Anda di halaman 1dari 16

MODUL 03

PRODUKSI DENGAN INPUT SATU


VARIABEL
3.1 Fungsi Produksi
• Materi pokok dari teori produksi berkisar pada fungsi produksi. Yang
dimaksud dengan
• fungsi produksi adalah hubungan teknis yang menghubungkan antara
faktor produksi atau disebut juga masukan atau inputs dan hasil
produksinya atau produk (outputs). Disebut faktor produksi karena
adanya bersifat mutlak agar supaya produksi dapat dijalankan untuk
menghasilkan produk.
• Metode produksi mengandung pengertian yang sama dengan proses
atau aktifitas
• produksi. Yang dimaksud metode produksi adalah suatu kombinasi
faktor produksi yang
• dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan produk.
Contoh
• Satu satuan produk 1 Kw ikan (X) dapat diproduksi oleh berbagai
macam proses.
Proses 1 Proses 2 Proses 3
Tenaga Kerja 4 4 2
Modal 4 5 6
Jenis Alat Tangkap Pancing Gill Net Jaring Kantong
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian,
yaitu :
• (1) Satuan tidak harus bernilai satu, tapi menggambarkan satu
kuantitas tertentu, misalnya 100, 1.000 atau 500 –an
• (2) Pembagian factor produksi menjadi tenaga kerja dan modal.
Memang factor produksi itu jenis nya banyak, namun dapat
disederhanakan menjadi dua factor tenaga kerja dan modal.
• Suatu proses produksi pada berbagai macam proses yang
mencerminkan fungsi produksi yang bersifat sebanding
• Jika untuk memproduksi satu satuan produksi ikan dapat dihasilkan
oleh berbagai macam proses produksi yang mempergunakan tenaga
kerja dan modal dalam perbandingan yang berbeda-beda
menggambarkan pola kombinasi factor produksi untuk menghasilkan
volume produksi yang sama disebut pola kombinasi factor produksi
yang tidak sebanding (variable proportions). Untuk menggambarkan
berbagai kombinasi factor produksi yang menghasilkan produksi yang
sama, misalnya 100 satuan produk (iso = sama) digunakan isoquants
ISOQUANT
• bila produksi dinaikkan menjadi Q = Q1 (Q1 > Q0 ), maka dibutuhkan
factor modal (M) dan tenaga kerja (TK) yang lebih banyak.
• Satu isokuan pun dapat menggambarkan fungsi produksi bila
diperhatikan hubungan produksi (Q) berikut :

• Q = f (TK1 , M) Fungsi produksi umum


• Q0 = f (TK1 , M) Fungsi produksi isokuan.
Kombinasi factor tak sebanding (variable
proportions)

Fungsi produksi dimana TK tetap, M variable Fungsi produksi dimana M tetap, TK variable
• Pola tersebut dapat diperhatikan pula dari tingginya lereng pada titik-tutik-
titik kurva, yaitu :

• (1) Antara 0 sampai TKA (atau 0 sampai MC ) lereng kurva positif dan terus
menerus menaik.
• (2) Antara TKA dan TKB (atau MC dan MD ) lereng kurva positif tetapi
terus menerus menurun;
• (3) Pada TKB (atau MD ) lereng kurva sama dengan nol;
• (4) Penggunaan factor variable lebih besar dari TKB (atau MD )
menghasilkan lereng yang negative.
• (5) Titik A dan B (atau C dan D) disebut inflection point, yaitu titik dimanan
lereng kurvanya berubah arah. Besarnya lereng dapat diperoleh dengan
mencari turunan pertama dari fungsi produksi, sedangkan perubahan arah
lereng dapat diperoleh dengan mencari turunan kedua dari fungsi
produksi.
• Misalkan kurva pada Gambar variable proportions tersebut
dirumuskan secara matematik :

• Q = f (TK, M0 )

• Karena lereng fungsi fungsi tersebut adalah hubungan tersebut akan


berlaku sebagai berikut :
3.2 Produktifitas Fisik Marginal
• Produk marginal adalah tambahan produksi yang diperoleh dari
penambahan kuantitas faktor produksi yang dipergunakan.
• Besarnya produk marginal ini tergantung pada besarnya tambahan
kuantitas faktor produksi, sehingga besarnya dapat dibandingan
antara tambahan produk dan tambahan factor produksi.
3.3 Fase Ekonomis
• Fase ekonomis bisa di contohkan dengan penambahan tenaga kerja,
apabila jumlah tenaga kerja dibawah TKA maka tenaga kerja harus
bertambah, tetapi penambahan tenaga kerja tidak boleh di atas TKB,
karena akan berpengaruh terhadap pertambahan produk.
• Dengan demikian fase penggunaan tenaga kerja yang memiliki arti
penting bagi produsen adalah antara TKA dan TKB, sebab kuantitas
tenaga kerja memberikan manfaat terbesar pada batas tersebut.
3.4 Produktifitas Fisik Rata-Rata
• Produktifitas factor produksi dapat pula ditunjukkan oleh angka-
angka produksi rata-rata per satuan factor. Angka dapat diperoleh
dengan membagi kuantitas produksi seluruhnya dengan kuantitas
factor yang produktifitasnya akan kita ukur.
3.5 Tahap-Tahap Produksi
• Makin banyak penggunaan tenaga kerja makin tinggi produksi rata-
ratanya. Kenaikan produksi rata-rata ini mencapai puncaknya pada
saat lereng kurva produksi berimpit dengan garis sinar. Pada titik ini
produksi rata-rata = produksi marginal, yaitu pada saat kuantitas
tenaga kerja yang dignakan adalah sebesar TKB, yaitu ketika kurva
produksi marginal berpotongan dengan kurva produksi rata-rata, pada
saat TK sebesar TKR.
• Penggunaan factor TK lebih sedikit dari TKR lereng garis sinar lebih
rendah dari lereng kurva produksi total sehingga kurva produksi
marginal terletak disebelah atas dari kurva produksi rata-rata. Setelah
TKR, setiap penggunaan TK yang lebih besar akan memberikan
tambahan produksi yang lebih rendah dari produksi rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai