Anda di halaman 1dari 16

THAHARAH

‫الطهارة‬

By: Maulana Siregar, MA


1. Pengertian Thaharah
 Thaharah artinya bersuci, menurut hakekatnya
bersuci dengan air atau menurut hukumnya
bersuci dengan tanah ketika bertayammum.
 Istilah thaharah ini ditinjau dari arti lughawi
atau etimologi berarti “membersihkan diri”.
Sedang kalau dilihat dari arti istilah atau
terminologi berarti “bersuci dengan cara-cara
yang telah ditentukan syara’guna
menghilangkan segala najis dan hadats”.
Dasar dan Fungsi Thaharah
Dasar Thaharah
Landasan disyariatkannya thaharah atau
bersuci adalah firman Allah SWT:
‫إن هللا يحب التوابين ويحب المتطهرين‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri” (Al-
Baqarah: 222)
‫و ثيابك فطهر والرجز فاهجر‬
“Sucikanlah pakaianmu. Dan jauhilah
segala kotoran”. (Al-Mudatsir: 4-5).
‫الطهور نصف اإليمان‬
“Bersuci itu setengah dari iman”.
(Hadis Riwayat Muslim dan Tirmidzi)
Fungsi Thaharah
Fungsi Thaharah adalah untuk memenuhi
syarat syahnya shalat dan untuk
menyempurnakan ibadah. Orang yang shalat
tanpa bersuci shalatnya tidak sah.
‫ال يقبل هللا صالة بغير طهور‬
“Allah tidak akan menerima shalat tanpa
bersuci” (Hadis Riwayat al-Jama’ah
Kecuali Bukhari).
Alat-Alat Thaharah

 Air
 Debu
 Batu dan benda-benda
kesat lainnya selain tahi
dan tulang
Air
 Air Mutlak (air suci dan mensucikan), yaitu:
1. Air alam yang masih murni seperti air hujan,
air embun, salju dan juga air yang keluar dari
mata air.
2. Air Laut
3. Air danau atau telaga.
4. Air kolam, sungai dan air yang dalam
genangan yang cukup besar seperti sawah.
 Air Musta’mal (Air yang sudah
terpakai)
 Air suci yang tidak mensucikan,
seperti air the manis, susu, air
kelapa muda, dll.
 Air Mutanajjis (Air yang sudah
tercampur najis.
Sebab-sebab dan Macam Thaharah
Thaharah itu bisa disebabkan karena hadats
dan bisa disebabkan karena najis. Dari dua hal
tersebut disyariatkan macam-macam thaharah
yang berbeda.
A. Najis
Najis adalah sesuatu yang dipandang kotor
oleh syara’ dan menghalangi kesucian dalam
melakukan ibadah.
Benda yang termasuk najis adalah tahi, air
kencing, air wadi’ dan madzi, darah haid dan
darah nifas dan air liur anjing.
B. Hadats
Hadast ialah suatu kejadian atau
keadaan yang mengenai pribadi seorang
muslim sehingga menyebabkan
rusaknya kesucian seseorang yang
mengakibatkan batalnya shalat atau
tawaf.
Hadats terbagi kepada dua hal, yaitu:
1. Hadats Kecil, contoh:
 Keluar sesuatu dari qubul dan dubur seperti
buang air kecil dan besar.
 Keluar angin busuk (kentut)
 Keluar wadi’ atau madzi.
 Menyentuh kemaluan tanpa alas.
 Tidur nyenyak dengan posisi terlentang.
 Menyentuh perempuan.
2. Hadats Besar, contoh:
 Mengeluarkan mani (sperma) baik
disengaja maupun tidak sengaja.
 Hubungan kelamin (jima’) baik
disertai keluarnya mani maupun
tidak.
 Haid dan nifas.
Jenis-Jenis Najis
 Najis Ringan (Mukhaffafah)
Najis ringan ialah najis yang cara
menghilangkannya cukup dengan jalan
memercikkan air pada tempat yang
terkena najis itu. Misalnya: Kencing anak
bayi laki-laki atau bayi yang belum
makan.
 Najis sedang (mutawasithah)
Najis sedang ialah najis yang cara-cara
menghilangkannya harus dicuci dengan
bersih, sehingga hilanglah bekas-
bekasnya, bau dan rasanya. Seperti
darah Haid.
 Najis Berat (Mughalazah)
Najis Mughalazah ialah najis yang cara-
cara menghilangkannya harus dicuci
dengan menggunakan air, sebanyak 7
kali dan salah satu daripadanya
dicampur dengan debu atau tanah yang
suci. Najis macam ini ada satu jenis saja
yaitu badan, pakaian, bejana yang
terkena jilatan anjing.
 Najis yang dimaafkan (ma’fu)
Najis ma’fu ialah najis yang karena
sukarnya dikenal maka dapat dimaafkan
kalaupun ia tidak dicuci. Contohnya
seperti ujung celana, sarung yang
terkena sesuatu yang basah sewaktu
jalan, yang tidak dikenalnya najis atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai