Anda di halaman 1dari 40

KONSEP DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
I nd a r Wi d o w at i, SKe p, N s .
Pengertian

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi


pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan
BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Tanda dan Gejala (Fitria, 2009)

• Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam
membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar
mandi.
lanjutan

• Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian,
serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
lanjutan

• Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas,
mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi
makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
lanjutan

• BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan
dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil,
duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
Menurut Depkes RI (2000)

• Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor;
2) Rambut dan kulit kotor;
3) Kuku panjang dan kotor;
4) Gigi kotor disertai mulut bau;
5) Penampilan tidak rapi.
lanjutan

• Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif;
2) Menarik diri, isolasi diri;
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
lanjutan

• Sosial
1) Interaksi kurang;
2) Kegiatan kurang;
3). Tidak mampu berperilaku sesuai norma;
4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di
sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
Etiologi

• Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) 


kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
lanjutan
• Menurut Depkes (2000) :
a. Faktor prediposisi
1. Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4. Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
lanjutan

b. Faktor presipitasi
 kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Masalah Keperawatan

1. Defisit perawatan diri


2. Harga diri rendah kronis
3. Risiko tinggi isolasi sosial
Pohon Masalah

Effect Risiko Tinggi Isolasi Sosial

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis


Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Defisit Perawatan Diri Subjektif:
Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di
RS tidak tersedia alat mandi
Klien mengatakan dirinya malas berdandan
Klien mengatakan ingin disuapi makan
Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK dan BAB

Objektif:
Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau serta kuku panjang dan kotor
Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki) atau tidak berdandan (wanita)
Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya
Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
Diagnosis Keperawatan

Defisit Perawatan Diri


Rencana Tindakan Keperawatan

• Tindakan keperawatan untuk pasien


a. Tujuan:
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
lanjutan
b. Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara
dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi:
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
lanjutan
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan.
Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
lanjutan

3) Melatih pasien makan secara mandiri


Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan
sebagai berikut:
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
lanjutan

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai
tahapan berikut:
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
lanjutan
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri.
lanjutan
b. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara
perawatan diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan
kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien
dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya
meningkat. Tindakan yang dapat Saudara lakukan:
1. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
lanjutan

3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang


dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal
yang telah disepakati).
5. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri.
6. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
Strategi Pelaksanaan Komunikasi DPD
• Tujuan  menurut Purba (2009):
a. Pada Klien
1. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2. Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3. Klien mampu melakukan makan dengan baik.
4. Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
b. Pada Keluarga
Keluarga mampu merawat anggota keluarga ysng mengalami
masalah kurang perawatan diri.
Pembagian SP DPD
a. Kemampuan Merawat Klien
1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP1 p)
a) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
b) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
c) Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan
diri.
d) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
lanjutan

• Untuk melatih klien dalam menjaga kebersihan diri dapat


melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
d) Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan
diri.
lanjutan

2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP2 p)


a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Menjelaskan cara berdandan.
c) Membantu klien mempraktekkan cara berdandan.
d) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
lanjutan

• Tindakan melatih klien berdandan/berhias:


Klien laki-laki harus dibedakan dengan wanita.
Untuk klien laki-laki latihan meliputi:
Berpakaian, menyisir rambut, bercukur.
Untuk klien wanita latihan meliputi:
Berpakaian, menyisir rambut, berhias.
lanjutan

3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP3 p)


a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Menjelaskan cara makan yang baik.
c) Membantu klien mempraktekkan cara makan yang baik.
d) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan.
lanjutan

• Untuk melatih klien dapat melakukan tahapan sebagai


berikut:
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
b) Menjelaskan cara makan yang tertib.
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan.
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
lanjutan

4. Strategi Pelaksanaan 4 (SP4 p)


a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Menjelaskan cara eliminasi yang baik.
c) Membantu klien mempraktekkan cara eliminasi yang
baik dan memasukkan dalam jadwal.
d) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
lanjutan

• Melatih klien BAB dan BAK secara mandiri sesuai tahapan


berikut:
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK.
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK.
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
lanjutan

b. Kemampuan Merawat Keluarga


• 1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP1 k)
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan
diri dan jenis defisit perawatan diri yang dialami klien beserta
proses terjadinya.
c) Menjelaskan cara-cara merawat klien defisit perawatan diri.
lanjutan

2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP2 k)


a) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien
dengan defisit perawatan diri.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada klien defisit perawatan diri.
lanjutan

3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP3 k)


a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum obat.
b) Menjelaskan follow up dan rujukan.
Evaluasi Strategi Pelaksanaan Komunikasi
Defisit Perawatan Diri

• Tanda- tanda strategi pelaksanaan komunikasi yang diberikan kepada


klien kurang perawatan diri berhasil menurut Purba (2009):
a. Klien dapat menyebutkan:
1. Penyebab tidak merawat diri.
2. Manfaat menjaga perawatan diri.
3. Tanda-tanda bersih dan rapi.
4. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak
diperhatikan.
lanjutan

b. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri


dalam hal:
1. Kebersihan diri
2. Berdandan
3. Makan
4. BAB/BAK
lanjutan

c. Keluarga memberi dukungan dalam melakukan perawatan


diri:
1. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
2. Keluarga ikut seta mendampingi klien dalam perawatan
diri.
ِّ‫ِل‬ ُ
‫مد ل ل‬ ْ ‫ح‬ ْ
َ ‫ال‬َ

GOOD LUCK

Anda mungkin juga menyukai