• Riwayat keluarga:
Ayah pasien memiliki riwayat asma
• Kondisi lingkungan sosial dan fisik
• Kondisi lingkungan tidak lembap dan tidak dingin,
tidak berdebu, tidak menggunakan karpet,
menggunakan kipas angin menurut ibu pasien.
• Riwayat imunisasi :
Riwayat imunisasi dasar (BCG, DPT, Hepatitis B, Polio,
Campak) lengkap sesuai usia pemberian. Terakhir
imunisasi usia 9 bulan
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : kompos mentis ; bicara penggal
kalimat
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang, tampak
sesak napas (posisi
duduk)
• Nadi : 80 x/menit,teratur, kuat, penuh
• Suhu : 36.5°C
• Pernapasan : 30 x/menit
• Saturasi O2 : 97-98%
• Antropometri : BB 20 kg
• Status Nutrisi : dalam batas normal
• Kepala : normocephali, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada deformitas
• Mata: mata tidak cekung, konjungtiva tidak pucat,
sklera putih
• THT : tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak terdapat sekret pada telinga, tonsil
dan faring normal
• Mulut : tidak pucat dan tidak sianosis, mukosa
mulut dan bibir basah
• Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
• Jantung : bunyi jantung S1/S2 reguler, murmur (-
) gallop (-)
• Paru
Inspeksi : simetris statis dan dinamis, tampak
retraksi dada, interkostal(+)
Palpasi : fremitus sulit dinilai
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi : bunyi napas vesikuler (+/+),ronkhi (-/-)
Wheezing ekspirasi (+/+)
• Terapi Farmakologis:
–Oksigen 6 lpm via face mask
–D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
–Methylprednisolone 3 x ½ vial IV
–Ranitidine 2 x ½ amp IV
–Nebulisasi combivent + NaCl 0.9% / 8 jam
–Observasi keadaan umum, tanda-tanda
vital, saturasi oksigen
• Nonfarmakologis :
–Edukasi orang tua pasien mengenai
penyakit yang diderita pasien dan
komplikasinya
–Edukasi orang tua pasien bahwa ini
adalah penyakit alergi dan
pencegahan terjadinya serangan
kembali
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan
yang dihubungkan dengan hiperresponsif,
keterbatasan aliran udara yang reversibel dan
gejala pernapasan
Pedoman Nasional Asma Anak 2004
: ASMA :
• Wheezing dan / atau batuk dengan
karakteristik sbb : timbul secara episodik dan /
atau kronik, cenderung pada malam hari / dini
hari (nokturnal), musiman, adanya faktor
pencetus diantaranya aktivitas fisik, dan
bersifat reversibel baik secara spontan maupun
dengan pengobatan, serta adanya riwayat asma
atau atopik lain pada pasien/keluarganya
sedangkan sebab–sebab lain sudah disingkirkan.
Epidemiologi
• WHO : 300 juta orang
• ISAAC 2005 :
prevalensi asma di Indonesia meningkat 4.2%
5.4%
Faktor risiko
• Atopi
• Hiperreaktivitas bronkus
• Jenis kelamin
• Obesitas
Faktor Pencetus:
• Faktor lingkungan
• Alergi makanan
• Alergi obat – obat tertentu
• Emosi berlebih
• Asap rokok bagi perokok aktif maupun perokok pasif
• Polusi udara dari dalam dan luar ruangan
PATOFISIOLOGI
Diagnosis
• Untuk menegakkan diagnosis asma :
• Gejala episodik akibat adanya obstruksi atau
hiperresponsivitas saluran napas.
• Obstruksi aliran udara bersifat reversibel
• Eksklusi diagnosis lain yang mungkin
Anamnesis
• Mengi
• Terdapatnya riwayat:
– Batuk, memburuk terutama pada malam hari
– Mengi berulang
– Sesak napas berulang
– Dada terasa berat
• Faktor yang memperburuk gejala
• Gejala terjadi atau memburuk pada malam hari, dan
membangunkan pasien.
Pemeriksaan fisik
• Suara napas wheezing saat bernapas biasa,
memanjangnya fase ekspirasi
• Hiperekspansi toraks
• Meningkatnya sekresi nasal, edema mukosa
dan polip nasal
• Dermatitis atopik/ekzema atau manifestasi
kulit lain dari alergi
• Spirometri adanya obstruksi dan menilai
reversibilitas, termasuk pada anak usia > 5 tahun
– ada peningkatan FEV1 ≥12% setelah inhalasi short-
acting bronkodilator
• Bronkoprovokasi dengan methakolin, histamin,
udara dingin, atau olahraga.
• Test alergi
• Biomarker inflamasi : eosinophil
• Rontgent thorax
Penilaian beratnya serangan asm
Parameter Serangan Serangan Serangan Ancaman
klinis, fgs ringan sedang berat henti nafas
paru, lab
Aktivitas Berjalan Berbicara Istirahat -
Bayi : Bayi : tangis Bayi :
pendek dan
menangis berhenti
lemas
keras Kesulitan makan
Bicara Kalimat Penggalan Kata-kata -
makan
kalimat
Posisi Bisa Lebih suka Duduk,
berbaring duduk topang
tangan
Kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya Kebingung
teragitasi teragitasi teragitasi an
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada -