Anda di halaman 1dari 32

Congetive Heart Failure

( C H F )

Aditya Rahman
Indentitas Pasien
Nama: TN. S
Umur : 66 thy
Kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Pensiuanan
Agama: islam
Alamat : Lajer
Anamnesis
Sesak Napas

± 1 bulan SMRS os Sesak tidak


mengeluh sesak napas dipengaruhi cuaca,
debu dan emosi. Bunyi
malam hari os sering mengi (-). Nyeri dada
terbangun tiba-tiba (-). Batuk (+)
karena sesak napas

os lebih nyaman
menggunakan 3 bantal
saat tidur
Con,t

Sejak ± 1 minggu Batuk (+), tidak


SMRS os mengeluh berdahak, tidak
sesak napas berdarah. Mual (-).
bertambah sering. Muntah (-). Nyeri ulu
Sesak muncul saat os hati (-). Bengkak pada
berjalan dari kamar ke kaki (-). Demam (-).
kamar mandi (± 50m BAK biasa. BAB biasa.
Os tidak berobat.
lebih nyaman
menggunakan 3 bantal
saat tidur
Con,t

Sejak ± 2 hari SMRS os Bunyi mengi (-). Nyeri


mengeluh sesak napas dada (-). Batuk (+), tidak
bertambah berat. Sudah berdahak, tidak
5 hari os tidak melakukan berdarah. Di malam hari
pekerjaan apapun tapi os mengeluh mual (+),
sesak napas tetap ada muntah (+), isi cairan
meskipun os beristirahat berwarna bening,
frekuensi 2x dalam
tidur dengan posisi semalam. Bengkak pada
setengah duduk. Sesak kaki (-). Demam (-). BAK
tidak dipangaruhi cuaca, biasa. BAB biasa. Lalu
debu dan emosi. os berobat ke RSMH
dan dirawat
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat nyeri dada disangkal.
 Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal.
 Riwayat penyakit pernapasan (asma) disangkal.
 Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal
 Riwayat Kencing Manis disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
dalam keluarga disangkal.
Kebiasan dan Lingkungan
 Penderita sudah menikah. Penderita tidak
bekerja . istri bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien Merokok dan Sering Mengkonsumsi
Makanan Gorengan Dan Jarang Olahraga
 Kesan : status sosial ekonomi kurang
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum
 Keadaan umum : lemas
 Keadaan sakit : sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Gizi : Normal
 Dehidrasi : (-)
 Tekanan Darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 86 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
 Pernafasan : 24 kali per menit, thoracoabdominal
 Suhu : 36,7o C
 Berat Badan : 75 kg
 Tinggi Badan : 167 cm
Con,t
Paru
 Inspeksi : statis simetris kanan dan kiri, dinamis ka = ki, tidak ada
yang tertinggal
 Palpasi : stemfremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
 Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus (+) di basal kedua
paru, wheezing (-)
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba linea axilaris anterior sinistra ICS VI
 Perkusi : batas atas ICS II, batas kanan linea parasternalis dextra,
batas kiri linea axilaris anterior sinistra ICSVI
 Auskultasi : HR 86 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik grade III,
punctum maximum di katup mitral. Gallop (-)
Pitting Edem grade 4
Acites
Penunjang
No Pemeriksaan Hasil No Pemeriksaan Hasil
1 BSS 100 mg/dl
1 Hemoglobin 14,4 g/dl
2 Uric acid 6,1 mg/dl
2 Eritrosit 4.270.000 3 Ureum 27 mg/dl
3 Hematokrit 35 vol% 4 Kreatinin 1,19 mg/dl
5 Protein total 8 g/dl
4 Leukosit 15100/mm3 8 SGOT 35 U/I
5 Laju Endap Darah 15 mm/jam 9 SGPT 16 U/I
10 Natrium 139 mmol/l
7 Hitung jenis 0/4/6/54/32/4
11 Kalsium 4,0 mmol/l
Con,t
Con,t
Con,t

Kesan:Cardiomegali
Pulmo: Edem Pulmo
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan :
 Non Farmakologis :
 Istirahat (posisi setengah duduk)

 Oksigen 3 liter

 Diet jantung II

 Farmakologis :
 IVFD D5 gtt x/m. Mikro.

 Furosemid amp 1x1 i.v.

 Spiranolakton 1x 12,5 mg

 Aspilat 1x80mg

 Ceftriaxon 2x1 gr

 Digoksin 1x1/2 tab.

 KCl 1x1

 OBH 3x1c

 Omeprazole 1x20 mg

 Laxadin syr 3x1c

 B1, B6, B12 3x1


 Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad malam
 Quo ad functionam : dubia ad malam
Terima Kasih
PENGERTIAN

Gagal jantung kongestif dimaksud adalah


suatu sindroma klinik yang disebabkan
oleh berkurangnya volume pemompaan
jantung untuk keperluan relatif tubuh,
disertai hilangnya curah jantung dalam
mempertahankan aliran balik vena.
ETIOLOGI

 Kelainan otot jantung


 Atrosklerosis koroner
 Hipertensi sistemik atau pulmonal
 Peradangan atau degeneratif
 Faktor sistemik : tirotoksikosis,
hipokisa, anemia, asidosis dan
ketidakseimbangan elektrolit.
PATOFISIOLOGI

 Bila curah jantung berkurang sistem saraf


simpatis akan mempercepat frekuensi jantung
untuk mempertahankan curah jantung. Bila
gagal maka volume sekuncup akan beradaptasi
untuk mempertahankan curah jantung.
 Pada gagal jantung terjadi kerusakan dan
kekakuan serabut otot jantung sehingga curah
jantung normal tidak dapat dipertahankan.
JENIS DAN KLASIFIKASI

 GAGAL JANTUNG KIRI


 GAGAL JANTUNG KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
 Gagal jantung kiri disebabkan oleh
penyakit jantung koroner,penyakit
katup aorta dan mitral serta hipertensi
 Gagal jantung kiri berdampak pada :
- Paru
- Ginjal
- Otak
GAGAL JANTUNG KANAN
 Penyebab gagal jantung kanan harus juga
termasuk semua yang dapat menyebabkan
gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral
yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam
sirkulasi paru.
 Gagal jantung kanan dapat berdampak pada :
- Hati
- Ginjal
- Jaringan subkutis
- Otak
- Sistem Aliran aorta
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang muncul sesuai dengan gejala


jantung kiri diikuti gagal jantung kanan
dapat terjadinya di dada karana
peningkatan kebutuhan oksigen. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tanda –
tanda gejala gagal jantung kongestif
biasanya terdapat bunyi derap dan
bising akibat regurgitasi mitral
Gagal Jantung Kiri
 Dispneu

 Orthopneu

 Paroksimal Nokturnal
Dyspneu
 Batuk Gagal Jantung Kanan
 Mudah lelah  Pitting edema

 Gelisah dan cemas  Hepatomegali

 Anoreksia

 Nokturia

 kelemahan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel


kiri, kelainan gelombang ST dan T
 Dari foto torax terdapat pembesaran
jantung dan bendungan paru.
 Pada ekhokardiografi terlihat
pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri,
kelainan bergerak katup mitral saat
diastolik.
 Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
PENATALAKSANAAN

Tidak ada pengobatan spesifik. Bila


diketahui etiologinya diberikan terapi
sesuai penyebab. Namun jika idiopatik,
dilakukan terapi sesuai gagal jantung
kongestif. Yang terbaik adalah
transplantasi jantung,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan
insufisiensi oksigen untuk aktifitas kehidupan sehari –
hari.
 Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas.
 Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan.
 Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan dispnea
nokturnal dan ketidak mampuan posisi tidur yang
biasanya.
 Perubahan nutrisi.
 Resiko tinggi interaktif penata laksanaan rigment
teurapeutik yang berhubungan dengan kurang.
INTERVENSI
 Pantau tanda dan gejala hipoksia.
 Pantau gejala dan edema paru akut.
 Waspadai pemberian cairan intravena ( IV ). Pastikan untuk
pemberian cairan tambahan misal antibiotik
 Bantu klien dengan tindakan untuk menyimpan kekuatan seperti
istirahat sebelum dan sesudah aktivitas
 Jelaskan kebutuhan untuk memenuhi diet rendah natrium dan
pembatasan cairan sesuai program, konsul dengan ahli nutrisi
sesuai dengan kebutuhan
 Ajarkan klien dan keluarga tentang kondisi dan penyebabnya
 Jelaskan kerja obat yang diprogramkan secara khas mencakup
preparat, digitalis, vasodilator dan diuretik.
 Ajarkan klien menghitung frekuensi nadinya.
 Jelaskan kebutuhan untuk meningkatkan aktivitas secara
bertahap dan istirahat bila terjadi dispnea dan kelemahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai