FITOKIMIA I
BY KELOMPOK DUA
C11-12
Pulai (Alstonia scholaris L.)
• Klasifikasi Tanaman ( BPOM, 2008)
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Spermatopyta
• Subdivisi : Angiospermae
• Kelas : Dycotyledoneae
• Bangsa : Gentianales
• Suku : Apocynaceae
• Marga : Alstonia
• Jenis : Alstonia scholaris L.
Morfologi Tanaman
Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 - 25 m. Batang lurus,
diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan
menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah
putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang
panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau
lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin,
permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip,
panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau. Perbungaan
majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar
dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai
putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah
bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 - 50 cm,
menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada
bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan
dengan biji atau setek batang dan cabang (Sulina, 2010).
• Nama Lain
Kayu gabus, pulai (Sumatera); lame (Sunda); polay (Madura)
(Agromedia, 2008).
• Kandungan Kimia
Alkaloid ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin,
ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, triterpen pikrinin, dan asam ursolat
(Agromedia, 2008).
• Khasiat Tanaman
Berkhasiat mengatasi demam, malaria, limfa membesar, batuk
berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung,
sakit perut, kolik, anemia, kencing manis, wasir, gangguan haid,
bisul, hipertensi, rematik akut, beri-beri (Agromedia, 2008).
SKRINING
EKSTRAKSI
PENGUAPAN
PARTISI
KLT
1. SKRINING
Skrining fitokimia adalah uji pendahuluan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi zat kimia yang terkadung pada tanaman. Pada
percobaan ini, uji skrining dilakukan pada serbuk daun pulai.
Pengujian skrining kali ini untuk mengidentifikasi golongan tanin
(katekol dan pirogalotanin), dioksiantrakinon, alkaloid, saponin,
dan flavonoid pada simplisia daun pulai.
Tujuan skrining
Tanin Dioksiantrakinon
Alkaloid Flavonoid
Saponin
Hasil
Golongan/komponen Pereaksi Pengamatan
kimia
Tanin FeCl3 -
Dioksiantrakinon KOH -
HCl 0,5 N + +
Bauchardat
HCl 0,5 N + -
Dragendorf
• Mayer
• Bauchardat • Dragendorf
Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa tidak terdapat katekol, pirogalotanin,
dioksi antrakinon, saponin dan flavonoid pada serbuk simplisa
daun pulai. Untuk pengujian golongan alkaloid dengan pereaksi
bauchardat menghasilkan perubahan warna menjadi endapan
coklat. Sehingga serbuk daun pulai mengandung alkaloid.
2. EKSTRAKSI
Ekstraksi berasal dari bahasa Latin extractio atau extrahere yang berarti
menarik keluar. Yang ditarik keluar adalah senyawa aktif tumbuhan dan
atau hewan. Cara menarik kembali keluar tersebut dapat dengan cara
penyaringan, diperas (dipres), atau destilasi. Bahan baku ini alami
berupa tumbuhan atau hewan susunannya kompleks dan biasa terdiri
tidak tunggal. Bahan berkhasiatnya biasa ada yang larut dalam satu
atau lebih dari pelarut, sehingga dalam pengerjaannya harus selalu
dipertimbangkan pemilihan pelarut yang tepat
TUJUAN EKSTRAKSI
Untuk mendapatkan ”sari/ekstrak” dari tanaman pulai
(Alstonia scholaris L.) yang akan digunakan sebagai
obat atau bahan obat dengan menggunakan pelarut
yang sesuai.
MASERASI
Serbuk Simplisia
• Ditimbang 500 g
serbuk simplisia
• Dimasukkan
kedalam toples
• Ditambahkan
1600 mL metanol
• Ditutup dan
dibiarkan selama
3 hari
• Disaring
Ekstrak Cair
Perkolasi
30 g serbuk simplisia
• Dimasukkan dalam
perkolator
• Ditambahkan100
mL metanol
• Ditunggu selama 1,5
jam
• Dibuka kran
perkolator dengan
kecepatan 1 mL per
menit
Ekstrak Cair
Soxhletasi
30 g serbuk simplisia
• Dimasukkan kedalam
klonsong
• Ditambahkan 570 mL
metanol pada labu alas
bulat
• Disambungkan ke arus listrik
• Diamati sampai proses
terjadi sempurna
Ekstrak Cair
HASIL EKSTRAKSI
Metode
Pengamatan
Maserasi Perkolasi Soxhletasi
Dilarutkan dalam
25 mL n-heksan
Diuapkan hingga
kering dengan
hair dryer
Fraksi
Hasil
Bobot Akhir
% Kadar ekstrak = x 100%
Bobot Awal
3,8176 gr
= x 100 %
5,0355 gr
= 75,8117%
Gambar
Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa ekstrak daun pulai (Alstonia scholaris L.)
digunakan metode partisi padat cair karena pada uji
pendahuluan, sampel tidak larut air. Dan diperoleh kadar setelah
pengupan menggunakan hair dryer adalah 75,8117%.
5. IDENTIFIKASI SENYAWA
KIMIA DENGAN METODE KLT
Kuning Rf 1 = 0,12
Merah
Rf 2 = 0,41
kekuningan
Merah
Fraksi n-heksan : Rf 3 = 0,54
Pulai kekuningan
etil asetat daun Merah
(Alstonia UV 366 Rf 4 = 0,63
kekuningan
pulai (Alstonia
scholaris L.) Hijau Rf 5 = 0,70
scholaris L.)
Merah muda Rf 6 = 0,90
Merah muda-
Rf 7 = 0,98
coklat
No Pereaksi Spesifik Pengamatan Hasil Keterangan
Merah
2 FeCl3 UV 366 (-) Fenol
kekuningan
(+)
4 DPPH Sinar tampak Kuning
Antioksidan
(+) Saponin
5 Vanilin As.Sulfat Sinar tampak Merah, violet
/Minyak Atsiri
Gambar
Dragendorf Sitoborat FeCl3
Vanilin Asam Sulfat DPPH
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
• Ekstrak n – Heksan pada UV254 warna bercaknya hijau dengan
nilai Rf 0,81 dan pada UV366 warna bercaknya kecoklatan
dengan nilai Rf yaitu 0,6, 0,8 dan 0,85 dengan tiga bercak noda.
• Ekstrak n – Heksan pada UV254 warna bercaknya hijau dengan
nilai Rf 1,09 dan pada UV366 warna bercaknya kecoklatan
dengan nilai Rf yaitu 0,72, 0,90 dan 1,09 juga dengan tiga bercak
noda.
• Setelah penyemprotan sampel ektrak daun pulai (Alstonia
scholaris (L) ) positif mengandung flavonoid,saponin/minyak atsiri
dan antioksidan.