Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI

KEPERAWATAN
DEFINISI

• Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung


besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi.
ASPEK TIK

• TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi


komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi
komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
KESIMPULAN

• Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas


yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, pemindahan informasi antar media
TEKNOLOGI BIOMEDIS
Teknologi biomedis secara umum mengacu pada aplikasi ilmu teknik dan
prinsip teknologi dalam sistem biologis dan makhluk hidup. Biasanya istilah
"biomedis" mengacu pada prinsip yang terkait pada kesehatan manusia, dan istilah
"bioteknologi" mengacu pada aplikasi medis, lingkungan, dan pertanian.

Teknologi biomedis melibatkan atau tersusun atas beberapa bidang ilmu berikut
ini:
• Ilmu biomedis
• Informatika biomedis
• Riset biomedis
• Teknik biomedis
• Teknik biologis
• Bioteknologi
Biomedical Engineering dikenal setidaknya dengan 3 nama yang
berbeda; Teknik Biomedis, Teknologi Biomedika (TB) atau Teknologi
Kedokteran. Meski istilah tersebut memiliki arti harfiah dan penekanan
yang berbeda, namun ketiganya sering digunakan secara
bergantian (interchangebly) untuk mengacu pada hal yang sama.
Menurut National Institute of Heath (1997), Biomedical Engineering merupakan penerapan prinsip-prinsip
dan konsep rekayasa pada dunia kedokteran; yang menyangkut diagnosa, pengawasan dan
terapi. Bidang ini merupakan melting-pot dari berbagai cabang keilmuan; rekayasa/teknik, biologi, fisika,
kimia dan tentunya kedokteran. Menurut perbedaan titik beratnya, TB dibagi menjadi beberapa sub-divisi
antara lain[1]:
a. Biomekanik, mempelajari struktur dan fungsi organ biologis dari sudut pandang mekanika (gerak,
bentuk dan sifat). Orthopedik merupakan bagian dari Biomekanik yang khusus mempelajari sistem
gerak; otot, ligament dan persendian.
b. Biomaterial, mempelajari tentang bahan/material yang akan digunakan/bersentuhan pada organ
biologis.
c. Bioinstrument, mempelajari tentang rekayasa (konsep, design dan manufacturing) alat kedokteran
secara umum. Biointrument merupakan bagian dari Teknologi Biomedis yang bersentuhan langsung
dengan klinis/publik.
d. Bioimaging, merupakan bagian dari penting bioinstrumen dengan fokus utama pada bidang
teknologi pencitraan (image) medis seperti: Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computed
Tomography (CT) Scan.
e. Bioteknologi, mempelajari tentang peningkatan peran guna organ biologis untuk kepentingan
lainnya. Tissue Engineering dan Mutasi Genetika merupakan dua cabang Bioteknologi yang telah
banyak dikenal publik.
Sejarah Teknologi Biomedis telah dimulai sekurang-kurangnya sejak 3,000 tahun yang lalu. Klaim
tersebut didasarkan pada penemuan prostesis (alat pengganti organ) kayu pada sebuah mumi
yang berumur 3,000 tahun di Thebes, Yunani. Di tahun 1816, Fisikawan Prancis Rene Laennec
menggunakan gulungan koran untuk mendengarkan detak jantung pasien – untuk menghindari
cara yg lazim ketika itu; menempelkan telinga pada dada seorang pasien. Ia kemudian
menyempurnakan idenya dengan untuk membuat alat yang kita kenal sebagai stetoskop ("History
of Biomedical Engineering," 2013).
Pada abad modern, sejarah TB dimulai sekitar 200 tahun yang lalu. Ketika itu, tepatnya pada
tahun 1848, melalui publikasinya yang terkenal “Ueber de tierische Elektrizitaet”, Dubois Reyomnd
dan rekannya Herman von Helmholtz mengidentifikasi prinsip tahanan dan arus listrik lemah pada
otot dan nervous system katak – yang kemudian dikenal dengan
electrophysiology. Milestone penemuan teknologi biomedis terjadi pada penghujung abab 19,
ketika serangkaian peralatan medis diciptakan dalam selang waktu yang berdekatan;
Spygmomanomemeter (1881) oleh Samuel Segfried Karl von Basch, Sinar X (1885) oleh Wilhem
Rontgen, serta Electrocardiograph (ECG, 1885) oleh Willem Einhoven. Tren ini berlanjut pada
awal abad ke 20 dengan beberapa penemuan alat medis yang masih digunakan sampai
sekarang; ginjal buatan (artificial kydney) oleh Abel, Rountree dan Turner (1913), haemodialisis
(1924).
Perang Dunia I dan II – yang melibatkan lebih dari 60 negara dari 5 benua - mempunyai peran yang
signifikan dalam penyemaian bidang ini ke berbagai belahan dunia. Hal ini dikarenakan tingginya
permintaan kebutuhan prostesis (pengantian organ – umumnya kaki dan tangan) dari para tentara yang
cacat sebagai akibat perang. Jumlah laboratorium, bengkel maupun lembaga riset yang mulai tertarik
mengembangkan penelitian dibidang ini pun semakin banyak, baik untuk bidang orthopedik, prosthesis
maupun bidang terkait lainnya. Dari sekian banyak lembaga ridet tersebut, satu-satunya institusi yang
menawarkan bidang teknologi biomedis secara formal adalah the Oswalt Institute for Physics in
Medicine yand didirikan oleh Fredrich Dessauer pada tahun 1921 di Jerman ("History of Biomedical
Engineering," 2013). Dalam perjalanannya, istitusi ini berubah nama menjadi Max Plank Institute fur
Biophysik. Setelah perang dunia kedua berakhir, TB mulai diperkenalkan pada sistem pendidikan di
Amerika; Drexel Univeristy (1959), Case Western Reserve University (1968), North Western University
(1969), MIT and Harvard University (1970) dan Illinouis University (1973) hingga Boston University (1973)
(Abu-Faraj, 2008). Dengan diperkenalkannya Biomedical Engineering ke dalam sistem pendidikan formal
tersebut terbukti efektif pada penciptaan prosthesis dan penemuan alat-alat kedokteran modern yang kita
warisi saat ini: pacemakers, CT Scan (1972), MRI (1972), coclear implant (1978), artificial heart (1982),
prosthetics arms (2009) dan sebagainya
eknologi Biomedis (TB) mulai diperkenalkan ke dalam sistem pendidikan Amerika di
akhir tahun 50-an. Semenjak itu, perkembangan TB sangat pesat bukan hanya di
Amerika, namun juga di berbagai institusi pendidikan papan atas di hampir seluruh
dunia (Harris, Bransford, & Brophy, 2002). Di Indonesia, eksistensi bidang ini sebagai
sebagai sebuah disiplin keilmuan baru dimulai setidaknya sejak 1967, ketika
Kementrian Kesehatan mendirikan Akademi Teknik Rontgen (ATRO), saat ini berubah
nama menjadi Politeknik Kesehatakan Jakarta II di Jakarta("Sejarah Teknik
Elektromedik," 2015). Tujuan utama didirikannya sekolah tinggi ini adalah untuk
menyediakan dukungan teknis[2] – dalam hal ini pemeliharaan peralatan medis yang
tersebar di seluruh rumah sakit di Indonesia.
Di tingkat Universitas (yang berada di bawah di bawah Kementrian Riset dan Teknologi), TB
mulai diperkenalkan pada tahun 1998. Institute Teknologi Bandung (ITB) merupakan institusi
di bawah Kementrian Riset dan Teknologi pertama yang menawarkan TB sebagai konsentrasi
studi pasca sarjana (S2) di bawah jurusan Teknik Elektronika ("Bidang Keilmuan KK," 2015).
Tidak lama berselang – tepatnya pada tahun 2000 – sebuah Universitas swasta, Swiss
Germany University (SGU) berdiri di Serpong, Tangerang dan menawarkan jurusan
Biomedical Engineering pada tingkat sarjana (S1). Di tahun 2007, Universitas Indonesia
membuka jurusan yang sama, Pasca Sarjana Teknologi Biomedis.
Tahun 2008, Universitas Airlangga, Surabaya membuka program studi S1 Teknobiomedik
setelah terlebih dahulu membuka jalur S2 Teknobiomedik. Hal ini pun mengukuhkan UNAIR
sebagai universitas negeri pertama yang membuka jalur sarjana. Pada tahun ini pula, Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS) memperkenalkan jurusan Teknik Biomedika sebagai
jurusan mandiri pada level strata 1 (undergraduate) – merupakan jurusan sarjana Teknik
Biomedika yang pertama di Indonesia ("ITS Buka Jurusan Biomedical Engineering Pertama di
Indonesia," 2007). Di ITB, teknik biomedis dikelola oleh Kelompok Keahlian Biomedical
Engineering (KK-BME) dan menjadi bagian dari Sekolah Tinggi Teknik Elektro dan Informatika
(STEI ITB)("Bidang Keilmuan KK," 2015). Selain itu, beberapa universitas besar sedang dalam
proses pengembangan – dalam tahap persiapan maupun telah menawarkan TB sebagai
konsentrasi studi ataupun pada jenjang S2; Univeritas Gadjah Mada menawarkan konsentrasi
studi Biomedical Engineering dengan titik berat Biomaterial. Ke depan, jumlah universitas yang
manawarkan TB sebagai jurusan mandiri diyakini akan terus meningkat.

Anda mungkin juga menyukai