Anda di halaman 1dari 54

KASIBA DAN LISIBA

Teknik Penyehatan
Dr. Dra. Rina Marina Masri, M.P.

Oleh :
Ari Permana ( 1502035 )
M Faqih Abdurrahim ( 1500309 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS INDONESIA
BANDUNG
2018
DI SUSUN OLEH

ARI PERMANA M FAQIH ABDURRAHIM


(1502035) (1500309)
PENGERTIAN

Kawasan Siap Bangun ( KASIBA )

Kawasan siap bagun adalah salah satu


upaya perwujudan satu bagian atau lebih
dari satu kawasan permukiman, yang
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah,
dan memenuhi persyaratan tertentu.
UU No. 4 Tahun 1992.

Kasiba adalah sebidang tanah yang


fisiknya telah disiapkan untuk pembangunan
perumahan dan pemukiman skala besar yang
terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau
lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap dengan terlebih dahulu dilengkapi
dengan jaringan primer dan sekunder
prasarana lingkungan sesuai dengan rencana
tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah, dan memenuhi persyaratan
pembekuan pelayanan prasarana dan sarana
lingkungan.
Persyaratan terbentuknya suatu kasiba

Dalam UU No. 4 Tahun 1992 tentang


Perumahan dan Permukiman , Pasal 19

Data Jaringan
Rencana tata mengenai primer dan
ruang yang luas, batas sekunder
rinci dan pemilik prasarana
tanah lingkungan
Lingkungan Siap bangun (LISIBA)

Lingkungan siap bangun adalah sebidang


tanah yang merupakan bagian dari kawasan siap
bangun ataupun berdiri sendiri yang telah
dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan human
dan pelayanan lingkungan untuk membangun
kaveling tanah matang.
RENCANA KEBERADAAN KASIBA
DAN LISIBA
Berdasarkan hasil penelitian telah ditentukan dua
pendekatan yang diguanakan untuk menetapkan
kemungkinan bentuk dan keberadaan kasiba dan
lisiba dilapangan, yaitu :

1. Pendekatan Pertama
2. Pendekatan Kedua
1. PENDEKATAN PERTAMA
Kebutuhan Kasiba dan Lisiba dapat diasumsikan
sebagai :
a. Kawasan yang besar akan mendukung terbentuknya
komunitas yang layak untuk suatu unit administrasi,
potensi retribusi pajak untuk mendukung kegiatan
ekonomi perkotaan
b. Kawasan siap bangun dapat dikembangkan apabila
ada kejelasan pada Kebijakan perumahan lokal yang
jelas dan konsisten, Strategi perumahan lokal yang
jelas dan konsisten, Rencana umum tata ruang, baik
dalam arti runtut dengan RBWK, RDRTK, dan
RUTRK.
2. PENDEKATAN KEDUA
Untuk Merencanakan kasiba dan lisiba
dibutuhkan perangkat teknis dan non teknis
seperti kesiapan lembaga pengelola ( BUMN ),
disamping kesiapan sektor perumahan dan
perijinan di pemerintah daerah .
Tata
Ruang
Ekonomi
Pertanahan
Perkotaan

beberapa faktor
non teknis yang
berpengaruh Persyaratan
Kelembagaan terhadap Prasarana &
perencanaan
Kasiba dan Sarana
Lisiba
HUBUNGAN
KOMPONEN
RUANG
KASIBA-LISIBA

Sarana dan Tata Guna


Kependudukan
Prasarana Lahan
Topaz - Urban
Topaz merupakan alat untuk memaksimalkan
efisiensi mesin ekonomi dan memperbaiki
kelestarian ekologi, kewajaran/ kualitas kehidupan
clan lingkungan kerja.
Topaz mensimulasikan penggunaan tanah clan
komponen arus/ jaringan dalam sistem perkotaan,
serta interaksi sosial, ekonomi clan dampak
lingkungannya sehingga dapat mengoptimalkan pola
penggunaan lahan dan jaringan infrastruktur dalam
bentuk interaktif dan sistematik teknik optimasi.
KASIBA-Permukiman Skala
Besar-Kota Baru.
Pemikiran pembentukan kawasan
baru yang lengkap merupakan suatu
tujuan utama dari penciptaan suatu
KASIBA. Dengan kata lain KASIBA
merupakan suatu kawasan yang
disetarakan dengan suatu ‘KOTA
BARU’, dasar pemikiran dan tujuan
suatu kota baru mempunyai kekhususan
sendiri.
Konsepsi Pusat-Pusat Kegiatan Dalam
Pola Permukiman Kota Di Indonesia

Dalam hal ini, pusat-pusat kegiatan


dapat di artikan pengelompokan
kegiatan pelayanan disuatu tempat
tertentu yang mempunyai ikutan-ikutan
kegiatan perkotaan lainnya ( pelayanan
umum dan pelayanan ekonomi kota).
Interaksi Dalam Ruang (Model Gravitasi)

Model Gravitasi dapat mengungkapkan


fenomena geografi dengan menggunakan
konsepsional dan operasional jarak relatif
dipermukaan bumi, jarak relatif dapat
diartikan sebagai jarak yang mencerminkan
dalam berbagai cara ukuran.
KEADAAN LOKASI CONTOH
Aspek yang banyak mempengaruhi pertumbuhan
beberapa kota-kota besar di indonesia, melalui
tinjauan aspek kependudukan, fasilitas dan ultilitas
serta penggunaan lahan.

1. Kependudukan
Tingkat kepadatan penduduk akan menentukan
jumlah sarana dan prasarana perkotaan, kualitas
dan kuantitas penduduk suatu perkotaan
merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan
suatu kota.
2. Penggunaan Lahan

secara umum kota-kota di Indonesia


berpola radial sehingga seluruh aktifitas
kota terkonsentrasi di pusat kota,
kurangnya penyebaran tata guna lahan
banyak menyebabkan masalah perkotaan
seperti kemacetan, penyebaran penduduk
yang tidak merata, sehingga pada daerah
tertentu kepadatan penduduk yang terlalu
tinggi pada akhirnya tidak mendapatkan
pelayanan yang baik.
BESARAN STANDAR UNTUK PERENCANAAN
SARANA LINGKUNGAN
 1. Sarana Hunian
Perumahan adalah salah satu sarana
hunian yang sangat erat kaitannya
dengan tata cara kehidupan masyarakat.

Kawasan perumahan harus bebas dari


gangguan suara, kotoran udara, bau, dan
lain-lain serta mudah mencapai pusat-
pusat pelayanan serta tempat kerja.
 Luas perpetakan tahan unuk rumah

Contoh perhitungan
𝑈
Rumus : = 𝐿 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑇𝑝
𝑈 15𝑚3
Contoh : = = 6𝑚3
𝑇𝑝 2,5𝑚

Ket : U = Kebutuhan udara segar/orang/jam satuan m3


Tp = Tinggi plafon dalam satuan m
L perorangan = Luas lantai perorang
 Bila kebutuhan udara segar per orang per jam 15 m3
dengan pergantian udara dalam ruang sebanyak-
banyaknya 2 kali per jam dan tinggi plafond rata-rata
2,5 m, maka Luas lantai per orang :
jadi bila 1 umpi terkecil terdiri dari 4 orang
( ayah + ibu + anak ), maka kebutuhan luas lantai
minimum adalah :
- Luas lantai utama 4 x 6 𝑚2 = 24 𝑚2
- Luas lantai pelayanan 50% x 24 𝑚2 = 12 𝑚2
Total Luas = 36 𝑚2
Building coverage 50% maka luas kaveling
minimum untuk keluarga/umpi terkecil :
100
𝑥 36𝑚2 = 72 𝑚2
50

Tetapi bila 1 umpi hanya terdiri dari 1 orang


maka kebutuhan lantai adalah 18 𝑚2 (sudah
termasuk pelayanan).
Bila 1 keluarga terdiri dari 5 orang dan luas
lantai pelayanan 50% lantai utama maka
kebutuhan luas lantai per keluarga :
Luas lantai 5 x 6 𝑚2 = 30 𝑚2
Lantai pelayanan 50% = 15 𝑚2
Jumlah 45 𝑚2
Bila Building coverage yang di izinkan 50%,
maka luas perpetakan perkeluarga :
100
𝑥 50 𝑚2 = 90 𝑚2
50
BESARAN STANDAR UNTUK
PERENCANAAN SARANA LINGKUNGAN
 2. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang berupa ruang
belajar harus memungkinkan siswa untuk
dapat mengembangkan
- pengetahuan
- keterampilan
- sikap secara optimal
Ruang belajar tidak lepas hubungannya
dengan strategi belajar mengajar
BESARAN STANDAR UNTUK
PERENCANAAN SARANA LINGKUNGAN
 3. Penetapan Lokasi & Kebutuhan Ruang
hal yang perlu dihitung:
- Jumlah anak usia sekolah yang ada
di pemukiman
- Unit ruang belajar dan daya
tamping
- Proyeksi anak usia pra sekolah
pada 5 tahun yang akan datang
A = (Up5-Us) x a%
Up5 = usia pra sekolah 5 tahun
Us= usia pra sekolah yang tertampung
Taman Kanak - Kanak
-Diperuntukan usia 5-6thn
-Ruang kelas 35-40murid
-Lokasi sebaiknya berada ditengah –
tengah kelompok keluarga, digabung
dengan taman tempat bermain di RT atau
RW
-1000 penduduk dimana
usia 5-6 tahun =8%
Kebutuhan ruang Sekolah Dasar
 Jumlah anak usia sd pada 5 tahun yg
akan darang
 Berapa anak usia sd dalam lingkungan
pemukiman
 Berapa unit ruang belajar yang sudah
tersedia
Dt = (dp5-ds) d%
Nilai d ditentukan kebijakan nasional atau
regional

Rumus kebutuhan ruang yang diperlukan


Ssd= Dt/E
 6-12 tahun terdiri dari 6 kelas
 Minimum 1600 pendudu
 Lokasi sebaiknya tidak menyebrang
jalan lingkungan
 Radius pencapaian dari area yang
dilayani 1000m2
Kebutuhan ruang belajar SLP
 Jumlah lulusan SD dalam lingkungan
pemukiman (Lsd)
 Proyeksi lulusan SD selama 5 tahun
(Lsd5)
 Lulusan SD yang dapat ditampung Oleh
Ruang belajar
 Persentasi lulusan SD yang melanjutkan
ke SMP (p%)
Lsdt= (Lsd5-Lsds) x P%
Sslp=Lsdr/E

3 SD dilayani 1 SLP
Minimum 4800 penduduk
Tidak harus dipusat lingkungan
Sarana pelengkap
- Lapangan Olahraga
Kebutuhan ruang belajar SLA
 Jumlah lulusan SD dalam lingkungan
pemukiman (Lslp)
 Proyeksi lulusan SLA selama 5 tahun
(Lslp5)
 Lulusan SLA yang dapat ditampung
Oleh Ruang belajar
 Persentasi lulusan SLP yang
melanjutkan ke SLA (a%)
Lslpt = (Lslp5-Lslps)a%
Ssla = Lslpt/E

Minimum 4800 penduduk


SLA adalah kelanjutan dari SLP dimana
1 SLP sebaiknya dialayani oleh 1 SLA
Luas Lantai Luas Tanah

SLA Umum SLA Khusus SLA Umum SLA Khusus


1514 m2 2551m2 2700m2 5000m2

Sarana pelengkap
- Parkir
- Lapangan olahraga
Sarana kesehatan
 Sarana kesehatan buka saja penting
untuk penduduk melainkan berfungsi
pula mengendalikan perkembangan
pertumbuhan penduduk
Balai pengobatan
Berfungsi untuk memberikan pelayanan
kepada penduduk dalam bidang kesehatan

Titik beratnya terletak pada penyembuhan


(curative)
Waktu tertentu untuk vaksinasi (preventive)
Terketak di tengah lingkungan
(neighbourhood)
Radius pencapaiannya 1000m
Balai kesejahteraan Ibu dan
Anak dan rumah Bersalin
Fungsi utama untuk melayani ibu – ibu
sebelum dan sesudah melahirkan serta
melayani anak usia s/d 6tahun

Minimum 10000 penduduk 4RW


1 lingkungan memiliki 3 BKIA + Rumah
Bersalin
Radius maksimum 2000 m
PUSKESMAS
 Sarana ini memberikan pelaayanan
kepada penduduk dalam bidang
kesehatan, penyembuhan, pencegahan
dan Pendidikan
 120000 penduduk (1kecamatan)
 Luas tanah yang dibutuhkan 2400m2
Rumah Sakit Wilayah
 Funsi dari sarana ini untuk memberikan
pelayanan medis kepada penduduk baik
sebagai pasien luar maupun pasien
menetap
 Rumah sakit sebaiknya tesebar disetiap
wilayah dengan dikoordinasi oleh rumah
sakit pusat
 Minimum 240000 penduduk
Apotik
 Fungsi utama dari sarana ini adalah
untuk melayani penduduk di dalam
bidang obat- obatan
 Minimum 1000 penduduk
 Luas tanah yg dibutuhkan 350m2
Sarana Perniagaan dan Industri
 Disamping sebagai fasilitas
perbelanjaan dan industry juga
merupakan fasilitas kerja bagi kelompok
yang lain
 Warung
 Pertokoan
 Pusat perbelanjaan 30000 penduduk
 Pusat perbelanjaan 120000 penduduk
 Pusat perbelanjaan 480000 penduduk
Warung
 Menjual – barang keperluan sehari hari
 Lokasi di tempat pusat lingkungan yang
mudah dicapai
 Radius 500m2
 Minimum 250 penduduk
Pertokoan
 Fungsi utama untuk menjual barang –
barang. Keperluan sehari – hari.
 Minimum 2500 penduduk
 Luas tanah yang dibutuhkan 1200m2
dengan building coverage 40%
Pusat perbelanjaan
 Fungsi utama menjual keperlian sehari
hari, bahan pakaian, barang – barang
kelontongan, alat alat rumah tangga dan
lain – lain
 Terdiri dari pasar dan took- took lengkap
dengan bengel- bengkel reparasi kecil
lingkungan dan mengelompok dengan
pusat lingkungan.
Pusat perbelanjaan
30.000 penduduk 120.000penduduk 480.000 penduduk
13.500m2 luas yang 36.000m2 luas yang 96.000m2 luas yang
dibutuhkan dibutuhkan dibutuhkan

Luas tanah Luas tanah Luas tanah


0,2m2/penduduk 0,3m2/penduduk 0,2m2/penduduk

Persentasi Persentasi Persentasi


pemukiman 1% pemukiman 0,6% pemukiman 0,4%

Minimum 30.000 Minimum 120.000 Minimum 480.000


penduduk penduduk penduduk
Industri
 Industri yang mengolah sumber alam
(misalnya mengolah minyak kelapa,
karet, tebu, dan lain lain)
 Industri yang tidak mengolah sumber
alam/ industri – industry yang pada
umumnya lebih berhubungan dengan
pemasaran (pabrik roti, mie, es,
minuman, pakaian, tekstil dan lain lain
Industri
 Luas tanah yang dibutuhkan 1
pekerja/250m2
 Industri jenis 1 harus ditempatkan di
daerah industry yang telah
direncanakan atau ditempat yang dekat
dengan bahan bakunya. Untuk industry
jenis 2 di pusat kota bila
○ Tidak menimbulkan polusi
○ Tidak meminta area yang luas
○ Tidah membahayakan
Sarana Pemerintah, Pelayanan
Umum
 Sarana yang dimaksud
 kantor administrasi pemerintahan
 Kantor polisi
 Kantor pos
 Kantor telepon
 Pemadam kebakaran
 PLN
 PAM
 Kebutuhan akan sarana tersebut untuk
setiap tingakatan kelompok penduduk dan
luas tanahnya
 Kawasan 2500
 POS hansip + balai pertemua + bis surat
dengan 300m2
 Parkir umum dan MCK 100m2
 Kawasan 30000 penduduk
 Kantor lingkungan 500w
 Pos pemadam kebaran 200m
 Parkir umum dan MCK 100m2
 1bioskop
Sarana Budaya
 Yang dimaksud dengan sarana ini adalah
bangunan yang dipergunakan untuk aktifitas
kebudayaan atau rekreasi seperti gedung
pertemuan, gedung serbaguna, bioskop, gedung
kesenian, dan lain lain.
Jenis dan macam sarana ini sangat tergantung
pada :
- tata kehidupan penduduknya.
- struktur sosia; penduduknya.
Kebutuhan-kebutuhan Sarana Kebudayaan dan
rekreasi, secara umum dapat diyatakan :
- Kelompok Pertemuan : 300 m
- atau dengan standar : 0,12 m2 / penduduk
 Kelompok tanak untuk 30.000 ( Lingkungan )
kebutuhan tanah untuk :
- gedung serba guna 1000 m2
- gedung bioskop 2000 m2
3000 m2
Atau dengan standar 0,1 m2/penduduk
Peribadatan
Sarana-sarana peribadatan jenis, macam danbesaran
sangat tergantung pada kondisi setempat.
untuk mendapat hasil perencanaan yang sesuai, perlu
dilakukan survei setempat tentang :
- struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin
- jenis agama/kepercayaan yang di anut
- cara atau pola melaksanakan agama/kepercayaan
SARANA OLAH RAGA DAN DAERAH
TERBUKA
 Disamping berfungsi sebagai taman,
tempat main anak-anak dan lapangan
olah raga juga akan memberikan
kesegaran pada kota ( cahaya dan
udara segar ), dan netralisasi polusi
udara sebagai paru-paru kota.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai