Anda di halaman 1dari 18

RISIKO ANAK HIPERBILIRUBIN

Kelompok 10:
1. Ayu Fitry Febrilia
2. Hari Indah Lestari
3. Mirza Luthfianisa Azhari
4. Nadia Nur Latifa
5. Rani Yulan Sari
Tingkat 3 Reguler C
PENGERTIAN HIPERBILIRUBIN
• Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin
serum (hyperbilirubinemia) yang disebabkan oleh
kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus
(Suzanne C. Smeltzer, 2002).
• Hiperbilirubin adalah warna kuning pada bayi yang
ditandai pada kulit, mukosa akibat akumulasi bilirubin
dan diberi istilah jaundice atau ikterus (Bobak, 2004)
• Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi
menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi
dengan baik (Prawirohardjo, 2005).
ANATOMI FISIOLOGI
Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh manusia, terletak di sebelah
atas dalam rongga abdomen, disebelah kanan bawah diafragma.
Berwarna merah kecoklatan, lunak dan mengandung amat banyak
vaskularisasi. Hepar terdiri dari lobus kanan yang besar dan lobus kiri
yang kecil (Widiyasih, 2009). Fungsi hepar adalah :
1. Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
2. Sintesa kolesterol dan steroid, pembentukan protein plasma
(fibrinogen, protrombin dan globulin)
3. Penyimpanan glikogen, lemak, vitamin (A, B12, D dan K) dan zat
besi (Ferritin)
4. Detoksikasi menghancurkan hormon – hormon steroid dan
berbagai obat-obatan
5. Pembentukan dan penghancuran sel-sel darah merah,
pembentukan terjadi hanya pada 6 bulan masa kehidupan awal
fetus.
Proses Metabolisme Bilirubin

Produksi Transportasi

Ekskresi Konjugasi
Etiologi Hiperbilirubin
• Produksi yang berebihan misalnya pada proses
hemolisis
• Gangguan transportasi misalnya
hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan
• Gangguan pengolahan oleh hepar
• Gangguan fungsi hepar atau imaturitas
• Gangguan ekskresi atau obstruksi
Manifestasi Klinis
1. Kulit jaundice (kuning) 9. Pemeriksaan abdomen terjadi
2. Reflek hisap kurang bentuk perut yang membuncit
3. Sklera ikterik 10. Feses berwarna seperti
4. Peningkatan konsentrasi dempul dan pemeriksaan
bilirubin serum 10 mg/dl pada neurologis dapat ditemukan
neonatus yang cukup bulan adanya kejang
dan 15 mg% pada neonatus 11. Epistotonus (posisi tubuh bayi
yang kurang bulan. melengkung)
5. Kehilangan berat badan 12. Terjadi pembesaran hati
sampai 5% selama 24 jam 13. Tidak mau minum ASI
yang disebabkan oleh 14. Letargis
rendahnya intake kalori.
6. Asfiksia
7. Hipoksia
8. Sindrom gangguan nafas
Pathway
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes comb pada tali 9. Smear darah perifer
pusat bayi baru lahir 10. Pemeriksaan bilirubin
2. Golongan darah bayi serum
dan ibu 11. Ultrasonografi (USG)
3. Bilirubin total 12. Biopsy hati
4. Protein serum total 13. Radioisotop scan
5. Hitung darah lengkap 14. Scanning enzim G6PD
6. Daya ikat
karbondioksida
7. Meter ikterik transkutan
8. Jumlah retikulosit
Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan pada penyebabnya, maka manajemen bayi
dengan hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia
dan membatasi efek dari hiperbilirubinemia. Pengobatan
mempunyai tujuan:
1. Menghilangkan Anemia
2. Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit
Tersensitisasi
3. Meningkatkan Badan serum Serum Albumin
4. Menurunkan serum Bilirubin
Transfusi Tukar
Jumlah darah yang ditransfusi tukar sebanyak 2x lipat
volume darah bayi. Bayi cukup bulan mempunyai volume
darah 80ml/kgBB, sedangkan bayi prematur 95ml/kgBB.
Jumlah ini dikali dua, menjadi jumlah darah yang harus
ditransfusi tukar.
Cara melakukan:
1. Bayi dipuasakan 3-4 jam sebelumnya dan selang
lambung diaspirasi sebelum TT
2. Bila mungkin 4 jam sebelum TT bayi diberi infus
albumin 1 g/kg BB
3. Awasi tanda vital, jika perlu berikan oksigen
4. Tubuh anak jangan sampai kedinginan
5. Bila tali pusat masih segar, potong dan sisakan 3-5 cm di atas dinding perut. Bila telah
kering, potong rata setinggi dinding perut
6. Salah satu ujung kateter polietilen dihubungkan dengan semprit 3 cabang dan ujung yang
satu lagi dimasukkan ke vena umbilikalis dengan hati-hati sampai terasa tahanan lalu tarik
lagi sepanjang 1 cm. Dengan cara tersebut biasanya darah sudah keluar sendiri. Ambilah 20
cc untuk pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
7. Periksa tekanan vena umbilikalis dengan mencabut kateter dari semprit dan mengangkat ke
atas. Tekanan ini biasanya positif ( darah akan naik setinggi 6 cm di atas dinding perut ). Bila
ada gangguan pernapasan biasanya terdapat tekanan negatif.
8. Keluarkan lagi sebanyak 20 ml, kemudian baru masukkan 20 ml darah donor dan
seterusnya. Measukkan dan mengeluarkan darah dilakukan dalam waktu 20 detik. Pada
bayi prematuritas cukup dengan 10-15 ml. Jumlah darah yang dikeluarkan adalah 190 ml/kg
BB dan yang dimasukkan adalah 170 ml/kg BB.
9. Semprit harus sering dibilas dengan heparin encer ( 2 ml heparin @ 1000 U dalam 250 ml
Nacl fisiologis )
10. Setelah 140-150 ml darah dimasukkan, kateter dibilas dengan 1 ml heparin encer dan
dimasukkan pula 1,5 ml glukonas kalsikus 10% dengan perlahan-lahan, kemudian bilas lagi
dengan 1 ml heparin encer. Bila bunyi jantung bayi kurang dari 100/menit, waspada
terjadinya henti jantung
11. Jika tidak bisa pada vena umbilikalis maka bisa dipakai vena sefena, cabang vena femoralis.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian:
1.Identitas
2.Riwayat kesehatan
3.Pemeriksaan Fisik

B. Diagnosa Keperawatan
1.Hipertermia b/d paparan lingkungan panas (efek fototerapi), dehidrasi.
2.Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan aktif volume cairan
(evaporasi).
3.Resiko kerusakan integritas kulit b/d pigmentasi (jaundice), hipertermi,
perubahan turgor kulit, eritema.
4.Resiko terjadi cedera b/d fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.
No Diagnosa keperawatan NOC NIC
Hipertermia b/d paparan lingkungan Thermoregulasi 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
1
panas (fototerapi). 1. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Recanakan monitoring suhu secara
kontinui
2. Nadi , RR dalam rentang normal
3. Monitor warna dan suhu kulit
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Monitor tanda-tanda hipertermia &
hipotermi.

5. Monitor pola pernafasan abnormal.

6. Berikan anti piretik

7. Tingkatkan sirkulasi udara

8. Monitor sianosis perifer

2 Defisit volume cairan b/d kehilangan Fluid balance Hydrarin 1. Timbang popok jika
aktif volume cairan (evaporasi). Nutritional status : food and fluid diperlukan
intake. 2. Pertahankn cacatan intake &
1. Mempertahankan urine output yang akurat.
output sesuai dengan BB, BJ 3. Monitor status hidrasi
urine normal, HT normal. (kelembaban membrane
mukosa ,nadi adekuat)
4. Monitor vital sign
3 Resiko kerusakan Tissue integrity : skin and 1. Hindari kerutan pada
integritas kulit b/d Mucous membrance tempat tidur.
pigmentasi (jaundice) 1. Suhu tubuh dalam rentang 2. Jaga kebersihan kulit
hipertermi, perubahan normal 36º C - 37º C. agar tetap bersih dan
turgor kulit, eritemia. 2. Hidrasi dalam batas normal kering.
3. Keutuhan kulit 3. Mobilisasi klien setiap 2
4. Pigmentasi dalam batas jam sekali.
normal. 4. Monitor adanya
kemerahan.\
5. Oleskan lotin/baby oil
pada daerah yang
tertekan.
6. Mandikan dengan air
hangat.
4. Resiko terjadi cedera Risk control 1. Letakkan bayi dekat
b/d fototerapi atau Tidak ada iritas mata cahaya.
peningkatan kadar Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2. Tutup mata dengan kain
bilirubin. Suhu stabil yang dapat menyerap cahaya
Tidak terjadi kerusakan kulit. 3. Matikan lampu dan buka
penutup mata bayi setiap 8
jam, lakukan inspeksi warna
sclera.
4. Buk penutup matawaktu
memberi makanan
5. Ajak bayi bicara selama
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No DX. IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d 1. Memonitor suhu S : - Keluarga
paparan minimal tiap 2 jam. mengatakan kulit klien
lingkungan 2. Memonitor warna dan tampak kering dan
panas suhu kulit memerah.
(fototerapi). 3. Memonitor tanda-tanda O : - Kulit bayi tampak
hipertermia & hipotermi. kering dan memerah.
4. Memonitor pola A : - Masalah belum
pernafasan abnormal. teratasi
5. Memberikan anti piretik P : - Intervensi
6.Mentingkatkan sirkulasi dilanjutkan.
udara
7. Memonitor sianosis
perifer
2 Resiko defisit volume cairan b/d 1. Mempertahankan cacatan intke S : -Ibu mengatakan anaknya di fototerapi.
dan output yang akurat.
kehilangan aktif volume cairan -bu mengatakan anaknya mulai mau
2. Memonitor status hidrasi menyusu.
(evaporasi).
(kelembapan membrane
O :-Turgor kult bayi tampak jelek.
mukosa).
-Tampak membrane mukosa bayi kering.
3. Memonitor masukan cairan.
-Bayi mendapatkan ASI
4. Memantau turgor kulit
A:Masalah belum teratasi
5. Memonitor BB bayi
P : -Intervensi dilanjutkan

3 Resiko kerusakan 1. Memakaikan pakaian yang longgar S : Keluarga pasien mangatakan


. integritas kulit b/d tubuh pasien masih menguning.
2. Hindari kerutan pada tempat tidur.
pigmentasi (jaundice), O : -Turgor kulit bayi tampak jelek
hipertermi, perubahan 3. Menjaga kebersihan kulit agar
- Bayi tampak menguning
turgor kulit. A : Masalah belum teratasi
tetap bersih.
P : Intervensi dilanjutkan
4. Memonitor kulit adanya
kemerahan.

5. Mengoleskan baby oil pada daerah


yang tertekan.

6. Memandikan bayi dengan air


hangat.
4. Resiko terjadinya 1. Mengkaji hiperbilirubin 1x 4 S : Keluarga mengtakan bagian tubuh
pasien bertambah kuning.
cidera b/d jam.
O :-Sclera tampak ikterik
fototerapi
2. Memberikan fototerapi.
(peningkatan - Total bilirubin 23,81 mg/dl.
kadar bilirubin). 3. Meletakkan bayi dekat sumber A : Masalah belum teratasi
cahaya
P : Intervensi dilanjutkan.

4. Menutup mata dengan kain yang


menyerap cahaya.

5. Mematikan lampu dan buka


penutup mata bayi setiap 8 jam

Anda mungkin juga menyukai