Anda di halaman 1dari 49

Refleksi Kasus

TUBERKULOSIS (TBC)
Kurnia Ade Putri
IDENTITAS
Nama : Sdr. M
Umur : 33 Tahun
Alamat : Pringtali, Jogonegoro Magelang
Pekerjaan : Buruh Meubel
Status : Belum menikah
Tanggal masuk RS : 12 februari 2016
Keluhan Utama : Lemas dan sesak nafas
RPS :
Pasien baru dari IGD, datang dengan keluhan lemas dan sesak nafas
sejak ± 7 hari SMSR. Pasien juga mengeluh batuk ± 20 hari SMSR,
berdahak berwarna putih kental, tetapi tidak disertai darah. Keluhan
batuk dirasakan memberat pada malam hari, disertai berkeringat
tanpa beraktivitas dalam jumlah banyak. Pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan 6kg dalam 1 bulan terakhir.
Pasien belum pernah menderita penyakit serupa dan konsumsi obat
paru dalam jangka waktu tertentu disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Penyakit serupa disangkal
 Penyakit hipertensi disangkal
 Penyakit DM disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa
 Penyakit hipertensi disangkal
 Penyakit DM disangkal

Riwayat Personal Sosial :


 Pasien seorang buruh meubel, di lingkungan bekerja ada seorang
teman yang sering batuk lama.
 Riwayat merokok (+), sudah berhenti ± 1th
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : baik
B. Kesadaran : compos mentis
C. Vital sign :
tekanan darah : 120/80 mmHg
nadi : 86 x/menit, reguler
suhu : 37,4 oc
frekuensi pernafasan : 24 x/menit
Kepala
Mata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edem
palpebra (-/-)
Hidung: sekret (-), epistaksis (-)
Mulut: bibir pucat (-), gusi berdarah (-)
Telinga: nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), hearing loss (-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-)
Leher
JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi (-)
Paru
Inspeksi: pergerakan dada tidak simetris, retraksi (-)
Perkusi: paru kanan sonor, paru kiri redup
Palpasi: ketinggalan gerak (+/-) , fremitus paru kiri menurun
Auskultasi: SDV (+/<< ), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Perkusi: batas atas di SIC II parasternal kiri
Batas kanan di SIC VI parasternal kanan
Batas kiri di SIC VI linea axila anterior
Palpasi: ictus cordis teraba di 2 jari sebelah medial SIC VI LMC kiri
Auskultasi: S1>S2, reguler, ST (-)
Abdomen
Inspeksi: datar
Auskultasi: bising usus (+) N, peristaltik (+)
Perkusi: timpani (+) undulasi (-) shifting dullness (-)
Palpasi: supel (+) nyeri tekan abdomen (-)
hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas
Akral hangat (+/+)
Edema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
12-02-2016 14-02-2016 19-02-2016
Darah lengkap BTA S/P/S  -/-/- Darah lengkap
Hb : 11,2 (L) Hb : 10,2 (L)
Leukosit: 21,3 (H) Fungsi hati Leukosit: 8,3
Hematokrit : 32, 8 (H) SGOT : 44 (H) Hematokrit : 35 (H)
SGPT : 22
Fungsi ginjal Fungsi hati
Ureum: 22,9 SGOT : 81.0 (H)
Kreatinin:0,69 SGPT : 22

Elektrolit
Natrium : 122 (L)
Kalium : 4,20
Klorida : 90 (L)
Foto Rontgen

Cor :
- bentuk dan ukuran dbn
Pulmo :
- Bercak dextra
- Kesuraman homogen
hemithorax sinistra
- Sinus sinistra tumpul
•Kesan :
- TB paru dg efusi pleura
sinistra
Diagnosis

TB paru BTA (-)


Efusi pleura sinistra
13/02/2016 14/02/2016 15/02/2016

• Sesak nafas (+)


• Sesak nafas (+) • Sesak nafas (+)
• Batuk (+) dahak (+)
• Batuk (+) dahak (+) • Batuk (-)
S • Pusing (+)
• Pusing (-) • Lemas (+)
• Keringat mlm hari (+)
• Keringat mlm hari (+) • Keringat mlm hari (+)

TD: 100/70, N:86, R:24, t:34,3


I : asimetris TD: 140/100, N:80, R: 24, t:36
TD: 100/90, N:83, R:22,t:36,2
Per : redup pada paru kiri SDV +/- , ronki -/-
O Sdv +/- , ronki -/-
Pal : fremitus menurun pd paru BTA SPS : -/-/-
kiri Ro. Thorax: KP dengan efusi
A : SDV +/- , ronki -/- pleura sinistra

TB paru BTA (?) KB Tb paru BTA (-) KB Tb paru BTA (-) KB


A
Efusi pleura sinistra Efusi pleura sinistra Efusi pleura sinistra

Inj. Ceftriaxon 2/24j Tx lanjut


Inj. Ceftriaxon 1x2
Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j +
Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j
Acetylcystein 200mg Acetylcystein 3x200mg
P Aminofluid 1x1
Ambroxol 3x30 Ambroxol 3x30
FDC 1x3
Pungsi : ± 200cc Vit B6
16/02/2016 17/02/2016 18/02/2016

• Kesadran menurun • Kesadran menurun


• Kesadaran menurun
• Keringat malam hari (+) • Keringat malam hari (+) dan
S • Keringat malam hari
• Intake makan << menggigil
berkurang
• Tidak bs diajak komunikasi • Intake makan <<
• Bisa diajak komunikasi
• Tidak bs diajak komunikasi

TD: 120/90, N:86, R:20, t:36,5 TD: 120/90, N:83, R:22, t:36,8 TD: 130/90, N:80, R:24, t:36,3
O
SDV : +/- , ronki -/- SDV : +/- , ronki -/- SDV : +/- , ronki -/-

Tb paru BTA (-) KB Tb paru BTA (-) KB Tb paru BTA (-) KB


A
Efusi pleura sinistra Efusi pleura sinistra Efusi pleura sinistra

InInj. Ceftriaxon 1x2


Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j
Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j
Aminofluid 1x1 Aminofluid 1x1
Aminofluid 1x1
Acetylcystein 3x200mg Acetylcystein 3x200mg
P Acetylcystein 3x200mg
Ambroxol 3x30 Ambroxol 3x30
Ambroxol 3x30
FDC 1x3 FDC 1x3
FDC 1x3
Vit B6 1x1 Vit B6 1x1
Vit B6 1x1
19/02/2016 20/02/2016

• Lemas berkurang
• Keringat malam berkurang
• Lemas (-)
S • Batuk (-)
• Keringat (-)
• Sesak (-)
• Batuk (-)

TD: 120/80, N:80, R:24, t:36,4 TD: 120/80, N:86, R:20, t:36,1
O
SDV : +/- , ronki -/- SDV : +/- , ronki -/-

Tb paru BTA (-) KB Tb paru BTA (-) KB


A
Efusi pleura sinistra Efusi pleura sinistra

Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j


Aminofluid 1x1 Aminofluid 1x1
Acetylcystein 3x200mg Acetylcystein 3x200mg
P
Ambroxol 3x30 Ambroxol 3x30
FDC 1x3 FDC 1x3
Vit B6 1x1 Vit B6 1x1
Masalah yang dikaji
- Bagaimana penegakan diagnosis TBC?
- Apakah obat yang diberikan sudah sesuai?
TUBERKULOSIS (TBC)
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok
Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis
Sifat kuman TB:
Berbentuk batang dg panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-0,6 mikron.
Bersifat tahan asam dg pewarnaan Ziehl Neelsen
Memerlukan media khusus untuk biakan  lowenstein jensen, ogawa.
Berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah
mikroskop.
Tahan terhadap suhu rendah 4 sampai -70 derajat celcius.
Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar UV.
Kuman dapat bersifat dormant (“tidur” / tidak berkembang)
Penularan
Sumber penularan  pasien TB BTA positif.

Saat batuk atau bersin  menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk


droplet nuclei. Sekali batuk  3000 percikan dahak.

Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup percikan


dahak yg infeksius tersebut.

Pada kasus TB BTA (-), tingkat penularan 65%


Perjalanan alamiah Tuberkulosis

Paparan

Infeksi

Sakit TB

Meninggal dunia
Paparan

Peluang peningkatan paparan terkait dengan:


Jumlah kasus menular di masyarakat
Peluang kontak dengan kasus menular
Tingkat daya tular dahak sumber penularan
Intensitas batuk sumber penularan
Kedekatan kontak dengan sumber penularan
Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan
Faktor lingkungan: konsentrasi kuman di udara (ventilasi,
sinar UV)
Infeksi

Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi selama 6-14


minggu setelah infeksi
Reaksi immunologi (lokal)  kuman Tb memasuki alveoli
dan ditangkap oleh makrofag dan kemudian berlangsung
reaksi antigen-antibody
Reaksi immunologi (umum)  delayed hipersensitivity
(hasil tes tuberkulin menjadi positif)
Sakit TB

Faktor resiko untuk menjadi sakit Tb adalah tergantung


dari:
Konsentrasi / jumlah kuman yang terhirup
Lamanya waktu sejak terinfeksi
Usia seseorang yang terinfeksi
Tingkat daya tahan tubuh seseorang
Note: hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi
sakit TB.
Meninggal

Faktor resiko kematian karena TB:


Akibat dari keterlambatan diagnosis
Pengobatan tidak adekuat
Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau
penyakit penyerta
Note: pasien TB tanpa pengobatan, 50% akan meninggal
dan resiko ini meningkat pada pasien dengan HIV positif
Klasifikasi
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru dibagi dalam :
a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan
hasil BTA positif.
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan kelainan radiologik menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif.
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis Paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan
tuberkulosis aktif serta tidak respons dengan pemberian
antibiotik spektrum luas .
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif
dan biakan M.tuberculosis positif .
Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum
diperiksa
2. TB Ekstra Paru
a. TB di luar paru ringan
Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral,
tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
b. TB diluar paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis
eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran
kencing dan alat kelamin.
3. Berdasarkan Tipe Penderita
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada
beberapa tipe penderita yaitu :
a. Kasus baru
Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
b. Kasus kambuh (relaps)
Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif atau biakan positif.
Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga
dicurigai lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
• Infeksi sekunder
• Infeksi jamur
• TB paru kambuh
c. Kasus pindahan (Transfer In)
Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu
kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.
Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah
d. Kasus lalai berobat
Penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2
minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya
penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif.
e.Kasus Gagal
Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan),
atau penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif
menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau
gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan.
f. Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah
selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik.
g. Kasus bekas TB
Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada fasilitas) negatif dan
gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih gambaran
radiologik serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan
OAT yang adekuat akan lebih mendukung .
Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB aktif, namun
setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata tidak ada
perubahan gambaran radiologik
Diagnosis
a. Gejala klinik

Gejala respiratorik Batuk berdahak selama 2


minggu atau lebih, batuk dapat diikuti dengan
gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas

Gejala sistemik Demam, badan lemas, nafsu


makan menurun, berat badan turun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
b. Pemeriksaan Bakteriologik  cek sputum BTA (s/p/s)
Interpretasi :
2x positif, 1 negatif : Mikroskopik (+)
1x positif, 2 negatif : ulang BTA 3x, kemudian bila 1x
positif, 2x negatif : mikroskopik (+), 3x negatif : negatif

b. Pemeriksaan Radiologi
- Ro. Thorax PA
-Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior
lobus paru atas dan segmen superior lobus bawah
-Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan
opaq berawan atau noduler
-Bayangan bercak milier
-Efusi pleura unilateral
Penatalaksanaan
Alhamdulillah...

Anda mungkin juga menyukai