Anda di halaman 1dari 27

INFARK MIOKARD AKUT DENGAN ELEVASI SEGMEN ST PADA

DINDING INFERIOR

(ST SEGMENT ELEVATION ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION INFERIOR WALL)

Oleh : dr. Rifrita Fransisca Halim


Pendamping : dr. Giselle W. R. Tambajong
PENDAHULUAN

 Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular


yang utama karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan
angka kematian yang tinggi.
 Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu kegawatan
kardiovaskular yang berpotensi fatal dan diagnosis harus ditegakkan
secara cepat dan tepat untuk mencegah mortalitas dan morbiditas.
 Sindrom koroner akut (SKA) / Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah
kumpulan gejala klinis akibat tersumbatnya arteri koroner, yang
menyebabkan matinya sel-sel otot jantung pada daerah vaskularisasi
arteri koroner tersebut.
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. JL
 Agama : Kristen
 Umur : 64 tahun
 Alamat : Rumengkor, Manado
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Suku : Minahasa
 Tanggal masuk : 01 Januari 2018
 No. RM : 08-94-46
ANAMNESIS

 Keluhan utama: Nyeri dada kiri sejak 5 jam SMRS

 Riwayat penyakit sekarang:


Pasien datang ke IGD RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado
dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 5 jam SMRS. Nyeri pada
awalnya dirasakan saat pasien baru bangun tidur. Nyeri dirasakan
seperti tertindih beban berat. Nyeri dirasakan menjalar ke
punggung dan lengan kiri. Nyeri tidak menghilang saat
beristirahat. Nyeri dada disertai mual dan sesak napas. Keringat
dingin, muntah, jantung berdebar, dan pingsan tidak ada.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu:


Riwayat nyeri dada sebelumnya pernah
dialami tetapi hilang dengan sendirinya Riwayat pengobatan:
dalam beberapa jam. Riwayat mudah lelah, Pasien belum pernah berobat dan
sesak napas, terbangun tengah malam karena
sesak, ataupun kaki bengkak disangkal. belum mengonsumsi obat
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes apapun.
mellitus, penyakit jantung, asma, alergi, dan
dislipidemia disangkal.

Riwayat kebiasaan:
Riwayat penyakit keluarga: Pasien adalah seorang perokok,
selama ±30 tahun. Dalam sehari
Terdapat riwayat hipertensi dalam
pasien merokok ½ - 1 bungkus
keluarga. Riwayat penyakit
rokok. Pasien suka
jantung dalam keluarga disangkal.
mengkonsumsi makanan
berlemak.
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis Status generalis


Keadaan umum : tampak sakit sedang Kepala : Normocephal
Kesadaran : compos mentis Mata : Conjuctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

Tekanan Darah : 95/60 mmHg THT : Tonsil tidak membesar, pharinx hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Nadi : 88 x/menit, reguler,
kuat angkat
Thorax :
Frekuensi Nafas : 20 x/ menit,
Cor :
SpO2 98%.
Inspeksi : IC tidak tampak
Suhu : 37,00 C
Palpasi : IC tidak kuat angkat
Status gizi : TB ±160, BB ±54 kg Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultas : Bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki (-/-),
wheezing (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut = dinding dada
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak
membesar
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Ekstremitas : Edema (-), CRT < 2 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Interpretasi:

Irama bukan sinus, heart rate 96


x/menit, iregular, normoaxis,
gelombang P dan interval PR
tidak dapat dinilai, kompleks
QRS poor R wave progression di
sadapan V1-V4, elevasi ST di
sadapan II, III, aVF, resiprokal
depresi ST di sadapan I, aVL,
V2, V3, gelombang T terbalik di
sadapan II, III, aVF.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kesan:

1. Atrial fibrilasi
normoventrikular respons,
2. STEMI inferior posterior,
3. Old myocardial infarction
anteroseptal
DIAGNOSIS KERJA

Infark miokard dinding inferior akut dengan elevasi segmen ST


RESUME

Seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun datang ke IGD RSAD Robert Wolter
Mongisidi Manado dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 5 jam smrs. Nyeri pada
awalnya dirasakan saat pasien baru bangun tidur. Nyeri dirasakan seperti
tertindih beban berat. Nyeri dirasakan menjalar ke punggung dan lengan
kiri. Nyeri tidak menghilang saat beristirahat. Nyeri dada disertai mual dan
sesak napas. Riwayat nyeri dada sebelumnya pernah dialami tetapi hilang dengan
sendirinya dalam beberapa jam. Riwayat hipertensi dalam keluarga. Pasien adalah
seorang perokok, selama ±30 tahun. Dalam sehari pasien merokok ½ - 1 bungkus
rokok. Pasien suka mengkonsumsi makanan berlemak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 95/60 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi 20
x/menit, SpO2 98%, suhu 37,00C. Pada pemeriksaan penunjang EKG kesan atrial
fibrilasi normoventrikular respons, STEMI inferior-posterior, Old myocardial
infarction anteroseptal.
TATALAKSANA

 O2 2-4 lpm via nasal kanul


 IVFD NS 0,9% 20 gtt/menit
 Loading aspilet 320 mg
 Loading Clopidogrel 300 mg
 Atorvastatin 1 x 40 mg
 Lansoprazole 2 x 1 tab
 Rujuk untuk pimary PCI di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Malalayang
PEMBAHASAN
ACUTE CORONARY SYNDROME
DEFINISI

 Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah


ke jantung yang menyebabkan matinya sel otot jantung
 Gangguan aliran darah dapat diakibatkan penurunan secara
tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya
peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi
arteri koronaria yang cukup
 Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika
aliran darah koroner menurun secara mendadak akibat oklusi
total trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya
EPIDEMIOLOGI

 Data WHO sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian


terjadi akibat infark miokard
 Di Amerika Serikat diperkirakan 1.000.000 orang
meninggal karena infark miokard akut sebelum sampai
ke rumah sakit
 Di Indonesia tahun 2013 ±478.000 pasien di diagnosis
dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
FAKTOR RESIKO

Biologis (Yang tidak dapat diubah) Non-Biologis (Yang dapat diubah)


1. Usia 1. Abnormalitas kadar lipid serum
2. Jenis kelamin ♂ >> ♀ 2. Hipertensi
3. Ras 3. Merokok
4. Hereditas 4. Diabetes melitus
5. Obesitas
6. Alkohol
7. Diet
KLASIFIKASI

1. Infark miokard dengan


elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment
elevation myocardial
infarction)
2. Infark miokard dengan
non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment
elevation myocardial
infarction)
3. Angina pektoris tidak
stabil (UAP: Unstable
angina pectoris)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS

EKG

Anatomi Lead dengan EKG abnormal Arteri koroner yg terlibat

Inferior II, III, Avf RCA

Anteroseptal V1, V2 LAD

Anteroapical V3, V4 LAD (distal)

Anterolateral V5, V6, I, Avl LCX

Posterior V1, V2 (gel. R tinggi, bukan Q) RCA


DIAGNOSIS

Laboratorium
TATALAKSANA

Tatalaksana awal di ruang emergensi (10 menit pertama setelah pasien datang):
1. Tirah baring (bed rest total)
2. Morfin IV bila nyeri tidak teratasi dengan nitrat
3. Oksigen 4 L/menit (saturasi O2 dipertahankan > 90%)
4. Nitrat 5 mg sublingual (dapat diulang 3 kali) lalu drips bila masih nyeri
5. Aspirin 160-325 mg (dikunyah) dilanjutkan dengan 75-162 mg per hari
6. Clopidogrel 300 mg per oral (jika belum pernah diberikan)
7. Tentukan pilihan revaskularisasi (memperbaiki aliran darah koroner) dan
reperfusi miokard harus dilakukan pada pasien STEMI akut dengan
presentasi < 12 jam.
KOMPLIKASI

 Disfungsi ventrikular  Takikardia dan fibrilasi


 Gangguan hemodinamik ventrikel
 Syok kardiogenik  Fibrilasi atrium
 Infark ventrikel kanan  Aritmia supraventrikular
 Aritmia paska STEMI  Asistol ventrikel
 Ekstrasistol ventrikel  Bradiaritmia dan blok
 Komplikasi mekanik: ruptur
muskulus papilaris, ruptur
septum ventrikel, ruptur
dinding ventrikel
PROGNOSIS

Klasifikasi Killip K l a s i f i k a s i Fo r r e s t e r

Kelas Definisi Mortalitas Indeks


(%) Kardiak PCWP Mortalitas
Kelas
I Tak ada tanda 6 (L/min (mmHg) (%)
gagal jantung /m2)
II +S3 dan atau 17
I >2,2 <18 3
ronki basah
II >2,2 >18 9
III Edema Paru 30-40
III <2,2 <18 23
IV Syok 60-80
kardiogenik IV <2,2 >18 51
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai