Gas Metan
WAHYU SETYAKA (2017009062)
IKA NUR SAFITRI (2015009054)
JUNAIDIN (2012009015)
Destrinotrariswan Ndruru (2015009031)
Magdalena Jenau (2015009016)
Pengertian Gas Metan
Gas metana (CH4) adalah salah satu gas rumah kaca yang
cukup berperan setelah CO2. Gas ini pertama sekali ditemukan
oleh Alessandro Volta sekitar tahun 1776-1778 yang melakukan
penelitian di danau Manggiore dan mengamati adanya gelembung-
gelembung gas dan ternyata gas tersebut dapat terbakar.
Peningkatan metana di atmosfer belakangan ini perlu diantisipasi
mengingat daya pemanasan global yang ditimbulkannya per satu
molekul gas metana di troposfer 21 kali lebih tinggi daripada daya
pemanasan satu molekul CO2. Tanah sawah adalah salah satu
kontributor gas metana sekitar 10-15%.
Sebuah Dilemma Pertanian Organik Terkait Emisi Metan (PDF Download Available). Available from:
https://www.researchgate.net/publication/313103887_Sebuah_Dilemma_Pertanian_Organik_Terkait_Emisi_Metan [accessed Nov 13 2017].
Penghasil Gas Metan
Metana diproduksi sebagai hasil akhir dari proses dekomposisi mikrobial bahan
organik secara anaerobik oleh bakteri metanogen. Emisi gas metana ditentukan
oleh pengelolaan air, pengolahan tanah, varietas, dan iklim. Seiring dengan
kesadaran masyarakat terhadap produk pangan yang sehat, serta ramah
lingkungan, maka permintaan akan beras organik meningkat. Namun, budidaya
padi organik menghadapi dilema yaitu peningkatan produksi gas metana lebih
tinggi daripada budidaya padi konvensional.
Sumber –sumber gas metan
Proses pembentukan gas metan
Gas metana digunakan dalam proses kimia industri dan dapat diangkut
sebagai cairan pendingin (gas alam cair, atau LNG ). Sementara kebocoran
dari wadah cair didinginkan pada awalnya lebih berat dari udara karena
peningkatan kepadatan gas dingin, gas pada suhu lingkungan lebih ringan dari
udara. Pipa gas mendistribusikan sejumlah besar gas alam, dimana metana
merupakan komponen utamanya.
Dalam industri kimia, metana adalah feedstock pilihan untuk produksi
hidrogen, metanol, asam asetat, dan anhidrida asetat. Ketika digunakan
untuk memproduksi salah satu bahan kimia, pertama metana dikonversi
menjadi gas sintetis, berupa campuran karbon monoksida dan hidrogen,
dengan reformasi uap. Dalam proses ini, gas metana dan uap bereaksi dengan
katalis nikel pada suhu tinggi (700-1100 °C).
Kesimpulan
Emisi-emisi gas rumah kaca salah satunya yang paling besar pengaruhnya
terhadap lingkungan adalah gas metana (CH4). Sumber-sumber emisi gas
metana dapat berasal dari sumber alami seperti hidrat metana, serta ada
pula yang berasal dari aktivitas manusia, seperti dari peternakan, pertanian,
pertambangan, pembuangan sampah, dan lain sebagainya, dengan proses
pembentukan emisi gas yang berbeda-beda.
Dampak positif untuk bahan bakar alternative
Dampak negative mengurangi kandungan O2