Anda di halaman 1dari 18

SONIA WULANDARI

 Plasenta previa adalah keadaan dimana


plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal)
sehingga plasenta berada didepan jalan lahir.
 Pada keadaan normal plasenta umumnya
terletak di korpus uteri bagian depan atau
belakang agak ke arah fundus uteri.
 Plasenta previa totalis apabila jaringan plasenta
menutupi seluruh ostium uteri internum.
 Plasenta previa parsialis apabila jaringan plasenta
menutupi sebagian ostium uteri internum.
 Plasenta Previa marginalis yaitu plasenta yang
tepinya terletak pada pinggir ostium uteri
internum.
 Plasenta previa letak rendah apabila jaringan
plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium
uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak
teraba.
 Plasenta berimplantasi pada daerah kaudal dari
uterus. Perkembangan plasenta selanjutnya dapat
menutupi ostium uteri internum.
 Mungkin disebabkan tempat implantasi lain yang
normal tidak memiliki vaskularisasi yang baik.
 Pembentukan segmen bawah uterus dan
pembukaan ostium uteri internum akan
menyebabkan perobekan perlekatan plasenta
pada plasenta yang sebelumnya menutupi ostium
uteri internum.
 Usia ibu
 Multiparitas
 Riwayat seksio sesarea sebelumnya
 Perdarahan tanpa nyeri,usia kehamilan >22
minggu
 Darah segar yang keluar sesuai dengan
beratnya anemia
 Tidak ada kontraksi uterus
 Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
panggul
 Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
 Penegakkan diagnosis dibantu dengan
pemeriksaan USG dengan USG, maka posisi
plasenta dapat diidentifikasi .
 Selain itu dapat dibedakan antara plasenta previa
dengan plasenta letak rendah (tepi plasenta
berada kurang lebih 3cm dari ostium uteri
internum)
 Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam
sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
 Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya
belum masuk pintu Atas panggul.
 Pemeriksaan inspekulo untuk mencari
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
 Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam
sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati,
untuk menentukan sumber perdarahan.
 Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan
infuscairanintravena (NaCl0,9% atau Ringer Laktat).
 Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
 Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan
seksio sesarea tanpa memperhitungkan usia
kehamilan.
 Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup
tetapi prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif.
 Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya
diagnosis dilakukan secara non-invasif.
 Syarat terapi ekspektatif:
Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti dengan atau tanpa pengobatan
tokolitik
 Belum ada tada inpartu
 Keadaan umum ibu cukup baik(kadar Hb dalam
batasnormal)
 Janin masih hidup dan kondisi janin baik
 Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika
profilaksis.
 Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak
plasenta.
 Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
 MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam,
atau
 Nifedipin 3 x 20 mg/hari
 Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan
betamethason 12 mg IV dosis tunggal untuk
pematangan paru janin
 Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous
fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
 Pastikan tersedianya sarana transfusi.
 Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai
37 minggu masih lama, ibu dapat di rawat jalan
dengan pesan segera kembali kerumah sakit jika
terjadi perdarahan.
 Rencanakan terminasi kehamilan jika:
 Usia kehamilan cukup bulan
 Janin mati atau menderita anomali atau
keadaan yang mengurangi kelangsungan
hidupnya(misalnya anensefali)
 Pada perdarahan aktif dan banyak, segera
dilakukan terapi aktif tanpa memandang usia
kehamilan.
 Jika terdapat plasenta letak rendah, perdarahan
sangat sedikit,dan presentasi kepala, maka dapat
dilakukan pemecahan selaput ketuban dan persalinan
pervaginam masih dimungkinkan.
 Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea
 Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea dan
terjadi perdarahan dari tempat plasenta:
 Jahit lokasi perdarahan dengan benang
 Pasang infus oksitosin 10 unitin 500ml cairan
IV(NaCl0,9% atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 60
tetes/menit
 Jika perdarahan terjadi pascasalin,segera lakukan
penanganan yang sesuai, seperti ligasi arteri dan
histerektomi.
 Amniomtomi dan akselerasi Dilakukan pada
plasenta previa lateralis/marginalis dengan
pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala.
dengan memecah ketuban, plasenta akan
mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan
oleh kepala janin. jika kontraksi uterus belum
ada atau ,asih lemah, akselerasi dengan infus
oksitosin.
 Versi braxton hicks
Tujuan melakukan versi braxton hicks adalah
menggadakan tamponande plaenta dengan
bokong serta kaki janin.
 Traksi dengan cunam willet
Kulit kepala janin dijepit dengan cunam
willet, kemudian diberi beban secukupnya
sampai perdarahan berhenti.
 Plasenta previa lateralis atau marginalis atau
letak rendah, bila telah ada pembukaan.
 Pada primigravida dengan plasenta previa
lateralis atau marginalis dengan pembukaan
4 cm atau lebih.
 Plasenta previa lateralis/marginalis dengan
janin yang sudah meninggal
 Persalinan dengan seksio cesarea bertujuan
untuk secepatnya mengangkat sumber
perdarahan dengan demikian memberikan
kesempatan kepada uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahannya
dan untuk menghindari perlukaan serviks dan
segmen-segmen uterus apabila dilakukan
persalinan pervaginam.
 Semua plasenta previa sentralis, janin hidup
atau meninggal
 Semua plasenta previa lateralis posterior,
karena perdarahan yang sulit dikontrol
dengan cara-cara yang ada.
 Semua plasenta previa dengan perdarahan
yang banyak dan tidak berhenti dengan
tindakan-tindakan yang ada.
 Plasenta previa dengan panggul sempit, letak
lintang

Anda mungkin juga menyukai