Anda di halaman 1dari 43

PRESENTASI KASUS

EPILEPSI

PEMBIMBING :

D R . H A R D H I P R A N ATA , S P. S , M A R S

DISUSUN OLEH :

CINDY FELICIANA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF


RSPAD GATOT SOEBROTO
PERIODE 12 Maret – 14 April 2018
IDENTITAS PASIEN
Nama • Tn Ekklesia

Umur • 61 tahun

Agama • Kristen Protestan

Pekerjaan • Wiraswasta

Status pernikahan • Menikah

Pendidikan • S1

Tanggal masuk • 23 Maret 2018

Tanggal pemeriksaan • 23 Maret 2018


ANAMNESIS : Autoanamnesis

Keluhan Utama:
Keluhan
Tremor tangan dan Tambahan : -
kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik saraf RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan kejang bagian
tubuh kiri berulang. Keluhan kejang lengan dan tungkai kiri datang tiba-tiba sejak tahun 2014
dan berulang durasi tremor kurang dari 1 menit. Riwayat kejang terakhir pada tanggal 3 Maret
2018 tangan dan kaki kiri kaku lamanya kurang lebih 30 detik. Pasien sadar setelah kejang.
Pasien tidak melihat cahaya atau mendengar suara sesaat sebelum kejang. Pasien juga
mengeluh penglihatannya menurun. Pasien kontrol untuk memberikan hasil EEG pada tanggal
19 Maret 2018
Trauma kepala, demam, mual muntah, sakit kepala tidak ada dan sesak pada ulu hati
juga tidak ada. Tidak ada penurunan nafsu makan dan berat badan menurun. Nyeri pada
pinggang dirasakan sejak 3 tahun yang lalu. BAK dan BAB normal, tidak ada kesulitan dalam
berkemih maupun BAB.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien memiliki riwayat hipertensi
± 3 tahun dan rutin minum obat.
• Diabetes melitus ± 3 tahun.
• Sakit jantung : ada Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat Kelahiran / Pertumbuhan/
• Trauma kepala : disangkal Ibu pasien penyakit hipertensi, Perkembangan :
• Sakit kepala sebelumnya: dan diabetes mellitus. • Pasien lahir normal, Aterm,
disangkal pertumbuhan dan perkembangan
• Kegemukan : ada normal sesuai usia.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Gizi : Baik
• Tanda-tanda vital :
• Tekanan darah kanan=kiri : 120/70 mmHg
• Nadi kanan=kiri : 64x/menit
• Pernafasan : 16x/menit
• Suhu : 36,7oC (per aksila)
• Limfonodi : Tidak teraba pembesaran
• Jantung : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-),gallop (-)
• Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,wheezing -/-
• Hepar : Tidak teraba pembesaran, nyeri (-)
• Lien : Tidak teraba pembesaran, nyeri (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PSIKIATRI STATUS NEUROLOGIS


• Tingkah laku : Tenang • Kesadaran : Compos mentis,
• Perasaan hati : Euthym (E4M6V5) GCS 15
• Orientasi : • Sikap tubuh : berbaring
• Tempat : baik • Cara berjalan : baik
• Waktu : baik • Gerakan abnormal : tidak ada
• Orang : baik
• Jalan pikiran : koheren
• Daya ingat : memori jangka
panjang maupun pendek baik
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala Leher
Bentuk : normocephali Sikap : Normal
Simetris : simetris Gerakan : Bebas
Pulsasi : teraba di Vertebrae : Lurus di tengah, tidak ada kelainan
a.temporalis tulang belakang
Nyeri tekan: tidak ada Nyeri tekan : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Rangsang Meningeal


Kanan Kiri
Kaku duduk : - -
Laseque : - -
Kernig : - -
Brudzinky I : - -
Brudzinky II : - -
Pemeriksaan Nervi Cranialis
N I (Olfactorius)
Daya penghidu : Normosomia/Normosomia

N II (Optikus)

Kanan Kiri
Ketajaman penglihatan : Baik Baik
Pengenalan warna : Baik Baik
Lapang pandang : sama dengan pemeriksa
Funduskopi : tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranialis
N III (Oculomotorius) / N IV (Trochlearis) / N VI (Abducens)
Kanan Kiri
Ptosis : - -
Strabismus : - -
Nistagmus : - -
Enopthalmus : - -
Gerakan Bola Mata
Lateral : + +
Medial : + +
Atas Lateral : + +
Atas Medial : + +
Bawah Lateral : + +
Bawah Medial : + +
Atas : + +
Bawah : + +
Pemeriksaan Nervi Cranialis

Pupil
Kanan kiri
Ukuran : 2 mm 2 mm
Bentuk Pupil : Bulat Bulat
Isokor / anisokor : Isokor Isokor
Posisi : Sentral Sentral
Reflek cahaya langsung : + +
Reflek cahaya tidak langsung : + +
Reflek akomodasi/konvergensi : + +
Pemeriksaan Nervi Cranialis
N. V (Trigeminus)
Menggigit : kuat
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas
Atas : +/+
Tengah : +/+
Bawah : +/+
Refleks masseter : Tidak dilakukan
Refleks zigomatikus : Tidak dilakukan
Refleks kornea : +/+
Refleks bersin : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranialis

N VII (Fasialis) Aktif


Pasif • Mengerutkan dahi : Simetris kanan dan kiri
• Mengerutkan alis : Simetris kanan dan kiri
• Kerutan kulit dahi : simetris kanan dan kiri • Menutup mata : Simetris dan kuat
• Kedipan mata : simetris kanan dan kiri • Meringis : Simetris kanan dan kiri.
• Lipatan nasolabial : simetris kanan dan kiri • Menggembungkan pipi : Simetris kanan dan kiri
• Sudut mulut : simetris kanan dan kiri • Gerakan bersiul/Mencucu : Dapat dilakukan
• Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
• Hiperlakrimasi : Tidak ada
• Lidah kering : Tidak ada
Pemeriksaan Nervi Cranialis
N VIII (vestibulocochlearis)
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : + +
Mendengarkan detik jam arloji : + +
Test swabach : tidak dilakukan
Test Rinne : tidak dilakukan
Test weber : tidak dilakukan

N IX (glosopharynyeus)
Arcus pharynx : simetris
Posisi uvula : ditengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan
Reflek muntah : tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranialis

N X (Vagus)
Denyut nadi : Teraba N XI (accesorius)
Arcus pharynx : simetris kanan Memalingkan kepala : Normal
dan kiri Sikap bahu : Normal
Bersuara : normal Mengangkat bahu : Normal
Menelan : baik
Pemeriksaan Nervi Cranialis

N XII (hipoglosus)
Menjulurkan lidah : baik, tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : normal
Atrofi lidah : tidak ada
Artikulasi : normal
Tremor lidah : tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Sistem Motorik
Gerakan : Bebas Bebas Reflek Fisiologis
Bebas Bebas Reflek tendon Kanan Kiri
Kekuatan : 5555 5555 Reflek bisep : + +
5555 5555 Reflek trisep : + +
Tonus : Normotonus Normotonus Reflek patella : + +
Rigidity Rigidity Reflek achiles : + +
Trofi : Eutrofi Eutrofi Reflek periosteum : Tidak dilakukan
Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Fisik

Reflek Patologis
Kanan Kiri
Reflek permukaan Hoffman tromer : - -
Babinski : - -
Dinding perut : normal Chaddock : - -
Cremaster : tidak dilakukan Openheim : - -
Gordon : - -
Spincter ani : tidak dilakukan Schaffer : - -
Rosolimo : - -
Mendel bechtere : - -
Klonus paha : - -
Klonus kaki : - -
Pemeriksaan Fisik
Koordinasi dan keseimbangan
Sensibilitas
Tes Romberg :+
Kanan Kiri
Tes Tandem : Baik
Eksteroseptif
Tes Fukuda : Baik
Nyeri : normoestesi normoestesi
Disdiadokinesis : (-)
Suhu : tidak dilakukan
Rebound phenomenon : (-)
Taktil : normoestesi normoestesi
Dismetri : (-)
Propioseptif
Tes telunjuk hidung : Baik
Posisi : normoestesi normoestesi
Vibrasi : tidak dilakukan
Tes telunjuk telunjuk : Baik
Tekanan dalam :normoestesi normoestesi Tes tumit lutut : Baik
Pemeriksaan Fisik
Fungsi Otonom
Miksi Fungsi Luhur
Inkontinentia : tidak ada kelainan Fungsi bahasa : baik
Retensi : tidak ada kelainan Fungsi orientasi : baik
Anuria : tidak ada kelainan Fungsi memori : baik
Defekasi
Fungsi emosi : baik
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Fungsi kognisi : baik
Retensi : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan 2/11/2015 11/11/2015

Kimia Klinik
Protein total 6-8.5 g/dL 8.2
Albumin 3.5 – 5.0 g/dL 5.0*
Globulin 2.5 – 3.5 g/dL 3.2
Glukosa Darah (Puasa) 70-100 mg/dL 288* 162*
Glukosa Darah (2PP) <140 mg/dL 300* 275*
HbA1C Normal <5.7 5.4
Prediabetes:5.7- 6.4%

Hasil pemeriksaan laboratorium klinik (Pada tanggal 2 November 2015)


PEMERIKSAAN MRI KEPALA DENGAN KONTRAS

Kesan :
Massa multiple di midline lobus frontal berukuran +/- 2 x 2 x 1,5 cm
dan di lobus parietal kanan , disertai perifokal edema, menyempitkan
ventrikel lateralis bilateral terutama kanan cornu anterior disertai
herniasi subfalcine minimal ke kiri sejauh +/- 0,6 cm , DD Glioma,
metastasis

Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan white matter lobus
parietal kanan

Atrofi cerebri
Kesan :
Massa multiple di midline lobus frontal berukuran +/- 2 x 2 x 1,5
cm dan di lobus parietal kanan , disertai perifokal edema,
menyempitkan ventrikel lateralis bilateral terutama kanan cornu
anterior disertai herniasi subfalcine minimal ke kiri sejauh +/- 0,6
cm , DD Glioma, metastasis

Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan white matter


lobus parietal kanan

Atrofi cerebri
Pemeriksaan Elektroensefalografi
EEG pada tanggal 19 Maret 2018
Perekaman dilakukan dalam keadaan sadar tanpa premedikasi
Latar belakang berupa aktivitas gelombang dengan frekuensi 12-13 SPD dengan amplitude
rendah – sedang
Pada buka tutup mata tak tampak perubahan
Tampak aktivitas gelombang paku pada temporal sinistra dan sentral selama 0,25 - 0,5 detik,
tampak asimetris/paroxysmal
Pada photik stimulasi dan hiperventilasi tidak didapatkan perubahan yang berarti
Kesan :
EEG abnormal dengan epileptiform pada temporal sinistra.
RESUME

Seorang laki-laki berusia 61 tahun, dengan keluhan tremor tangan kiri dan kaki kiri. Riwayat
kejang 1 kali pada 3 Maret 2018 durasinya kurang dari 1 menit. Pasien sadar setelah kejang. Pasien
tidak melihat cahaya atau mendengar suara sesaat sebelum kejang. Pasien juga mengeluh
penglihatannya menurun.
Pada pemeriksaan fisik neurologis dalam batas normal Pemeriksaan sensorik didapatkan dalam batas
normal. Pada pemeriksaan EEG didapatkan hasil EEG abnormal dengan epileptiform pada temporal
sinistra. Pada pemeriksaan radiologis MRI kepala dengan kontras: Massa multiple di midline lobus
frontal berukuran +/- 2 x 2 x 1,5 cm dan di lobus parietal kanan , disertai perifokal edema,
menyempitkan ventrikel lateralis bilateral terutama kanan cornu anterior disertai herniasi
subfalcine minimal ke kiri sejauh +/- 0,6 cm ,Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan white
matter lobus parietal kanan, atrofi cerebri.
Status internus : dalam batas normal
• Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Status psikiatris :
• Gizi : Obesitas 2 (IMT = 35,1) • Tingkah laku tenang, perasaan hati
• Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15 euthym, Orientasi baik, jalan pikiran
• TD kanan : 120 / 70 mmHg koheren, daya ingat baik
• Nadi kanan : 64 kali/ menit
• Pernapasan : 16 kali/ menit
• Suhu : 36,7C

MRI Kepala :
Status Neurologis:
• Massa multiple di midline lobus frontal
• Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos berukuran +/- 2 x 2 x 1,5 cm dan di lobus
mentis, E4 M6 V5 GCS 15. parietal kanan , disertai perifokal edema,
• Kekuatan motorik : hemiparesis sinistra. menyempitkan ventrikel lateralis bilateral
• Reflek fisiologis : KPR +/+, APR +/+ meningkat. terutama kanan cornu anterior disertai
reflek patologis Babinski (-/-), chaddock,(-/+). herniasi subfalcine minimal ke kiri sejauh +/-
0,6 cm , DD Glioma, metastasis
• Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan
white matter lobus parietal kanan
• Atrofi cerebri
DIAGNOSIS

• Diagnosis klinis : Bangkitan epilepsi sederhana


parsial tipe tonik
• Diagnosis topis : Fokus epileptikus di lobus
temporal sinistra
• Diagnosis etiologis : Epilepsi sekunder et causa glioma
• Diagnosis sekunder : Diabetes Melitus tipe II
TERAPI

Medikamentosa :
• Fenitoin 3 x 1 kapsul 100 mg
Non medikamentosa :
• Azetazolamid 1 x 1 tablet 250 mg Pemeriksaan darah lengkap
• Insulin injeksi 28U sebelum makan Konsul PD  toleransi operasi
Konsul Paru  toleransi operasi
Konsul anastesi  toleransi operasi
Teratur dan rutin minum obat setiap hari
Makan dan minum yang teratur dan bergizi
Hindari stress, terlalu dingin, terlalu panas, kelaparan yang mungkin mencetuskan
bangkitan
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam: dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad malam
Quo ad cosmeticum: bonam
Diskusi Kasus
Pasien Tn. E laki – laki usia 61 Diskusi Kasus
tahun EPILEPSI?

Tremor tangan dan kaki kiri 2 Bangkitan refleks


berulang sejak dengan jarak waktu antar
bangkitan >24 jam
2014

Menurut Internasional League Against Epilepsy (ILAE) dan Internasional Bureau for
Epilepsy (IBE), epilepsi didefinisikan sebagai suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya
faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang epileptik yaitu perubahan
neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya.
Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu kali bangkitan epileptik sebelumnya. Sedangkan
bangkitan epileptik didefinisikan sebagai tanda dan/atau gejala yang timbul sesaat akibat
aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak.
Diskusi Kasus
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut:

1) Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak
waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam

2) Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan


terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal 60%)
bila terdapat 2 bangkitan tanpa profokasi/ bangkitan refleks (misalkan bangkitan
pertama yang terjadi 1 bulan setelah kejadian stroke, bangkitan pertama pada anak
yang disertai lesi struktural dan epileptiform dischargers)

3) Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi.


Diskusi Kasus

Pasien Tn. E laki – laki usia 61 tahun datang


dengan keluhan tremor tangan dan kaki kiri

Kejang Parsial Tonik

kejang tangan dan kaki kiri kaku selama ±


kurang dari 1 menit,tanpa mengeluarkan busa
dari mulutnya dan pasien sadar setelah kejang.
Diskusi Kasus
Etiologi :
1. Idiopatik : lesi struktural di otak (-) , predisposisi genetik , berhubungan dengan usia
2. Kriptogenik : simtomatik tetapi penyebab belum diketahui (Sindrom West, Sindrom
Lennox-Gastatut, epilepsi mioklonik)
3. Simptomatis : lesi struktural pada otak(+) , ex: cedera kepala, infeksi SSP, lesi desak
ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol, obat) metabolik,
kelainan neurodegeneratif
Diskusi Kasus
1. EEG
• EEG merupakan pemeriksaan terpenting pada suatu bangkitan epileptik,
yang tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain.
• EEG dapat membantu menegakkan diagnosis maupun untuk membantu
membuat klasifikasi bangkitan atau sindrom epilepsi. Pada beberapa
Vertebraecenderung
kifosis keadaan EEG bahkan dapat membantu menentukan prognosis dan perlu
tidaknya terapi.
• Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan EEG Abnormal dengan
epileptiform pada temporal sinistra
EEG
Konklusi
Perekaman dilakukan dalam keadaan sadar tanpa premedikasi
Latar belakang berupa aktivitas gelombang dengan frekuensi 12-13 SPD dengan
amplitude rendah – sedang
Pada buka tutup mata tak tampak perubahan
Tampak aktivitas gelombang paku pada temporal sinistra dan sentral selama
0,25 - 0,5 detik, tampak asimetris/paroxysmal
Pada photic stimulasi dan hiperventilasi tidak didapatkan perubahan yang
berarti
Kesan :
EEG abnormal dengan epileptiform pada temporal sinistra.
EEG
2. MRI Kepala
• MRI bila ditinjau dari segi sensitivitas dalam menentukan lesi
structural, maka MRI lebih sensitive dibandingkan CT scan
kepala.
• Pada pasien ini didapatkan didapatkan lesi.
MRI Kepala
Kesan :
• Massa multiple di midline lobus frontal berukuran +/- 2
x 2 x 1,5 cm dan di lobus parietal kanan , disertai
perifokal edema, menyempitkan ventrikel lateralis
bilateral terutama kanan cornu anterior disertai
herniasi subfalcine minimal ke kiri sejauh +/- 0,6 cm ,
DD Glioma, metastasis
• Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan white
matter lobus parietal kanan
• Atrofi cerebri
Penatalaksanaan
Tipe bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua
Bangkitan parsial(sederhana atau Fenitoin, karbamazepin, asam valproat gabapentin, lamotrigin, levetirasetam,
kompleks) tiagabin, topiramat

Bangkitan umum sekunder Karbamasepin, fenitoin, asam valproat gabapentin, lamotrigin, levetirasetam,
tiagabin, topiramat

Bangkitan umum tonik klonik Karbamasepin, fenitoin, asam valproat, Lamotrigin, topiramat
fenobarbital.

Bangkitan lena Asam valproat, etosuksimid Lamotrigin

Bangkitan mioklonik Asam valproat Lamotrigin, topiramat


Kesimpulan
Laki-laki berusia 61 tahun, dengan keluhan tremor tangan kiri dan kaki kiri. Riwayat kejang 1 kali
pada 3 Maret 2018 durasinya kurang dari 1 menit. Pasien sadar setelah kejang. Pada
pemeriksaan EEG didapatkan hasil EEG abnormal dengan epileptiform pada temporal sinistra.
Pada pemeriksaan radiologis MRI kepala dengan kontras: Massa multiple di midline lobus frontal
berukuran +/- 2 x 2 x 1,5 cm dan di lobus parietal kanan , disertai perifokal edema,
menyempitkan ventrikel lateralis bilateral terutama kanan cornu anterior disertai herniasi
subfalcine minimal ke kiri sejauh +/- 0,6 cm ,Infark lacunar kronik di kapsula interna kiri dan
white matter lobus parietal kanan, atrofi cerebri Terdiagnosis Epilepsi Sekunder ec Glioma.
Penatalaksanaan epilepsi terbagi menjadi dua yaitu secara medikamentosa dan non
medikamentosa yang bertujuan untuk mengatasi gejala yang dialami pasien. Prognosis epilepsi
bergantung kepada beberapa hal, diantaranya yaitu jenis epilepsi, faktor penyebab, waktu
pengobatan dimulai, dan ketaatan minuman obat. Pada umumnya prognosis epilepsi cukup baik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai