Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

• Armelinda Rutas Sea 1404015042


• Edy Susilo 1704019020
• Nur Azizah 1704019014
• Putri Nur Alifa 1704019014
• Siti
PENGERTIAN PROFERTIK

Secara etimologis istilah profetik berasal dari bahasa inggris prophetic, yang artinya :

of or pertaining to a prophet: prophetic inspiration (dari atau


berkaitan dengan seorang nabi: inspirasi kenabian)

of the nature of or containing prophecy: prophetic writings (dari


sifat atau mengandung nubuat/kenabian: tulisan kenabian)

having the function or powers of a prophet, as a person (memiliki


fungsi atau kekuasaan seorang nabi, sebagai pribadi)

predictive; ominous: propheticsigns; prophetic warnings (prediktif,


menyenangkan: tanda-tanda kenabian, peringatan kenabian)
 Pengertian Profetik (Prophetic Teaching) adalah suatu metode pendidikan
yang selalu mengambil inspirasi dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
 Prinsip dalam profetik ilmu yaitu mengutamakan integrasi.
 Secara definitif nilai profetik dapat dipahami sebagai esensi yang melekat
pada sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia seperti
halnya sifat seorang Nabi.
 Islam sebagai agama moral sudah kaya akan konsep-konsep, baik terkait
dengan ketuhanan maupun kemanusiaan, konsep relasi yang sehat
secara vertikal dan horizontal; seperti konsep tauhid, keadilan, persamaan,
toleransi, sampai yang terkait dengan kebersihan.
URGENSITAS NILAI PROFERTIK

Seorang intelektual profetik memiliki karakter :


1. Sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Sadar sebagai makhluk muncul ketika ia mampu mengetahui
keberadaan dirinya, alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta Tuhan
Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan menyakini bahwa ia tidak
dapat melakukan apapun tanpa kehendak tuhan. Oleh karenanya
memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan
menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Bermoral
Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu dan sejenisnya
merupakan turunan dari manusia yang bermoral.
4. Bijaksana
Karakter ini muncul karena keluasaan wawasan seseorang.
5. Pembelajar sejati
Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya
pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi).
6. Mandiri
Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi.
7. Kontributif
Kontributif merupakan cermin seorang pemimpin.
TUJUAN PENDIDIKAN NILAI - NILAI
PROFERTIK
 Memperkenalkan pada generasi muda akan aqidah-aqidah Islam, dasar-
dasarnya, asal-usul ibadah dan cara melaksanakannya dengan betul,
dengan membiasakan mereka berhati-hati, mematuhi aqidah-aqidah
agama dan menjalankan serta menghormati syiar-syiar agama.
 Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama
termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak mulia.
 Menambah keimanan kepada Allah pencipta alam, juga kepada
malaikat rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhir berdasar pada paham
kesadaran dan keharusan perasaan.
 Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan
dalam adab, dan pengetahuan keagamaan agar patuh mengikuti
hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan
 Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada al-Qur’an,
berhubungan dengannya, membaca dengan baik, memahaminya,
mengamalkan ajaran-ajarannya.
 Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan
pahlawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.
 Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri,tanggung jawab,
menghargai kewajiban, tolong-menolong, atas kebaikan dan taqwa,
 Mendidik naluri, motivasi, keinginan generasi muda,
 Menanamkan iman yang kuat pada Allah pada diri mereka, menguatkan
perasaan agama, menyuburkan hati mereka dengan kecintaan, zikir dan
taqwa kepada Allah.
 Membersihkan hati dari dengki, iri hati, benci, kezaliman, egoism, tipuan,
khianat, nifaq, ragu, perpecahan dan perselisihan.
Pilar nilai pendidikan profertik:
 Amar Ma’ruf (humanisasi)
Misi profetik humanisasi dapat disebut dengan insan kamil dalam tradisi
khairu ummah. Tradisi untuk menjadikan Islam sebagai ilmu dengan terus
melakukan, mengkaji diri, lingkungan dan makhluk-Nya untuk mendekatkan
diri kepadaNya
 Nahi Munkar (liberasi)
Nahi munkar yaitu melarang manusia kepada kekafiran, kemusyriran, dan
perbuatan dosa lainnya.
 Beriman kepada Allah (transendensi)
Umat Islam adalah sebaik-baik umat, selama mereka melaksanakan amar
ma’ruf dan nahi nunkar dan tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Nilai
transendensi seseorang terlihat dari perilaku keseharian seseorang yaitu
terlihat pada akhlaknya, akhlak kepada Allah dan akhlak terhadap sesama
manusia dan alam semesta.
PENGERTIAN TANGGUNG JAWB
ILMUAN
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
Dr. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab
seorang ilmuwan muslim, yaitu:
 Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang
Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar
ilmu tetap ada (tidak hilang),
 Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya,
agar ilmu itu menjadi meningkat,
 Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
 mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya),
 Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan
mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
 Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi
dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama,
bahkan pertama sekali
 Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT
semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUAN

 Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan dikaji


secara luas oleh masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-
syarat keilmuan, maka karya ilmiah itu, akan menjadi ilmu pengetahuan
dan digunakan oleh masyarakat luas.
 Fungsinya selaku ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang
keilmuan, tetapi juga bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar
dapat digunakan oleh masyarakat, serta bertanggung jawab dalam
mengawal hasil penelitiannya agar tidak disalah gunakan.
 Seorang ilmuwan dengan kemampuan berpikirnya mampu
mempengaruhi opini masyarakat terhadap suatu masalah. Ilmuwan
mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan kepada masyarakat
dalam bahasa yang mudah dicerna.
Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif
yang benar:
 Untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif
dapat dimungkinkan.
 Dalam bidang etika ilmuwan harus memposisikan dirinya sebagai pemberi
contoh. Seorang ilmuwan haruslah bersifat obyektif, terbuka, menerima
kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam pendiriannya, dan berani
mengakui kesalahannya.
 Ilmuwan yang elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang
dapat dicerna oleh orang awam.
 Seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin
atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.
KODE ETIK ILMUAN

 Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk


memajukanilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan
inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
 Peneliti melakukan kegiatannya dengan mendahulukan kepentingan dan
keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya,
 Bertanggungjawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri
nikmat anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya.
 Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan
berkeadilanterhadap lingkungan penelitiannya.
 Peneliti menghormati obyek penelitian
 Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari
sesama peneliti terhadap proses dan hasil penelitian.

Profesionalisme
merupakan sikap dari seorang profesional, dan profesional berarti
melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang disebut profesi, artinya
pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka.
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai