Anda di halaman 1dari 29

“LAPORAN KASUS”

POST MALARIA FALCIPARUM +1, ANEMIA DEFISIENSI BESI,


TB MILIER

PEMBIMBING SPESIALIS/PENGUJI:
dr. Immaculata Purwaningsih SpA

OLEH:
Astrid Abrahams
Natalis C Kaliele
Nama penderita : An FB
Umur : 3 Tahun (17 Februari 2013)
Alamat : Sentani Pasien datang ke RS diantar orang tua dengan keluhan
Agama : Kristen Protestan demam (+) sejak 10 hari SMRS. Demam yang dirasakan
Suku bangsa : Wamena terus-menerus dan hilang timbul. Menggigil (-), berkeringat
Tanggal MRS : 05 Juli 2016, Jam: 14.15 malam hari (-). Mual-muntah (-), batuk (+), pilek (+). Saat
WIT diperiksa di RS Abepura, pasien mengalami Malaria
Falciparum (+1). Malaria telah diatasi dengan pengobatan
malaria hingga hasil DDR menjadi Negatif. Pasien juga
sempat mengalami bengkak pada tangan yang terpasang
infus, tetapi infus telah dilepas. Saat ini pasien masih
Keluhan Utama: Demam sejak 10 hari SMRS demam (+) yang dirasakan terus menerus dan hilang
timbul walaupun sudah diberi obat penurun panas.
Menggigil (-), Berkeringat (-), Batuk (+), Pilek (-), Mual-
Muntah (-). Riwayat sakit seperti demam pernah dialami oleh
pasien di kampung tetapi tidak diberi pengobatan
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Malaria (+) umur 2 tahun, Kejang (-), Riwayat pengobatan TB (-), Alergi makanan dan obat-obatan
(-)

Riwayat Kehamilan:
Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit dan tidak pernah minum obat-obatan maupun jamu

Riwayat Kelahiran:
Umur kehamilan cukup bulan, BBL 2 kg lebih, lahir spontan dan langsung menangis dibantu oleh
dukun yang bertugas di kampung

Riwayat Imunisasi:
Pasien belum pernah imunisasi

Riwayat Gizi:
Pasien minum ASI sampai umur 3 tahun

Riwayat Keluarga:
Keluarga pasien ada yang sakit batuk lama (Nenek) tetapi belum diperiksa
PEMERIKSAAN FISIK

KU: Tampak sakit sedang Kesadaran: CM


Thorax: SN vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
BB: 13 kg BJ I – II regular, gallop (-), murmur (-)
TTV: Nadi: 144 x/ menit, Respirasi: 30 x/ menit,
SB: 38,2⁰C, SpO2: 99% Abdomen : Supel, datar, timpani, H/L : Teraba 3 jari di
Gizi: Baik (92 % berdasarkan rumus Berhmann), -1 bac /Schuffner II
SD (Gizi baik)
Ekstremitas: Akral teraba hangat, CRT < 3 detik, udem (-)
K/L: CA-/-, SI-/-, OC (-) P>KGB (+) regio colli 1
cm, Peningkatan vena jugularis (-) Kulit: Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
DIAGNOSA KERJA
Malaria Falciparum +1
PENATALAKSANAAN
IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
Hasil Lab tanggal 05-07-2016 (di
Inj Artesunate 32 mg (IV) IGD)
Inj Paracetamol 3x130 mg (IV) NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

PQ 1x10 mg (PO)  single dose 1. LEUKOSIT 7400 ribu 4000 – 11.000 ribu/µL

Pro cek DL
2. DDR GF (+) Keterangan:

+ : 1-10 dalam 100 LPB

++: 11-100 dalam 100 LPB

+++: 1-10 dalam 1 LPB

++++: >10 dalam 1 LPB


Follow up : 06/07/2016

A: Malaria Falciparum +1

S : Demam (+) , P:
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
− IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
TTV : N : 135 x/m, RR : 32 x/m, SB : 37,6 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 − Inj Artesunate 32 mg (0-12-24-48)
cm,PCH (-). − Inj Paracetamol 3x130mg
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Cek DL, DDR
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L : 3 Jari
BAC/Sch 2. NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
HASIL PEMERIKSAAN TANGGAL 06 JULI 2016
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

1. Hb 7,4 g/dL 11 – 16,5 g/dL

2. Leukosit 9200 ribu 3500 - 10.000 ribu

3. Trombosit 261.000 ribu 150.000 - 500.000 ribu

4. Hematokrit 24,9 % 35 – 50 %

5. RBC 3,5 3,8-5,8

6. DDR NEGATIF
Follow up : 07/07/2016

S : Demam (-) ,
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis A: Malaria Falciparum +1
TTV : N : 130 x/m, RR : 32 x/m, SB : 37,3 C.
P:
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1
cm, PCH (-). − IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Inj Artesunate 32 mg (0-12-24-
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L : 3 Jari 48)
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
− Inj Paracetamol 3x130mg
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 08/07/2016

S : Demam (-) , A: Malaria Falciparum +1


O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
P:
TTV : N : 135 x/m, RR : 20 x/m, SB : 36,6 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (-), PCH (-). − IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
− Inj Cefotaxime 2x650mg
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-).
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L : 3 Jari − Persiapan Darplex 1x1 tab
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 09/07/2016

A: Malaria Falciparum +1
S : Demam (+) ,
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, kes : Compos Mentis P:
TTV : N : 138 x/m, RR : 32 x/m, SB : 37,8 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 − IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
cm, PCH (-). − Inj Cefotaxime 2x650mg
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Darplex 1x1 tab (I)
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L : 3 Jari
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 10/07/2016

A: Malaria Falciparum +1
S : Demam (-)
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis P:
TTV : N : 135 x/m, RR : 32 x/m, SB : 36,8 C.
− IVFD D5 ½ NS 32 tpm mikro
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-) P>KGB (+) regio colli 1
cm, PCH (-). − Inj Cefotaxime 2x650mg
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ − Inj Gentamisin 2x32,5 mg
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-).
− Darplex 1x1 tab (II)
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L : 3 Jari
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 11/07/2016

A: Malaria Falciparum +1, Anemia


S : Demam (+) ,
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis Defisiensi Besi
TTV : N : 140 x/m, RR : 50 x/m, SB : 38,1 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 P:
cm, PCH (-). − IVFD D5 ½ NS 32 tpm
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Inj Ceftriaxone 3x650mg
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L: 3 Jari − Inj Gentamisin 2x35 mg
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
− Darplex 1x1 tab (III)
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-) − Cek DL, DDR, ADT
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Hasil pemeriksaan Lab tanggal 11-07-2016

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

1. Hb 7,3 g/dL 11 – 16,5 g/dL

2. Leukosit 9100 ribu 3500 - 10.000 ribu

3. Trombosit 319.000 ribu 150.000 - 500.000 ribu

4. Hematokrit 23,9 % 35 – 50 %
1. DDR Negatif
5. RBC 3,49 3,8-5,8
2. ADT (Apusan Darah tepi):
- Eritrosit: Anisositosis dominasi mikrositik, sedikit normositik, sel
sigar, sedikit sel pensil, tear drop, sedikit fragmentasi
hipokrom
- Leukosit: Jumlah kesan cukup, granulosit imatur (stab +),
granulasi toksik neutrophil
- Trombosit: Jumlah kesan cukup, penyebaran tidak merata,
trombosit besar bergerombol

 Kesan: Gambaran anemia defisiensi besi disertai infeksi


bakterial
Follow up : 12/07/2016

A: Malaria Falciparum +1, Anemia Defisiensi


S : Demam (+) , Besi
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
TTV : N : 133 x/m, RR : 32 x/m, SB : 38,0 C. P:
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1
− IVFD D5 ½ NS 32 tpm --- Aff Infus
cm, PCH (-).
Thorax : simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ karena phlebitis
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Cefixime 2x70 mg (PO)
Abdomen : Datar, Supel, BU (+) Normal, H/L: 3 Jari − PCT 3x1/4 cth
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”. − Cek WIDAL
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
HASIL PEMERIKSAAN LAB TANGGAL 12 JULI 2016
− Tes Widal :
 Thyposa: Negatif (-)
 Parathyposa A: Negatif (-)
 Parathyposa B: Negatif (-)
 Parathyposa C: Negatif (-)
Follow up : 13/07/2016
A: Post Malaria falciparum +1,
Anemia defisiensi besi
S : Demam (+) , Batuk (+), Pilek (-), Lendir (-)
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis P:
TTV : N : 148 x/m, RR : 34 x/m, SB : 38,8 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 − IVFD D5 ½ NS 32 tpm 
cm, PCH (-).
pasang infus ulang
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-). − Inj Ceftriaxone 2x650 mg
Abdomen : Datar, supel, BU (+) Normal, H/L: 3 Jari − Inj Gentamisin 2x35 mg
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani.
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”. − Foto thorax
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 14/07/2016

A: Post Malaria falciparum +1, Anemia

S : Demam (+) ,Batuk (+),Lendir (-),Muntah (-),Mencret (-) defisiensi besi, TB Milier
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
P:
TTV : N : 147 x/m, RR : 32 x/m, SB : 38,3 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 − IVFD D5 ½ NS 32 tpm
cm,PCH (-). − Inj Ceftriaxone 2x650 mg
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
− Inj Gentamisin 2x35 mg
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-).
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L: 3 Jari − RHZE B6: Rifampisin 1x195 mg, Isoniazid
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani. 1x130 mg + Pirazinamid 32 mg,
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”. Etambutol 1x200mg
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-) − Prednison 3x1 tab (selama 2 minggu)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 15/07/2016

A: Post Malaria falciparum +1, Anemia

S : Demam (-) , Batuk (+), Lendir (-), Muntah (-), Mencret defisiensi besi, TB Milier
O :keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
P:
TTV : N : 120 x/m, RR : 33 x/m, SB : 37,0 C.
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1 − RHZE B6: Rifampisin 1x195 mg,
cm, PCH (-). Isoniazid 1x130 mg + Pirazinamid 32
Thorax : Simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ
mg, Etambutol 1x200mg
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-).
Abdomen : Datar,supel, BU (+) Normal, H/L: 3 Jari − Prednison 3x1 tab (selama 2 minggu)
BAC/Sch 2, NT (-) Timpani
Ekstermitas : Akral Hangat (+), Udem Tungkai (-), CRT < 3”.
Kulit : Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-)
Vegetatif : Ma/Mi : Baik, BAB/BAB : Baik
Follow up : 16/07/2016

A: Post Malaria falciparum +1, Anemia


S : Demam (-), Batuk (+) Sudah Berkurang, Lendir (-).
defisiensi besi, TB Milier
O :Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang, Kes : Compos Mentis
TTV : N : 106 x/m, RR : 24 x/m, SB : 36,9 C. P:
K/L : normocephal, CA (-/-), SI (-/-), P>KGB (+) regio colli 1
cm, PCH (-). − RHZE B6: Rifampisin 1x195 mg,
Thorax : simetris , IGN, SN Ves (+/+), Rhon (-/-), Whee (-/-), BJ Isoniazid 1x130 mg + Pirazinamid 32
I-II Reguler , Murmur (-), Gallop (-).
Abdomen : datar,supel, BU (+) normal, H/L: 3 Jari mg, Etambutol 1x200mg
BAC/Sch 2, NT (-) timpani. − Prednison 3x1 tab (selama 2 minggu)
Ekstermitas : akral hangat (+), udem tungkai (-), CRT < 3”. − Pulang paksa
Kulit : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-)
Vegetatif : ma/mi : baik, BAB/BAB : baik
PEMBAHASAN
MALARIA FALCIPARUM +1

Pasien pertama kali datang dengan keluhan demam


Malaria ditandai oleh demam tinggi, tinggi sejak 12 hari SMRS, menggigil (-),
hepatosplenomegali dan anemia, pada berkeringat (-), hepar teraba membesar 3 jari di
pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan bawah arcus costa dan Limpa di schuffner II, dan
adanya plasmodium pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan
gamet falciparum (+1). Pasien juga telah
mendapat pengobatan malaria sesuai dengan
protap. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi
berikutnya sudah tidak ditemukan gamet falciparum.
ANEMIA DEFISIENSI BESI

Anemia defisiensi besi merupakan keadaan dimana kurangnya besi yang dibutuhkan
untuk sintesis hemoglobin

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi Hb 7,4 g/dL pada pemeriksaan darah rutin.
pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCH, Leukosit,
trombosit ditambah pemeriksaan indeks eritrosit, Pada pemeriksaan apusan darah tepi pasien didapatkan
retikulosit dan mofologi darah tepi. Gambaran Eritrosit: Anisositosis dominasi mikrositik, sedikit normositik, sel
sigar, sedikit sel perisil, tear drop, sedikit fragmentasi hipokrom,
morfologi darah tepi ditemukan keadaan
Leukosit: Jumlah kesan cukup, granulosit imatur (stab +),
hipokromik, mikrositik, anisositosis dan granulasi toksik neutrophil, Trombosit: Jumlah kesan cukup,
poikilositosis (dapat ditemukan sel pensil, sel penyebaran tidak merata, trombosit besar bergerombol.
target, ovalosit, mikrosit)
TB MILIER
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Umumnya TB
menyerang paru-paru, sehingga disebut dengan TB paru.
Pasien saat ini kembali mengalami demam. Tetapi kuman TB juga dapat menyebar ke bagian atau
Demam yang dirasakan sering terjadi dan organ lain dalam tubuh (TB ekstrapulmoner)
hilang timbul (remittent), walaupun sudah diberi
obat penurun panas. Keluhan lain seperti batuk
juga baru dirasakan pasien sejak 3 hari pada
saat pasien masih diruangan, tetapi tidak
didapatkan keluhan sesak. Orang tua pasien Gejala berupa demam tinggi yang sering hilang timbul
mengaku sebelum masuk rumah sakit pasien (remittent), pasien tampak sakit berat dalam beberapa
sering mengalami batuk dan pilek tetapi dapat hari, tetapi tanda dan gejala penyakit saluran napas
sembuh sendiri. Kemudian pasien diantar foto belum ada.
dada. Dari hasil foto didapatkan gambaran TB
Milier
Diagnosis TB milier pada anak  adanya riwayat
kontak dengan pasien TB dewasa yang infeksius
(BTA positif), adanya gambaran radiologis yang
khas berupa turbekel halus (millet seed) yang
tersebar merata di seluruh lapangan paru, dengan
bentuk khas dan ukuran yang hampir seragam (1-
3mm). Lesi kecil dapat bergabung membentuk lesi
yang lebih besar, kadang-kadang membentuk
infiltrate yang luas. Sekitar 1-2 minggu setelah
timbulnya penyakit, lesi yang tidak teratur seperti
kepingan salju dapat dilihat pada rontgen paru.
Gambaran klinis, serta uji tuberkulin yang postif
(+) diagnosa TB)
PENATALAKSANAAN

Pengobatan Evaluasi
PENGOBATAN TB MILIER
Pemberian 4-5 macam OAT kombinasi Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid dan Streptomisin atau
Etambutol selama 2 bulan pertama, dilanjutkan
dengan Isoniazid dan Rifampisin sampai 9 – 12
bulan

Kortikosteroid (Prednison) dapat diberikan Pada pasien mendapat pengobatan RHZE + Vitamin B6:
pada TB milier, Meningitis TB, Perikarditis TB, Rifampisin 1x195 mg, Isoniazid 1x130 mg + Pirazinamid 32 mg,
Efusi pleura, dan Peritonitis TB. Prednison Etambutol 1x200mg Prednison 3x1 tab (selama 2 minggu).
biasanya diberikan dengan dosis 1-2
mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
selanjutnya diturunkan perlahan-lahan
hingga 2-6 minggu.

Dosis Isoniazid 5-15 mg/kgBB/hari


Dosis Rifampisin 10-20mg/kgBB/hari
Dosis Pirazinamid 15-30mg/kgBB/hari
Dosis Etambutol 15-25mg/kgBB/hari
EVALUASI

Sebaiknya pasien kontrol setiap bulan untuk menilai perkembangan hasil


terapi memantau timbulnya efek samping obat. Evaluasi hasil pengobatan
dilakukan setelah 2 bulan terapi.

Evaluasi pengobatan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu


evaluasi klinis, evaluasi efek samping pengobatan, evaluasi
radiologis
Menghilang atau membaiknya kelainan klinis yang
sebelumnya ada pada awal pengobatan, misalnya jika
Evaluasi Klinis
ada penurunan BB yang bermakna, hilangnya demam,
hilangnya batuk, perbaikan nafsu makan

Bila pada evaluasi klinis dicurigai terdapat efek


Evaluasi Efek Samping samping, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memastikannya dan penanganan efek samping
sesuai pedoman.

Evaluasi radiologis dalam 2-3 bulan pengobatan


tidak perlu dilakukan secara rutin. Pada pasien TB
Evaluasi Radiologis
milier, foto thorax perlu diulang setelah 1 bulan
untuk evaluasi hasil pengobatan
TERIMA KASIH_^

Anda mungkin juga menyukai