Anda di halaman 1dari 14

Konsep Pengembangan Sains dan

Teknologi

ETIKA SAINS DAN TEKNOLOGI


Definisi Etika
Etika berasal dari kata Yunani “Ethos”.
Artinya, watak atau moral yang menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena
persetujuan atau praktek sekelompok manusia.
Etika adalah sebuah bidang disiplin yang berkaitan dengan baik dan buruk sebuah kewajiban
moral dan tanggung jawab. (Webster’s New Collegiate Dictionary)

Etika, sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan atau moral.
Sebagai lazimnya ilmu pengetahuan, etika memiliki obyek, permasalahan, dan metode keilmuan.
Definisi Etika
Secara sederhana, pengertian etika mengacu pada kejujuran dan saling
percaya antara seseorang dengan orang lain atau lembaga-lembaga
masyarakat. Sistem etika memberi iklim yang stabil bagi seluruh kegiatan
umat manusia.
Etika memberikan pengertian bahwa kita semua hidup dengan penuh aturan-
aturan dan hukum-hukum dalam suatu sistem kehidupan. Tanpa etika, tanpa
kesepakatan, uang kertas tidak berlaku, kartu kertas tidak akan berlaku, kartu
kredit tidak dapat diterima, orang tidak akan bisa menguangkan cek di bank,
kita tidak akan menaruh kepercayaan hutang-piutang tanpa tanggungan
benda.
Kenapa Perlu Etika?

Positif

Perubahan alam &


Perkembangan IPTEK
masyarakat

Negatif ETIKA
Eliminasi
Kenapa Perlu Etika?
Kewajiban menerapkan Keinsyafan
konsep sainstek etis
Etika Tanggung jawab
Sains kemanusiaan
Perkiraan perubahan Kewajiban
alam dan sosial etis

Hakikatnya,etika sains merupakan keinsyafan etis dan kewajiban etis.


Kesinsyafan etis, merupakan kesadaran tentang apa yang seharusnya ada.
Kewajiban etis, merupakan upaya maksimal yang harus dilakukan untuk meniadakan atau
mengurangi kesenjangan antara apa yang ada dengan apa yang seharusnya ada.
Pemahaman tentang etika sains akan membimbing perilaku dan tindakan manusia dalam
mengembangkan dan menerapkan sainstek dalam masyarakat.
Etika dalam Riset dan Eksperimen
Dua isu utama yang berhubungan dengan etika dan riset:
1. Kejujuran dalam pendekatan terhadap masalah etika
◦ Berhubungan dengan pikiran yang penting dalam keberhasilan performa riset.
◦ Yang termasuk dalam keadaan pikiran ini adalah:
a. Menghindari konsep yang sudah terbentuk sebelum riset dilakukan
tentang hasil riset yang akan didapatkan.
b. Terbuka untuk mengubah hipotesis jika tindakan tersebut disertai bukti-
bukti yang kuat.
c. Memastikan bahwa satu kerangka obyektif tetap dipertahankan.
Etika dalam Riset dan Eksperimen
Dua isu utama yang berhubungan dengan etika dan riset:
2. Kejujuran dalam melaporkan hasil riset
◦ Hasil eksperimen harus dilaporkan secara akurat segera setelah hasil eksperimen
didapatkan. Interpretasi dan penilaian data harus tepat tanpa dilebih-lebihkan.
◦ Kejujuran melaporkan hasil riset termasuk kejujuran dalam mencantumkan
sesiapa saja orang-orang yang berpartisipasi dalam sebuah riset.
Etika dalam Riset dan Eksperimen
Bagaimana cara terbaik menganalisis isu-isu terkait etika yang berhubungan dengan
riset?
Cara terbaik adalah dengan cara mengikuti kode etik organisasi profesional
enjiniring.
Semua kode dalam kode etik menyatakan adanya keharusan bagi para insinyur untuk
berlaku jujur dalam melaporkan hasil pekerjaannya dan memberikan penghargaan untuk
pekerjaan yang terselesaikan dengan baik.
Misal,
Kode etik Insitut Insinyur Kimia Amerika menyatakan bahwa,
“anggota harus memperlakukan semua kolega dan asistennya dengan adil,
mengakui kontribusi orang lain dan hanya akan mengeluarkan pernyataan dan
memberikan informasi secara obyekti dan terpercaya.”
Pelanggaran Etika Sains dalam Riset
Pelanggaran etika sains dan teknologi disebut penipuan saintifik (scientific fraud).
Scientific fraud didefinisikan sebagai usaha untuk memanipulasi fakta-fakta atau menerbitkan
hasil kerja orang lain secara sengaja (plagiarisme).

Cara-cara manipulasi data (Charles Babbage, 1830):


1. Trimming
Menghapus data yang tidak cocok dengan hasil yang diharapkan.
2. Cooking
Memilih data yang hanya cocok dengan hasil yang diharapkan sehingga membuat data
lebih meyakinkan.
Pelanggaran Etika Sains dalam Riset
Contoh kasus
1. Elias A. K. Alsabti (1970-1980)

Siapa? Penipuan? Bukti?


Seorang sarjana - Mengubah data dalam Tanda-tanda dalam data
kedokteran publikasi ilmiah yang menunjukkan bahwa
berkewarganegaraan Irak. - Perbuatan plagiat data tersebut diambil dari
Bekerja di bidang - Mengambil data dari artikel orang lain.
immunologi di Temple jurnal dan
University. mempublikasikannya
dalam jurnal yang lain
Pelanggaran Etika Sains dalam Riset
Contoh kasus
2. John Darsee (1980)

Siapa? Penipuan? Tindakan?


Kardiolog muda di Harvard - Data palsu dalam Dikeluarkan dari Harvard
Medical School. bereksperimen dan ditutup kemungkinan
Telah mempublikasikan - Data palsu di sejumlah untuk menerima dana riset
hamper 100 artikel dan artikel. dari pemerintak.
abstrak dalam masa 2 Artikel yang memuat data
tahun di Harvard. palsu ditarik.
Pelanggaran Etika Sains dalam Riset
Contoh kasus
3. Ipong S. Azhar (2000)

Siapa? Penipuan? Tindakan?


Penulis buku “Radikalisme - Plagiarisme terhadap Pembatalan gelar Doktor.
Petani Masa Orde Baru”. skripsi Mochammad
Mahasiswa S3 UGM. Nurhasim, peneliti LIPI.
- Data disertasi
menggunakan data
orang lain
Pelanggaran Etika Sains dalam Riset
Tiga faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan penipuan saintifik:
1. Tekanan karir
2. Mengetahui atau berusaha menjawab pertanyaan dari riset tanpa susah
payah melakukan eksperimen yang memakan waktu dan tenaga di
laboratorium.
3. Bekerja pada bidang dimana hasil eksperimen tidak akan selalu sama jika
diulang (reproducible)
Studi Kasus

Anda mungkin juga menyukai