Anda di halaman 1dari 30

PUSAT LABA (PROFIT

CENTER), PUSAT
INVESTASI (INVESTMENT
CENTER), DAN HARGA
TRANSFER Kelompok 2:
Ikhsan Muhtiar
Juwita Sari
Nurul Apriyani
A. Pusat Laba (Profit Center)
Pusat laba adalah pusat pertanggung jawaban yang
keluaran (output)-nya maupun masukan (input)-nya diukur
dalam suatu moneter, sehingga laba dapat diukur. Laba
adalah selisih antara pendapatan dengan beban.Pusat laba
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut dan
menjadi tolak ukur kinerja pimpinan pusat laba.
Sebuah organisasi mengukur kinerjanya adalah dengan
semakin tinggi laba, maka kinerja perusahaan dinilai
semakin baik.Pada pusat pendapat, yang menjadi dasar
pengukuran kinerjanya adalah jumlah pendapatan yang
diterima, tanpa memperdulikan biaya yang digunakan,
sehingga semakin tinggi pendapatan maka semakin baik
penilaian kinerja dari unit kerja tersebut.
Dengan menggunakan sistem pusat laba maka
Departemen Pemeliharaan dan Perawatan berfungsi
sebagai unit bisnis yang melakukan penjualan produk,
sehingga manajer yang bertanggung jawab atas
departemen tersebut tidak melakukan penakanan biaya
departemennya karena kinerjanya tidak dinilai dari sisi
biaya saja tetapi dinilai dari pendapatannya juga.
Jadi, pusat laba adalah jenis pusat pertanggung
jawaban yang terbaik akan tetapi pusat laba juga
memilik kelemahan. Kelemahan dari pusat laba adalah
munculnya perselisihan antara unit bisnis mengenai
harga transfer produk dan adanya kepentingan manajer
unit bisnis untuk lebih memfokuskan laba jangka pendek
terkait dengan penilaian kinerjanya.
B. Manfaat Pusat Laba
Perusahaan yang menggunakan pusat laba memiliki manfaat
dan keunggulan seperti berikut ini :
1. Pusat laba mengharuskan disiplin atas identifikasi dan
penyelesaian masalah.Manajemen wajib mempelajari semua
aspek bisnis dalam mengembangkan pusat laba unit
bisnis/divisi.
2. Pusat laba menyadiakan pengarahan ke semua tingkatan
manajemen. Hal inimembantu mengembangkan kesadaran
akan laba di seluruh lapisan organisasidan merangsang
kesadaran akan biaya serta efisiensi biaya.
3. Pusat laba meningkatkan koordinasi. Hal tersebut
memberikan suatu cara untukmenyesuaikan usaha-usaha
untuk mencapai cita-cita.
4. Pusat laba meningkatkan koordinasi dalam organisasi
sehingga para manajerdalam organisasi lebih bebas dan lebih
cepat untuk mengambil keputusan yangsemuanya untuk
mencapai tujuan peusahaan.
5. Pusat laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan
kerja sama dari semua tingkatan manajemen. Keahlian dan
pengetahuan dari semua manajer dibutuhkan untuk
mengembangkan rencana yang paling efektif. Manajer yang
berpartisipasi belajar mengenai apa yang diharapkan, yaitu
mereka mengembangkan komitmen terhadap cita-cita di mana
mereka turut berpartisipasi dalam penetapannya.
6. Pusat laba meningkatkan kualitas keputusan karena semua
karya dalam organisasi sadar dan terlibat dalam penyusunan
pusat pertanggung jawaban laba (pusat pendapatan-pusat
biaya).
7. Pusat laba menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi
kinerja actual dan meningkatkan kemampuan dari individu-
individu, seperti :return on investment (ROI), return of equity
(ROE), return on asset (ROA), rasio laba bersih dan indikator
keuangan lainnya.
C. Keterbasan Pusat Laba.
Sementara keuntungan-keuntungan dari pusat laba di atas, pusat
laba juga memilikiketerbatasan dan kekurangan berikut ini :
1. Antara sesama unit bisnis/divisi perusahaan yang semula
bekerja sama menjadisaling bersaing untuk meningkatkan
laba masing-masing divisinya.
2. Setiap divisi pusat laba diharuskan membuat anggaran.
Karena suatu anggaranharus didasarkan pada prediksi atau
kejadian di masa depan, maka devisi ataumodifikasi dari
anggaran sebaiknya dilakukan ketika selisih dari
estimasimembenarkan adanya suatu perubahan dalam
rencana.
3. Pusat laba yang lazimnya melakukan penyusunan sehingga
mengkonsumsi waktuyang banyak.
4. Pusat laba tidak mencerminkan seluruh hasil kerja
manajemen. Penyebabutamanya adalah laba hanya
mencerminkan hal-hal yang dirupiahkan.
5. Pusat laba dipengaruhi oleh adanya kekuatan-kekuatan
eksternal yangmempengaruhi bisnis.
6. Pusat laba memfokuskan perhatian manajemen hanya pada cita-
cita unit bisnis/divisi (seperti tingkat produksi yang tinggi atau
tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak sesuai dengan
tujuan keseluruhan dari organisasi.
7. Pusat laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak
dan kerja sama dari semua anggota manajemen dan ini merupakan
hal yang sulit.
8. Penggunaan laba secara berlebihan sebagai alat evaluasi dalam
menyebabkan departemen dalam perusahaan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya karena lebih banyak konflik di dalam
internal perusahaan karena masing-masing pusat laba cenderung
meningkatkan laba yang menjadi tanggung jawabnya.
9. Pusat laba melibatkan pekerjaan tambahan sehingga memerlukan
sumber daya yang lebih, seperti : waktu, tenaga, uang.
10. Pusat laba tidak menjamin bahwa perusahaan akan meningkatkan
laba secara keseluruhan.
11. Terdapat beberapa masalah, yaitu :
• Pendapatan bersama.
• Biaya bersama
• Harga transfer
D. Pengukuran Laba.

Terdapat beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengukur


laba suatu divisi, yaitu:
1. Laba Kontribusi
Laba Kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit
dan biaya variabel per unit atau perbedaan antara jumlah
penjualan dan jumlah biaya variabel.Laba Kontribusi
berfungsi untuk perencanaan laba jangka pendek.
2. Laba Langsung Unit Bisnis/Divisi
Laba langsung unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan
unit bisnis/divisi dikurangi biaya langsung unit bisnis/divisi
(biaya total terkendali dan biaya total tak terkendali).Laba
langsung unit bisnis/divisi belum termasuk beban yang
dipindahbukukan (overbooking ) dari kantor pusat.
3. Laba Terkendali Unit Bisnis/Divisi
Laba terkendali unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit
bisnis/divisi (biaya tetap terkendali dan biaya variabel terkendali)
termasuk biaya terkendali dari kantor pusat. Kelemahan dari laba
terkendali unit bisnis/divisi adalah unit bisnis/divisi tidak
memasukkan biaya yang tidakdapat dikendalikan, sehingga laba
terkendali unit bisnis unit ini tidak dapat langsungdiperbandingkan
dengan laba dari perusahaan lain pada industri yang sama.
4. Laba Bersih Sebelum Pajak Unit Bisnis/Divisi
Laba bersih sebelum pajak unit bisnis/divisi dihitung dari
pendapatan unit bisnis/divisidikurangi biaya langsung unit
bisnis/divisi, alokasi biaya kantor pusat tetapi belumdiperhitungkan
pajak penghasilan dari unit bisnis/divisi.
5. Laba Bersih Setelah Pajak Unit Bisnis/Divisi
Laba bersih setelah pajak unit bisnis/divisi dihitung dari
pendapatan unit bisnis/divisidikurangi biaya langsug unit
bisnis/divisi, alokasi kantor pusat, dan pajak penghasilanunit
bisnis/divisi.
E. Pusat Investasi

Pusat investasi merupakan pusat pertanggung


jawaban berdasarkan tingkat laba yangdihasilkan
dikaitkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan.
Penilaian pusatinvestasi sama dengan penilaian pusat laba
namun perbedaannya adalah ditambah dengananalisis
terhadap penempatan investasi dan hasil yang dicapai.
Investasi diukur berdasarkan penciptaan laba yang
dicapai oleh unit bisnis/divisi sebagai berikut:
• Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva.
• Investasi diukur berdasarkan jumlah utang dan modal.
• Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri.
Penilaian prestasi Pusat Investasi pada dasarnya dapat
dilakukan denganmenggunakan metode berikut:
1. Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment)
Tingkat pengembalian investati/return on investment
adalah salah satu dari rasio kemampulabaan yang
berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang diinvestasikan dalam aktiva yang
digunakan dalam
operasional perusahaan untuk menghasilkan laba, sehingga
rasio tingkat pengembalianinvestasi/return on investment
adalah:
a. Keunggulan Pendekatan ROI
Keunggulan menggunakan rasio tingkat pengembalian
investasi/return on investmentadalah sebagai berikut:
1. Mudah menghitungnya karena angka diambil dari laporan laba
rugi dan laporan neraca.
2. Mudah dipahami. Semakin besar angka ROI, semakin baik
kinerja unit bisnis/divisidan semakin disukai oleh penanam
modal atau calon penanam modal.
3. Mendorong manager untuk memfokuskan pada hubungan
antara penjualan, beban dan investasi.
4. Mendorong manager untuk meningkatkan penjualan dengan
meningkatkan keahlian penjual dan fasilitas penjual.
5. Mendorong manager untuk meningkatkan efisiensi biaya
perusahaan.
6. Mendorong manager untuk meningkatkan efektifitas pengunaan
aktiva operasi.
b. Keterbatasaan Pendekatan ROI
Keterbatasan menggunakan rasio tingkat pengembalian
investasi/return oninvestment:
• Ada beberapa cara menghitung tingkat pengembalian
investasi/return oninvestment sehingga sulit untuk menentukan
angka ROI yang akan digunakansebagai standar untuk mengukur
kinerja perusahaan.
• ROI tidak mengitung laba menurut nilai waktu dari uang, sehingga
hal inimenyebabkan keputusan yang diambil kurang tepat.
• Manajer atau controller pusat investasi cenderung untuk menolak
investasiyang dapat menurunkan angka ROI pusat pertanggung
jawabannya
pada jangka pendek, walaupun investasi tersebut akan meningkatk
ankemampulabaan perusahaan secara keseluruhan.
• Manajer pusat investasi hanya berfokus pada laba dan ROI pada
jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.
2. Economic Value Added (EVA)

Metode EVA bertujuan untuk mengukur kinerja investasi


suatu perusahaan dan sekaligus memperhatikan kepentingan
dan harapan penyandangan dana yaitu kreditur
dan pemegang saham. EVA dapat diperoleh dariselisih laba
bersih operasional dengan beban modal (capital charge).
Sehingga rumusEVA adalah sebagai berikut:

EVA = Laba Bersih Sebelum Pajak – Pajak – Beban Modal


Hasil dari perhitungan EVA dapat diartikan
sebagai berikut:
• EVA > 0, berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis
(economic value added) dalam perusahaan.
• EVA < 0, perusahaan belum berhasil menciptakan
nilai tambah ekonomis, karena laba bersih
operasional tidak dapat memenuhi harapan para
penyandang dana, yaitu para penanam modal tidak
mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan
investasi yang ditanamkan dan kreditur hanya
mendapatkan bunga sedangkan pokok pinjaman
belum dikembalikan atau dikembalikan sebagian saja.
• EVA = 0, menunjukkan posisi impas yang berarti
perusahaan hanya mampu menghasilkan laba yang
a. Keunggulan EVA

Beberapa keunggulan yang dimiliki EVA adalah:

• EVA mudah dihitung dan mudah dipahami.

• EVA menggambarkan arus kas perusahaan yang sebenarnya yang


memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan mengikut
sertakan beban biaya modal sebagaikonsekuensi investasi, yang
tak dilakukan pada pendekatan akutansi tradisional .

• EVA mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengambilan


kesimpulan atas
kondisi perusahaan yang sesungguhnya, karena adanya pertimban
gan penanam modal atasfaktor risiko dan hasil diperoleh berupa
dividend an bunga.
• EVA membantu para penyandang dana untuk mendapatkan
penghasilan yang maksimal.

• Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan


perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham
sehingga para manajer
akan berpikir dan bertindak seperti yang dipikirkan oleh para penyanda
ng dana yaitu: pemegang saham dan kreditur untuk
memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengmbalian dan
meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapatdimaksimalkan.

• Metode EVA memiliki arti sekalipun dihitung secara mandiri tanpa


memerlukan data pembanding seperti data historis perusahaan,
standar perusahaan, standar perusahaanlain atau standar industri.
b. Keterbatasan EVA

Beberapa keterbatasan EVA adalah sebagai berikut:

• Metode EVA adalah sulit untuk menghitung biaya modal,


membutuhkan sumber daya(waktu, tenaga,) yang besar
untuk mendasarkan perhitungan biaya modal dan
jikaterjadi kesalahan perhitungan biaya modal akan
mengurangi manfaat EVA.

• Perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal


dan estimasi ini sulitdilakukan untuk perusahaan yang
belum go-public, dengan menggunakan estimasi tersebut
dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan biaya
modal.
• EVA hanya mengukur hasil akhir dan tidak mengukur
aktivitas (seperti tingkat loyalitas konsumen dan tingkat
retensi konsumen) perusahaan sehingga nilai suatu
perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur
perusahaan tersebut.
• Masih banyak perusahaan yang mengukur kinerja investasi
perusahaan yang bersifat jangka pendek sehingga selalu
metode EVA bukan menjadi pengukuran kinerja investasi.
• EVA adalah ukuran kinerja investasi berdasarkan pada
peristiwa yang sudah terjadi.
• EVA sulit diterapkan pada perusahaan yang beroperasi pada
Negara yang kondisi perekonomian tidak stabil dengan
tingkat suku bunga yang berfluktuasi.
c. Tahapan Perhitungan EVA

Langkah-langkah perhitungan EVA adalah sebagai berikut:

• Menghitung laba bersih setelah pajak penghasilan.

• Menghitung biaya modal (cost of capital)

• Menghitung biaya hutang (cost of debt)

• Menghitung estimasi biaya modal saham (cost of equity).


Capital Asset Pricing Model merupakan model untuk
menaksir keuntungan sekuritas, baik keuntungan yang
actual maupun keuntungan yang diharapkan.
CAPM dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun
1965.
Rumus CAPM:
• Er = Risk free rate + Risk premium
• Er = rf + β (rm-rf)
• Er = keuntungan yang diharapkan (expected return)
atau disebut dengan cost of capital.
• rf = tingkat bunga investasi yang bisa diperoleh tanpa
risiko (risk free rate), contoh uang tunai.
• β = risiko sistematis (beta)
• rm = tingkat bunga investasi rata-rata dari keseluruhan
pasar (return rate from market benchmark),
seperti dari S&P 500.
• Menghitung struktur modal.
• Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital).
• Menghitung EVA.
Eva dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

EVA = Laba bersih sebelum pajak – Pajak – Beban modal


3. Aplikasi ROI dan EVA

Terdapat beberapa cara untuk menaikkan EVA:


1. Meningkatkan laba bersih tanpa meningkatkan
modal yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan
aktiva yang ada
2. Mengurangi investasi yang tidak memberikan nilai
tambah (value added), contoh: meningkatkan
investasi terhadap spekulasi mata uang asing yang
berfluktasi.
F. Harga Transfer
Harga transfer adalah jumlah nilai uang untuk setiap
transfer produk (barang/jasa) dari pusat pertanggung jawaban
yang satu kepada pusat pertanggung jawaban yang lain atau
sebaliknya. Harga transfer berperan sebagai salah satu alat
untuk menciptakan mekanisme integritas yaitu dengan
kebijakan ini, manajer pusat pertanggung jawaban bisnis unit
diharuskan untuk menetapkan harga transfer yang adil bagi
semua pusat pertanggung jawaban laba yang terlibat, sehingga
dua atau lebih unit bisnis dapat berinteraksi dalam mencapai
tujuan perusahaan.
G. Tujuan Harga Transfer

Penentu harga transfer antara pusat pertanggung


jawaban terdapat beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberikan kebebasan kepada pusat
pertanggung jawaban untuk membuat
keputusan.
2. Memberikan informasi yang relevan bagi unit
bisnis untuk menentukan timbal balik yang
optimal antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
3. Meningkatkan laba unit bisnis dan sekaligus
meningkatkan laba perusahaan sehingga tujuan
dari perusahaan tercapai.

4. Membantu mengevaluasi kinerja ekonomi dari


unit bisnis secara akurat.

5. Sistem dalam masing-masing unit bisnis harus


sederhana, mudah dimengerti dan mudah
dikerjakan oleh staf unit bisnis.
Penetapan harga transfer akan sangat berjalan efektif dan
kondusif apabila didukung oleh faktor-faktor positif brikut ini:

1. Pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat


mempengaruhi kesuksesan organisasi, sabagai contoh adalah
pelanggan, karyawan, pemasok, dewan pemerintah,
komisaris, pemegang saham, komunitas local maupun
professional.

2. Terdapat suasana yang baik yang mendukung penetapan


harga transfer yang adil, yaitu antara unit yang melakukan
transfer yang adil, yaitu antara unit yang melakukan
transfer dengan unit yang menerima transfer berada pada
situasi yang menang-menang (win-win solution).
3. Produk yang akan dilakukan transfer sebaiknya
memiliki harga pasar di luar perusahaan (a
market price).
4. Terdapat kebebasan dalam menentukan sumber
perolehan barang/jasa (freedom to determine the
source).
5. Pihak-pihak yang tidak berkepentingan
memiliki informasi yang lengkap dalam
mengambil keputusan (full information) tentang
biaya dan pendapatan.
6. Unit bisnis/divisi memiliki proses negosIasi.
H. Keterbatasan dalam Penentuan Sumber
(Constraints on Sourcing)
Penentu harga transfer sebaiknya sama dengan harga
yang dijual kepada konsumen luar (bukan dari satu grup
perusahaan) atau dibeli dari pemasok luar (bukan dari
satu grup perusahaan)
Penentuan harga transfer dapat dilakukan dengan
menggunakan metode-metode berikut:
1. Harga transfer ditentukan berdasarkan hrga pasar.
2. Harga transfer berdasarkan harga pokok.
3. Harga transfer berdasarkan hasil negosiasi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai