Anda di halaman 1dari 24

KERACUNAN

INSEKTISIDA
OLEH :
NIHAYATUL KAMILA
DEFINISI

• Insektisida adalah racun serangga yang banyak digunakan dalam pertanian, perkebunan dan
dalam rumah tangga.
• Keracunan insektisida ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan percobaan bunuh diri,
jarang sekali karena pembunuhan.
PENGGOLONGAN INSEKTISIDA

Insektisida dapat digolongkan dalam


• Hidrokarbon terkhlorinasi (Chlorinated Hydrocarbon), contohnya : DDT, Dieldrin, Aldrin
• Inhibitor kolinesterase, yang terbagi kedalam
Organofosfat , contoh : parathion, malathion, diazinon
Karbamat, contoh : carbaryl, baygon
HIDROKARBON TERKLORINASI

• Merupakan zat kimia sintetik yang stabil beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
penggunaannya. Umumnya larut dalam lemak.

• Termasuk golongan ini adalah DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Chlordane, Lindane,
Methoxychlor,Toxaphane dan BHC (Benzene Hexa Chlorida)
HIDROKARBON TERKLORINASI

• Farmakokinetik DDT (dikloro difenil trikloro etana)


 Lambat diabsorbsi melalui saluran cerna
 Dalam bentuk bubuk tidak diabsorbsi melalui kulit, namun diabsorbsi dalam bentuk solven organik.
 Dalam bentuk aerosol dapat diabsorbsi melalui sal. napas
 Setelah absorbsi ditimbun dalam lemak dalam jumlah besar
 DDT didegradasi-> DDA (asam dikloro difenil asetat) ->> hanya 20% DDT yang ditelan dijumpai
di urin.
HIDROKARBON TERKLORINASI

• Farmakodinamik DDT
Merupakan stimulator SSP kuat -> eksitasi langsung pada neuron -> kejang
DDT juga dapat meningkatkan sensitivitas miokardium
Kematian terjadi akibat depresi pernapasan atau fibrilasi ventrikel.
TAKARAN DOSIS HIDROKARBON
TERKLORINASI
• Takaran toksik DDT pada manusia adalah 1 gram.
• Sedangkan takaran fatalnya 30 gram
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN
HIDROKARBON TERKLORINASI
• Manifestasi utamanya : muntah, tremor dan kejang.
• Gejala keracunan ringan : merasa lelah, berat dan sakit pada tungkai, sakit kepala,
parestesia pada lidah, bibir dan muka, gelisah dan lesu mental.
• Gejala keracunan berat : pusing, gangguan keseimbangan, bingung, rasa tebal pada jari-jari,
tremor, mual, muntah, fasikulasi, midriasis, kejang tonik klonik, dan kemudian koma.
PEMERIKSAAN FORENSIK

• Diagnosis ditegakan dari anamnesis adanya kontak dengan insektisida, misalnya : pekerja
penyemprot hama.
• Pemeriksaan lab darah dan urin
• Hasil pemeriksa dalam:
- Mukosa lambung dan usus hiperemis dan perdarahan
- Tercium bau zat pelarut, nekrosis hati, edem paru
TATALAKSANA

• Tindakan emergency
Bilas lambung
Emetika, sirup ipekak 15 ml, kemudian diberi minum air, susu atau sari buah. Bila setelah
15 menit tidak timbul muntah segera ulang kembali.
Berikan O2
• Tindakan umum
Antikonvulsan
INHIBITOR KOLINESTERASE

• yang terbagi kedalam


Organofosfat
Karbamat

Keduanya mempunyai cara kerja yang sama yaitu mengikat enzim asetilkolinesterase
FARMAKOKINETIK

• Diabsorbsi dengan cepat melalui oral, inhalasi, mukosa, dan kulit.


• Eksresi sebagian besar melalui urin, hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit.
FARMAKODINAMIK

• Setelah masuk, akan mengikat enzim asetilkolinesterase-> kerja enzim terhambat->


akumulasi asetilkolin.
• ↑↑ aktivitas parasimpatis->kontraksi pupil (miosis), stimulasi sal. cerna, stimulasi saliva, kel
keringat, kontraksi otot bronkial, kontraksi kandung kemih, dan menghambat nodus
atrioventrikular.
DOSIS TOKSIK

Dosis letal untuk golongan organofosfat


- Malathion 1-5g
- Parathion 10mg/kgBB
- Systox 100 mg
- Tetraetilpirofosfat 0,4 mg/kg BB
Dosis letal untuk golongan karbamat
- Aldicarb 0,9-1 mg/kgBB
- Propoxur 95 mg/kgBB
TANDA DAN GEJALA

• Manifestasi utama : gg. penglihatan, sesak napas, dan hiperperistaltik sal. cerna.
• Gejala keracunan akut timbul dalam 30-60 menit, mencapai puncak 2-8 jam
• Gejala keracunan ringan: anoreksia, sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, tremor lidah, miosis
• Gejala keracunan berat : diare, pupil pinpoint dan tidak bereaksi, sesak napas, sianosis,
kejang, koma, blok jantung.
PEMERIKSAAN FORENSIK

• Keracunan golongan insektisida ini dapat diduga dengan :


 Anamnesis terdapat kontak dengan insektisida
 Gejala timbul cepat, umumnya kurang dari 6 jam
 Gejala bersifat progesif (makin lama makin berat)
 Gejala tidak dapat tidak dapat dimasukan dalam suatu sindroma penyakit apapun,
dapat menyerupai penyakit gastroenteritis, ensefalitis, dan pengobatan biasa tidak
menolong
 Pemeriksaan laboraturium
Pada korban meninggal tidak ditemukan tanda yang khas
Pada keadaan akut hanya ditemukan tanda asfiksia, edema paru, perbendungan organ-organ tubuh.
Sering tercium bau zat pelarut misalnya bau minyak tanah.
Pemeriksaan dalam :
- Edema pulmonal, edema serebri
- Bau pelarut
- Tanda asfiksia
PEMERIKSAAN LABORATURIUM

• Penentuan kadar AChE dalam darah dapat dilakukan : tintometer (Edson) dan paper strip
(Acholest)
CARA TINTOMETER (EDSON)

• Pemeriksaan ini berdasarkan perubahan pH darah


• Cara kerja :
1. Ambil darah->tmbahkan indikator brom-timol-biru -> diamkan beberapa saat ->
perubahan warna
2. Bandingkan warna yg timbul dg warna standar pada comparator disc
CARA ACHOLEST

• Ambil darah korban -> tetes pada kertas Acholest bersama kontrol serum darah normal -
> perubahan warna
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGIK

• Kristalografi
Sampel (muntahan/isi lambung) dimasukan geas beker -> dipanaskan -> dilarutkan dalam
aseton -> saring dg kertas saring -> filtrat diteteskan dalam gelas arloji dan dipanaskan
sampai kering -> liat di mikroskop (bila ada kristal seperti sapu berarti gol hidrokarbon
terklorinasi)
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGIK

• Kromatografi lapisan tipis (TLC)


- Kaca berukuran 20x20 cm dilapisi gel silikat atau alumunium oksida-> panaskan selama 1
jam
- Filtrat yg akan diperiksa diteteskan pada kaca-> ujung kaca dicelupkan dalam pelarut
(biasanya n-Heksan) -> kaca dikeringkan -> semprot dg reagen Paladium klorida 0,5%
dalam HCl pekat, kemudian Difenilamin 0.5% dalam alkohol.
- Hasilnya warna hitam berarti gol hidrokarbon terklorinasi. Warna hijau dg dasar dadu
berarti gol organofosfat.
TATALAKSANA

• Tindakan darurat
- Sulfas atropin dalam dosis tinggi
- Berikan O2
- Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air dan sabun
- Bilas lambung atau emetika
- Laksativ
- Antidotum
- Kolinesterase reaktivator, hanya digunakan pada keracunan organofosfat, tetapi berbahaya untuk
keracunan gol karbamat. Contohnya pralidoksim.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai