Anda di halaman 1dari 18

Disusun Oleh :

1. Firdha Astri.C(160210045)
2. Mitta Bella (160210053)
3. Mutia Hudjah (160210054)
DEFINISI
 Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif
otak dan penyebab paling umum dari demensia.
 Demensia merupakan hilangnya ingatan yang bisa
timbul bersama dengan gejala gangguan perilaku
maupun psikologis pada seseorang (Ikawati,
2009).
 Alzhaimer ditandai dengan penurunan memori,
bahasa, pemecahan masalah dan keterampilan
kognitif lainnya yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
 Pada penyakit Alzheimer, kerusakan saraf
akhirnya mempengaruhi bagian otak yang
memungkinkan seseorang untuk melaksanakan
fungsi tubuh dasar seperti berjalan dan menelan
(Alzheimer’s Association, 2015)
KARAKTERISTIK ALZHEIMER

 Kesulitan mengingat percakapan terakhir, nama atau


peristiwa sering kali merupakan gejala klinis awal,
apatis dan depresi juga gejala sering yang terjadi
diawal.
 Termasuk gangguan komunikasi, disorientasi,
kebingungan, penilaian buruk, perubahan perilaku,
pada akhirnya kesulitan berbicara, menelan dan
berjalan. (Alzheimer’s Association, 2015)
KATEGORI ALZHEIMER
 Predementia
 Demansia onset awal
 Dementia moderat
 Dementia tahap lanjut (advanced)
ETIOLOGI
 Usia dan riwayat keluarga adalah faktor
resiko yang sudah terbukti untuk
penyakit Alzheimer.
 pencetus lingkungan dan determinan
genetik.
PATOFISIOLOGI
 Tanda dini dari penyakit alzheimer adalah terakumulasinya
plak-plak amyloid diantara sel-sel saraf otak.
 Pada penderita alzheimer amyloid ini akan terakumulasi
menjadi padat dan keras sehingga tidak dapat larut.
 Selain terakumulasinya amyloid, pada penderita alzheimer
terjadi penyusutan dan kekusutan pada sel-sel otak
sehingga terbentuk rongga-rongga yang berisi cairan
cerebrospinal dalam otak hal ini akan mengakibatkan otak
kehilangan kempuan memorinya, lambat laun rongga ini
akan membesar sehingga kerusakan otak menjadi lebih
parah bahkan mengakibatkan kematian bagi penderita
alzheimer.
MANIFESTASI KLINIK
Tahap awal :

1. Tidak ingat akan kejadian yang belum lama terjadi


2. Tidak dapat mengenali sesuatu/benda yang
sebenarnya sudah pernah tahu
3. Hilang ingatan
4. Gangguan emosi seperti depresi, ketakutan
5. Lesu, tidak acuh pada aktivitas sekitarnya.
Tahap akhir :
1. Tidak dapat mengenali saudaranya sendiri
2. Berangan-angan
3. Sukar berjalan, lama kelamaan berjalan dengan
menyeretkan kaki
4. Mengalami serangan tiba-tiba (seizures) pada
beberapa penderita.
Perbandingan otak normal dan alzheimer
Perbedaaan neuron antara orang normal dengan
Alzheimer
PENATALAKSANAAN
1. Pendidikan terhadap pasien dan keluarganya
mengenai alat-alat bantu ingatan, diet dan tindakan-
tindakan pengamanan mungkin dapat
memperlambat perkembangan gejala.
2. Pemberian obat cognex untuk memperlambat atau
mengembalikan gejala-gejala dini penyakit
Alzheimer.

Asuhan Keperawatan pasien dengan
Alzheimer
A. Pengkajian
1. Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian
neurologis menunjukkan kemunduran yang progesif
dari kondisi fisik dan mental.
2. Kaji respon keluarga dan orang terdekat terhadap
kondisi pasien dan dampaknya terhadap lingkungan
rumah.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan diagnosa medis Alzheimer diantaranya :
1. Sindrom stress relokasi berhubungan dengan perubahan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Perubahan proses pikir
berhubungan dengan degenerasi/neuron ireversibel.
C. Intervensi
1. Sindrom stress relokasi b/d perubahan dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari

A. Tempatkan pada ruangan pribadi jika mungkin dan bergabung


dengan orang terdekat dalam aktivitas perawatan, waktu
makan dst.
Rasional: perawatan dirumah sakit mengubah aktivitas
rutin pasien dapat menimbulkan peningkatan masalah
tingkah laku bahkan pda orang dengan gangguan kognitif
sekali pun.
B. Tentukan jadwal aktivitas pasien yang wajar dan masukkan
dalam kegiatan rutin rumah sakit sebisa mungkin.
Rasional: konsistensi memberikan jaminan dan mungkin
mengurangi kebingungan dan meningkatkan
rasa kebersamaan.
2. Perubahan proses pikir
berhubungan dengan degenerasi atau neuron irreversibel
A. Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan
tenang.
Rasional: Pendekatan yang terburu-buru dapat
mengancam pasien bingung yang mengalami
kesalahan persepsi atau perasaan terancam
oleh imajinasi orang dan/atau situasi
tertentu.
B.Tatap wajah ketika bercakap-cakap dengan pasien
Rasional: Menimbulkan perhatian, terutama pada
orang-orang dengan gangguabn perceptual.
Panggil pasien dengan namanya.
C. Panggil pasien dengan namanya.
Rasional: Nama merupakan bentuk identitas diri
dan menimbulkan pengenalan
terhadap realita dan individu
D. Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara
dengan perlahan pada pasien.
Rasional: Meningkatkan kemungkinan
pemahaman. Ucapan yang tingi dan
suara yang keras menimbulkan
stress/marah yang kemungkinan dapat
mencetuskan memori konfrontasi
sebelumnya dan menjadi provokasi
respons marah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai