Anda di halaman 1dari 30

JOURNAL READING

SKRINING DAN DETEKSI DINI


KANKER PAYUDARA
Oleh:
Ida Ayu Ichwari Pradnya Dewi (1302006199)

Pembimbing:
dr. INW STEVEN CHRISTIAN, SP.B(K)ONK

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


SMF/BAGIAN ILMU BEDAH
RSUP SANGLAH DENPASAR
JULI 2017
BAB I •Pendahuluan

BAB II •Tinjauan Pustaka

BAB III •Kesimpulan


BAB I •Pendahuluan

BAB II •Tinjauan Pustaka

BAB III •Kesimpulan


Pendahuluan

Kanker Payudara
keganasan mencapai hampir risiko terkena ketahanan hidup 5 Screening dan
pada jaringan sepertiga dari kanker tahun deteksi dini
payudara semua keganasan payudara sangat
yang dapat pada wanita pada wanita negara berperan
berasal dari Amerika berpenghasilan dalam
epitel duktus adalah tinggi = 80% menentukan
maupun sebesar hasil dari
lobulusnya 12.38% negara penanganan
berpenghasilan kanker
rendah = < 40% payudara
BAB I •Pendahuluan

BAB II •Tinjauan Pustaka

BAB III •Kesimpulan


2.1 Skrining Kanker Payudara
Breast Self-examination

Breast Self-
examination

Memberikan kesempatan
untuk mengenali payudara
normal, sehingga dapat
mengenali abnormalitas

dilakukan setelah menstruasi


selesai
Breast Self-examination

Pemeriksaan payudara
secara klinis / clinical
breast examination
(CBE)

wanita berusia di atas 40 tahun  minimal


setahun sekali

wanita muda  setiap 2 tahun


Mamografi

Mamografi

American Cancer Society


(ACS)
payudara diberikan sinar x
Wanita 35 tahun keatas  energi rendah yang
setiap tahun menyebar di seluruh
jaringan payudara sambil
Wanita dibawah 40 tahun memancarkan foton yang
dengan risiko tinggi  setiap diserap ke reseptor gambar
tahun
Wanita 40 tahun keatas  2
kali setahun
Mamografi

FILM DIGITAL

Sejak 1960 Penyimpanan film merupakan


suatu masalah
memberikan resolusi dan
kontras spasial yang sangat Sensitivitas 85%
baik, berguna untuk
menemukan masa yang tidak computer-aided detection
teraba dan mengidentifikasi (CAD)  meningkatkan
perbedaan halus di antara sensitivitasnya dan
berbagai jenis jaringan lunak mengurangi variabilitas
di payudara pembaca
Mamografi

FILM DIGITAL

Kelebihan dibanding mamografi


full-field digital film :
mammography 1. gambar yang disimpan secara
memisahkan metode elektronik dapat ditransmisikan
dari jarak jauh
pengambilan gambar,
tampilan, dan pengarsipan, 2. ahli radiologi dapat
sehingga setiap komponen memanipulasi gambar untuk
proses pencitraan dapat fokus pada gambar 3 dimensi
daerah diskrit payudara
dimanipulasi secara terpisah
untuk efek maksimum 3. gambar tidak mudah
terdegradasi
Ultrasound

Ultrasound

tergantung pada operator


dapat mengidentifikasi massa
sebagai cystic atau solid
gelombang suara terkontrol
yang dipantulkan dari
jaringan tubuh memberikan
Alternative skrining pada
informasi tentang jarak
payudara padat wanita muda, jaringan dari sumber suara,
dimana sensitivitas ukuran, bentuk, dan
mamografi lebih rendah konsistensi internalnya
MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI

mampu menangkap gambar 3


dimensi dan mendeteksi lesi pembuluh darah lesi jinak
yang tersembunyi di jaringan dan ganas berbeda baik
padat pada organisasi dan
permeabilitasnya  pola
kontras terlihat berbeda
Memiliki sensitivitas yang
sangat baik untuk keganasan DynaCAD  menghasilkan
invasif dan Karsinoma Duktal kurva peningkatan kontras
tingkat tinggi di Situ (DCIS)
MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI

Indikasi MRI :
1. Melokalisasi lesi primer pada
pasien dengan metastasis aksila.
2. Mengetahui tingkat keterlibatan MRI direkomendasikan
tumor di payudara ipsilateral dan untuk wanita berusia di
evaluasi payudara kontralateral
bawah 40 tahun yang
3. Memantau respon pasien terhadap memiliki risiko tinggi karena
kemoterapi neoadjuvant.
memiliki mutasi gen BRCA1
4. Untuk mendeteksi pasien dengan atau BRCA2
mutasi BRC1 atau BRC2.
5. Menyingkirkan kemungkinan
adanya kanker pada pasien yang
memiliki hasil pemeriksaan tidak pasti
2.2 Diagnosis Kanker Payudara
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

langkah awal dari proses diagnosis

Anamnesis

usia saat menstruasi pertama, status menopause, kehamilan sebelumnya dan


penggunaan kontrasepsi oral atau penggantian hormon pasca menopause

riwayat pribadi kanker payudara dan usia saat diagnosis, riwayat kanker
lainnya yang diobati dengan radiasi

riwayat keluarga kanker payudara dan kanker ovarium pada tingkat pertama

riwayat pribadi kanker payudara dan usia saat diagnosis serta riwayat kanker
lainnya yang diobati dengan radiasi
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

posisi pasien duduk tegak

-Perubahan puting susu, asimetri, massa yang jelas


-Kulit : dimpling, eritema dan kulit jeruk
-Cekungan kelenjar getah bening serviks, supraklavikula dan aksilaris harus
dipalpasi untuk menemukan adanya adenopati

posisi pasien terlentang dan lengan ipsilateral diletakkan di atas kepala untuk
pemeriksaan parenkim payudara

Masing-masing kuadran kedua payudara dipalpasi secara sistematis.

Ukuran, bentuk, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari masa yang ditemukan
harus dicatat
pemeriksaan sitologi

Kunci untuk diagnosis yang akurat adalah jumlah yang memadai dari jaringan
yang relevan untuk analisis sitologi.

Mengurangi jaringan parut dari trauma biopsy  Fine Needle Aspiration Biopsy

jarum tipis berukuran 25-gauge dimasukkan ke area pengambilan sampel


dibantu teknik palpasi atau teknologi ultrasound

Sering gagal mendapatkan jumlah jaringan yang cukup


pemeriksaan sitologi

Core Needle
Biopsy

mengambil jaringan berbentuk silinder padat menggunakan jarum


berongga yang relatif lebar (10 - 14-gauge)

Perangkat dapat menggunakan spring-loaded device, penghisap


vakum atau senapan dengan inti yang dibantu cryo

Biopsi vakum  paling akurat untuk menentukan histologi


mikrokalsifikasi

cryo-assisted rotational device  menggunakan proses pembekuan


yang meminimalkan perdarahan dan trauma
pemeriksaan sitologi

Core Needle
Biopsy

area biopsi inti harus ditandai dengan klip titanium

Hasil biopsi jinak  klip sebagai penanda mammogram berikutnya

Hasil biopsi ganas  klip sebagai penanda pelokalisasi jarum yang


dibantu mammografi atau ultrasound pada hari operasi
pemeriksaan sitologi

Stereotactic
Needle Biopsy

Area biopsi dengan distorsi dan massa arsitektural yang tidak dapat
dilihat secara sonografi

Sinar-X diambil dari dua sudut berbeda  gambar stereo jalur biopsi,
 gambar 3 dimensi dari area yang diminati  meningkatkan
keakuratan penempatan jarum
pemeriksaan sitologi

Stereotactic
Needle Biopsy

Keterbatasan :

-Posisi yang diperlukan tidak sesuai untuk pasien dengan masalah


leher atau punggung

-Pasien yang memiliki berat lebih dari kemampuan meja khusus


(sekitar 250 lbs)

-Pasien yang sangat cemas (pemberian sedasi berupa Valium sebelum


dimulai sangat membantu)
pemeriksaan sitologi

Precutaneous
Excisional Biopsy

Mengeksisi lesi berukuran kecil secara keseluruhan

jarang digunakan karena teknik biopsi lainnya sudah akurat dan lesi
berukuran kecil yang bersifat in-situ dapat dibiarkan selama dilakukan
evaluasi radiologi
radiologi diagnostik

Mamografi

Andalan dalam deteksi kanker payudara

Dilakukan pada :

-Wanita yang memiliki massa yang teraba atau gejala penyakit payudara
lainnya

-Riwayat kanker payudara dalam 5 tahun sebelumnya atau untuk mendapatkan


gambaran tambahan dari skrining mammogram dengan hasil abnormal

Khas Karsinoma  amorf, pleomorfik (heterogen) atau halus, linier, atau


bercabang
BI-RADS (Breast Imaging Reporting and
Database System)
Katagori Assesment Follow up Katagori Assesment Follow up
0 Perlu evaluasi Pencitraan tambahan 4 Kelainan Biopsi harus
pencitraan tambahan diperlukan sebelum mencurigakan dipertimbangkan
kategori dapat (2% -95%
diberikan kemungkinan
1 Negatif Lanjutkan skrining keganasan)
mammogram tahunan
(wanita berusia di atas
40 tahun)
5 Sangat sugestif Memerlukan biopsi
2 Jinak Lanjutkan skrining
keganasan (> 95%
mammogram tahunan
kemungkinan
(wanita berusia di atas
keganasan)
40 tahun)
3 Mungkin jinak Follow-up
6 Kanker yang Keganasan yang
mammogram jangka
diketahui dibutikan melalui
pendek awal (biasanya
biopsi
enam bulan) (<2%
kemungkinan
radiologi diagnostik

MRI

Indikasi :
-Evaluasi pasien yang mamografinya dibatasi oleh augmentasi (termasuk
implan silikon dan garam serta suntikan silikon)
-Menentukan tingkat penyakit saat diagnosis awal (termasuk identifikasi invasi
pektoralis mayor, serratus anterior, dan otot interkostal)
-Evaluasi temuan yang tidak meyakinkan
-Skrining payudara kontralateral pada pasien terpilih
-Skrining asimtomatik pasien dengan risiko sangat tinggi
radiologi diagnostik

Ultrasound

-Temuan masa yang teraba


-Dugaan kelainan pada mamografi atau MRI
-Masalah dengan implan
-Skrining tambahan pada wanita berisiko tinggi bukan kandidat atau tidak
memiliki akses mudah ke MRI
-Dugaan limfadenopati aksila
2.3 Hambatan skrining dan deteksi dini
kanker payudara

Status berlatih BSE reguler, mendapatkan CBE dan mamografi lebih tinggi
secara signifikan pada wanita yang mendapat informasi mengenai metode ini

pengetahuan penerapan

Yavan dkk
Wanita yang mendapatkan CBE rutin 33%

Wanita yang tidak mendapatkan mamografi 61%


Kurangnya informasi tentang kanker payudara dan
tingkat pendidikan rendah

99.2%
BAB I •Pendahuluan

BAB II •Tinjauan Pustaka

BAB III •Kesimpulan


Kesimpulan

Skrining dan deteksi dini sangat berperan dalam menentukan hasil dari
penanganan kanker payudara

Metode skrining kanker payudara : breast self-examination (BSE) atau


periksa payudara sendiri, mamografi, Ultrasound dan MRI

Diagnosis kanker payudara : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


sitologi dan radiologi

Hambatan yang paling penting : kurangnya informasi tentang kanker


payudara dan tingkat pendidikan rendah pada 99,2% wanita
Thank You

Anda mungkin juga menyukai