Anda di halaman 1dari 96

Congestive Heart Failure (CHF)

oleh :
FITRI YANTI (15-3121)

PEMBIMBING : Dr. ELVI FITRANETI,Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RS UMUM SOLOK
2016
PENDAHULUAN
Gagal jantung
Beberapa istilah dalam gagal jantung :
 Gagal jantung sistolik
 Gagal jantung diastolik
 Low output heart failure
 Gagal Jantung Kiri dan Kanan
 Gagal Jantung Akut dan Kronik
DEFINISI
Kondisi patofisiologis dimana jantung
mengalami abnormalitas fungsi sehingga gagal
untuk memompa darah dalam jumlah yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan jaringan ( Ethical
Digest,2006 )
EPIDEMIOLOGI
• Diperkirakan 23 juta orang mengidap gagal
jantung di seluruh dunia
• Pada tahun 2000, terdapat 550.000 kasus baru
setiap tahunnya
• Prevalensi tergantung umur, dimana jarang pada
usia dibawah 45 tahun. Namun menanjak pada
usia 75-84 tahun
FAKTOR RESIKO
• Kebiasaan merokok
• Kurang aktivitas fisik
• Pola diet, kelebihan BB dan hiperlipidemia
• DM dan HT
• Usia dan Jenis Kelamin
• Genetik
KLASIFIKASI
Akut
Klasifikasi NYHA
Kelas I

Kelas IV
Patogenesis
Diagnosa
Anamnesis
Kriteria diagnosis Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Peningkatan TVJ Edem tungkai bilateral
Orthopnoea atau PND Batuk malam hari
Gallop S3 Sesak saat aktivitas
Edema Paru Hepatomegaly
Cardiomegaly Efusi pleura
CVP >1 mmHg Takikardia
Disfungsi Ventrikel echo
Penurunan berat badan >4,5 Kg
Ronki basah

Diagnosis CHF ditegakkan bila terdapat 2 kriteria mayor atau 1 kriteria ditambah 2
kriteria minor.
EKG
Penatalaksanaan
Non Farmakalogi :
-Memberikan edukasi kepada pasien :
1. Aktivitas pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan
seperti biasa. Sesuaikan kemampuan fisik.
2. Hentikan rokok
3.Hentikan alkohol
4.Diet
5. Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan
eksaserbasi akut.
6. Latihan jasmani
Tatalaksana farmakologis menurut ACC/AHA 2009
• Diuretik dan restriksi asupan garam
• Angiotensin-converting Enzyme Inhibitors (ACEIs)
• Angiotensin Receptor Blockers (ARBs)
• Hydralazine dan nitrat
• Beta-adrenergic blockers
• Antagonis aldosteron
• Digoksin
• Antikoagulan
• Agen inotropik
Komplikasi
• Syok Kardiogenik
Keadaan hipoperfusi yang memperburuk hantaran
oksigen dan nutrisi serta pembuangan sisa-sisa metabolit
pada tingkat jaringan sehingga saat masuk tahap dimana
sudah terjadi kerusakan sel yang hebat dan tidak dapat
dihindari, pada akhirnya terjadi kematian
Prognosis
Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat terapi
tidak diketahui. Sedangkan prognosis pada
penderita gagal jantung yang mendapat terapi yaitu:
• Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
• Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
• Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
• Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%

Chronic Kidney Disease
Definisi

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan


fungsi renal ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal.
Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas 2
hal yaitu atas dasar derajat penyakit (stage) dan atas
dasar etiologi

Clearance creatinin (ml/ menit) = (140-umur ) x berat badan (kg)


72 x creatinin serum

*) Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85


Etiologi

Penyakit ginjal non Penyakit pada


Diabetes : Transplantasi :
Penyakit ginjal
diabetes : -Penyakit glomerular -Rejeksi kronik
-Diabetes tipe 1 -Penyakit vaskular -Keracunan obat
-Diabetes tipe 2 -Penyakit tubulointerstitial -Penyakit recurrent
-Penyakit kistik (ginjal -Transplant glomerulo
polikistik) pathy
Diagnosis
•Jika terjadi peningkatan kadar ureum darah
semakin tinggi (uremia). Pada stadium ini,
penderita menunjukkan gejala – gejala fisik
yang melibatkan kelainan berbagai organ
seperti :
•Kelainan saluran cerna :nafsu makan
menurun, mual,
muntah dan fetor
uremik
•Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
•Kelainan neuromuskular : tungkai lemah,
parastesi, kram otot, daya konsentrasi
menurun, insomnia, gelisah
•Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak
nafas, nyeri dada, edema
•Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia,
oligouria.
Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

Penurunan fungsi ginjal berupa peningakatan kadar
ureum dan kreatinin serum, dan penurunan LFG

Penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar
asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik.

Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria,
leukosuria, cast, isostenuria
2. Radiologis

Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan
ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kista, massa, kalsifikasi.

Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio –
opak
3. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal
Dilakukan dengan ukuran ginjal yang
mendekati normal, pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui etiologi, menetapkan terapi,
prognosis.
Penatalaksanaan
1. Konservatif

Untuk mencegah memburuknya faal ginjal secara
progesif dan meringankan keluhan akibat akumulasi
toksin azotemia, memperbaiki metabolisme dan
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit

Diet TKRP (tinggi kalori rendah protein)
Penatalaksanaan
2. Pencegahan terapi terhadap penyakit kardiovaskuler

pengendalian DM
pengendalian hipertensi

pengedalian dislipidemia

pengedalian anemia

pengedalian hiperfosfatemia dan terapi terhadap
kelebihan cairan dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
3. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit komplikasi
4. Terapi pengganti ginjal
- Dialisis
- Transplantasi
------> Jika LFG < 15 ml/mnt
Prognosis
• Penyakit GGK tidak dapat disembuhkan
sehingga prognosis jangka panjangnya buruk,
kecuali dilakukan transplantasi ginjal.
Nefropati Diabetik
Definisi

Nefropati diabetik merupakan sindrom klinis yang
ditandai dengan adanya proteinuria atau albuminuria
(>300 mg/hari atau >200 μg/min) yang diperiksa
setidaknya 2 kali dalam jangka waktu 3-6 bulan.


Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikro
vaskuler diabetes melitus dengan tanda – tanda
mikro proteinuria yang kemudian disusul dengan
penurunan fungsi ginjal yang bertahap.
Faktor Resiko

A. Faktor resiko yang tidak dapat di modifikasi:


- Genetik
- Usia
- Ras
B. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi:
- Hiperglikemia
- Hipertensi
- Kadar lemak darah
- Kadar albumin urin
- Merokok
Etiologi
-Etiologi dari nefropati diabetik belum diketahui
secara pasti.
-Namun, beberapa mekanisme yang dikaitkan
dengan ini adalah hiperglikemia (menyebabkan
hiperfiltrasi dan cedera pada ginjal), produksi
glikasi, dan aktivasi dari sitokin.
Manifestasi Klinis
A. Mata: Nefropati diabetik biasa disertai dengan kelainan
pada retina yaitu retinopati. Untuk melihat kelainannya
dapat dilakukan funduskopi .
B. Jantung: Pada nefropati diabetik terjadi hipertensi, sehingga
pada foto thoraks dapat ditemukan adanya kardiomegali
biasanya berupa pembesaran jantung kiri.
C. Paru: Pada paru dapat ditemukan edema paru dikarenakan
retensi natrium yang menyebabkan cairan ekstraseluler
meningkat.
D. Abdomen:Dapat disertai asites.
E. Ekstremitas: Dapat disertai edema ekstremitas dan juga
neuropati yang merupakan komplikasi dari diabetes mellitus.
Pemeriksaan Laboratorium
1) Hematologi: Dapat terjadi anemia,
Hiperglikemia, Ureum kreatinin meningkat,
hiperlipidemia
2) Urinalisis: Albuminuria
3) USG abdomen: Dapat melihat adanya
perubahan struktural dari ginjal seperti ukuran
ginjal yang mengecil.
Diagnosis
Nefropati Diabetik biasanya ditemukan pada
saat pemeriksaan urinalisis rutin. Pada urinalisis
nefropati diabetik ditentukan berdasarkan nilai
albumin pada urin,yaitu:
Jika kadar albumin urin kurang dari 30mg/hari
makan masih bisa dikatan normal. Pasien
dikatakan mengalami mikrolabuminuria jika kadar
albumin urin mencapai 30-300mg/hari.
Nefropati diabetik nyata dapat ditegakkan
bila kadar albumin urin pasien mencapai lebih
dari 300mg/hari. Pemeriksaan tersebut harus
dilakukan minimal 2 kali dalam jangka waktu 3-
6 bulan .
12

10

Column 1
6 Column 2
Column 3

0
Row 1 Row 2 Row 3 Row 4
Terapi Pengganti Ginjal
A. Dialisis
• Hemodialisis (cuci darah dengan mesin
dialiser)
• Dialisis peritonial (cuci darah melalui perut).
B. Transplantasi ginjal
Hipertensi
Definisi
Hipertensi : peningkatan tekanan darah sistolik

≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90


mmHg (JNC VII)
Epidemiologi
The National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES),menunjukkan bahwa dari
 Tahun ke 1999-2000, insiden hipertensi pada orang
dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-
65 juta orang hipertensi di Amerika dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988-
1991.
 Hipertensi esensial merupakan 95% dari seluruh kasus
hipertensi.
Klasifikasi

JNC VII. JAMA 2003;289:2560-


2572
Hipertensi dibagi menjadi 2 :

Berdasarkan Etiologi

Hipertensi Primer atau Esensial


rtensi Sekunder : penyakit ginjal,penyakit kelainan hormonal dan akibat pem
(90%)

46
Patofisiologi hipertensi

47
Gejala klinis hipertensi

48
Kerusakan target organ tubuh

49
Faktor risiko kardiovaskuler yang
memperburuk hipertensi

50
Evaluasi pasien hipertensi

51
Evaluasi pasien Hipertensi

52
Anamnesis

53
PEMERIKSAAN FISIK

54
Pemeriksaan penunjang

55
Pengobatan hipertensi

56
TERAPI

57
Non farmakoterapi

58
Non Farmakoterapi

59
Farmakoterapi

60
Tatalaksana hipertensi menurut
JNC 7
Terapi kombinasi

62
Pemantauan / evaluasi pasien

63
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Y
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 53 Tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Sumani
• No. MR : 123202
• Tanggal Masuk(IGD) : 31 Maret 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, sesak bertambah saat beraktivitas dan
berkurang saat istirahat. Sesak nafas tidak menciut,
tidak dipengaruhi cuaca, makanan dan emosi. Pasien
merasa semakin sesak napas pada posisi tidur dan
berkurang saat tidur dengan tiga bantal, dan lebih
nyaman bernafas saat duduk. Sesak dirasakan
pasien meningkat pada malam hari dan pasien sering
terbangun karena sesak nafas.
• Pasien mengeluhkan batuk sejak 2 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Batuk berdahak
berwarna putih, tidak bercampur darah, dan
pasien mengeluhkan dahaknya susah
dikeluarkan.
• Pasien mengeluhkan perut semakin membesar
sejak 15 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit.
• Sembab pada kedua kaki sejak 15 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, dan kedua kaki
terasa kebas sejak 3 tahun yang lalu.
• Pasien mengeluhkan luka yang sulit sembuh
pada kaki kanan sejak 2 tahun yang lalu.
• Nafsu makan pasien menurun sejak 15 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluh mudah letih dan lemas sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
• Pasien mengeluh kedua mata kabur sejak 2
tahun yang lalu, dan pasien telah konsul ke
dokter mata dan didiagnosa dengan adanya
kerusakan pada saraf mata.
• Pasien mengeluhkan berat badan menurun sejak
±5 tahun yang lalu, namun pasien tidak tahu
berapa kg berat badannya menurun.
• Tidak ada keluhan demam, sakit kepala, mual
muntah dan nyeri dada.
• BAK dan BAB biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Sebelumnya pasien pernah dirawat sebanyak 3
kali di rumah sakit. Pertama dirawat di RSUP M
Djamil Padang pada tahun 2010 selama 1
minggu dengan keluhan penuruan kesadaran.
Dirawat yang ke 2 di RSUD Solok di bangsal
interne wanita pada tahun 2015 dengan keluhan
sesak nafas, DM, dan hipertensi. Terakhir dirawat
di RSUD Solok di bangsal interne wanita 15 hari
yang lalu dengan keluhan sesak nafas.
• Riwayat diabetes sejak 8 tahun yang lalu, pasien
kontrol ke puskesmas namun tidak rutin minum
obat dan tidak tau obat yang dikonsumsinya.
• Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, ,
pasien kontrol kepuskesmas namun tidak rutin
minum obat dan tidak tau obat yang
dikonsumsinya.
• Riwayat gagal ginjal sejak 1 yang lalu dan
dianjurkan untuk hemodialisa namun pasien
dan keluarga menolak.
• Riwayat stroke tidak ada.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat
penyakit yang sama dengan pasien.
• Orang tua, adik, kakak, pasien tidak ada
menderita penyakit hipertensi, diabetes melitus,
sakit jantung dan stroke.

Riwayat Psikososial dan Kebiasaan


• Pasien seorang Ibu Rumah Tangga dengan sosial
ekonomi cukup. Mempunyai 1 orang suami dan 3
orang anak.
• Kebiasaan merokok dan alkohol tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Vital Sign :
a. Kesadaran : Compos Mentis Cooperative
b. Tekanan Darah : 180/90 mmHg
c. Frekuensi Nadi : 120x/menit, reguler
d. Frekuensi Napas : 40 x/menit
e. Suhu : 37ºC
3.Status Gizi :
a. Berat Badan : 55 kg
b. Tinggi Badan : 157 cm
c. IMT : 22,35 (Status Gizi : Normal)
4. Status Generalisata :
a. Kulit : Sawo matang, sianosis (-), kulit lembab,
perabaan hangat.
b. Kepala : Bentuk bulat , ukuran normochepal,
rambut putih, tidah mudah dicabut.
c. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
d. Telinga : Bentuk dan ukuran dalam batas normal
e.Hidung : Bentuk dan ukuran dalam batas normal,
sekret tidak ada
f. Mulut : Bibir kering, lidah tidak kotor
g. Leher : JVP meningkat (5 + 3 cmH2O)
h. Kelenjar Getah Bening :Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening (KGB) submandimula, sepanjang
M.sternocleidomastoideus, supra/infraclavikula kiri dan
kanan.
i. Paru-paru
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan dalam
keadaan statis dan dinamis.
• Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
fremitus kanan.
• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi :Suara napas vesikular, wheezing (-),
rhonki basah kasar pada paru kanan dan kiri.
• j. Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi :Ictus cordis teraba 2 jari lateral RIC
VI linea midclavicularis sinistra.
• Perkusi :
Batas kanan: RIC IV linea sternalis dextra
Batas kiri: RIC VI 2 jari lareral linea midclavicularis
sinistra
Batas atas : RIC II linea parasternalis sinistra
• Auskultasi : Irama murni, M1>M2, P2<A2,
bising jantung (-)
k. Abdomen
• Inspeksi : Perut yang membuncit melebar
kesamping(+), kolateral vein (-), spider
naevi (-), venektasi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : bimanual (-), ballotement (+),
nyeri ketok CVA (-)
• Perkusi : Timpani, sifting dullness (+)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
l. Ekstremitas
a. Superior
– Inspeksi : edema (-), sianosis (-)
– Palpasi : perabaan hangat
– Tes sensibilitas :sensibilitas halus normal dan
sensibilitas kasar normal.
– Refleks fisiologis
kanan Kiri
Refleks biseps + +
Refleks triseps + +
Refleks + +
brachioradialis
-Refleks patologis
kanan Kiri
Refleks Hoffman-Tromer - -
b. Inferior
– Inspeksi :edema (+/+), ulkus yang sudah
mengering pada telapak kaki
kanan (+), sianosis (-)
– Palpasi : perabaan hangat, palpasi
A.dorsalis pedis, kuat angkat A.tibialis
posterior kuat angkat, dan A.poplitea
tidak kuat angkat.
– Tes sensibilitas: sensibilitas halus (-) dan
sensibilitas kasar normal.
- Refleks fisiologis
Kanan Kiri

Refleks Patella + +
Refleks Cremaster + +
Refleks Achilles + +

- Refleks Patologis
Kanan Kiri
Refleks babinski - -
Refleks gordon - -
Refleks - -
oppenheim
Refleks chaddoks - -
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah tanggal 31 Maret 2016 (IGD)
• Hemoglobin: 9,1 g/dL Berat Badan : 55 kg
• Hematokrit : 27,3 % Tinggi Badan : 157 cm
• Leukosit : 11.046/mm3 IMT : 22,35 kg/m2
• Trombosit: 332.000 /mm3
b. Pemeriksaan faal ginjal tanggal 31 maret 2016 (IGD)
• Ureum : 217,8 mg/dl
• Kreatinin : 13,11 mg/dl
Laju Filtrasi Glomerulus = (140-umur) x berat badan
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
= (140-53) x 55
72 x 13,11
=5,07 x 0,85 = 4,3 ml/menit/1,73m2
-Gula Darah Random : 176 mg %

c. Pemeriksaan elektrolit tanggal 31 maret 2016


(IGD)
• Natrium :133 mEq/L
• Kalium : 5,94 mEq/L
• Chlorida :110 mEq/L

d. EKG : Sinus Takikardi


Diagnosis Kerja
•Congestive Heart Failure Fungsional kelas III, RVH
LVH, Irama Sinus Takikardi ec HHD
•Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V ec Nefropati
DM
Diagnosa Sekunder
•DM Tipe II normoweight tidak terkontrol
•Hipertensi Stage II essensial tidak terkontrol

Diagnosis Banding
•Congestive Heart Failure Fungsional kelas III, RVH
LVH, Irama Sinus Takikardi ec Penyakit jantung Koroner
•Chronic kidney disease (CKD) ec Hipertensi
Pemeriksaan Anjuran
• Pemeriksaan urinalisis
• Rontgen Thorax
• Foto polos abdomen
• USG Ginjal
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi
•Pasien istirahat total.
•Diet Jantung II.
•Diet rendah garam.
•Diet rendah protein
Farmakologi
-IVFD RL 12 jam/kolf
-O2 4 l/menit
-Nebu Ventolin tiap 6 jam
- Candesartan 1x16 mg
- lasix 2x1 amp IV
- Digoxin 2x0,25 mg
-Asam folat 2x1
-Ceftriaxon 1x2 gram (skin test) IV
-Bicnat 3x1
- Pasang kateter : balance cairan
- Monitor terpasang
Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
- Quo ad functionam : malam
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

Sabtu/ - Sesak (+) TTV Congestive - Diet Jantung II


- Batuk (+) KU : sedang Heart Failure -Diet rendah garam
2/04/16
- perut membuncit Kes : CMC Fungsional - Diet Rendah protein
Hari ke-3 (+) TD : 170/80 kelas III, RVH - IVFD RL 24 jam/kolf
- Sembab pada kaki Nadi : 80 x/i LVH, Irama - O2 4 l/menit
sudah mulai Nafas : 30 x/i Sinus Takikardi -Nebu Ventolin 4x1
berkurang Suhu : 36,50C ec HHD - Candesartan 1x16
-Badan terasa letih -Monitor di lepas. CKD Stage V mg
- nafsu makan (-) Pemeriksaan Faal ec Nefropati - lasix 2x1 amp IV
- mual muntah (-) ginjal : DM - Digoxin 2x0,25
- demam (-) *Ureum :223,7 Hipertensi -Asam folat 2x1
- tidur malam kurang mg/dl Stage II tidak - Ceftriaxon 1x2 gram
- BAB (+) *Creatinin :14,12 terkontrol IV
- BAK (+) dengan mg/dl -Bicnat 3x1
kateter Rontgen Thorak
Kesan
:Cardiomegali
dengan edema
paru
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

Senin/ - Sesak (+) Congestive


-Kedua mata TTV Heart Failure -Diet Jantung II
04/04/16
sembab KU : sedang Fungsional -Diet rendah garam
Hari ke-5 -sembab pada kaki Kes : CMC kelas III, RVH -Diet rendah protein
(-) TD : 200/90 LVH, Irama - IVFD RL 24 jam/kolf
-batuk berdahak Nadi : 70 x/i Sinus Takikardi - O2 4 l/menit
sekali-sekali Nafas : 26 x/i ec HHD -Nebu Ventolin 4x1
-perut membuncit (+) Suhu : 36,50C CKD Stage V - Candesartan 1x16
-mual(-) muntah (-) ec Nefropati mg
-Demam (-) DM - lasix 2x1 amp IV
-Badan terasa Hipertensi - Digoxin 2x0,25
letih(+) Stage II -Asam folat 2x1
-Nafsu makan - Ceftriaxon 1x2 gram
menurun (+) IV
-Tidur malam kurang -Bicnat 3x1
-BAB (-) sejak 2 hari - Dulcolax tab 1x1
in
-BAK (+) dengan
kateter.
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

Selasa/ - Sesak (+) TTV  Congestive -Diet Jantung II


bertambah KU : sedang Heart Failure -Diet rendah garam
05/04/16
-Kedua mata Kes : CMC Fungsional -Diet rendah protein
Hari ke-6 sembab TD : 140/100 kelas III, RVH - IVFD drip aminophilin
-sembab pada kaki Nadi : 84 x/i LVH, Irama 2 amp dalam D5% 12
(-) Nafas : 30 x/i Sinus Takikardi jam/kolf
-batuk berdahak Suhu : 36,60C ec HHD -Nebu Ventolin 4x1
sekali-sekali CKD Stage V - O2 4 l/menit
-perut membuncit (+) ec Nefropati - Candesartan 1x16
-mual(-) muntah (-) DM mg
-Demam (-) Hipertensi - lasix 2x1 amp IV
-Badan terasa Stage I - Dexamethason 3x1
letih(+) amp IV
-Nafsu makan -Asam folat 2x1
menurun (+) - Ceftriaxon 1x2 gram
-Tidur malam kurang IV
-BAB (-) sejak 3 hari -Bicnat 3x1
ini - Digoxin 2x0,25
-BAK (+) dengan - Dulcolax tab 1x1
kateter.
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

Rabu/6/0 - Sesak (+) TTV  Congestive -Diet Jantung II


-Kedua mata KU : sedang Heart Failure -Diet rendah garam
4/2016
sembab Kes : CMC Fungsional -Diet rendah protein
Hari ke 7 -sembab pada kaki TD : 160/100 kelas III, RVH - IVFD drip aminophilin
(-) Nadi : 90 x/i LVH, Irama 2 amp dalam D5% 12
-batuk sekali-sekali Nafas : 36 x/i Sinus Takikardi jam/kolf
-perut membuncit (+) Suhu : 370C ec HHD -Nebu Ventolin 4x1
-mual(-) muntah (-) CKD Stage V - O2 4 l/menit
-Demam (-) ec Nefropati - Candesartan 1x16
-Badan terasa DM mg
letih(+) Hipertensi - lasix 2x1 amp IV
-Nafsu makan Stage II - Dexamethason 3x1
menurun (+) amp IV
-Tidur malam kurang -Asam folat 2x1
(+) - Ceftriaxon 1x2 gram
-BAB (-) sejak 4 hari IV
in -Bicnat 3x1
-BAK (+) dengan - Digoxin 2x0,25
kateter. - Dulcolax tab 1x1
-Cek GDR
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

Kamis/7/0 - Sesak (+) TTV  Congestive -Diet Jantung II


-Pasien tampak gelisah KU : Lemah Heart Failure -Diet rendah garam
4/2016
-Kedua mata sembab(-) Kes : CMC Fungsional kelas -Diet rendah protein
Hari ke 8 -sembab pada kaki (-) TD : 190/90 III, RVH LVH, - IVFD drip aminophilin 2
-batuk berdahak(+) Nadi : 90 x/i Irama Sinus amp dalam D5% 12
-perut membuncit (+) Nafas : 26 x/i Takikardi ec HHD jam/kolf
-mual(-) muntah Suhu : 36,50C CKD Stage V ec -Nebu Ventolin 4x1
(+)bercampur darah Jam 14.00 WIB Nefropati DM - O2 4 l/menit
kira-kira setengah -Gula darah puasa: Hipertensi - Candesartan 1x16 mg
sendok teh. 322 mg% Stage II -amlodipin 1x10 mg
-Demam (-) -2 jam pp: 409 mg% - lasix 2x1 amp IV
-Badan terasa letih(+) Jam 18.00 WIB - Dexamethason 3x1 amp
-Tidur malam kurang -ad random; 279 mg IV
-Nafsu makan menurun % -Asam folat 2x1
(+) - Ceftriaxon 1x2 gram IV
-BAB (-) sejak 5 hari in -Bicnat 3x1
-BAK (+) dengan - Digoxin 2x0,25
kateter. - Dulcolax tab 1x1
-novorapid 12 unit /4 jam .
Follow Up
Hari/tgl Subjective Objective Assessment Plan

jumat/8/04 - Sesak (+) TTV  Congestive -Diet Jantung II


/2016 Hari -Pasien gelisah KU : Berat Heart Failure -Diet rendah garam
ke 9 -Kedua mata sembab(-) Kes : Delirium Fungsional kelas -Diet rendah protein
-sembab pada kaki (-) TD : 180/100 III, RVH LVH, - IVFD drip aminophilin 2
-batuk (+) Nadi : 90 x/i Irama Sinus amp dalam D5% 12
-perut membuncit (+) Nafas : 26 x/i Takikardi ec HHD jam/kolf
-mual(-) muntah (-) Suhu : 36,50C CKD Stage V ec -jika tekanan darah <140
-Demam (-) Nefropati DM aff drip aminophilin
-Badan terasa letih(+) -GDR jam 10.00 :212 Hipertensi -Nebu Ventolin 4x1
-Tidur malam kurang mg% Stage II - O2 4 l/menit
-Nafsu makan menurun - Candesartan 1x16 mg
(+) -amlodipin 1x10 mg
-BAB (+) berwarna - lasix 2x1 amp IV
hitam tidak encer -Asam folat 2x1
-BAK (+) dengan - Ceftriaxon 1x2 gram IV
kateter. -Bicnat 3x1
- Digoxin 2x0,25
- kateter : balance cairan
-Pasang NGT
-novorapid 8 unit/ 4 jam
Follow Up
Hari/tglSubjective Objective Assessment Plan
Sabtu/9 -Penurunan TTV  Congestive -puasa 8 jam
/04/201 kesadaran(+) KU : buruk Heart Failure -Setelah puasa
6 Hari -NGT hitam Kes : koma Fungsional dilanjutkan diet
ke 10 -perut membuncit berat kelas III, RVH jantung II ,diet
sudah mulai TD : 170/100 LVH, Irama rendah garam dan
berkurang Nadi : 100 x/i Sinus rendah protein.
-BAB (-) Nafas : 24 x/i Takikardi ec -IVFD drip
-BAK (+) dengan Suhu : 370C HHD Omeprazol 1 amp
kateter -Ad random :157 CKD Stage dalam NACL
mg% jam 13.00 V ec Nefropati 0.9%12 jam/kolf
WIB DM -transamin inj 3x1
-Ad random: 194 Hipertensi amp
jam 16.00 WIB Stage II -vit k inj 3x1 amp
maka pemberian -ciprofloxacin infuse
insulin di aff 2x100 mg
karna GDR -Ranitidin inj 2x1
<200 amp IV
Hasil labor jam - Candesartan 1x16
14.10 WIB mg
-HB : 10,3 mg/dl -amlodipin 1x10 mg
-HT : 31,2 % - lasix 2x1 amp IV
-WBC: -Asam folat 2x1
33.380/mm3 -Bicnat 3x1
-PLT: - Digoxin 2x0,25
319.000/mm3 -Sucralfat syr 3x1 c
Kesimpulan
-Gagal jantung kongestif merupakan keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan atau kemampuannya hanya ada jika disertai dengan
peninggian volume diastolik secara abnormal. Gagal jantung
kongestif biasanya disertai dengan kergagalan pada jantung kiri
dan jantung kanan.
-Gagal jantug merupakan tahap akhir penyakit jantung yang dapat
menyebabkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas penderita
penyakit jantung. Diagnosa gagal jantung ditegakkan
berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan
penunjang seperti EKG,foto thorak, biomarker, dan ekokardiografi
Doppler.
- Kriteria diagnosis gagal jantung yang di pakai adalah menurut
Framingham Heart Study. Penatalaksanaan meliputi
penanganan gagal jantung kronik dan gagal jantung akut,
dengan penatalaksanaan non medikamentosa, medikamentosa
serta dengan menggunakan terapi invasive.
- Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis
dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan
klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi
ginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lainnya dalam darah).
-Nefropati diabetik merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan
adanya proteinuria atau albuminuria (>300 mg/hari atau >200
μg/min) yang diperiksa setidaknya 2 kali dalam jangka waktu 3-6
bulan, adanya penurunan yang progresif dari LFG (Laju Filtrasi
Glomerulus) dan disertai peningkatan tekanan darah arterial.
-Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg
menurut JNC VII.
-Menurut The Seventh of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1,
dan hipertensi derajat 2.

Anda mungkin juga menyukai