- Dicampurkan 50 gram poli eter eter keton (PEEK) dan 1000 mL asam sulfat
- Diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer dalam temperature ruang selama 1 jam
- Dilanjutkan pada suhu 65°C selama 3 jam
- Polimer SPEEK yang di dapatkan disaring dan dicuci menggunakan air deionisasi sampai pH turun dalam
kisaran 6-7
- Dikeringkan dalam oven dengan suhu 80°C selama 24 jam
Polimer SPEEK
- Dikarakteristik dengan menggunkan resonansi magnetic hydrogen-nuklir (H1NMR) spektroskopi
untuk mengetahui derajat sulfonasi
DS ditemukan 77%
• Uji konduktifitas proton
Polimer SPEEK
- Dilakukan dengan spektroskopi impedansi pada rentang frekuensi 1-107 Hz dengan tegangan osilasi 50-500
mV.
Konduktivitas proton SPEEK sebesar 7,57x10-3S cm-1
2. Preparasi Membran
Polimer
- Dikeringkan dalam oven dan disimpan pada ruang yang bersuhu 80°C selama 8 jam.
- Dipersiapkan larutan dope dan melarutkan SPEEK di dalam NMP selama 3 jam.
- Ditambahkan polimer kering ke dalam larutan dope.
- Dicampur kedua larutan pada suhu 60°C selama 12 jam.
- Dihomogenkan larutan kemudian diikuti dengan deaerasi untuk menghilangkan gelembung udara.
- Dituang larutan obat dan diletakkan diatas piring kaca menggunakan pisau dokter sampai ketebalan yang
diinginkan, yaitu 150µm.
- piring kaca di celupkan di dalam water bath yang berisi deionisasi (DI) pada temperature 10°C selama
24 jam.
Membran
- Disimpan dalam 0,1% larutan formalin untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
- Dilarutkan dalam pelarut NMP selama 2 jam dan diikuti sonikasi selama 1 jam.
- Ditambahkan SPEEK kedalam larutan bentonit dan prosedur tersebut diikuti sebagai persiapan
membrane.
- Disonikasi kembali larutan tersebut dan dibiarkan selama 6 jam.
MMMs/bentonit/SPEEK
3. Susu Skim Cair
Susu skim
- Di sentrifugasi pendingin dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4°C selama 20 menit.
- disiapkan feed dengan pengenceran susu skim perbandingan 1:9 dan kemudian, digunakan
untuk percobaan filtrasi.
Hasil
Gambar 5 permukaan atas membran (Z1-Z6) Gambar 5 permukaan atas membran (Z7-Z12)
Tabel 2 Komposisi larutann obat dan karakteristik hidrofilitas
Gambar 6 cross-section dari membran (Z1-Z6) Gambar 6 cross-section dari membran (Z7-Z10)
4. Hidrofilitas dan Permeabilitas Air
Gambar 7 Perbandingan fluks air murni untuk SPEEK dan SPEEK / bentonit membran dimodifikasi
Gambar 8 Representasi skematis dari peran SPEEK dan bentonit pada pembentukan membran.
5. Kinerja Membran dalam filtrasi pada Model Limbah Susu
Gambar 6 Profil fluks membran polimer dimodifikasi Gambar 7 Profil fluks membran polimer
dengan SPEEK pada model limbal susu. dimodifikasi dengan SPEEK dan bentonit
pada model limbah susu.
6. Penolakan protein
Tabel 3 Resistensi Polarisasi Fouling dan Konsentrasi untuk Model Solusi Protein Susu
Tabel 4 fouling dan konsentrasi dari resisten polarisasi untuk model larutan protein susu
Kesimpulan
Dalam penelitian ini, hasil menunjukkan bahwa bahan polimer berbeda
dari PVDF, PEI, PES, PAI, PPSU, dan CA menunjukkan kompatibilitas yang
baik dalam pembentukan membran dengan pengubah dari kedua SPEEK
dan bentonit. Kesimpulan berikut dapat ditarik dari studi di atas:
1.Hidrofilisitas meningkat sementara dengan penggabungan bentonit pada
SPPEEK / membran resultan polymeric.
2.Bentonit dan SPEEK memiliki pengaruh timbal balik terhadap perubahan
morfologi membran.
3.Di antara bahan polimerik, permeabilitas air lebih tinggi untuk MMM PES /
SPEEK / bentonit. Namun, resistensi fouling lebih tinggi untuk membran
PES / SPEEK dan ditemukan bahwa itu berkurang dengan penggabungan
bentonit pada PES / SPEEK resultan MMM hibrida CA/SPEEK/bentonite
MMMs telah menunjukkan tingkat permeasi yang lebih baik untuk model
dairy effluent dengan properti fouling yang lebih rendah
Dari ketiga kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa hidrofilisitas
meningkat dengan kedua modifikasi.