Anda di halaman 1dari 12

Definisi

• Perubahan paroksismal dari fungsi neurologik


(perilaku, sensorik, motorik dan fungsi
otonom sistem saraf) yang terjadi pada bayi
berumur sampai dengan 28 hari.
Etiologi
• Primer:
– Proses intrakranial (meningitis, cerebrovascular
accident, encephalitis, perdarahan intrakranial,
tumor)
• Sekunder:
– Sistemik atau metabolik (iskemik-hipoksik,
hipokalsemia, hipoglikemia, hiponatremia)
Patofisiologi
• Akibat loncatan muatan listrik yang berlebihan
dan sinkron pada otak atau depolarisasi otak
yang mengakibatkan gerakan yang berulang.
• Depolarisasi yang berlebihan diakibatkan:
– Hipokalsemia & hipoglikemia penurunan
produksi energi gangguan mekanisme pompa
Na dan K.
– Peningkatan eksitasi > inhibisi
– Penurunan relatif inhibisi > eksitasi
• Perubahan selama kejang
– Penurunan kadar glukosa otak
– Peningkatan laktat
– Aliran darah otak meningkat  Kebutuhan
oksigen meningkat
– Tekanan darah sistemik meningkat
– pH arteri menurun
Diagnosis
• Faktor risiko
– Riwayat kejang dalam keluarga
– Riwayat prenatal
• Infeksi TORCH
• Preeklamsia, gawat janin
• Pemakaian obat: narkotika
• Imunisasi antitetanus
– Riwayat persalinan: asfiksia, trauma, KPD
– Riwayat paskanatal: infeksi, ikterus
• Manifestasi Klinis
– Subtle
– Tonik
– Klonik
– Mioklonik
Gerakan menyerupai kejang
• Apnu
• Jitterness
• Hiperekpleksia (hipertoni)
• Spasme
Pemeriksaan fisik
• Identifikasi manifestasi kejang
• BBL yg kejang biasanya letargi dan tampak sakit,
hipoventilasi, kejang tonik, deserebrasi
• Pantau perubahan tanda vital
• Pemeriksaan kepala: fraktur, depresi, moulding
• Funduskopi ; kelainan perdarahan retina,
korioretinitis
• Pemeriksaan tali pusat
Pemeriksaan penunjang
• Lab
– Pemeriksaan GD, elektrolit (Na, Ca, Mg), amonia,
laktat
– Darah rutin
– Analisa gas darah
– Analisa cairan serebrospinal
– Septic work up
– Bilirubin: T, D, I
• EEG
• Pencitraan : USG kepala, CT-scan, MRI
Tatalaksana
• Manajemen awal kejang
– Jalan napas bersih dan terbuka, pemberian oksigen
– Infus dan cairan dosis rumatan
– GD < 45mg/dl  tangani hipoglikemia
– Injeksi fenobarbital 20 mg/kgBB iv
– Bila jalur IM belum terpasang, Injeksi fenobarbital 20
mg/kgBB im dosis tunggal
– Kejang berlanjut dlm 30 menit: fenobarbital 10
mg/kgBB iv/im, dapat diulangi 30 menit kemudian.
Dosis maks 40 mg/kgBB
– Kejang masih berlanjut: injeksi fenitoin 20 mg/kgBB iv
• Medikamentosa
– Fenobarbital
• Loading dose 20-40 mg/kgBB iv, mulai dengan 20 mg/kgBB
• Dosis rumatan 3-5 mg/kgBB, dibagi 2 dosis
– Fenitoin
• Loading dose 15-20 mg/kgBB iv
• Dosis rumatan 5-8 mg/kgBB iv, dibagi 2 atau 3 dosis
– Lorazepam
• Dosis efektif: 0,05-0,1 mg/kgBB iv, mulai 0,05 mg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai