IDENTITAS
• Nama : Ny. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 50 tahun
• Agama : Islam
• Status : Menikah
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Penurunanan Kesadaran
Pemeriksaan Abdomen
• Flat, BU (+), soefl, Nyeri Tekan (-)
Pemeriksaan Extrimitas
• Odem (-)
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Koma
Kaku Kuduk (-), Kernign Sign (-)
N.III : RC +/+, diameter 3mm/3mm, isokor
N.VII : wajah diam: asimetris
meringis : sulit dievaluasi
kerutan dahi : sulit dievaluasi
N. XII : Sulit dievaluasi
Motorik: Lateralisasi dextra (+)
Refleks Patologis
Babinski -/-, chaddock -/-
Refleks Fisiologis
Patella +2/+2, Ankle +2/+2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Nilai Satuan Range Normal
Normal
Diagnosa
Suspect CVA Bleeding
Diagnosa Banding
• CVA infark
PENATALAKSANAAN
Cerebral Vascular Accident (CVA) atau yang sering disebut juga Stroke
adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan
otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskular.
(WHO)
DEFINISI CVA BLEEDING
Cedera kepala
Perdarahan
Subarakhnoid
Pecahnya aneurisma
mendadak pada salah satu
arteri di otak
GEJALA KLINIS
A. Perdarahan Intraserebral
- Serangan dimulai tiba-tiba, berupa : sakit kepala berat ,umumnya saat melakukan
aktivitas(namun pada orang tua kemungkinan ringan / tidak ada)
- Kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi / mati rasa (pada 1 sisi tubuh)
- Kesulitan dalam berbicara
- Mual, muntah, penurunan kesadaran (hanya dalam beberapa detik – menit)
GEJALA KLINIS
B. Perdarahan Sub Arakhnoid
1.Tanda tanda peringatan yang lebih berat, seperti :
- Sakit kepala yang luar biasa dan tiba2 berat (kadang disebut sebagai sakit kepala halilintar)
pada aneurisma yang pecah biasanya menyebabkan sakit kepala yang hebat dan
memuncak dakam beberapa detik
- Sakit pada daerah mata / daerah fasial
- Penglihatan ganda
- Kehilangan penglihatan tepi
2. (Dalam waktu 24 jam darah dan LCS di sekitar otak mengiritasi selaput otak)
hal ini akan menyebabkan : leher kaku, sakit kepala terus menerus, muntah,
3. Kelemahan / kelumpuhan pada satu sisi tubuh
4. Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh
5. Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa
DIAGNOSIS
• Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan keluhan utama pasien.
Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit keoala atau leher kaku
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
III Mengantuk, kebingungan, atau gejala fokal ringan
IV Stupor, hemiparese sedang hingga berat, kadang ada gejala deselerasi
awal
V Koma
SIRIRAJ STROKE SCORE
A. DERAJAT KESADARAN A. TANDA – TANDA ATEROMA
Koma : 2 1. Angina Pectoris
Apatis : 1 (+) : 1
Sadar : 0 (-) : 0
A. MUNTAH 1. Claudicatio Intermitten
(+) : 1 (+) : 1
(-) : 0 (-) : 0
A. SAKIT KEPALA 1. DM
(+) : 1 (+) : 1
(-) : 0 (-) : 0
SSS = (2,5 X KESADARAN) + (2 X MUNTAH ) + (2 X SAKIT KEPALA) + (0,1 X TD. DIASTOLE) – (3 X ATEROMA) – 12
JIKA HASILNYA :
0 : Lihat hasil CT Scan
≤ - 1 : Infark / Ischemik
≥ 1 : Hemorrhagic
DIAGNOSIS BANDING JENIS STROKE
GEJALA HEMORRHAGIC INFARK
Permulaan Sangat akut Sub akut
Waktu serangan Aktif Tidak aktif
Peringatan sebelumnya ++ ++
Muntah ++ -
Kejang ++ -
Penurunan kesadaran ++ -
Bradikardi +++ (Hari I) + (Hari IV)
Perdarahan retina ++ -
Papil edema + -
Rangsangan meningeal ++ -
Ptosis ++ -
Lokasi (Topis) Sub Kortikal Sub / Kortikal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium :
Hitung darah lengkap, profil pembekuan darah, kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa.
• Elektrokardiogram (EKG) untuk memulai memonitor aktivitas jantung. Disritmia jantung
dan iskemia miokard memiliki kejadian signifikan dengan stroke.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pencitraan otak
• CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dari
stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi
intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara virtual hematoma
yang berdiameter lebih dari 1 cm.
• MRI untuk mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa diandalkan daripada CT
scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat mengidentifikasi malformasi vaskular yang
mendasari atau lesi yang menyebabkan perdarahan
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Prinsip Tatalaksana
› stabilisai jalan napas dan pernapasan
› stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
› pemeriksaan awal fisik umum
› pengendalian peninggian TIK
› penanganan transformasi hemoragik
› pengendalian kejang
› pengendalian suhu tubuh
› pemeriksaan penunjang
B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Operasi:
1. Pasien dengan perdarahan serebelar
>3cm dengan perburukan klinis atau
kompresi batang otak. Tidak dioperasi :
2. PIS dengan lesi struktural. 1. Pasien dengan perdarahan kecil
3. Pasien usia muda dengan perdarahan (<10cm3) atau defisit neurologis minimal.
lobar sedang s/d besar yang 2. Pasien dengan GCS <4..
memburuk.
4. Pembedahan untuk mengevakuasi
hematoma dengan perdarahan
lobar yang luas (>50cm3)
B. PENATALAKSANAAN PERDARAHAN SUB
ARAKHNOID
1. PEDOMAN TATALAKSANA
• Operasi clipping.
• Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko yang tinggi untuk perdarahan
ulang.
KOMPLIKASI
• Tergantung pada :
• Tingkat keparahan stroke
• Lokasi perdarahan
• Ukuran dari perdarahan.
PENCEGAHAN