• pasien wanita dengan usia 50 tahun dengan kondisi
buruk, pasien tersebut menderita diabetes melitus dengan terdapat gangrene pada kakinya. Gangrene tersebut sudah sangat meluas dan mengganggu. menurut dokter A seharusnya kaki pasien tersebut sebaiknya dilakukan pemotongan (amputasi) . Tetapi dokter B tidak menyutujui tindakan pembedahan karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya tindakan. Dokter B menyarankan agar tindakan ditunda sampai kondisi stabil. Dokter A juga menyarankan kepada keluarga pasien untuk banyak berdoa karena memang kondisi pasien sudah sangat buruk. Beneficence • Dokter A ingin melakukan tindakan pemotongan (amputasi) agar gangren tidak semakin meluas dan memperburuk kondisi pasien Non maleficence • Dokter B memilih tindakan agar ditundanya amputasi dengan pertimbangan kondisi pasien yang buruk jika tindakan amputasi tetap dilakukan. Autonomi • dokter berterus terang pada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien yang buruk • Inform consent bisa dilakukan oleh pasien yang bersangkutan. Pada saat kondisi pasien tidak stabil inform consent dilakukan oleh anaknya. Justice • Dokter tetap memberikan pelayanan yang terbaik sekalipun pasien menggunakan pelayanan BPJS • Menghargai hak orang lain • Menjaga kelompok yang rentan (pasien dengan diabetes melitus + gangrene + sepsis) Prima Facie • Dilema etik : Beneficence vs Non Maleficence • Prima facie : Non maleficence 4 box method • Indikasi Medis : pasien emergency dengan diabetes + gangren + sepsis yang memerlukan tindakan operasi untuk memperbaiki kualitas hidup. Tidak ada second opinion. Jika tidak dilakukan operasi kondisi semakin buruk. • Quality of life : Tindakan yang dilakukan dokter untuk menyelamatkan kondisi pasien dan memperbaiki keadaan pasien tetapi tindakan tidak dilakukan sehingga pasien meninggal. • Contextual Feature: Terjadi perdebatan antara kedua dokter. Menurut budaya setempat jika pasien meninggal di ruang operasi maka dokter yang bersangkutan akan dituntut. • Client Preference : hak otonomi sepenuhnya ada ditangan pasien (usia 50 tahun) . Pasien menyetujui tindakan operasi. Prinsip totalitas dan Integritas • dokter berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai macam pertimbangan dimana pada saat itu kondisi pasien memang sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan amputasi Double effect • Tindakan amputasi yang akan dilakukan dokter untuk menyelamatkan pasien tetapi mengakibatkan pasien kehilangan kakinya. Prinsip profesionalisme
• Accountability : dokter bertanggung jawab
terhadap kondisi pasien • Alturism : dokter menolong pasien tanpa memandang latar belakang pasien yang menggunakan layanan BPJS • Respect : dokter menghormati pasien dan keluarganya • Humanity : dokter saling menghargai pendapat