Anda di halaman 1dari 66

Pemikiran Politik

Islam
Biodata
• Asriadi AR
• Alamat: Jl. Manimpahoi No 3 Sinjai
• Email: asriadi08@gmail.com
• FB : asri adi
• Hp: 081524139696- 085299931250
• PIN: 26B9B72B
Rencana Perkuliahan
MINGGU POKOK BAHASAN
KE-
1 Pengantar dan sosialisasi
2 Pandangan-pandangan pemikiran politik Islam terhadap politik

3-4 Khalifah, khulafurasyidin


5 Pemikiran Politik Islam Al-Farabi
6 Pemikiran Politik Islam Al-Mawardi
7 Mid Test
8 Pemikiran Politik Islam Klasik
9 Pemikiran Politik Islam Klasik
10 Pemikiran Politik Islam kontemporer
11 Pemikiran Politik Islam kontemporer
12 Pemikiran Politik Islam kontemporer
13 Prinsip-Prinsip Politik Islam
14 Prinsip-Prinsip Politik Islam
14 Prinsip-Prinsip Politik Islam
15 Prinsip-Prinsip Politik Islam
16 Final Test
Aturan Perkuliahan
• Mahasiswa tidak boleh terlambat
• Mahasiswa wajib mengikuti minimal 70 %
proses perkuliahan
• Kemungkinan ada kuis setiap awal pertemuan
• Kemungkinan ada tugas setiap akhir
pertemuan
• Mahasiswa berpakaian rapi dan sopan serta
menutup aurat berdasarkan Syariat Islam
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian Unsur penilaian Persentase
Kehadiran/motivasi - Intensitas mengikuti 30 %
pertemuan (25)
- Kedisiplinan waktu (5)
Pengetahuan dan - Kuis (5) 40 %
keahliann - Tugas (5)
- Mid test (10)
- Final test (20)

Sikap - Kepatuhan pada aturan 30 %


main (20)
- Penghargaan kepada
dosen dan teman (10)
Jumlah 100 %
Selamat datang pada mata kuliah
Pemikiran Politik Islam

Saya sambut anda dengan asa


Menjadi Islam Totalitas
Islam dan Politik
Dalam materi kuliah ini, dikemukakan tiga pandangan
tentang hubungan Islam dengan politik atau
ketatanegaraan:
1. Pendapat yang menilai agama hanya semata-mata
hubungan manusia dengan Tuhan
2. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah suatu
agama yang serba lengkap,
3. Pendapat yang menolak pandangan yang mengatakan
Islam adalah agama yang serba lengkap yang mencakup
segala-galanya termasuk sistem kenegaraan
Islam dan Politik
(lanjutan...)
1. Pendapat yang menilai agama hanya semata-mata
hubungan manusia dengan Tuhan
Menurut pendapat ini Nabi Muhammad saw. hanyalah
seorang Rasul biasa seperti halnya rasul-rasul
sebelumnya, dengan tugas tunggal yaitu mengajak
manusia kembali kepada kehidupan yang mulia dengan
menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi tidak
pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan
mengepalai satu negara. Tokoh-tokoh terkemuka dari
aliran ini antara lain Ali Abd. al-Razik
Islam dan Politik
(lanjutan...)
Ali Abd. al-Razik mengatakan kalau kehidupan
kemasyarakatan yang dibebankan kepada dirinya maka
itu bukan termasuk tugas risalah atau tugas
nubuwwah. Karena itu setelah beliau wafat, tidak
seorangpun yang dapat menggantikan tugas risalah itu.
Kalaupun Abu Bakar muncul, maka itu adalah
kepemimpinan dalam bentuk baru yang bersifat
duniawi atau pemimpin politik yang bercorak
kekuasaan dan pemerintahan
Islam dan Politik
(lanjutan...)
2. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah
suatu agama yang serba lengkap,
Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa istilah negara tidak
disinggung dalam al-Quran maupun hadits, tetapi unsur-
unsur esensial yang menjadi dasar negara dapat
diketemukan di dalam keduanya. Unsur-unsur itu seperti
keadilan , persaudaraan, ketahanan, kepatuhan, dan
kehakiman, persoalan pembagian harta ghanimah, dan
penciptaan perdamaian dapat diterjemahkan sebagai
instrumen sosial politik bagi tegaknya negara.
Islam dan Politik
(lanjutan...)

Selain itu Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa


kebutuhan manusia terhadap pemerintah tidak
hanya didasarkan kepada wahyu, tetapi juga
diperkuat oleh hukum alam atau akal yang
melibatkan manusia untuk bergabung dan menjalin
kerja sama.
Islam dan Politik
(lanjutan...)
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa peranan politik
dalam kehidupan masyarakat amat penting dan
menentukan. Kehidupan politik hanya di miliki
manusia, binatang dan mahkluk lain tidak
mempunyai seperti itu. Karena itu sudah
semestinya kalau manusia itu menghadapi
kehidupan politik dari dimensi-dimensi terbaik
yang di miliki dalam dirinya.
Islam dan Politik
(lanjutan...)
3. Pendapat yang menolak pandangan yang mengatakan
Islam adalah agama yang serba lengkap yang
mencakup segala-galanya termasuk sistem kenegaraan
Pendapat ini, menolak Islam adalah suatu agama yang serba
lengkap dan bahwa dalam Islam terdapat sistem kenegaraan.
Selain itu menolak anggapan bahwa Islam adalah agama
yang hanya mengatur hubungan antara manusia dan Maha
penciptanya. Aliran ini berpendapat bahwa dalam Islam tidak
terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat
tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. Tokoh aliran ini
yang menonjol adalah Muhammad Husein Haikal.
Islam dan Politik
(lanjutan...)
Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan, bahwa
di kalangan umat Islam dari dulu sampai sekarang terdapat
tiga aliran tentang hubungan Islam dan ketatanegaraan
1. Pendapat yang menilai agama hanya semata-mata
hubungan manusia dengan Tuhan
2. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah suatu
agama yang serba lengkap,
3. Pendapat yang menolak pandangan yang mengatakan
Islam adalah agama yang serba lengkap yang mencakup
segala-galanya termasuk sistem kenegaraan
Islam dan Politik
(lanjutan...)
Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan, bahwa
di kalangan umat Islam dari dulu sampai sekarang terdapat
tiga aliran tentang hubungan Islam dan ketatanegaraan
1. Pendapat yang menilai agama hanya semata-mata
hubungan manusia dengan Tuhan
2. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah suatu
agama yang serba lengkap,
3. Pendapat yang menolak pandangan yang mengatakan
Islam adalah agama yang serba lengkap yang mencakup
segala-galanya termasuk sistem kenegaraan
Islam dan Politik
(lanjutan...)
Menurut Ahmad Syafii Maarif, Islam, wawasan
kekuasaan harus di sinari wawasan moral sebagai
salah satu indikator iman dalam konteks dan
realitas sejarah. Tidak sedikipun dimensi kehidupan
yang lepas dari sorotan wahyu. Dan dengan
demikian, pendapat sebagian penulis muslim yang
ingin memisahkan Islam dari wawasan kekuasaan,
di samping tidak memiliki landasan teoritis yang
solid, juga dalam jangka panjang akan berakhir
menjadi kerja bunuh diri
Khalifah dalam Islam
Dalam materi kuliah ini, dikemukakan tiga pandangan
tentang khalifah :
1.Diciptakan manusia oleh Allah Taala sebagai Khalifah.
2. Perkataan asal ”Khalifah” bererti di belakang sesuatu
menggantikan tempat sesuatu yang lain. Penganti
yaitu pemimpin selepas wafat Nabi Muhammad
S.A.W.
3. Khalifah juga dikenali sebagai ”Amirul Mukminin”
bermaksud ”Pemimpin Orang Yang Beriman”
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)

Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para


pemimpin yang mendapatkan petunjuk dari Allah
SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu para khalifah
(pemimpin umat Islam) yang melanjutkan
kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara
(pemerintah) setelah Rasulullah SAW wafat.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)

Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah


yang dilakukan secara demokratis sesudah wafatnya Nabi
inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin. Jumlahnya ada 4
orang, yaitu:
1. Abu Bakar as Shiddiq
2. Umar bin Khatab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abu Thalib
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)

Khalifah pertama sesudah wafatnya Nabi


Muhammad SAW adalah Abu Bakar as Shiddiq.
Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Ghufah.
Dipanggil Abu Bakar yang berarti ayah dari
seorang gadis, karena memang Abu Bakar
mempunyai anak gadis yang bernama Aisyah yang
kemudian menjadi istri Rasulullah SAW.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)
Usaha-usaha yang telah dilakukannya adalah:
a) Menghadapi para pemberontak yang terdiri atas orang-
orang yang murtad (keluar dari agama Islam) serta orang-
orang yang tidak mau membayar zakat.
b) Menghadapi orang-orang yang mengaku dirinya sebagai
Nabi (nabi palsu) seperti: Musailamah Al Kazab, Al Aswad,
Tulaihah dan Sajjah Tamamiyah.
c) Mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an menjadi 1
kumpulan, mengingat banyak para sahabat penghafal Al-
Qur’an yang gugur dalam peperangan menghadapi orang-
orang yang murtad.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)
Umar bin Khathab adalah putra Naufal Al
Quraisyi dari Bani Ady. Sebelum Islam suku
Bani Ady terkenal sebagai suku yang
terpandang mulia, megah, dan berkedudukan
tinggi. Masuk Islam pada tahun ke enam dari
kenabian, berwatak keras dan pemberani,
tapi juga lemah lembut sering menyamar
sebagai rakyat jelata
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)
Usaha-usaha Khallifah Umar bin Khathab antara lain :
(a). Pembagian wilayah kekuasaan islam menjadi beberapa
bagian.(b). Pembentukan dewan-dewan pemerintahan
seperti dewan perbendaharaan negara (Baitul maal), dewan
peradilan (Qadhil Qudhah), dewan pertahanan dsb.
(c). Penetapan tahun Hijriyah yang dimulai penanggalannya
dari hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah.(d). Pembemtukan
urusan kehakiman dan pembangunan Masjidil Haram, Masjid
Nabawi, Masjid Aqsha, dll.(e). Memperluas daerah kekuasaan
Islam dan penyebaran agama Islam ke beberapa daerah
seperti: Damaskus, Mesir, Babilonia dan beberapa bekas
jajahan Romawi Timur.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)
Usman bin Affan adalah putra Abdu Syam bin Abdi
Manaf, lahir pada tahun ke-5 Miladiyah di Mekkah. Dia
merupakan bangsaan Quraisy yang sangat kaya raya
namun sangat dermawan. Oleh Rasulullah diberi gelar
ZUN NURAIN yang artinya orang yang mempunyai dua
cahaya. Hal ini disebabkan karena Usman menikah
dengan dua puteri Rasulullah SAW yaitu dengan Siti
Ruqayah dan kemudian setelah meninggal dunia,
Rasulullah SAW kembali menikahkannya dengan
puterinya yang lain yang bernama Umi Kulsum
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)

Pada masa pemerintahannya, Di samping


usaha pembukuan Al Quran tersebut, khalifah
Usman juga melakukan usaha perluasan
daerah kekuasaan Islam, sehingga pada saat
itu Islam telah mencapai Afrika (Tunisia,
Sudan, Tripoli Barat) dan daerah Armenia.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)

Ali bin Abu Thalib adalah anak dari paman


Nabi Muhammad SAW yang bernama Abu
Thalib. Sejak kecil telah bergaul dengan
Rasulullah SAW karena Nabi juga diasuh
oleh Abu Thalib. Setelah Nabi Muhammad
SAW berkeluarga, maka Ali ikut dengan Nabi
Muhammad SAW. Ali lahir di Mekkah pada
tahun 661 H.
Khalifah dalam Islam
(lanjutan...)
Dia merupakan seorang pemimpin yang cerdas,
jujur, pemberani, adil, dan pandai dalam
strategi perang karena setiap peperangan yang
dihadapi oleh umat Islam, Ali selalu
mengikutinya dan berada di barisan paling
depan sebagai panglima yang mengatur
strategi pasukan Islam. Setelah dewasa,
Rasulullah SAW menikahkannya dengan salah
satu puterinya yang bernama Siti Fatimah.
Pemikiran Politik Islam
Klasik dan Pertengahan
Pemikir Politik Islam Klasik dan
Pertengahan antara lain:
a. Al-Farabi,
b. Al-Mawardi
c. Al-Ghazali
d. Ibn Taimiyah
e. Ibn Khaldul
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Al-Farabi
Lahir pada tahun 257 H/870 M di Farab
Meninggal pada tahun 339 H/950 M di
Damaskus. Di Eropa dikenal dengan nama
Alpharabius. Belajar Bahasa Arab di Baghdad,
logika kepada Abu al-Bashyar dan belajar
filsafat pada Yuhanna ibn Khailan
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran politik Al-Farabi
Negara dibagi menjadi negara utama (al-Madinah
al-Fadhilah) dan lawan negara utama (Mudaddah
al-madinah al-Fadhilah).
Pada Negara Utama terdapat pembagian kerja
sesuai keahlian, ada setia kawan dan kerjasama
serta dipimpin oleh kepala negara yang dibantu
oleh warga negara yang memiliki bakat. Di dalam
negara terdapat pembagian kelas
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran politik Al-Farabi (lanjutan…)
Syarat kepala negara antara lain: lengkap anggota
badanya, baik pemahamannya, tinggi
intelektualitasnya, Pandai mengemukakan
pendapat, cinta ilmu pengetahuan, cinta
kejujuran dan benci kebohongan, berbudi luhur,
cinta keadilan dan kuat pendirian serta tidak
terikat materi
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran politik Al-Farabi (lanjutan…)
Lawan negara utama adalah:
1. Negara bodoh, (al-Madinah al-Jahilah)
2. Negara fasik, (al-Madinah al-Fasiqah)
3. Negara sesat (al-Madinah al-Dhallah)
4. negara yang berubah (al-Madinah al-
Mutabaddilah)
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Al-Mawardi (364-450 H/974-1058)

Belajar fiqh kepada Syekh al-Shamiri dan Syekh


Abu Hamid di Bashrah. Sehingga bakat dan
kecenderungannya pada fiqh siyasa mulai
mengental . Ini tergambar dari karya
monumental Al-Ahkam al-Sulthaniyah
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Al-Mawardi (lanjutan…)

Menurut Al-Mawardi , imamah dilembagakan


untuk mengantikan kenabian (nubuwwah)
dalam rangka melindungi agama dan mengatur
kehidupan dunia.
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Al-Mawardi (lanjutan…)
Al-Mawardi, berpendapat pemilihan kepala
negara harus memenuhi dua unsur:
1. Al-ikhtiyar atau orang yang berwewenang
untuk memilih kepala negara
2. Ahl al-imamah atau orang yang berhak
menduduki jabatan kepala negara
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Al-Mawardi (lanjutan…)
Menurut Al-Mawardi, tugas kepala negara
yakni:memelihara agama, melaksanakan hukum,
memelihara keamanan, menenakkan hudud,
membentuk tentara yang tangguh, melakukan jihad,
memungut zakat, membagikan kepada yang berhak,
dan menyampaikan amanah serta memperhatikan
segala sesuatu yang dapat meningkatkan politik dan
pemeliharaan terhadap agama
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al
Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di
Thus; 1059 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 /
501 H; umur 52–53 tahun).mempelajari fiqh
pada seorang ulamah Ahmad Ibn Muhammad,
Studi hadist pada seorang ulama Abu al-Qasim
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Al-Ghazali (lanjutan…)
Pemikiran Al-Ghazali, sependapat dengan Al-
Mawardi bahwa mendirikan imamah adalah wajib.
Sultan adalah wajib untuk ketertiban dunia;
ketertiban dunia wajib untuk ketertiban agama;
ketertiban agama wajib bagi keberhasilan di
akhirat. Inilah sebenarnya tujuan rasul. Jadi wajib
adanya imam merupakan kewajiban agama dan
tidak ada jalan untuk meningalkannya
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Al-Ghazali (lanjutan…)

Syarat kepala negara dewasa, otak sehat,


merdeka, laki-laki, keturunan Quraisy,
pendengaran dan penglihatan yang sehat,
kekuasaan yang nyata, memperoleh hidayah dan
berilmu pengetahuan serta wara
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Ibn. Taimiyah

Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin


Abdullah bin Taimiyah al Harrani, atau yang biasa
disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir 1263
M/ 661 H, wafat: 1328 M/ 728 H), adalah seorang
pemikir dan ulamah Islam dari Harran, Turki.
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Ibn. Taimiyah (lanjutan…)

Pemikiran Ibn. Taimiyah berbeda dengan al-Mawardi


, Imamah bukanlah merupakan salah satu asas atau
dasar agama, melainkan hanya kebutuhan praktis
saja. Tetapi fungsi negara untuk membantu agama
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran Ibn. Taimiyah (lanjutan…)

Syarat kepala negara menurut pemikiran Ibn.


Taimiyah adalah kejujuran (amanah), kewibawaan
atau kekuatan, sebagaimana tertuang dalam surat al-
Nisa 4: 58 yang memerintahkan umat Islam untuk
menyerahkan amanah kepada yang berhak
menerimanya
Pemikiran Politik Islam Klasik
dan Pertengahan (lanjutan...)
Pemikiran klasik (Tradisional) : menegakkan
negara adalah sebagai tugas suci yang
dituntut oleh agama, dan salah satu
perangkat untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Dengan demikian nuansa politik lahir
dari agama, atau setidak-tidaknya nuansa
politik hadir bersamaan dengan
berkembangnya Islam di masa permulaan
(masa Nabi Muhammad).
Pemikiran Politik Islam
Modern
Pemikiran politik Islam modern:
1. Sayyid Jamaluddin al-Afghani
2. Muhammad Abduh
3. Muhammad Rasyid Ridha
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Sayyid Jamaluddin al-Afghani

Dilahirkan pada 1838 M , sebagai seorang tokoh


penting penggerak pembaharuan dan kebangkitan
Islam abad ke-19. Pandangan Sayyid Jamaluddin al-
Afghani tercerahkan dengan semangat Pan-
Islamisme (Persatuan Islam). Kepeloporan Pan-
Islamisme dikibarkan oleh Al-Afghani
maupun Sayyid Rasyid Ridha.
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Pemikiran Sayyid Jamaluddin al-Afghani (lanjutan…)
Pan-Islamisme dalam batas tertentu adalah sebagai
terapi terakhir untuk mencoba menghidupkan
semangat kekhilafahan di dunia Islam. Dalam
kehidupannya Sayyid Jamaluddin al-Afghani
menghadap dua musuh yakni penguasa muslim yang
korup dan imperalisme dan penjajah barat. Sehinga
pemikiran politiknya lebih menekankan pada aspek
solidaritas dan kebangkitan Islam
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Muhammad Abduh
Muhammad Abduh adalah kawan dan murid
Jamaluddin Al- Afghani . Dia dilahirkan pada tahun
1849 di lembah sungai nil. Menyelesaikan studinya di
Al-Azhar tahun 1877. Selain mengajar Dar al-ulum
juga terlibat aktif dalam gerakan politik bersama
Jamaluddin Al- Afghani. Meninggal tahun 1905
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Pemikiran Muhammad Abduh (lanjutan…)
Pemikiran Muhammad Abduh dengan munculnya
imperalisme dan kolonialisme dan terasukinya umat
Islam pada paham-paham di luar Islam, Maka umat
Islam harus kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang
sesungguhnya dan membersihkan segala macam
bid”ah dan khurafat.
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Pemikiran Muhammad Abduh (lanjutan…)
Pendapat Muhammad Abduh perlunya perubahan
pemerintahan dari otoriter yang tidak dibatasi
dengan peraturan perundang-undangan menjadi
pemerintahan yang konstitusional . Selain itu
diperlukan lembaga perwakilan untuk mengontrol
kekuasaan serta proses pencerdasan bagi masyarakat
supaya mengeri kewajiban dan hak politik secara
bertanggungjawab.
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Muhammad Rasyid Ridha

Nama lengkap Muhammad Rasyid ibn Ali Ridha ibn


Muhammad Syams al-Din al-Qalmuni. Lahir di Desa
Qalamun tahun 1282 H/1865 M. Pemahaman
politiknya banyak diwarnai oleh konsep Pan-
Islamisme dari Jamaluddi Al-Afghani.
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Pemikiran Muhammad Rasyid Ridha (lanjutan…)

Muhammad Rasyid ibn Ali Ridha ibn Muhammad


Syams al-Din al-Qalmuni, dalam pemikiran politiknya
menekankan sistem kenegaraan yang dipandang
sesuai dengan Islam adalah negara dalam bentuk
khilafah , suatu pandangan tradisional tentang sistem
politik Islam
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)
Pemikiran Muhammad Rasyid Ridha (lanjutan…)
Sistem Politik Islam menurut Rasyid Ridha adalah
Tauhid, risalah dan khilafah.
Makna tauhid yang berdaulat hanya Allah, risalah
perantara manusia dengan tuhan yakni melalui rasul.
Sedangkan khilafah yakni menghilangkan kepada
hak ilahi, raja-raja , atau otoritas kepausan
Pemikiran Politik Islam
Modern (lanjutan...)

Pemikiran Modern (Kontemporer) : politik lahir


pada masa permulaan Islam atau pada masa Nabi,
meski pada prakteknya Rasulullah terjun dalam
berbagai pertempuran, memimpin ekspedisi militer,
mengatur persoala-persoalan masyarakat dan
berusaha menjaga persatuannya, mengirim utusan
dan mengangkat pegawai dan seterusnya pada
kedudukannya sebagai pembawa dakwah, penyebar
agama baru atau sebagai Nabi
Musyawarah Prinsip Politik
Islam
Islam telah menganjurkan musyawarah dan
memerintahkannya dalam banyak ayat dalam
al-Qur'an, ia menjadikannya suatu hal terpuji
dalam kehidupan individu, keluarga,
masyarakat dan negara; dan menjadi elemen
penting dalam kehidupan umat, ia disebutkan
dalam sifat-sifat dasar orang-orang beriman
Musyawarah Prinsip Politik
Islam (lanjutan...)
Surat as syuura, Allah berfirman: Dan
(bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan
sebagian dari rezki yang kami berikan
kepada mereka. (QS. as Syuura: 38)
Musyawarah Prinsip Politik
Islam (lanjutan...)
kedudukan musyawarah sangat agung maka Allah menyuruh
rasulnya melakukannya, Allah berfirman: Dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS.
Ali Imran: 159)
Perintah Allah kepada rasulnya bermusyawarah dengan para
sahabatnya setelah tejadinya perang uhud, Nabi telah
bermusyawarah, ternyata hasilnya tidak menggembirakan,
Namun demikian Allah menyuruh rasulnya untuk tetap
bermusyawarah dengan para sahabatnya, karena dalam
musyawarah ada semua kebaikan, walaupun terkadang
hasilnya tidak menggembirakan.
Musyawarah Prinsip Politik
Islam (lanjutan...)
Dalam masyarakat muslim seorang penguasa
dalam melaksanakan tugas kenegaraan harus
berkonsultasi dengan para ulama, orang-orang yang
berpengalaman, dan bisa juga ia membentuk majlis
syura, yang tugasnya mempelajari, meneliti, dan
menyampaikan pendapat dalam hal-hal yang
dibolehkan berijtihad oleh syari'at. Ini semua dalam
rangka mengikuti apa yang telah dilakukan oleh
Rasulullah
Keadilan Prinsip Politik Islam
Islam memerintahkan umatnya untuk
berbuat adil dengan semua orang,
memerintah mereka berbuat adil dengan
orang yang mereka cintai dan orang yang
mereka benci, ia menginginkan mereka adil
secara mutlak hanya karena Allah
Keadilan Prinsip Politik Islam
(lanjutan...)
Allah swt berfirman dalam berbuat adil
pada orang yang kita cintai: Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi Karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. (QS. An Nisaa': 135)
Keadilan Prinsip Politik Islam
(lanjutan...)
Islam telah menjadikan menegakkan keadilan
antara manusia sebagai tujuan utama dari
diturunkannya risalah-risalah samawi, dan
mengutus para rasul kepada manusia dalam
kehidupan dunia ini: Sesungguhnya kami Telah
mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan . (QS. Al
Hadid: 25)
Persamaan Prinsip Politik
Islam
Manusia dengan segala perbedaannya,
dengan berbagai bangsa, warna kulit, ras dan
bahasa, dan dengan berbagai kedudukan
sosial, pekerjaan yang mereka kerjakan dan
harta yang mereka miliki, semuanya adalah
hamba Allah, asal mereka satu dan pencipta
mereka satu, tidak ada perbedaan dalam
kedudukan sebagai manusia, juga dalam hak-
hak dan kewajiban.
Persamaan Prinsip Politik
Islam (lanjutan...)
Standar yang akurat untuk mengukur kepada
manusia dalam masyarakat muslim adalah
standar takwa dan amal shalih, jika standar
ini ada pada salah satu anggota masyarakat,
maka ia menjadi orang yang terhormat yang
pantas untuk dicintai dan mendapat
kehormatan dan penghartaan.
Persatuan Prinsip Politik
Islam

Persatuan dalam Islam adalah hal utama


yang diminta dari umat, dan wajib bagi
kita terus bersemangat untuk
merealisasikannya, menjalankan dan
menyerukan persatuan tersebut.
Persatuan Prinsip Politik
Islam (lanjutan...)

Allah berfirman: “Dan berpeganglah kamu


semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai”. [Ali Imran:
103]
Ini juga fonemena persatuan. Berpegang
teguhlah dengan tali persatuan, kesatuan
dan kebersamaan.
“SEMOGA KITA TERMASUK KHALIFAH
YANG AMANAH.”
Surah Al’Ashr
)1(‫والعصر‬
)2(‫إن اإلنسان لفي خسر‬
)3(‫إال الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر‬
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran.

Anda mungkin juga menyukai