Anda di halaman 1dari 34

CASE STUDY

TANIA FEBRIOLA RACHMAWATI


155090701111012
Abstrak
• Potensi tanah longsor suatu daerah dapat diketahui dengan pengukuran suatu
metode geofisika. Metode geofisika yang dapat digunakan salah satunya adalah
metode seismik refraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur
lapisan bawah permukaan dan mengidentifikasi potensi longsor di kawasan
Nglimut desa Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Penelitian
dilakukan menggunakan alat Seismograph OYO McSeis-SX 3 channel. Pengolahan
data menggunakan metode plus-minus pada Ms.excel. Model penampang bawah
permukaan kecepatan rambat gelombang dibuat menggunakan software Surfer
dan CorelDrawX3. Berdasarkan hasil interpretasi didapatkan struktur litologi
bawah permukaan yang hampir sama antara ketiga lintasan dikarenakan terletak
pada satu lokasi. Keadaan litologi bawah permukaan kawasan pemandian air
panas Nglimut adalah berupa pasir dengan kecepatan rambat gelombang seismik
pada lapisan pertama 254,7771 m/s - 704,2254 m/s pada kedalaman 0,5m – 3.5
m dan berupa batu lempung dengan kecepatan rambat gelombang seismik
945,6265 m/s - 1886,7920 m/s dengan kedalaman 3,5 m-5,5m. Bidang gelincir
daerah penelitian memiliki sudut kemiringgan 10,95° di barat laut-tenggara.
Pendahuluan
• Nglimut merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kendal dan
merupakan daerah berbukit dan terdapat sejumlah titik rawan longsor
berupa retakan tanah dari bukit yang mengelilingi lokasi pemandian air
panas ini.
• Menurut Darsono et al. (2012), salah satu faktor penyebab longsoran yang
sangat berpengaruh adalah bidang gelincir (slip surface) atau bidang geser
(shear surface).
• Metode seismik refraksi dilakukan dengan memancarkan gelombang ke
bawah permukaan perlapisan batuan. Respon tanah atau batuan direkam
melalui geophone yang terpasang di atas permukaan tanah (Adnyawati et
al., 2012).
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui struktur lapisan bawah permukaan di kawasan Nglimut desa Gonoharjo
Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dan mengidentifikasi potensi longsor
menggunakan metode seismik refraksi di kawasan Nglimut desa Gonoharjo Kecamatan
Limbangan Kabupaten Kendal.
Metode Penelitian
• Metode penelitian yang digunakan adalah metode seismik refraksi
untuk menghitung kecepatan rambat gelombang dan kedalaman
masing-masing lapisan setiap lintasan.
• Bentangan lintasan dilakukan secara inline, dengan pengambilan data
dilakukan secara bolak-balik (forward-reverse). Desain survey
penelitian dapat dilihat
• Tahap akuisisi data seismik refraksi dilaksanakan dengan desain survei 3
bentangan lintasan di dekat kawasan pemandian air panas, palu dan
landasannya (lempeng besi) sebagai source atau sumber gelombang
seismik, 3 geophone sebagai penerima gelombang seismik, panjang
lintasan 45 meter, jarak spasi terdekat (offset minimum) 1 meter dan
jarak spasi terjauh (offset maksimum) 45 meter.

• Data yang diperoleh dalam pengukuran lapangan adalah offset atau jarak
antara geophone dan waktu rambat gelombang pada masing-masing
geophone (t), sedangkan kecepatan rambat gelombang (v) diperoleh dari
perhitungan menggunakan metode plus-minus. Model penampang
bawah permukaan dibuat menggunakan software surfer dan
CorelDrawX3.
Hasil dan Pembahasan
• Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh kecepatan
rambat gelombang pada masing- masing lapisan untuk setiap
lintasan. Pemodelan penampang bawah permukaan untuk setiap
lintasan menggunakan CorelDraw X3. Adanya perbedaan kecepatan
gelombang mengindikasi perbedaan material pada masing-masing
lintasan. Gambar sebelumnya memperlihatkan kecepatan rambat
gelombang untuk masing-masing lintasan
• Dari hasil perhitungan dengan metode plus-minus akan didapatkan
litologi batuan bawah permukaan pada lintasan pertama yang
ditunjukkan pada Tabel 2:
• Dari hasil perhitungan dengan metode plus-minus akan didapatkan litologi batuan bawah permukaan pada
lintasan ketiga yang ditunjukkan pada

Perbedaan jenis material pada daerah penelitian mengindikasikan adanya bidang gelincir (slip surface) yang
menyebabkan terjadinya tanah longsor. Pada umumnya tanah atau bidang yang mengalami longsoran akan
bergerak di atas bidang gelincir tersebut. Bidang gelincir berada diantara bidang yang stabil dan bidang yang
bergerak (bidang yang tergelincir). Bidang gelincir daerah pengukuran diperlihatkan pada
• Bidang gelincir terletak di antara lapisan tidak kedap air
(pasir) dan lapisan tidak kedap air (lempung). Material pasir
(lapisan permeable) ini merupakan material yang dapat
menyimpan kandungan dan mudah meloloskan air sehingga
jika air hujan melalui retakan akan terakumulasi pada lapisan
ini, sehingga akan menambah beban pada gaya penahan, ini
akan berbahaya jika curah hujan tinggi dan akan masuk
kedalam batuan akuifer tersebut sehingga membebani
lereng yang akan memicu terjadinya tanah longsor. Di mana
tempat pengambilan lintasan ini sebelumnya pernah
mengalami longsoran.
• Material lempung (lapisan impermeable) sendiri ketika
musim kemarau akan kering dan mengeras menimbulkan
retakan-retakan. Hal ini akan menyebabkan air permukaan
meresap ke dalam lapisan tanah atau batuan melalui pori-
pori antar butir tanah kemudian tertahan pada lapisan
lempung di bawahnya, sehingga permukaan batu lempung
akan menjadi lunak dan licin sehingga menjadikannya
sebagai bidang gelincir. Dan pada saat terjadi hujan, air
hujan akan meresap dan menembus tanah hingga ke
lapisan kedap air yaitu lempung. Lapisan inilah yang akan
berperan sebagai bidang gelincir dan menyebabkan gerakan
tanah atau longsor.
Simpulan
• Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa keadaan litologi bawah permukaan kawasan pemandian
air panas Nglimut adalah berupa pasir dengan kecepatan rambat gelombng
seismik pada lapisan pertama 254,7771 m/s - 704,2254 m/s pada
kedalaman 0,5m – 3.5 m dan berupa tanah lempung dengan kecepatan
rambat gelombang seismik 945,6265 m/s - 1886,7920 m/s dengan
kedalaman 3,5 m-5,5m. Bidang gelincir pada lintasan pertama dengan
kemiringan sebesar 10,95° terhadap arah horizontal dengan kemiringan
barat laut-tenggara. Sedangkan lintasan kedua dan ketiga tidak terdapat
bidang gelincir.
• Saran yang diharapkan adalah menambah panjang lintasan untuk
memperoleh kedalaman yang lebih dalam sehingga kondisi litologi bawah
permukaan dapat terlihat lebih lengkap dan menambah banyak lintasan
untuk memperoleh data yang lebih banyak.
Abstrak
• Karakteristik geoteknik hingga kedalaman 30m lokasi accelerometer yang
berada dilingkungan Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, Jakarta
(JATA) dan yang berada di lingkungan Fakultas Matematika dan Pengetahuan
Alam Universitas Indonesia, Depok(JAUI) dibahas dalam paper ini.
Karakteristik geoteknik ditentukan melalui uji fisik berupa uji cone
penetrometer, deskripsi visual-manual contoh tanah dari hasil bor dalam, dan
uji standard penetration serta melalui uji geofisik berupa uji seismic
downhole. Keempat uji tersebut kemudian dievaluasi untuk membuat model
dan melakukan analisis karakteristik geoteknik. Kecepatan rambat gelombang
geser rata-rata berbobot stasiun JATA adalah 188,1 m/s dan termasuk dalam
jenis "TanahSedang", tetapi analisis lebih lanjut perlu dilakukan. Kecepatan
rambat gelombang geser rata-rata berbobot stasiun JAUI adalah 239,8m/s
dan termasuk dalam jenis "TanahSedang".
• Kata kunci : accelerometer, uji CPT, uji SPT, kecepatan rambat gelombang
geser, jenis tanah.
Pendahuluan
• Rekaman perangkat accelerometer dapat diinterpretasi dengan lebih
baik jika karakteristik geoteknik lokasi perangkat diketahui. Hal ini
dikarenakan gelombang S dari gempabumi ketika bertemu dengan
batas antara batuan dan tanah di dekat permukaan bumi akan
mengalami perubahan karakteristik. Perubahan yang terjadi adalah
bergantung pada karakteristik lapisan tanah, khususnya pada
kecepatan rambat gelombang geser (shear-wave velocity, vs) lapisan
tanah . Perubahan yang terjadi pada umumnya adalah terjadinya
amplifikasi dari gelombang geser; secara umum vs yang rendah akan
menyebabkan amplifikasi yang lebih besar.
Metodologi Penelitian
Uji Cone Penetration
• Uji CPT dilakukan dengan mengikuti ASTM D34415) berupa tekanan
hidrolik oleh batang baja dengan ujung berbentuk konus untuk
mendapatkan profil vertikal kekuatan tanah menerus. Semua sondir
dilakukan menggunakan alat sondir ringan dengan kapasitas 25 kN.
• Pembacaan tahanan konus (qc) dan tahanan geser (fs) dari tanah
ditentu kan berdasarkan tekanan yang terukur pada manometer
hidrolis dan dilakukan pada setiap interval 0.2 m. Semua pekerjaan
sondir dihentikan bila pembacaan tekanan konus mencapai nilai 15
MPa.
Bor Dalam dan Visual Manual
• Uji bor dalam dilakukan hingga kedalaman 30m. Pengeboran lubang
dalam dilakukan menggunakan metode rotary semi-wash boring dan
coring. Kemudian dilakukan proses identifikasi contoh tanah yang
diperoleh dari coring berdasarkan ukuran butiran, warna, tingkat
sementasi, tingkat plastisitas
Uji Standard Penetration
• Uji SPT dilakukan dengan mengikuti ASTM D1586 6) dilakukan pada tiap
kedalaman antara 1.0 hingga 1.5 m pada dasar lubang bor dengan
menggunakan alat split spoon sampler berdiameter 51 mm yang ditumbuk
menggunakan palu 623 N cable-hoisted-hammer dengan ketinggian jatuh
0.76 m. Tumbukan dilakukan hingga terjadi penetrasi sampler ke dalam
tanah sebesar 450 mm, dan pencatatan jumlah tumbukan dilakukan tiap
penetrasi 150 mm. Penetrasi 150 mm pertama, dianggap sebagai seating
drive. Jumlah pembacaan tumbukan pada penetrasi 150 mm kedua dan
ketiga, dijumlahkan dan dicatat sebagai nilai NSPT. Pencatatan nilai N-SPT
selalu dalam bilangan bulat. Penumbukkan dengan palu dihentikan jika
50 kali tumbukan hanya menghasilkan penetrasi kurang dari atau sama
dengan 150 mm
Uji Seismic Downhole
• Pengukuran kecepatan rambat gelombang geser tanah (vs) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan metode seismic down-hole, mengacu
ASTM D7400 . Dalam metode ini, gelombang geser diberikan pada
permukaan tanah dan kemudian gelombang geser tersebut akan ditangkap
oleh sensor gelombang geser yang dipasang pada kedalaman tertentu.
Sumber gelombang geser dan sensor gelombang geser terhubung dengan
seismograph. Dari catatan seismograph akan diketahui waktu tempuh yang
diperlukan oleh gelombang geser tersebut untuk mencapai sensor, dan
waktu tempuh ini digunakan untuk menentukan Vs. Pengujian dilakukan
berulang dengan kedalaman sensor yang berbeda dengan interval 1 m, dan
sensor diletakkan dalam casing PVC untuk mencegah terjepitnya sensor
dalam tanah.
Evaluasi Vs
• Nilai kecepatan rambat gelombang geser tanah (vs) yang diperoleh
dari uji seismic downhole kemudian dievaluasi berdasarkan hasil uji
CPT dan hasil uji SPT. Hasil uji kedua uji fisik tersebut digunakan untuk
mengestimasi vs menggunakan korelasi berikut:

Modelisasi dan Analisis Karakteristik Geoteknik
• Nilai kecepatan rambat gelombang geser tanah
(vs) yang telah dievaluasi kemudian difinalisasi
menjadi model karakteristik geoteknik. Acuan
utama dalam proses modelisasi adalah nilai vs hasil
pengukuran seismic downhole, sedang acuan
tambahan adalah hasil penggunaan hasil uji CPT
dan hasil uji SPT serta korelasi antara vs- q cdan v sN-SPT
Kesimpulan
• Rekaman perangkat accelerometer pada permukaan tanah dapat
diinterpretasi dengan lebih baik jika karakteristik geoteknik lokasi
perangkat. Makalah ini membahas karakteristik geoteknik lokasi
accelerometer yang berada di lingkungan Stasiun Meteorologi Maritim Klas
I Tanjung Priok, Jakarta (JATA) dan yang berada di lingkungan Fakultas
Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok (JAUI).
• Karakterisasi geoteknik ini dilakukan hingga kedalaman 30 m. Karakteristik
geoteknik ditentukan melalui uji fisik berupa uji cone penetrometer (CPT),
deskripsi visual-manual contoh tanah dari hasil bor dalam, dan uji standard
penetration (SPT) serta melalui uji geofisik berupa uji seismic downhole.
Keempat uji tersebut kemudian dievaluasi untuk membuat model dan
melakukan analisis karakteristik geoteknik.
• Kecepatan rambat gelombang geser rata-rata berbobot stasiun JATA adalah
188,1 m/s dan termasuk dalam jenis "Tanah Sedang". Namun,
perbandingan antara hasil uji CPT dan hasil uji SPT dari stasiun JATA dan
lokasi sekitarnya mengindikasikan bahwa karakteristik geoteknik stasiun ini
perlu dievaluasi lebih lanjut. Kecepatan rambat gelombang geser rata rata
berbobot stasiun JAUI adalah 259,8 m/s dan termasuk dalam jenis “Tanah
Sedang”

Anda mungkin juga menyukai