamanan
 Permintaan pasien (latar belakang social)
Berdasarkan Mekanisme
Kerja

Antibiotik yang
Antibiotik yang Antibiotik yang
menghambat
menghambat sintesis menghambat sintesis
permeabilitas atau
dinding sel protein sel mikroba
fungsi membran sel

Antibiotik yang Antibiotik yang


menghambat menghambat sintesis
metabolisme sel asam nukleat sel
mikroba mikroba
Berdasarkan Mekanisme
Kerja

▪Video five basic mechanisms of antibiotic action


Berdasarkan Struktur
Kimia

B-Lactam Tetrasiklin Aminoglycosides Makrolida

Sulfonamida &
Kuinolon Metronidazole
Trimetropin
Indikasi Penggunaan Antibiotik
Penggunaan Antibiotik di
Bidang Kedokteran Gigi

Tidak semua jenis antibiotik digunakan

Antibiotik yang umum digunakan

• Golongan β-laktam: amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat, ampisilin,


sefadroksil, sefaleksin, sefazolin, dan penisilin
• Linkosamida: klindamisin
• Makrolida: azitromisin, eritromisin
• Kuinolon/fluorokuinolon: siprofloksasin
• Aminoglikosida: gentamisin
• Metronidazole
Penggunaan Antibiotik di
Bidang Kedokteran Gigi

β-laktam
 MOA : inhibisi sintesis dinding sel
 Bakterisid
Linkosamida, makrolida
 MOA : inhibisi sintesis protein (translasi) pada ribosom 50s
 Bakteriostatik
Kuinolon/fluorokuinolon, metronidazole
 MOA : inhibisi sintesis asam nukleat
 Bakterisid
Aminoglikosida
 MOA : inhibisi sintesis protein (translasi) pada ribosom 30s
 Bakterisid
1. Penicilin
Kelompok antibiotik β-laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi
karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif.

Rumus molekul: R-C9H11N2O4S, dimana R adalah rangka samping yang beragam.

Diklasifikasikan menjadi 4 golongan

Cara kerja

• menghambat pembelahan karena terjadi pertumbuhan dinding sel abnormal


• menghambat fase 3 sintesis dinding sel
Penisilin G, prokain, penisilin G, penisilin V, Benzathine
Penisilin
Alami Agen pertama yang diperkenalkan

Efektif terhadap strain gram positif seperti Streptococcus, staphylococci, dan beberapa bakteri
gram-negatif
Berguna untuk cakupan anaerob pada pasien dengan infeksi rongga mulut.

Penisilinase- Cloxacillin, Dicloxacillin, methicillin, Nafcillin, oksasilin

Tahan Memiliki spektrum yang lebih sempit aktivitasnya daripada penisilin alami
Penisilin
Ditujukan secara langsung ke cocci gram positif yang memproduksi peniisilinase, khususnya
spesies stafilokokus
Aminopenicilllin Ampicillin, Amoxicillin, Bacampicillin

Penisilin pertama kali yang aktif terhadap gram negatif

Digunakan terutama untuk mengobati infeksi ringan seperti otitis media, sinusitis, bronkitis, infeksi
saluran kemih dan diare bakteri

Extended Alpha-carboxypenicillins: karbenisilin dan tikarsilin


Acylaminopenicillins: piperasilin, azlocillin, dan mezlocillin
Spektrum
aktivitas tambahan terhadap beberapa organisme gram negatif dari keluarga Enterobacteriaceae,
Penisilin
Rentan terhadap inaktivasi oleh beta-laktamase. Agen-agen ini
2. Clindamycin

Antibiotik lincosamide
Indikasi:
• Infeksi strain bakteri Streptococcus, Staphylococcus tertentu
• Refractory bone infection
• Kondisi yang anaerob (infeksi saluran genital wanita, infeksi pelvis,
penetrasi jaringan ikat pada perut setelah operasi)

Kontraindikasi :
• Alergi terhadap obat
• Kombinasi dengan neuromuscular blocking drug
Spektrum

Bakteri gram positif dan negatif anaerob dan fakultatif anaerob:

▪ Bacteroides,
▪ Prevotella, •Mekanisme Kerja Obat
▪ Porphyromonas, Berikatan dengan 23s subunit pada 50s
▪ Veillonella, ribosom bakteri  menghambat
▪ Peptostreptococcus, sintesis protein mikroba
▪ microaerophilic streptococci, (VIDEO)
▪ Actinomyces,
▪ Eubacteria,
▪ Clostridium (kecuali Clostridium difficile),dan
▪ Propionibacteria.
Organisme gram positif pada umumnya Organisme lain yang juga rentan
rentan terhadap Clindamycin: terhadap Clindamycin:
 Streptococcus pneumonia  Leptotrichia buccalis
 VGS  Bacillus cereus
 Corynebacterium
 Bacillus subtilis
 Group A, B, C, dan G streptococci
 Streptococcus bovis  Capnocytophaga canimorsus
 Beberapa β laktamase –
menghasilkan staphylococci
Dosis

 Dewasa: 150-450 mg tiap 6 jam


 Anak: 8-12 mg / kgBB / hari dibagi dalam beberapa dosis
3. Metronidazole

▪ Antibiotik nitroimidazol sintetik yang bersifat bakterisid dengan efek


amubisid

Mekanisme Kerja Obat


▪ Masuk ke dalam sel  produksi metabolit yang merusak DNA 
menginduksi kematian sel
▪ Bersifat bakterisidal  menghambat replikasi DNA bakteri, fragmentasi
DNA dan mutasi genom DNA
Indikasi

▪ Infeksi anaerob abdominal & CNS


▪ Infeksi protozoa
▪ Infeksi orofasial akut
▪ Periodontitis kronis
▪ Kombinasi dengan betalaktam  rapidly progressive periodontitis
Spektrum

▪ Aktif terhadap bakteri obligat anaerob


Dosis

▪ Tersedia dalam bentuk:


 tablet 250 dan 500 mg
 suspensi 250mg/5 mL
 supositoria 500 mg dan 1 g
▪ Dosis dewasa: 250-750 mg / 8 jam
▪ Dosis anak: 35- 50 mg/ kg BB/ hari terbagi dalam tiga dosis.
4. Sefalosporin
Antibiotik yang mirip dengan golongan penicillin, memiliki 6 cincin dihidrotiazin,
dan juga cincin B lactam
▪ Cara kerja :
- menghambat fase 3 sintesis dinding sel
- mengikat protein spesifik pada membran sel
- mempengaruhi permeabilitas sel
- melepaskan autolisin
Spektrum

 Generasi I ( cth. Ancef, Keflin, Kefzol)


Organisme Gram positif (Staphylococcus, Streptococcus), Gram negatif, Bacilli anaerob dan
aerob.

 Generasi II (cth. Ceclor, Zinacef, Mefoxin)


Kurang efektif terhadap kuman Gram positif Hemophilus influenzae, baksil Gram negatif, Proteus,
Enterobacter sp.

 Generasi III (cth. Ceftazidime, Cefotaxim, Cefoperazone)


Aerob Gram negatif, Pseudomonas
Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi:
▪Orofacial pathogen, melawan bakteri gram-positive & gram-negative

Kontraindikasi:
▪Pasien alergi pada obat ini atau golongan penicillin
Dosis
5. Erithromycin

AB golongan macrolid yang berasal dari Streptomyces erythreus

▪ Cara kerja :
menghambat sintesa protein bakteri dengan binding pada 50s subunit
ribosome.

▪ Spektrum :
- sama dengan penisilin G
Mycoplasma, Legionella, Actinomyces sp.
Hemophilus influenzae
Indikasi, Kontraindikasi,
Dosis

Indikasi: Dosis:
-Staphylococci dan Streptococci (+) Dewasa: 250-500 mg tiap 6 jam
aerob, (-) anaerob Anak: 30-50 mg/kg/ hari dibagi tiap
-Infeksi orofacial akut (pasie aleri B 6 jam
lactam)
-Cocci (+) aerob

Kontraindikasi:
-hipersensitif
-alergi cholestatic hepatitis
-kombinasi dengan obat pemicu
arrhythmia
ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS PADA
PEMBEDAHAN
Antibiotik Profilaksis

Antibiotik yang diberikan pada penderita yang menjalani pembedahan


sebelum adanya infeksi.

▪ Antibiotik profilaksis juga diberikan untuk memperlama fase “Golden


Period” yaitu fase pertahanan tubuh terhadap infeksi
▪ Tindakan profilaksis bedah adalah tindakan yang rutin dilakukan
dengan maksud mencegah terjadinya infeksi pascaoperasi.
▪ Pemberian profilaksis antibiotik sebelum tindakan bedah telah
terbukti mengurangi angka kejadian infeksi pascaoperasi.
Tujuan Antibiotik
Proflaksis

▪ Mencegah timbulnya infeksi pada daerah operasi setelah


pembedahan
▪ Mencegah bakterialis endokarditis sebelum mendapat tindakan
bedah pada pasien yang memiliki resiko bakteriemi
▪ Menghambat pertumbuhan bakteri yang masuk kedalam jaringan
pada waktu pembedahan
▪ Mencegah infeksi sekunder pada pasien yang sedang menderita
suatu penyakit
▪ Penggunaan antibiotik yang lebih efektif
ANALGETIC
ANTI-PYRETIC
ANTI-
INFLAMMATION
Pendahuluan

▪Rasa nyeri merupakan gejala subjektif yang memberi tanda bahwa


memerlukan perawatan lebih lanjut  berhubungan dengan rasa
kecemasan,ketidaknyamanan
▪Faktor yang mempengaruhi rasa nyeri: jenis kelamin , usia, faktor fisiologis,
riwayat penggunakan obat, penyakit yang berhubungan dengan syaraf.
▪Sakit gigi / dental pain adalah keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien
yang berhubungan dengan panyakit pasien tsb, atau saat perawatan gigi
dilakukan.
▪Obat – obatan analgesik merupakan jenis obat obatan yang sering
digunakan di dlm praktek KG, dikarenakan keamanan obat, harga terjangkau
namun efeknya bagus, dan efektifitas klinis.
▪Namun salah satu kelemahan dari obat analgesik ini, mudah di dapatkan
tanpa harus memiliki resep dokter (over the counter).
▪Penggunaan analgesik harus di waspadai pada pasien dengan riwayat
penyakit diabetes, penyakit ginjal, penyakit hepar, dan pasien dengan
ketergantungan obat golongan opioid.
Indikasi Obat Analgesik

Dental Pain dibagi menjadi :


 Akut : jam-hari (dental trauma, inflammatory
jaringan intra oral,TMJ disorder)
 Kronis : bulan - tahunan
 Dengan Keganasan (Malignant)
 Tanpa Keganasan (Benign)

Mild dental pain: obat analgesik yang diberikan (NSAIDs)beberapa kasus


diperlukan kombinasi dengan paracetamol
Faktor yang
mempengaruhi pemilihan
obat – obatan analgesik

1. Pathophysiological pain mechanism.


2. Patient age.
3. Route of administration.
4. Patients-related features
WHO STEP LADDER PAIN
Indikator  VAS scale
VAS
(VISUAL ANALOG SCALE)

▪Untuk menilai skala nyeri  skala linier


▪Skala nyeri diwakili dengan garis sepanjang 10cm/tanpa cm
▪Nilai VAS antara 0 – 4 cm  tingkat nyeri yang rendah, digunakan sebagai
target untuk tatalaksana analgesik
▪Nilai VAS > 4 dianggap nyeri sedang menuju berat sehingga pasien merasa
tidak nyaman sehingga perlu diberikan obat analgesik tambahan.
▪Untuk pasien >8 th dan dewasa
Prinsip dalam Manajemen
Dental Pain

Dewasa

Orang tua

Anak

Insufiensi Renal dan Hepar


Dewasa
Orang Tua

▪Ambang rasa sakit orang tua ↓


▪Faktor yang dipertimbangkan:
 Perubahan farmakokinetik
 Kapasitas farmakodinamik <<
 Komorbiditas multipel
 Frekuensi dan intensitas rasa sakit yang dilaporkan <<
 Kepatuhan pasien pada terapi obat<<
▪Analgesik dental pain: Paracetamol
▪Pada pasien dengan terminal hepatic insufficiency : NSAID (dosis efektif
terendah, dalam jangka waktu pendek)
▪Severe dental pain: opioid dengan dosis terendah (tramadol/
PCT+tramadol/ codeine)
▪Intensive dental pain: opioid kuat (morfin)
Anak-anak

▪ balita & anak = dewasa


▪Neonatus: mekanisme fisiologis rasa sakitnya berbeda  perjalanan rasa
sakit lebih lama, less precise, tetapi dengan persepsi sakit yang sama
▪Strategi  mencegah rasa sakit :
 Persiapan (mengurangi kecemasan dan ketakutan), patient-controlled
analgesia (PCA)
 Children pain scale: FLACC (1bulan-3tahun); Wong-Baker (3-7 tahun);
Visual analogue/numerical rating scale (>7tahun)
▪Analgesia yang berbeda-beda + nonfarmakologis
▪Neonatus dan balita cegah pemberian opioid, kecuali tidak ada pilihan lain 
ketergantungan, penurunan fungsi kardiorespiratori
▪NSAIDs, PCT:
 PCT (balita 10-15mg/kg/dose, 6-8 jam; anak 10-15 mg/kg/dose, tiap 4 jam)
 Ibuprofen (10mg/kg/dose, tiap 6 jam)
 Diklofenak (1mg/kg/tds atau 1,5 mg/kg/bd, maksimum 3mg/kg dalam 1 hari)
 Naproxen (usia 2 tahun/>>: 5mg/kg 2dd1; 12 tahun/..: 220 mg setiap 8-12 jam)
 penyakit inflamatori
▪Intensive pain  Opioid:
- Codeine (0,5-1 mg/kg setiap 4-6 jam)lemah
- +PCT  kuat
- Tramadol (1-1,5 mg/kg) mild-severe dental pain
- Severe dental pain : morfin (0,2-0,5 mg/kg q4-6 h)

▪Anestesi
Mild opioid

1. Codeine 4.Buprenorphine
Cough suppresion  25-50x lebih poten dari morfin
2. Tramadol 5.Oxycodone (low dose)
3. Propoxyphene  Similar to morphine in potency &
 +alkohol  toksik DOA
 Tidak direkomendasikan utk  Lower adverse effect (GI & CNS
pasien dg gangguan ginjal, effect)
hepar, dan pasien usia lanjut
FDA pregnancy category: C
FDA pregnancy category: C
Inflamasi

Suatu respon yang normal dan bertujuan untuk melindungi jaringan dari
suatu injuri yang bisa disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia beracun,
maupun agen mikrobiologi

Obat anti inflamasi:


 Steroid (Kortikosteroid)
 Non steroid (NSAID)
NSAID
Definisi NSAID

▪ Suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda


nyeri) , antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang)

▪ Kelompok obat yang heterogen secara kimia, namun memiliki


banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping
Klasifikasi NSAID

▪ Asam Salisilat diantaranya, aspirin, sodium salicylate


▪ Indoles (Indomethacin)
▪ Asam Fenamat diantaranya, mefenamic acid, meclofenamate sodium
▪ Derivat Pirol diantaranya, diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin
▪ Asam Propionat diantaranya, ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen,
naproxen, dan ketorolac
▪ Derivat Pyrazolone diantaranya, fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon
▪ Derivat Oxicam diantaranya, piroxicam (feldene), meloxicam (mobic)
▪ COX-2 Inhibitors
Indikasi

pasien yang mengalami inflamasi, rasa sakit dan demam. Faktor ko-
morbid dapat meningkatkan resiko seperti perdarahan GI termasuk
riwayat ulser, usia lanjut, status kesehatan yang buruk, pemakaian
obat NSAID yang lama, merokok dan penggunaan alkohol.
MEKANISME
Mekanisme

▪Penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2


(cyclooxygenase-2) -> Enzim cyclooxygenase berperan dalam memacu
pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid
▪Penghambatan enzim COX-2 -> memediasi efek antipiretik, analgesik,
dan antiinflamasi
▪Penghambatan enzim COX-1 -> gangguan pada pencernaan
▪NSAIDs yang ideal: NSAIDs yang hanya menghambat enzim COX-2
tanpa mengganggu enzim COX-1
Farmakodinamik

▪Aksi antiinflamasi dari NSAIDs -> menginhibisi biosintesis prostaglandin oleh COX-2. Prostaglandin
E dan F -> manifestasi inflamasi lokal dan sistemik seperti vasodilatasi, hyperemia, meningkatkan
permeabelitas vascular, bengkak, sakit, dan meningkatkan migrasi leukosit
▪NSAIDS konvensional memblok lebih banyak COX-1 dari pada COX-2. COX-1 mensintesis
prostaglandin di lambung, ginjal, dan platelet, jika enzim ini terhambat -> fungsi normal lambung,
ginjal, dan platelet terganggu
▪COX-2 mensintesis prostaglandin hanya pada tempat inflamasi -> jika hanya enzim COX-2 yang
terhambat, maka akan mencegah pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi saja
▪NSAIDs memperberat mediator inflamasi seperti histamin, bradikinin dan 5-hidroksitriptamin.
▪ Semua NSAIDs kecuali COX-2 selective agent menginhibisi kedua COX isoform
1. Aspirin

▪Derivat asam salisilat Pregnancy Category: C, kategori D pada


▪Digunakan pada mild to moderate pain trimester ketiga atau menjelang persalinan
Tablet
▪ Inhibit COX dan agregasi platelet
▪Oral
▪Hati-hati pada ibu hamil, pasien peptic Adult: 325-650 mg setiap 4-6 jam. Max: 4
ulser, asma, hipertensi, geriatric, g/day. May also be given rectally.
impaired renal/hepatic function
▪Peak plasma levels: 1-2 jam.
▪Waktu paruh 15-20 min.
2. Acetaminofen/
Paracetamol Pregnancy Category: B
Tablet
Dewasa (Analgesic, antipyretic)
▪Derivat para amino fenol
▪325–650 mg/4 jam. Daily dosage should
▪ Digunakan pada mild to moderate pain not exceed 4 g.
▪Parasetamol bersifat antipiretik dan Anak-anak: 4–5 kali/hari
analgesik tetapi sifat anti-inflamasinya ▪Up to 3 months: 40 mg/dose
lemah sekali. ▪4–11 months: 80 mg/dose
▪Parasetamol merupakan alternatif ▪1–2 years: 120 mg/dose
pengganti aspirin yang efektif sebagai ▪2–3 years: 160 mg/dose
obat analgesik-antipiretik. ▪4–5 years: 240 mg/dose
▪Peak plasma levels: 30–120 min. ▪6–8 years: 320 mg/dose
▪Waktu paruh 45 min–3 jam.
3. Ibuprofen

▪ Turunan dari Asam Propionat ▪Ibuprofen lebih tolerir terhadap


▪ COX-1 dan COX-2 inhibitor pasien yang memiliki penyakit GI
▪Digunakan pada mild to moderate pain dibandingkan NSAID lainnya
▪ Ibuprofen diserap dengan cepat, ▪Dapat digunakan juga pada ibu
mengikat protein
menyusui
▪ Waktu paruh 2-4 jam.
▪ Onset 15-30 menit untuk analgesik and 1
▪Pregnancy Category: C, kategori
minggu untuk anti-inflamasi D pada trimester ketiga atau
menjelang persalinan
Dewasa:
▪Analgesik: 200–400 mg/4–6 jam, jika dibutuhkan.
▪Anti-inflammatory 300 mg/6–8 h or 400–800 mg 3-4 kali/hari
Anak-anak 2-12 tahun: (Antipiretik)
▪5 mg/kgBB 6 jam jika temperatur <39`C
▪10 mg/kgBB setiap 6 jam jika temperatur >39`C.
▪Maksimum dosis anak: 40 mg/kg/day
Anak-anak 2-12 tahun: (Antiinflamasi)
▪20–40 mg/kg/day dibagi 3-4 kali/hari
Hati-hati penggunaan pada pasien geriatric,
4. Ketoprofen ibu hamil dan menyusui, anak-anak

▪Merupakan derivat dari asam propionat Dosis:


yang memiliki efektivitas seperti ibuprofen ▪ 25–50 mg/6–8 jam, not to
dengan sifat antiinflamasi sedang exceed 300 mg/day.
▪Absorpsi baik dari lambung ▪ Dosis lebih rendah pada pasien
▪Waktu paruh: 2-4 jam anak, geriatric, dan pasien
▪Digunakan pada mild to moderate pain dengan liver or renal
▪Pregnancy Category: B, kategori D pada dysfunction.
trimester ketiga atau menjelang persalinan
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan
5. Ketorolac. gangguan hati, ginjal, geriatric, ibu menyusui
Toradol
IM (analgesik, single dose)
▪ COX-1 dan COX-2 inhibitor ▪<65 years: one 60mg dose
▪ Analgesik kuat, anti-inflamasi ▪>65 years/renal
lemah, antipiretik impairement/BB<50 kg: one 30mg
▪ Waktu paruh: 4-6 jam dose
▪ Onset: 30-60 menit setelah injeksi IM (analgesik, multiple dose)
IM ▪<65 years: 30 mg setiap 6 jam, not
▪ Digunakan pada severe, acute pain to exceed 120 mg/hari.
▪ Pregnancy Category: C, kategori D ▪>65 years/renal
pada trimester ketiga atau impairement/BB<50 kg: 15 mg/ 6
menjelang persalinan jam, not to exceed 60 mg/hari.
IV: (Analgesik, single dose)
▪<65 years: One 30-mg dose
▪>65 years/renal impairement/BB<50 kg: One 15-mg dose

Tablet: (Transition from IV/IM to PO)


▪<65 years: 20 mg as a first PO dose for clients who received 60 mg IM single dose,
30 mg IV single dose, or 30 mg multiple dose IV/IM; then, 10 mg/ 4–6 hr, not to
exceed 40 mg/hari. Selama 5 hari.
▪>65 years/renal impairement/BB<50 kg: 10 mg as a first PO dose for those who
received a 30-mg IM single dose, a 15-mg IV single dose, or a 15-mg multiple dose
IV/IM; then, 10 mg/ 4–6hr, not to exceed 40 mg/hari
6. Diklofenak
Cataflam

▪ Derivat asam fenilasetat.


▪ Obat ini bekerja dengan cara mengurangi substansi di dalam tubuh
yang menyebabkan nyeri dan inflamasi.
▪ COX-2 inhibitor

1. Potassium (immediate-release) 2. Sodium (delayed-release)


Peak plasma levels: 1 jam Peak plasma levels: 2-3 jam
Onset: 30 menit Waktu paruh: 1-2 jam
lebih cepat diserap oleh tubuh sehingga lebih bereaksi untuk waktu yang lebih lama lebih
sering digunakan untuk meredakan rasa sakit. berguna untuk meredakan inflamasi.
Hati-hati penggunaan pada anak, ibu hamil
dan menyusui

 Pregnancy Category: C, kategori D pada trimester ketiga


atau menjelang persalinan
 Dosis awal 100 mg, diikuti 50 mg. Setelah hari pertama,
dosis max 150 mg/hari.
 50 mg 3 times/day or 75 mg 2 times/day
Hati-hati pada ibu hamil dan
7. Asam Mefenamat pasien penderita GI
Mefinal

▪COX-1 dan COX-2 inhibitor: ▪ Dosis: 250-500 mg/6 jam


menurunkan sintesis prostaglandin. ▪100 mg meclofenamat lebih
▪It has analgesic and antipyretic efektif dari 650 mg aspirin dan
properties w/ minor anti-inflammatory 600 mg acetaminophen
activity ditambah 60 mg codein setara
▪Digunakan pada mild to moderate pain dengan 400 mg ibuprofen
▪ Waktu paruh: 3-4 jam
▪Pregnancy Category: C, kategori D
pada trimester ketiga atau menjelang
persalinan
DENTAL ANESTESI
Maximum Recommended Dose (MRDs)
of Dental Anesthetics
Maximum Recommended Dose (MRDs)
of Dental Anesthetics
Maximum Recommended Dose (MRDs)
of Dental Anesthetics
Pemberian Obat untuk
Perawatan Gigi bagi
Wanita Hamil
Drugs and Pregnancy

▪Perhatian utama dalam administrasi obat pada masa kehamilan


 obat-obat dapat melewati placenta dengan potensi timbulnya
efek toksik atau teratogenik pada fetus

▪Ideal : tidak ada obat yang seharusnya diadministrasikan pada


masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama  terkadang
tidak memungkinkan
Drugs and Pregnancy
Drugs and Pregnancy
Drugs and Pregnancy
Drugs and Pregnancy
THANKS!

Any questions?

Anda mungkin juga menyukai